PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL Tugas UTS Aspek Hukum Konstruksi
Dosen Pengajar : Prof. Dr. Manlian Ronald. A. Simanjuntak, S.T., M .T., D. Min
Disusun Oleh : Aedo Radewa Nayapada - 01629210015
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL
SOAL – TOPIK PERTANYAAN
SOAL 02 (20%)
Sebutkan & jelaskan beberapa hal penting yang diatur dalam UU No.2 tahun 2017 (dituliskan referensi hukum & pasal terkait !
SOAL 04 (15%)
Sebutkan & jelaskan tentang perencanaan,
pengaturan & pengendalian SBU Konstruksi dalam UU No. 2 tahun 2017 & PP No. 14 tahun 2021 (dituliskan referensi hukum & pasal terkait) !
SOAL 06 (15%)
Sebutkan & jelaskan tentang hal Keberlanjutan Konstruksi berbasis PerMen PUPR RI No.9 tahun 2021 :
a. Penjelasan tentang pengertian Keberlanjutan Konstruksi
b. Hal yang diatur
(15%) SOAL 01
Jelaskan pengertian tentang Industri Konstruksi dari berbagai referensi/jurnal terkait ! Berikan contoh dalam bentuk image/gambar &
video (Download ke File PPT)
(15%) SOAL 03
Sebutkan & jelaskan tentang perencanaan, pengaturan & pengendalian SKK Konstruksi dalam UU No. 2 tahun 2017 & PP No. 14 tahun 2021 (dituliskan referensi hukum & pasal terkait)
!
(20%) SOAL 05
Sebutkan & jelaskan hal yang diatur dalam PerMen PUPR RI No.9 tahun 2021 : a. Penjelasan nomenklatur kebijakan
b. Hal yang diatur
c. Berikan contoh kasus di proyek (penjelasan, image/gambar /video)
.
1 3 5
2
4
6
SOAL NO. 1
Jelaskan pengertian tentang Industri Konstruksi dari berbagai referensi/jurnal terkait ! Berikan contoh dalam bentuk image/gambar &
video (Download ke File PPT)
INDUSTRI KONSTRUKSI
SOAL NO 1
DASAR TEORI
http://repository.
untag-sby.ac.id/
A
Industri Konstruksi adalah Kegiatan yang mencakup semua pihak yang terkait dengan
proses konstruksi termasuk tenaga profesi, perencana dan pelaksana konstruksi dan juga para pemasok yang bersama- sama memenuhi kebutuhan pelaku dalam industri
Hillebrandt,198
B 5
Industri Jasa Konstruksi adalah industri yang mencakup semua pihak yang terkait
dengan proses konstruksi, termasuk tenaga profesi, pelaksana konstruksi dan juga para pemasok yang bersama- sama memenuhi kebutuhan pelaku dalam industry
Buku Konstruksi Indonesia 2013
C
Industri Sektor Konstruksi adalah suatu kegiatan
yang hasil akhirnya berupa bangunan/konstruksi yang menyatu dengan lahan tempat kedudukannya, baik digunakan sebagai tempat tinggal ataupun sarana
lain. Kegiatan konstruksi dapat mencakup pembangunan infrastruktur, perumahan,
perkantoran, jaringan komunikasi dan lainnya.
DEFINISI DARI JURNAL TENTANG : INDUSTRI KONSTRUKSI
Aspek Hukum Konstruksi – Aedo Radewa N. - 01629210015
INDUSTRI KONSTRUKSI
5
SOAL NO 1
Jenis-jenis Industri Konstruksi
Konstruksi Gedung
Konstruksi gedung akan melibatkan arsitek sampai insinyur sipil, & hal yang menjadi aspek paling penting dalam jenis industri yang satu ini adalah aspek arsitektural. Gedung yang dimaksud dalam jenis yang satu ini sangat beragam, contohnya seperti gedung yang dibutuhkan untuk bidang kesehatan, gedung pemerintahan, gedung untuk kepentingan dalam bidang bisnis, serta gedung untuk rekreasi.
A
Konstruksi Jalan
Jenis industri konstruksi yang kedua adalah konstruksi jalanan, di mana biasanya proyek konstruksi ini dilakukan karena ada permintaan dari departemen pekerjaan umum atau mengerjakan proyek milik pemerintah. Untuk pelaksanaan dari konstruksi jalanan meliputi beberapa langkah yang perlu dilakukan, yaitu langkah pertama adalah melakukan
pengukuran di mana jalan yang akan dibuat atau diperbaiki perlu diketahui berapa ukurannya dan sepanjang apa.
B
Konstruksi Bangunan Air
Jenis konstruksi yang satu ini termasuk sebagai salah satu proyek besar bagi negara, sebab nantinya bangunan yang dibuat akan digunakan untuk kepentingan masyarakat bersama. Bangunan air yang dimaksud di sini adalah bendungan, waduk melakukan pemasangan pipa, dan sebagainya.
B. C
Konstruksi Jalan
A.
Konstruksi Gedung
C.
