• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS UAS PENGEMBANGAN PRODUK SURVEI PENGEMBANGAN PRODUK SNACK

N/A
N/A
reyna.

Academic year: 2023

Membagikan "TUGAS UAS PENGEMBANGAN PRODUK SURVEI PENGEMBANGAN PRODUK SNACK"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS UAS PENGEMBANGAN PRODUK SURVEI PENGEMBANGAN PRODUK SNACK

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Produk Dosen Pengampu: Hega Bintang Pratama Putra, S.T.P., M.Sc.

Disusun Oleh:

Kelompok 5 - Teknologi Pangan 2021

Anatasya Azzahra 23020121140033 Diana Cesar Lamandau 23020121140132 Ghina Husna Ulaya N. 23020121140112 Jasmine Effia Zahira 23020121140151 Natasya Olivia P. S. 23020121140158

Nashwa Rasheeda T. 23020121140119

Reyna Vania U. S. 23020121130071

Samuel Kevin S. 23020121110034

PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

2023

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri pangan telah mengalami perkembangan secara pesat seiring dengan berjalannya tahun. Adanya trend dan permintaan konsumen yang berubah secara cepat mendorong perusahaan untuk dapat membuat inovasi, modifikasi, dan pengembangan pada produknya untuk dapat mempertahankan minat konsumen terhadap produk dan daya beli dari produk sendiri. Hal ini mengakibatkan munculnya berbagai macam produk olahan yang memberikan banyak pilihan produk pangan olahan bagi konsumen (Putri et al., 2022). Oleh karena itu, suatu perusahaan harus memiliki strategi pengembangan produk tertentu yang dapat membuat produknya unik dan lebih disukai dibandingkan produk lainnya. Persaingan dalam produk pangan meliputi beberapa aspek seperti harga, mutu dan kualitas, kreativitas, kemasan, variasi rasa, dan lain-lain.

Pengembangan produk adalah suatu proses yang meliputi perancangan, pembangunan, dan pengenalan produk baru ke pasar serta adanya perbaikan dan penyesuaian terhadap produk yang sudah ada. Tujuan utama pengembangan produk adalah memberikan nilai tambah yang maksimal pada suatu produk (Indika, 2022). Strategi pengembangan produk yang tepat dapat meningkatkan pertumbuhan perusahaan dengan mencegah kejenuhan konsumen dan membangun rasa ingin tahu terhadap produk sehingga tingkat penjualan produk dapat terus meningkat. Pengembangan produk dilakukan melalui tahapan berupa riset, perencanaan, pengembangan, pengujian, dan peluncuran.

Keripik (snack) kentang adalah salah satu hasil diversifikasi produk yang berasal dari kentang. Produk ini sangat populer di pasar karena merupakan makanan yang praktis dengan sifat yang renyah, gurih, tidak terlalu mengenyangkan, awet, serta mudah disajikan kapanpun. Tingginya minat terhadap keripik kentang menjadikan banyaknya perusahaan yang mengeluarkan produk kentang dengan berbagai merk dengan keunggulan masing-masing sebagai usaha untuk menarik perhatian konsumen. Produsen keripik kentang harus terus

(3)

melakukan pengembangan produk yang meliputi parameter berupa cita rasa, kerenyahan, harga, dan kemasan sehingga daya belinya tinggi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana urutan parameter pada produk snack kentang (cita rasa, kerenyahan, harga, dan kemasan) yang dianggap paling penting bagi konsumen dalam pembelian produk?

2. Apa saja parameter pada produk snack kentang yang perlu dievaluasi dan dikembangkan lebih lanjut?

3. Bagaimana penempatan merek produk snack kentang (Japota, Chitato, PotatoBee, dan Lays) berdasarkan survey yang dilakukan di positioning map?

4. Apa saja pengembangan atau inovasi yang dapat diterapkan pada produk snack kentang?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui urutan parameter pada produk snack kentang (cita rasa, kerenyahan, harga, dan kemasan) yang dianggap paling penting bagi konsumen dalam pembelian produk.

2. Mengetahui parameter pada produk snack kentang yang perlu dievaluasi dan dikembangkan lebih lanjut.

3. Mengetahui penempatan merek produk snack kentang (Japota, Chitato, PotatoBee, dan Lays) berdasarkan survei yang dilakukan di positioning map.