Konstruksi Bangunan
Air
INDUSTRI KONSTRUKSI
SOAL NO 1
Jenis-jenis Industri Konstruksi
B.
Konstruksi Jalan
A.
Konstruksi Gedung
C.
Konstruksi Bangunan
Air
Aspek Hukum Konstruksi – Aedo Radewa N. - 01629210015
INDUSTRI KONSTRUKSI
7
SOAL NO 1
Jenis-jenis Industri Konstruksi
INDUSTRI KONSTRUKSI
SOAL NO 1
Produksi Industri Konstruksi
Gedung Tempat Tinggal
Rumah, apartemen, sampai kondominium
1
2
Gedung Bukan Tempat Tinggal
Gedung kantor, rumah sakit, sekolah, tempat ibadah,
Bangunan Sipil
Fasilitas layanan public seperti jalan tol, rel kereta, landasan pacu pesawat
terbang, jembatan, bendungan, dll
3
4
Bangunan Elektrik
Pembangkit tenaga listrik, bang.
transmisi, bangunan jaringan untuk telekomunikasi, dll
Pengerukan
Pengerukan sungai, rawa, sampai alur pelayaran pada dasarnya termasuk ke dalam jenis industri konstruksi lahan.
5
6
Instalasi Gedung
& Bangunan Sipil
Instalasi gedung & bangunan sipil terkait instalasi listrik untuk alat pendingin, pemanas lingkungan, instalasi air
bersih serta saluran drainase, dan juga jaringan gas
Dari tiga jenis industri konstruksi di atas, ada beberapa produk yang dihasilkan. Adapun produk-produk yang dihasilkan dari
tiap-tiap jenis industri konstruksi adalah sebagai berikut :
Aspek Hukum Konstruksi – Aedo Radewa N. - 01629210015
INDUSTRI KONSTRUKSI
9
SOAL NO 1
Produksi Industri Konstruksi
INDUSTRI KONSTRUKSI
SOAL NO 1
Kelebihan dan Kekurangan dari Industri Konstruksi
Dalam setiap industri di dunia ini pasti memiliki kekurangan dan kelebihannya tersendiri, yang membuatnya berbeda dengan industri lainnya serta lebih unggul. Untuk industri konstruksi sendiri, kelebihan dan kekurangannya dapat disimak di bawah ini :
Kelebihan Industri Konstruksi
• Tersedianya kesempatan kerja dan pelatihan
• Adanya tuntutan konstruksi, seperti perumahan sektor swasta dan bangunan komersial
• Memiliki keunggulan
transportasi di dalam negeri
• Tersedianya tenaga kerja yang lebih terampil
• Bahan baku yang
ketersediaannya mencukupi
+ -
Kekurangan Industri Konstruksi
• Memiliki harga yang tertinggi sehingga benar-benar harus memiliki bajet yang
mencukupi
• Kesulitan manajemen
• Adanya jarak antara proyek dengan bisnis
• Kelemahan dalam investasi dan peluang
!
• Adanya ketidakstabilan pada pasar untuk jangka Panjang
• Situasi ekonomi negara saat itu akan berpengaruh pada industry
• Kurangnya kemauan untuk berpolitik
• Mengambangnya jaminan kesehatan dan keselamatan bagi para pekerjanya khususnya pekerja lapangan
• Adanya peraturan lingkungan dan juga peraturan pemerintah yang perlu diikuti dan terkadang bisa memberatkan dan menghambat proyek kerja
• Persaingan yang ketat
Resiko pada Industri
Konstruksi
SOAL NO. 2
Sebutkan & jelaskan beberapa hal penting yang diatur dalam UU No.2 tahun 2017(dituliskan referensi hukum &
pasal terkait !
UU No.2 Tahun 2017
SOAL NO 2
LATAR BELAKANG
Tuntutan Good Governance
2
Tuntutan mutu produk konstruksi1
Perkembangan sistem penyelenggaraan jasa konstruksi
4
Tantangan penyelenggaraan jasa konstruksi sudah banyak berubah dan semakin besar3
Investasi Konstruksi
Pasar jasa konstruksi semakin terbuka secara global khususnya terbentuknya Pasar Tunggal Mea, Trans-pasific Partnership
5
a) Pemerintahan Daerah b) Bidang PUPR
c) Bidang Ketenagakerjaan
d) Standar Internasional Terkait Usaha Jasa Konstruksi e) Keprofesian (UU Keinsinyuran Dan RUU Arsitek) f) Sektor Terkait Jasa Konstruksi (ESDM)
Lingkungan strategis telah berubah secara signifikan sehingga memerlukan harmonisasi terhadap peraturan perundang- undangan:
6
Sebagai upaya penyempurnaan pada aspek: pembinaan, penyelenggaraan, penegakan ketertiban/hukum, partisipasi masyarakat, dan keamanan keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan konstruksiUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NO. 2 TAHUN 2017
TENTANG JASA KONSTRUKSI
Aspek Hukum Konstruksi – Aedo Radewa N. - 01629210015
UU No.2 Tahun 2017
13
SOAL NO 2
PERMASALAHAN JASA KONSTRUKSI
Fungsi pembinaan oleh pemerintah daerah belum sepenuhnya menyentuh masyarakat jasa konstruksi, sementara kemampuan pemerintah pusat terbatas
2
Badan usaha jasa konstruksi didominasi kualifikasi kecil yang memperebutkan sebagian kecil pasar konstruksi, sementara kualifikasi besar menguasai pasar konstruksi. Badan usaha jasa konstruksi masih didominasi generalis, sementara badan usaha spesialis belum berkembang1
Pengembangan usaha jasa konstruksi melalui investasi belum diatur di dalam regulasi konstruksi sebelumnya
4
Masih sedikitnya tenaga kerja konstruksi bersertifikat sehingga perlu penataan ulang pengaturan terhadap sistem sertifikasi3
5
Masih perlunya pengaturan dan pengawasan terhadap tenaga kerja asing6
Belum optimalnya penyelesaian sengketa yang diatur dalam kontrak konstruksi sehingga terjadi potensi kriminalisasi kontrak konstruksiUU No.2 Tahun 2017
SOAL NO 2
PERMASALAHAN JASA KONSTRUKSI
Masih tingginya angka kecelakaan kerja sektor konstruksi
8
Masih banyaknya kegagalan bangunan karena belum mematuhi ketentuan konstruksi berkelanjutan7
Belum tersedianya sistem informasi Jasa Konstruksi yang terintegrasi
10
Masih belum terpenuhi mekanisme pengaturan remunerasi tenaga kerja ahli9
11
Masih banyak Penyedia Jasa yang belum menggunakan teknologi dan komponen dalam negeriAspek Hukum Konstruksi – Aedo Radewa N. - 01629210015
UU No.2 Tahun 2017
15
SOAL NO 2
ISI POKOK & PEMBAGIAN BAB
UU NO.2 TAHUN 2017 (ISI POKOK)
1. Wilayah Pengaturan: Sektor Konstruksi, Anggaran Negara dan Swasta,serta Industri Konstruksi
2. Lingkup: Jasa, usaha penyediaan bangunan dan rantai pasok
3. Pembinaan: desentralisasi 4. Perlindungan Hukum
5. Keterbukaan informasi memanfaatkan teknologi 6. Klasifikasi usaha mendukung daya saing
7. Kemudahan dalam berusaha
8. Pengembangan berkelanjutan (CPD, CBD) 9. Jaminan mutu produk konstruksi
10. Perbaikan/penetapan standar Remunerasi minimal Tenaga Kerja Ahli
11. Reformasi peran masyarakat
UU NO 2 TAHUN 2017 (SISTEMATIKA)
TERDIRI ATAS 14 BAB DENGAN 106 PASAL
1. BAB I. KETENTUAN UMUM2. BAB II. ASAS DAN TUJUAN
3. BAB III. TANGGUNG JAWAB DAN KEWENANGAN 4. BAB IV. USAHA JASA KONSTRUKSI
5. BAB V. PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
6. BAB VI. KEAMANAN, KESELAMATAN, KESEHATAN DAN KEBERLANJUTAN
7. BAB VII. TENAGA KERJA KONSTRUKSI 8. BAB VIII. PEMBINAAN
9. BAB IX. SISTEM INFORMASI JASA KONSTRUKSI 10. BAB X. PARTISIPASI MASYARAKAT
11. BAB XI. PENYELESAIAN SENGKETA 12. BAB XII. SANKSI ADMINISTRATIF 13. BAB XIII. KETENTUAN PERALIHAN 14. BAB XIV. KETENTUAN PENUTUP
UU No.2 Tahun 2017
SOAL NO 2
BAB I. KETENTUAN UMUM
Konsultansi konstruksi adalah layanan keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi pengkajian,
perencanaan, perancangan, pengawasan, dan manajemen penyelenggaraan konstruksi Pekerjaan konstruksi
adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi pembangunan, pengoperasian,
pemeliharaan,
pembongkaran, dan pembangunan kembali suatu bangunan
Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang jasa konstruksi Jasa konstruksi adalah
layanan jasa konsultansi konstruksi dan/atau
pekerjaan konstruksi
Pasal
1
Aspek Hukum Konstruksi – Aedo Radewa N. - 01629210015
UU No.2 Tahun 2017
17
SOAL NO 2
BAB I. KETENTUAN UMUM
Usaha penyediaan bangunan adalah pengembangan jenis usaha jasa konstruksi
yang dibiayai sendiri oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, badan usaha, atau
masyarakat, dan dapat melalui pola kerjasama untuk mewujudkan, memiliki, menguasai,
mengusahakan, dan/atau meningkatkan
kemanfaatan bangunan Standar keamanan, keselamatan,
kesehatan dan keberlanjutan adalah pedoman teknis Keamanan, Keselamatan, Kesehatan tempat kerja konstruksi dan perlindungan sosial tenaga kerja, serta tata lingkungan setempat dan pengelolaan lingkungan hidup dalam penyelenggaraan jasa konstruksi
Kegagalan bangunan adalah suatu keadaan keruntuhan
bangunan dan/atau tidak
berfungsinya bangunan setelah penyerahan akhir hasil jasa
konstruksi
Pasal
1
UU No.2 Tahun 2017
SOAL NO 2
BAB II. ASAS DAN TUJUAN
Asas Kejujuran dan Keadilan;
Asas Manfaat;
Asas Kesetaraan;
Asas Keserasian;
Asas Keseimbangan;
Asas Profesionalitas;
Asas Kemandirian;
Asas Keterbukaan;
Asas Kemitraan;
Asas Keamanan dan Keselamatan;
Asas Kebebasan;
Asas Pembangunan Berkelanjutan;
Wawasan Lingkungan .