4. Mengetahui pengembangan atau inovasi yang dapat diterapkan pada produk snack kentang.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil survey yang sudah dilakukan adalah menyediakan bahan pembelajaran dan pengetahuan bagi akademisi untuk dapat membantu dalam penelitian atau kajian mengenai pengembangan produk yang dilakukan

(4)

pada merek-merek produk snack kentang yang beredar di pasaran. Survey juga memberikan data yang dapat dijadikan dasar bagi industri untuk melakukan evaluasi terhadap produknya dan dapat dilakukan pengembangan produk lebih lanjut sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen sehingga produk dapat bersaing secara lebih baik di pasaran. Survey juga menyediakan informasi bagi konsumen tentang kualitas produk berdasarkan parameter yang diuji sehingga konsumen dapat memilih produk yang paling sesuai dengan kebutuhan dan juga dapat ikut memberikan umpan balik dan tanggapan terhadap produk yang dibeli.

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pengembangan Produk

Pengembangan produk pangan merupakan suatu susunan yang dimulai dari tahap perencanaan, pembuatan, hingga pengujian produk pangan baru atau yang sudah ada, untuk memenuhi kebutuhan konsumen, memanfaatkan sumber daya lokal, dan menciptakan nilai ekonomi. Proses ini melibatkan berbagai aspek seperti inovasi, formulasi, dan diversifikasi produk pangan. Selain itu, pengembangan produk pangan juga melibatkan pemahaman terhadap perilaku konsumen, target pasar, serta pemanfaatan teknologi terbarukan sebagai solusi terhadap masalah-masalah pangan. Dalam konteks industri pangan, pengembangan produk pangan adalah suatu upaya yang terus-menerus untuk menjawab tuntutan pasar yang dinamis dan bervariasi.

Philip Kotler (2007) menyatakan bahwa pengembangan produk terbagi menjadi delapan tahapan. Dimulai dengan lahirnya gagasan untuk merumuskan ide, kemudian dilanjutkan dengan penyaringan ide-ide yang sudah tertampung.

Ide yang sudah tersaring dikembangkan dan dilakukan pengujian konsep, kemudian perlu dilakukan pengembangan strategi pemasarannya. Strategi pemasaran yang telah disusun kemudian dilakukan analisis bisnis dan ditentukan pengembangan produk yang sesuai.

2.2 Survei dalam Pengembangan Produk

Pengembangan produk harus didasari oleh data yang dapat mendukung keberhasilan produk yang akan dihasilkan nantinya. Oleh karena itu, dibutuhkan survei mendalam mengenai data pasar dari aspek data konsumen, tren pasar, dan kebutuhan pelanggan. Riset pasar akan membantu membangun rancangan dasar pengembangan produk sesuai dengan kebutuhan pasar melalui identifikasi, analisis, diseminasi, dan penggunaan informasi sistematis dan objektif dalam membuat keputusan (Nurani, 2015). Survei membantu perusahaan dalam memahami perilaku, preferensi, dan kebutuhan konsumen sehingga hasil produk

(6)

nantinya dapat memenuhi ekspektasi konsumen (Widyaningrum, 2017). Survei membantu mengidentifikasi peluang pasar dari tren pasar yang ada serta mengevaluasi persaingan yang ada.

Survei adalah dasar penyusunan strategi dan taktik untuk memperoleh produk yang dapat memenuhi ekspektasi konsumen. Hal ini didukung dengan data yang akurat, relevan, objektif, dan terpercaya. Survei memiliki dua peran utama dalam pengambilan keputusan pada pengembangan produk, yaitu sebagai bagian dari umpan balik konsumen terhadap produk dan segmentasi peluang yang menguntungkan bagi perusahaan (Taan, 2010). Data yang dihasilkan dari survei akan menunjukkan efektivitas dari produk serta bentuk pengembangan yang dibutuhkan konsumen (Ramadan dan Fatchiya, 2021). Survei digunakan sebagai alat utama untuk mengeksplorasi peluang dari pengembangan produk yang paling menguntungkan bagi perusahaan.

2.3 Produk Snack

Snack kentang merupakan camilan ringan yang terbuat dari kentang dengan melewati berbagai pengolahan dengan bentuk yang diiris tipis atau dipotong menjadi bentuk tertentu, kemudian digoreng atau dipanggang hingga kering, sehingga menghasilkan keripik kentang yang renyah. Pada saat digoreng, gula yang terdapat pada kentang akan bercampur dengan asam amino dan berubah warna menjadi coklat, sehingga menghasilkan warna keripik kentang yang berwarna coklat kekuningan (Laiya et al., 2014). Camilan berikut biasa disajikan dalam berbagai variasi rasa dan bentuk untuk dapat memberikan konsumen pilihan yang sesuai dengan selera individu mereka.

Snack kentang atau keripik kentang awalnya berasal dari ide seorang koki bernama George Crum yang berasal dari New York, Amerika Serikat di tahun 1853, untuk disajikan kepada seorang pelanggan yang mengeluh bahwa kentang goreng yang dihidangkan terlalu tebal, sehingga George memotong kentang hingga tipis-tipis, menggoreng hingga kering, dan menyajikannya. Respon dari pelanggan yang menyukai hidangan tersebut membuat camilan ini terus berkembang hingga seorang bernama William Tappendon menjual keripik

(7)

kentang dalam kemasan kedap udara dan perkembangan keripik kentang semakin baik hingga sekarang.

Keripik kentang menjadi salah satu pilihan makan ternyaman yang tersedia bagi masyarakat dalam mengimbangi gaya hidup sibuk mereka. Penyajian dengan waktu yang singkat menjadikan produk ini sebagai camilan cepat atau bagian dari makanan (Rahsel dan Gumanti, 2022). Secara umum, snack kentang diminati oleh berbagai kalangan, seperti anak-anak atau remaja dan orang dewasa.

Bahan baku dalam pembuatan keripik kentang seperti kentang, minyak, dan garam tersedia di seluruh belahan dunia, sehingga menyediakan pasar keripik kentang dengan pasokan yang konstan dan perencanaan produksi yang efisien.

Tren westernisasi yang muncul menjadikan pola konsumsi pangan keripik kentang di negara-negara berkembang ikut meningkat secara signifikan, sehingga menambah permintaan pasar terhadap produk tersebut. Data dari Imarc (2023) tercatat pada tahun 2022 ukuran pasar keripik kentang secara global mencapai USD 33.3 Miliar dan dapat diperkirakan meningkat hingga USD 40,0 Miliar pada tahun 2028.

(8)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Jenis survei

Survei yang dilakukan bersifat kuantitatif. Survei kuantitatif adalah metode penelitian yang mengumpulkan data numerik atau data yang dapat diukur untuk mengetahui distribusi dan hubungan antar variabel dalam populasi tertentu.

Panelis diberikan pertanyaan mengenai perasaannya terhadap produk, kemudian data diakumulasikan dan diekspresikan dalam bentuk angka dan statistik. Jenis survei ini dipilih karena dapat mengidentifikasi pola perilaku dalam populasi dan memberikan gambaran yang lebih luas mengenai fenomena yang diteliti.

2.2 Populasi dan Sampel

Menentukan target yang tepat dalam suatu survei sangatlah penting untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan benar-benar mencerminkan populasi atau kelompok yang ingin diteliti. Secara umum snack kentang dapat dikonsumsi oleh berbagai kalangan mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa.

Target populasi yang dituju pada survei kali ini adalah mahasiswa. Mahasiswa dijadikan sebagai target utama dalam survei kali ini karena di tengah sibuknya menjadi mahasiswa dengan segala macam tugas, laporan praktikum, organisasi, dan penelitian seorang mahasiswa biasanya mengonsumsi snack sebagai cemilan sampingan untuk mengimbangi kesibukannya, sehingga target utama dalam survei ini adalah mahasiswa.

Pengambilan sampel merupakan suatu proses memilih sejumlah unit atau elemen dari suatu populasi yang digunakan sebagai sampel atau contoh untuk di observasi atau diukur. pengambilan sampel pada survei kali ini menggunakan metode pengambilan sampel secara acak sederhana (Simple Random Sampling).

Pengambilan sampel dengan metode tersebut memberikan peluang bagi setiap elemen yang berada dalam populasi untuk memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai bagian dalam sampel. Survei kali ini menggunakan populasi

(9)

mahasiswa terutama mahasiswa Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro.