Pasal 2
Memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan Jasa Konstruksi untuk mewujudkan struktur usaha kukuh, andal, berdaya saing tinggi, dan hasil Jasa Konstruksi berkualitas;
Mewujudkan ketertiban penyelenggaraan Jasa Konstruksi yang menjamin kesetaraan kedudukan Pengguna dan Penyedia Jasa, serta peningkatan kepatuhan pada peraturan perundang-undangan;
Mewujudkan peningkatan partisipasi masyarakat di bidang Jasa Konstruksi;
Menata sistem Jasa Konstruksi yang mewujudkan keselamatan publik dan kenyamanan lingkungan terbangun;
Menjamin tata kelola penyelenggaraan Jasa Konstruksi; dan
Menciptakan integrasi nilai tambah dari seluruh tahapan penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
Pasal 3
ASAS
PENYELENGGARAA N JASA
KONSTRUKSI
TUJUAN PENYELENG GARAAN JASA
KONSTRUKSI
Aspek Hukum Konstruksi – Aedo Radewa N. - 01629210015
UU No.2 Tahun 2017
19
SOAL NO 2
BAB III. TANGGUNG JAWAB DAN KEWENANGAN
Pasal 4- 10 a. meningkatnya kemampuan dan kapasitas usaha Jasa Konstruksi nasional;
b. terciptanya iklim usaha yang kondusif, transparan, persaingan usaha yang sehat serta jaminan kesetaraan hak dan kewajiban Pengguna dan Penyedia Jasa;
c. terselenggaranya Jasa Konstruksi sesuai Standar Keamanan, Keselematan, Kesehatan dan Keberlanjutan (K4);
d. meningkatnya kompetensi, profesionalitas, dan produktivitas tenaga kerja konstruksi nasional;
e. meningkatnya kualitas pengguna material dan peralatan konstruksi serta teknologi konstruksi dalam negeri;
f. meningkatnya partisipasi masyarakat Jasa Konstruksi; dan
g. tersedianya sistem informasi Jasa Konstruksi.
UU No.2 Tahun 2017
SOAL NO 2
BAB IV. USAHA JASA KONSTRUKSI
Perubahan atas klasifikasi dan layanan usaha Jasa Konstruksi dilakukan dengan memperhatikan perubahan klasifikasi produk konstruksi yang berlaku secara internasional dan perkembangan
layanan usaha Jasa Konstruksi.
*)
Jenis Sifat Klasifikasi Layanan Usaha
Usaha Jasa Konsultan Konstruksi
Umum 1. Arsitektur;
2. Rekayasa; 3. Rekayasa terpadu; dan 4. Arsitektur lanskap dan perencanaan wilayah.
1. Pengkajian;
2. Perencanaan;
3. Perancangan;
4. Pengawasan; dan/atau 5. Manajemen
penyelenggaraan konstruksi.
Spesialis 1. Konsultasi ilmiah dan teknis; dan
2. Pengujian dan analisi teknis. 1. Survei;
2. Pengujian Teknis; dan/atau 3. Analisis.
Usaha Pekerjaan Konstruksi
Umum 1. Bangunan gedung; dan
2. Bangunan sipil. 1. Pembangunan;
2. Pemeliharaan; 3. Pembongkaran; dan/atau 4. Pembangunan kembali.
Spesialis 1. Instalasi;
2. Konstruksi khusus;
3. Konstruksi prapabrikasi;
4. Penyelesaian bangunan; dan
5. Penyewaan peralatan.
1. Pekerjaan bagian tertentu dari bangunan konstruksi atau bentuk fisik lainnya.
Usaha Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi
1. Bangunan gedung; dan
2. Bangunan sipil. 1. Rancang bangun; dan
2. Perekayasaan, pengadaan, dan pelaksanaan.
Kegiatan usaha jasa konstruksi didukung dengan usaha rantai pasok
sumber daya konstruksi yang diutamakan berasal dari produksi Pasal
11-18
Aspek Hukum Konstruksi – Aedo Radewa N. - 01629210015
UU No.2 Tahun 2017
21
SOAL NO 2
BAB V. PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
Penyelenggaraan usaha Jasa Konstruksi
Perjanjian penyediaan bangunan Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
Penyelenggaraan usaha Penyedia Bangunan
Dikerjakan sendiri
Pengikatan jasa konstruksi Dikerjakan sendiri
Pasal 38 -
58
UU No.2 Tahun 2017
SOAL NO 2
BAB V. PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
Pengikatan Jasa Konstruksi
antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa
Dilakukan berdasarkan : 1.Prinsip persaingan sehat 2.Dapat
dipertanggungjawabkan secara keilmuan
3.Berlaku sesuai perundang- undangan hukum
keperdataan, kecuali
ditentukan lain menurut Undang-Undang ini.