2.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat atau instrumen yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dalam sebuah penelitian. Pada penelitian mengenai topik Snack keripik kentang kali ini dilakukan dengan cara membagikan form online. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan form kuesioner online kepada panelis yang familiar dengan sampel yang diuji. Form berisikan beberapa kuesioner dengan serangkaian pertanyaan yang ditulis yang diberikan kepada responden untuk dijawab yang berupa data panelis dan preferensi panelis mengenai produk sampel. Penggunaan form kuesioner online dipilih karena efisien dalam penyusunannya, data sudah terakumulasi oleh sistem, mudah mendapatkan panelis lebih luas dan biaya yang dikeluarkan rendah.

(10)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1Mapping Produk

Gambar 1. Mapping Tingkat Kesukaan dan Konsumsi

Grafik pada gambar di atas menunjukkan positioning berbagai merk snack kentang dengan rasa BBQ yang beredar di pasaran. Berdasarkan survei yang telah dilakukan sebelumnya pada 30 responden didapatkan hasil bahwa nilai kesukaan tertinggi dimiliki oleh merk Chitato dengan persentase sebesar 63% dan kesukaan terendah dimiliki oleh merk Japota dengan persentase sebesar 10%. Nilai konsumsi keripik kentang dengan rasa BBQ tertinggi dimiliki oleh merk Chitato dengan persentase sebesar 93,8% yang kemudian diikuti dengan merk Lays dengan persentase sebesar 63,3%, merk Potabee dengan persentase sebesar 60%, dan nilai konsumsi terendah dimiliki oleh Japota dengan persentase sebesar 46,7%. Berdasarkan data yang telah diperoleh mengenai pentingnya variasi rasa pada snack kentang dalam menentukan pembelian menunjukkan bahwa variasi rasa tidak berpengaruh penting dalam menentukan pembelian.

(11)

Gambar 2. Mapping Tingkat Kerenyahan dan Cita Rasa

Berdasarkan survei yang telah dilakukan sebelumnya pada 30 responden didapatkan hasil bahwa nilai kerenyahan tertinggi dimiliki oleh merk Chitato dengan persentase sebesar 43,3% dan kerenyahan terendah dimiliki oleh merk Japota dengan persentase sebesar 6,7%. Menurut survei yang telah dilakukan, sebanyak 73,3% responden mengharapkan tekstur kerenyahan yang rendah pada snack kentang sehingga akan patah saat digigit sehingga Japota merupakan snack kentang dengan tekstur yang cukup disukai oleh sebagian besar responden. survei menyatakan bahwa sebanyak 18 responden setuju bahwa parameter kerenyahan pada snack kentang memiliki pengaruh penting dalam menentukan pembelian dengan persentase sebesar 60%.

Nilai cita rasa snack kentang dengan rasa BBQ tertinggi dimiliki oleh merk Chitato dengan persentase sebesar 60,8% yang kemudian diikuti dengan merk Lays dengan persentase sebesar 20%, merk Potabee dengan persentase sebesar 13,3%, dan nilai konsumsi terendah dimiliki oleh Japota dengan persentase sebesar 6,7%. survei menunjukkan bahwa responden setuju bahwa parameter cita rasa memberi pengaruh yang penting dalam menentukan pembelian snack kentang BBQ dengan persentase sebesar 53,3%, sedangkan terdapat 14

(12)

responden yang menyatakan bahwa cita rasa tidak penting dalam menentukan pembelian dengan persentase sebesar 46,7%.

Gambar 3. Mapping Tingkat Kemasan dan Harga

Berdasarkan survei yang telah dilakukan sebelumnya pada 30 responden didapatkan hasil bahwa nilai kemasan tertinggi dimiliki oleh merk Chitato dengan persentase sebesar 36,7% dan nilai kemasan terendah dimiliki oleh merk Potabee dengan persentase sebesar 16,7%. Menurut survei yang telah dilakukan, sebanyak 60% responden mengharapkan kemasan produk yang menarik pada snack kentang dengan penggunaan font huruf, elemen atau warna yang menarik perhatian. survei menyatakan bahwa sebanyak responden setuju bahwa parameter kemasan pada snack kentang memiliki pengaruh penting dalam menentukan pembelian.

Secara keseluruhan, harga snack kentang rasa BBQ yang paling sesuai dengan responden secara berurutan dari yang tertinggi hingga terendah yaitu Chitato dengan persentase sebesar 46,7% Potabee dengan persentase sebesar 40%, Japota dengan persentase sebesar 10%, dan Lays dengan persentase sebesar 3,3%.

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa snack kentang rasa BBQ dengan harga yang paling sesuai adalah Chitato dan yang paling tidak sesuai adalah Lays. survei menyatakan bahwa mayoritas responden dengan persentase sebesar 73,3%

(13)

mengharapkan harga snack kentang yang berkisar antara Rp5.000 hingga Rp10.000. 16 responden atau 53,% dari seluruh responden menyatakan bahwa harga memberikan pengaruh penting dalam menentukan pembelian snack kentang.

2.2 Evaluasi Konsumen

Evaluasi konsumen pada parameter atau atribut variasi rasa pada snack kentang sebesar 56,67%; atribut harga sebesar 53,3%; atribut kerenyahan sebesar 59,97%; atribut kemasan sebesar 69,97%; dan atribut citarasa sebesar 53,34%

dengan jumlah responden sebanyak 30 orang. Berdasarkan evaluasi yang didapatkan. dapat diketahui bahwa parameter atau atribut pada snack kentang dari yang paling penting hingga yang kurang penting secara berurutan adalah kemasan yang dimiliki snack kentang, kerenyahan snack kentang, variasi rasa snack kentang, citarasa snack kentang, dan harga snack kentang. Parameter atau atribut kemasan pada snack kentang menjadi unsur paling penting dalam keputusan pembelian produk snack kentang sebab dipengaruhi oleh preferensi konsumen dalam menilai hal menarik yang pertama mereka lihat secara langsung. Harga snack kentang menjadi parameter atau atribut yang kurang penting dalam pengambilan keputusan membeli produk snack kentang, hal ini mungkin dikarenakan harga yang ditawarkan atau diberikan pada setiap produk snack kentang dinilai sudah memberi harga yang relatif murah.

Evaluasi konsumen merupakan proses pengumpulan dan analisis data terhadap persepsi, sikap, dan perilaku konsumen akan parameter atau atribut pada suatu produk. Rata-rata dari nilai yang diberikan oleh responden terhadap parameter tertentu dari produk dapat memberikan gambaran tentang bagaimana konsumen menilai kualitas atau performa suatu produk. Pengambilan keputusan menjadi tahapan selanjutnya dalam proses keputusan pembelian konsumen.

Tahapan berikut terjadi setelah konsumen memiliki niat atau keinginan untuk membeli suatu produk. Proses pengambilan keputusan pembelian melibatkan beberapa langkah seperti evaluasi, perbandingan, dan pertimbangan lebih lanjut

(14)

untuk mengetahui parameter manakah yang memiliki peran dalam pengambilan keputusan pembelian produk oleh konsumen.

2.3 Pengembangan Produk

Pengembangan produk snack kentang dapat dilakukan pada pengembangan variasi rasa, cita rasa, kerenyahan, kenampakan, dan strategi pemasaran yang baik lewat kemasan yang menarik. Variasi rasa yang dapat dikembangkan dengan membuat bumbu-bumbu atau rasa tambahan baru seperti bumbu kari, seaweed, keju dan rasa unik seperti coklat dalam pengembangan snack kentang yang manis. Inovasi lain juga dapat diterapkan pada bahan tambahan alami seperti serat tambahan dari biji-bijian atau potongan sayuran kering seperti bayam dan wortel untuk menambah nilai gizi dan meningkatkan fungsionalitas dari produk snack kentang. Melakukan penyesuaian terhadap teknik pengolahan dan ketebalan potongan kentang untuk memberikan tingkat kerenyahan yang maksimal. Proses produksi yang efisien dan aman dengan tujuan untuk tetap menjaga nilai ekonomis dan kualitas akhir produk snack kentang juga perlu untuk diperhatikan.