Penyedia jasa 1.Orang
perseorangan;
atau 2.badan
Pengguna jasa 1.Orang
perseorangan;
atau 2.badan
Dilarang
menggunakan
penyedia jasa yang terafiliasi pada
pembangunan
untuk kepentingan umum tanpa
melalui tender
atau seleksi, atau pengadaan secara elektronik
Memenuhi ketentuan persyaratan usaha jasa konstruksi
Pasal
38-58
Aspek Hukum Konstruksi – Aedo Radewa N. - 01629210015
UU No.2 Tahun 2017
23
SOAL NO 2
BAB VI. KEAMANAN, KESELAMATAN, KESEHATAN, DAN KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa wajib memenuhi standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan, paling sedikit meliputi :
Standar mutu bahan;
Standar mutu peralatan;
Standar keselamatan dan kesehatan kerja;
Standar prosedur pelaksanaan Jasa Konstruksi;
Standar mutu hasil pelaksanaan jasa konstruksi;
Standar operasi dan pemeliharaan;
Pedoman pelindungan sosial tenaga kerja; dan Standar pengelolaan lingkungan hidup.
Catatan:
1. Pemenuhan standar harus
dengan persetujuan
pengguna/penyedia jasa
2. Standar K4 harus memperhatikan kondisi geografis yang rawan gempa dan kenyamanan lingkungan terbangun
Pasal 59
UU No.2 Tahun 2017
SOAL NO 2
BAB VI. KEAMANAN, KESELAMATAN, KESEHATAN, DAN KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
KEGAGALAN BANGUNAN
Laporan Pengguna Jasa dan/atau pihak yang
dirugikan
Penerimaan Laporan Kegagalan Bangunan oleh Menteri
Penetapan Penilai Ahli oleh Menteri paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja
sejak diterimanya laporan
Laporan Kajian Teknis oleh Penilai Ahli paling lambat 90 hari kerja
Penentuan Pihak yang Bertanggungjawab (Pasal 61)
• Pengguna Jasa bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan yang terjadi setelah jangka waktu yang telah ditentukan
MULAI Kegagalan Bangunan:
Suatu keadaan keruntuhan bangunan dan/atau tidak berfungsinya bangunan setelah penyerahan akhir
• Penyedia Jasa wajib bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan dalam jangka waktu yang ditentukan sesuai dengan rencana umur konstruksi paling lama 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak penyerahan akhir layanan Jasa
1. Standar Mutu Bahan 2. Standar Mutu Peralatan
3. Standar Keselamatan Kerja Dan Kesehatan 4. Standar Prosedur Pelaksanaan
5. Standar Mutu Hasil Pelaksanaan 6. Standar Operasi Dan Pemeliharann
7. Pedoman Pelindungan Sosial Tenaga Kerja 8. Standar Pengelolaan Lingkungan Hidup 9. Memperhatikan Kondisi Geografi Rawan
Gempa Pasal 60-65
Kriteria Penilai Ahli:
1. memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja pada jenjang jabatan ahli di bidang yang sesuai klasifikasi bangunan yang di nilai
2. Memiliki pengalaman sebagai perencana, pelaksana, dan/atau pengawas untuk klasifikasi bangunan yang di nilai
3. Terdaftar di kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Jasa Konstruksi
Bekerja secara profesional dan tidak memihak
Jangka waktu pertanggungjawaban
atas Kegagalan Bangunan harus dinyatakan dalam
Aspek Hukum Konstruksi – Aedo Radewa N. - 01629210015
UU No.2 Tahun 2017
25
SOAL NO 2
BAB VII. TENAGA KERJA KONSTRUKSI
TENAGA KERJA KONSTRUKSI
Tenaga Kerja Konstruksi yang memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja berhak atas imbalan yang layak
atas layanan jasa yang diberikan
WAJIB memiliki Sertifikasi Kompetensi Kerja, diperoleh
melalui Uji Kompetensi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi dan diregistrasi oleh Menteri
Pelatihan sesuai Standar Kompetensi Kerja,
diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan & Pelatihan Kerja
yang diregistrasi Menteri
Lembaga Sertifikasi Profesi, dapat dibentuk oleh:
1. Asosiasi Profesi terakreditasi; dan 2. Lembaga Pendidikan & Pelatihan.
Kualifikasi OperatorOperator Teknisi/Analis Teknisi/Analis
AhliAhli Klasifikasi
Arsitektur Sipil Mekanikal
Elektrikal Tata Lingkungan
Manajemen Pelaksanaan
Pasal
69 Pasal
68 Pasal 70
Pasal 71 Pasal
73
UU No.2 Tahun 2017
SOAL NO 2
BAB VIII. TENAGA KERJA KONSTRUKSI
Pemerintah Pusat-APBN
1. Penetapan kebijakan pengembangan Jasa Konstruksi nasional ;
2. Penyelenggaraan kebijakan pengembangan yang bersifat strategis, lintas negara, lintas provinsi dan/atau berdampak pada kepentingan nasional;
3. Pemantauan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan kebijakan pengembangan Jasa Konstruksi nasional;
4. Pengembangan kerjasama dengan Pemerintah Daerah provinsi dalam penyelenggaraan kewenangan pemerintah daerah provinsi sub urusan jasa konstruksi; dan
5. Dukungan kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat Gubernur
sebagai wakil Pemerintah Pusat-APBN
1. Penetapan pedoman teknis pelaksanaan kebijakan di wilayah provinsi;
2. Penyelenggaraan kebijakan yang berdampak lintas kabupaten/kota di provinsi;
3. Pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan kebijakan pengembangan di provinsi; dan
4. Penyelenggaraan pemberdayaan Pemerintah Daerah kabupaten/kota dalam
kewenangan pemerintah daerah kabupaten/kota pada sub urusan jasa konstruksi.
Pembinaan yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah Gubernur ,
Bupati/Walik ota-APBD
1. Penyelenggaraan kebijakan Jasa Konstruksi yang berdampak hanya di wilayah kabupaten/kota; dan
2. Pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan kebijakan Jasa Konstruksi nasional di wilayah kabupaten/kota.
Bupati/Walik ota -APBD
MenteriPelaporan GubernurPelaporan
Dalam pembinaan dapat mengikutsertakan masyarakat Jasa Konstruksi
Pasal 76-79
Aspek Hukum Konstruksi – Aedo Radewa N. - 01629210015
UU No.2 Tahun 2017
27
SOAL NO 2
BAB IX. SISTEM INFORMASI JASA KONSTRUKSI
Pengguna dan penyedia jasa serta institusi terkait harus
memberikan
DATA dan INFORMASI
Pembentukan suatu sistem informasi terintegrasi yang berisikan data dan informasi:
Dikelola oleh Pemerintah Pusat dengan pembiayaan yang
dibebankan ke APBN
Tanggung jawab dan kewenangan di bidang Jasa Konstruksi yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah
Tugas pembinaan di bidang Jasa Konstruksi yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah
Tugas dan layanan di bidang Jasa Konstruksi
yang dilakukan oleh masyarakat jasa konstruksi
Pasal 83
UU No.2 Tahun 2017
SOAL NO 2
BAB X. PARTISIPASI MASYARAKAT
Keikutsertaan masyarakat Jasa konstruksi dilakukan melalui SATU LEMBAGA yang dibentuk dan pengurusnya ditetapkan oleh Menteri setelah mendapat persetujuan oleh Dewan Perwakilan Rakyat
Syarat Asosiasi
Badan Usaha Profesi dan terakredit Pembiaya asi penyeleng an
garaan partisipasi
masyarak at
• Jumlah dan sebaran anggota
• Pemberdayaan kepada anggota
• Pemilihan pengurus secara demokratis
• Sarana dan prasarana di pusat dan daerah
• Pelaksanaan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
Penyelenggaraan sebagian kewenangan pemerintah pusat mengikutsertakan masyarakat Jasa Konstruksi
• Penyelenggaraan sebagian kewenangan yang dilakukan oleh Lembaga dibiayai
oleh APBN dan/atau sumber lain yang sah
• Biaya yang diperoleh dari masyarakat atas layanan dalam penyelenggaraan
Pasal 84 Pasal 85-
87
Aspek Hukum Konstruksi – Aedo Radewa N. - 01629210015
UU No.2 Tahun 2017
29
SOAL NO 2
BAB XI. PENYELESAIAN SENGKETA
Tahapan upaya penyelesaian sengketa meliputi : a. Mediasi;
b. Konsiliasi dan;
c. Arbitrase;
Penyelesaian Sengketa
Musyawarah untuk
Mufakat Disesuaikan
Berdasarkan Kontrak Kerja Konstruksi
Tercantum upaya penyelesaian?
Y A
TID AK Tidak
tercapai
Para pihak bersengketa membuat persetujuan tertulis mengenai tata cara penyelesaian sengketa yang dipilih.