Strategi pemasaran yang baik tidak hanya berfokus pada nilai tambah pada produk dan media yang digunakan dalam pemasaran, tetapi kemasan sebagai wujud pertama yang dilihat langsung oleh konsumen juga berperan penting dalam menentukan pembelian. Kemasan tidak hanya sekedar wadah fisik bagi produk snack kentang, tetapi juga merupakan alat pemasaran yang kuat. Desain kemasan yang menarik dan eye-catching akan membuat produk tampak lebih unik dan membedakannya dari pesaing. Kemasan yang baik mencakup desain grafis yang menarik, informasi produk yang jelas, kemasan yang ramah lingkungan, dan menjadi tempat brand memberi pesan yang kuat akan produk tersebut.

(15)

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil survey yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa urutan parameter yang dianggap paling penting bagi konsumen dalam pembelian produk adalah kerenyahan, kemasan, variasi rasa yang ditawarkan, dan cita rasa serta harga. Positioning map menampilkan bahwa Chitato adalah produk yang paling unggul dalam segi rasa, kerenyahan, dan keunggulan walau produknya memiliki harga yang paling tinggi. Pengembangan produk yang dapat dilakukan terhadap snack kentang adalah adanya formulasi untuk meningkatkan cita rasa dan kerenyahan dengan penambahan BTP dan pengkajian ketebalan chips, penyesuaian harga dengan membuat kemasan lebih ekonomis, dan meningkatkan design agar fungsi dan ketertarikan pada konsumen produk lebih optimal.

5.2 Saran

Survey pengembangan produk selanjutnya dapat dilakukan pada produk snack dengan variasi rasa lain seperti seaweed, keju, dan lain-lain. Survey juga dapat dilakukan untuk mengkaji penggunaan BTP seperti MSG pada beberapa merek produk snack kentang untuk menentukan produk yang lebih sehat dan dapat dilakukan pengembangan untuk produk snack kentang yang cocok untuk program diet atau dapat dikonsumsi bagi konsumen yang menjalani healthy lifestyle.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Imarc. 2023. Laporan Pasar Keripik Kentang berdasarkan Jenis Produk (biasa, rasa), Saluran Distribusi (Supermarket/Hypermarket, Toko Serba Ada, Toko Makanan Khusus, Toko Online, dan Lainnya), dan Wilayah 2024- 2032. Diakses pada tanggal 17 Desember 2023.

https://www.imarcgroup.com/potato-chips-manufacturing-plant

Indika, N. R. 2022. Analisis Strategi Pengembangan Produk terhadap Peningkatan Penjualan pada Produk Abid Fresh. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah, Tulungagung. (Skripsi).

Laiya, N., R. M. Harmain, dan N. Yusuf. 2014. Formulasi kerupuk ikan gabus yang disubstitusi dengan tepung sagu. The NIKe Journal. 2(2): 81-87.

Nurani, S. R. 2018. Peranan Riset Pasar dan Desain Produk Terhadap Pemasaran Produk Perusahaan Wajan. Jurnal Ekonologi Ilmu Manajemen. 2(2):

127-130.

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Jilid II., Ed. 12., Terj. Benjamin Molan, (Jakarta: Prenhallindo, 2007), hal. 320.

Putri, R. I. H., E. Suroso, P. Yuliandari, dan T. P. Utomo. 2022. Strategi pengembangan produk pangan olahan berbahan dasar tepung labu kuning di Kota Bandar Lampung. J. Agroindustri Berkelanjutan. 1(1):

12-28.

Rahsel, Y. dan M. Gumanti. 2022. Strategi pemasaran cemilan produk keripik pisang melalui media online instagram. Co-Creation: Jurnal Ilmiah Ekonomi Manajemen Akuntansi dan Bisnis. 1(1): 1-5.

Ramadan, A. dan A. Fatchiya. 2021. Efektivitas Instagram sebagai Media Promosi Produk" Rendang Uninam". Jurnal Sains Komunikasi Dan Pengembangan Masyarakat (JSKPM). 5(1): 64-84.

Taan, H. 2010. Peran Riset Pemasaran dalam Pengambilan Keputusan Manajemen. Jurnal Manajemen dan Akutansi. 11(2): 89-97.

(17)

Widyaningrum, P. W. 2017. Pengaruh label halal dan celebrity endorser terhadap keputusan pembelian (Survei pada konsumen Wardah di Ponorogo).

JESI (Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia). 6(2): 83-98.

Referensi

Dokumen terkait