Selain upaya penyelesaian sengketa (mediasi dan konsiliasi), para pihak dapat membentuk Dewan Sengketa
Pemilihan keanggotaan dewan sengketa dilaksanakan berdasarkan prinsip
profesionalitas dan tidak menjadi bagian dari salah satu pihak
Pasal 88
UU No.2 Tahun 2017
SOAL NO 2
BAB XII. SANKSI ADMINISTRATIF
Usaha Perseorang yang tidak memiliki Tanda Daftar
Usaha Perseorangan
BUJK & BUJKA yang tidak memenuhi syarat IUJK yang
berlaku
BUJK yang tidak memiliki SBU sesuai pasal 30 (1)
Asosiasi Badan Usaha terakreditasi yang tidak
melakukan kewajiban
BUJKA atau usaha perseorangan Jasa Konstruksi asing yang tidak
memenuhi ketentuan membentuk kantor perwakilan dan kerjasama
modal dengan BUJKN
Kantor perwakilan BUJKA yang tidak menjalankan kewajiban sesuai Undang-
Undang
Pengguna Jasa yang menggunakan layanan Profesional tenaga kerja konstruksi pada kualifikasi
AHLI yang tidak memperhatikan standar
remunerasi minimal
Pengguna Jasa yang menggunakan Penyedia
Jasa yang terafiliasi utk pembangunan kepentingan
umum tanpa melalui tender/ seleksi/ pengadaan
secara elektronik
Peyedia Jasa yang melanggar ketentuan pemberian pekerjaan utama
Penyedia Jasa dan/atau Pengguna Jasa yang tidak
memenuhi Standar K4 dalam penyelenggaraan
jasa konstruksi
Pengguna Jasa dan/atau Penyedia Jasa yang dalam memberikan pengesahan/
persetujuan melanggar pasal 59 (2)
PENILAI AHLI yang dalam melakukan pekerjaannya tidak sesuai pasal 62 (2)
Penyedia Jasa yang tidak memenuhi kewajiban utk mengganti/ memperbaiki kegagalan bangunan sesuai
Pasal 63
Tenaga kerja yang bekerja di bidang Jasa Konstruksi tidak memiliki SERTIFIKAT KOMPETENSI KERJA sesuai
pasal 70 (1)
Penyedia Jasa dan/atau Pengguna Jasa yang mempekerjakan tenaga kerja tidak bersertifikat
sesuai Pasal 70 (2)
Setiap LSP yang tidak mengikuti ketentuan pelaksanaan uji kompetensi
dikenai sanksi sesuai pasal 70 (3)
Asosiasi profesi yang tidak melakukan kewajiban
sesuai pasal 71 (5)
Pemberi tenaga kerja konstruksi asing yang tidak
memiliki RPTKA dan IMTA sesuai pasal 74 (1) dan mempekerjakan tenaga kerja asing yang tidak memiliki registrasi dari Menteri sesuai pasal 74 (3)
Setiap tenaga kerja konstruksi asing pada jabatan ahli yang tidak
melakukan alih pengetahuan dan alih teknologi sesuai pasal 74
(5)
Pasal 89- 101 Berisi tentang aturan &
ketentuan sanksi administrative terkait Jasa Konstruksi
Aspek Hukum Konstruksi – Aedo Radewa N. - 01629210015
UU No.2 Tahun 2017
31
SOAL NO 2
BAB XIII. KETENTUAN PERALIHAN & BAB XIV. KETENTUAN PENUTUP
Lembaga yang dibentuk berdasarkan peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi tetap menjalankan tugas Sertifikasi dan registrasi badan usaha dan tenaga kerja konstruksi sampai dengan terbentuknya lembaga sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang ini.
Pasal 103
KETENTUAN PERALIHAN KETENTUAN PENUTUP
Semua peraturan perundang-undangan yang merupakan peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dinyatakan MASIH TETAP BERLAKU sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini
UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG JASA KONSTRUKSI DICABUT DAN DINYATAKAN TIDAK BERLAKU
Peraturan Pelaksana dari Undang-undang ini harus ditetapkan paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak diundangkan
Undang-Undang ini berlaku pada tanggal diundangkan
SOAL NO. 3
Sebutkan & jelaskan tentang perencanaan, pengaturan & pengendalian SKK Konstruksi dalam UU No. 2 tahun 2017 &
PP No. 14 tahun 2021 (dituliskan referensi
hukum & pasal terkait) !
Aspek Hukum Konstruksi – Aedo Radewa N. - 01629210015
SKK Konstruksi UU No. 2 - 2017 & PP No. 14 - 2021
33
SOAL NO 3
Sertifikat Kompetensi Kerja Konstruksi - UU No. 2 tahun 2017
PERENCANAAN, PENGATURAN & PENGENDALIAN SKK KONSTRUKSI DALAM UU NO. 2 TAHUN 2017
Pasal 70 Ayat 2
Setiap Pengguna Jasa dan/atau Penyedia Jasa wajib mempekerjakan tenaga kerja konstruksi yang memiliki Sertifikat
Kompetensi Kerja.
Pasal 70 Ayat 1
“Setiap Tenaga Kerja yang berkerja di Bidang Jasa Konstruksi wajib memiliki Sertifikat
Kompetensi Kerja”
Pasal 99 Ayat 1
“Setiap tenaga kerja konstruksi yang bekerja di bidang Jasa Konstruksi tidak memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja sebagaimana dimaksud dalam pasar 70 ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa pemberhentian dari tempat kerja.
Pasal 99 Ayat 2
“Setiap Pengguna Jasa dan/atau penyedia Jasa yang mempekerjakan tenaga kerja konstruksi yang tidak memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 70 ayat (2) dikenakan sanksi
administratif berupa: peringatan tertulis, denda administrative, penghentian sementara kegiatan Layanan Jasa Konstruksi, pencantuman dalam daftar hitam, pembekuan izin, dan atau pencabutan izin.
Undang-Undang Jasa Konstruksi Nomor 2 Tahun 2017 Pasal 70 mengatur bahwa setiap pekerja konstruksi yang bekerja di sektor Konstruksi wajib memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terus melakukan percepatan sertifikasi tenaga kerja. Namun, untuk dapat mewujudkan amanah tersebut kolaborasi dari berbagai sektor diperlukan seperti dengan Badan Usaha Jasa Konstruksi (BUJK), Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK), Pemerintah Daerah dan Perguruan Tinggi.
Sumber : binamarga.pu.go.id
Sertifikat Kompetensi Kerja Konstruksi
Pasal 71
Lembaga Sertifikasi Profesi, dapat dibentuk oleh:
1. Asosiasi Profesi terakreditasi; dan 2. Lembaga Pendidikan & Pelatihan.
SKK Konstruksi UU No. 2 - 2017 & PP No. 14 - 2021
SOAL NO 3
PERENCANAAN, PENGATURAN & PENGENDALIAN SKK KONSTRUKSI DALAM PP No. 14 Tahun 2021
TRANSFORMASI FUNGSI LPJK TERKAIT TENAGA KERJA
KONSTRUKSI A
TRANSFORMASI PELAKSANAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA
KONSTRUKSI B
Sertifikat Kompetensi Kerja Konstruksi - PP No. 14 Tahun 2021
Aspek Hukum Konstruksi – Aedo Radewa N. - 01629210015
TKK terdiri atas Kualififikasi jabatan operator, teknisi atau analis, dan ahli.
SKK Konstruksi UU No. 2 - 2017 & PP No. 14 - 2021
SOAL NO 3
PERENCANAAN, PENGATURAN & PENGENDALIAN SKK KONSTRUKSI DALAM PP No. 14 Tahun 2021
Sumber daya manusia harus mempekerjakan TKK yang memenuhi standar kompetensi kerja.
1
2
TKK wajib memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja Konstruksi yang telah dicatat melalui Sistem
Informasi Jasa Konstruksi terintegrasi.
3
Sertifikat Kompetensi Kerja Konstruksi sesuai dengan klasifikasi, subklasifikasi, dan kualifikasi jabatan.
4
Sertifikat Kompetensi Kerja Konstruksi yang diterbitkan LSP yang diberi Lisensi oleh Lembaga independen yang diatur dengan peraturan perundang-undangan bidang keprofesian diakui sebagai Sertifikat Kompetensi Kerja Konstruksi.
5
Pasal 28 Tenaga Kerja
Konstruksi Pasal 28
C Klasifikasi & Kualifikasi
TKK
Penetapan klasifikasi TKK
pada kualifikasi jabatan
operator, teknisi/analis, dan ahli berdasarkan
Keilmuan yang terkait Jasa Konstruksi, meliputi:
Bidan g
a Arsitektu r;
b Sipil
;
Mekanikal;
c
d Tata Lingkungan;
e Arsitektur Lanskap, Iluminasi dan Desain Interior;
Perencanaan Wilayah dan Kota;
f
Sains dan Rekayasa Teknik;
atau g
h Manajemen Pelaksanaan.
35
Sertifikat Kompetensi Kerja Konstruksi - PP No. 14 Tahun 2021
SKK Konstruksi UU No. 2 - 2017 & PP No. 14 - 2021
SOAL NO 3
PERENCANAAN, PENGATURAN & PENGENDALIAN SKK KONSTRUKSI DALAM PP No. 14 Tahun 2021
Pasal 28 D
KEPEMILIKAN SERTIFIKAT
Kualifikasi jabatan mengacu pada ketentuan peraturan
perundang-
undangan
Mengacu pada deskripsi setiap jenjang kualifikasi pada KKNIsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Persyarat an Umu Persyaratan m
Kompetensi TK
K Persyaratan
Pendidikan Persyarat
an Khusu
s
Persyaratan Pengalaman Sebagaima
n
a tercantum dalam skema sertifikasi
merupakan pengalaman profesional untuk tenaga kerja kualifikasi
ahli dan pengalaman kerja untuk tenaga kerja
Pasal 28A, 28B Klasifikasi & Kualifikasi
TKK
Sertifikat Kompetensi Kerja Konstruksi - PP No. 14 Tahun 2021
Aspek Hukum Konstruksi – Aedo Radewa N. - 01629210015
SKK Konstruksi UU No. 2 - 2017 & PP No. 14 - 2021
SOAL NO 3
PERENCANAAN, PENGATURAN & PENGENDALIAN SKK KONSTRUKSI DALAM PP No. 14 Tahun 2021
Pasal 29A,29B UJI KOMPETENSI