• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat proses pembelajaran qawaid (nahwu) dengan menggunakan metode mind mapping dan untuk mengetahui bagaimana pengaruh metode mind mapping dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat proses pembelajaran qawaid (nahwu) dengan menggunakan metode mind mapping dan untuk mengetahui bagaimana pengaruh metode mind mapping dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN QAWA’ID (NAHWU) DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MIPPING

Rosalinda, Charul Bariah, Lasri

1Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, STKIP Al Washliyah Banda Aceh

2,3Program Studi Antropologi, STISIP Al Washliyah Banda Aceh Jl. Washliyah no. 1 Lam Ara Rukoh, Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh

*Corresponding email: [email protected]

Abstrak

Dalam pembelajaran, seorang pendidik dituntut untuk dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik dan efektif agar mecapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dalam proses pembelajaran itu sendiri, tidak terlepas dari suatu metode, dimana penggunaan sebuah metode yang tepat dalam pembelajaran akan berpengaruh pada keberhasilan mahasiswa. Pada umumnya pelaksanaan proses pembelajaran masih menggunakan metode konvensional dan lebih dominan pendidik sebagai subjek pembelajaran. Oleh karena itu, salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh pendidik adalah dengan menggunakan metode mind mipping. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat proses pembelajaran qawaid (nahwu) dengan menggunakan metode mind mapping dan untuk mengetahui bagaimana pengaruh metode mind mapping dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang terdiri dari dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Pada setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa berdasarkan presentase pada setiap siklus terlihat bahwa adanya peningkatan terhadap hasil belajar dari mulai siklus I ke siklus II. Dimana diperoleh hasil mulai pada pra siklus, presentase yang diperoleh sebesar 33,33%, dilanjutkan pada siklus I dengan penerapan metode minp mipping pada materi qawa’id telah mampu memberikan presentase hasil belajar mahasiswa sebesar 50%

dan telah mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 88,88%.

Kata kunci: Pembelajaran, Qaw’id, Metode Mind Mipping Abstract

In learning, an educator is required to be able to carry out learning properly and effectively in order to achieve the desired learning objectives. In the learning process itself, it is inseparable from a method, where the use of an appropriate method in learning will affect student success.

In general, the implementation of the learning process still uses conventional methods and educators are more dominant as learning subjects. Therefore, one effort that can be done by educators is to use the mind mipping method. The purpose of this study was to see the learning process of qawaid (nahwu) using the mind mapping method and to find out how the mind mapping method influences student learning outcomes. The type of research used is Classroom Action Research which consists of two cycles and each cycle consists of two meetings. Each cycle consists of planning, implementing, observing and reflecting. From the results of this study it can be concluded that based on the percentage in each cycle, it can be seen that there is an increase in learning outcomes from cycle I to cycle II. Where the results obtained starting in the pre-cycle, the percentage obtained was 33.33%, continued in cycle I with the application of the minp mipping method on qawa'id material which has been able to provide a percentage of student learning outcomes by 50% and has increased in cycle II to 88 .88%.

Key Words: Learning, Qawa'id, Mind Mipping Method

(2)

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Pembelajaran merupakan proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi pendidik dan mahasiswa bertukar informasi.

Pembelajaran adalah inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan pendidik sebagai pemegang peranan utama.

Pembelajaran merupakan serangkaian perbuatan pendidik dan peserta didik atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran merupakan sebuah transfer ilmu pengetahuan yang terjadi antara pendidik dan peserta didik yang berupa pengetahuan, penguasaan kemahiran, pembentukan sikap dan kepercayaan kepada peserta didik.

Pendidik memiliki peran yang sangat penting yaitu memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada peserta didik dan menanamkan nilai-nilai dan sikap yang baik agar meiliki kepribadian yang baik bagi peserta didik.

Dalam proses pembelajaran, seorang pendidik dituntut untuk dalam melaksanakan pembelajaran dengan baik dan efektif agar mecapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dalam proses pembelajaran sendiri, tidak terlepas dari suatu metode, dimana penggunaan sebuah metode yang tepat dalam pembelajaran maka akan berpengaruh pada keberhasilan mahasiswa. Walau disadari, bahwa setiap metode tentunya ada kelebihan dan kekurangan. Penggunaan metode yang baik akan membantu pendidik dalam menghemat energi, waktu serta dapat memberi pengaruh dan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa dan pembelajaran lebih aktif dan inovatif juga berkesan.

Seorang pendidik memiliki tugas dalam memilih dan memnentukan model ataupun metode pembelajaran yang tepat untuk menyampaikam suatu materi

pembelajaran agar tercapainya suatu tujuan dari pendidikan yang diharapkan. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas.

Sebagai bahasa kedua atau bahasa asing, Pembelajaran Bahasa Arab membutuhkan metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan agar tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai, salah satunya adalah dengan menggunakan metode yang baik dan tepat.

Pembelajaran qawaid merupakan salah satu bagian terpenting dalam metodologi pembelajaran bahasa Arab.

Pembelajaran qawaid adalah proses interaksi peserta didik dengan lingkungannya dalam hal ini terjadi perubahan tingkah laku dimana mereka dapat memahami, mengerti dan menguasai qawaid dan diharapkan mereka mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Arab dengan baik dan benar.

Qawaid bahasa Arab merupakan salah satu unsur dan sarana yang membantu untuk mempelajari bahasa Arab. Qawaid merupakan saran untuk memelihara kalam, membenarkan pengucapan dan tulisan.

Pada umumnya pelaksanaan proses pembelajaran masih menggunakan metode konvensional dan lebih dominan pendidik sebagai subjek pembelajaran, dimana mahasiswa hanya mendengarkan saja dan diberikan tugas membaca dan hanya mengisi soal saja, dimana pendidik tidak memberi tugas yang dapat merangsang kreativitas mahasiswa dan tidak memotivasi mahasiswa agar semangat dalam pembelajaran dan mengerjakan tugas. Akibatnya mahasiswa kurang

(3)

termotivasi dalam pembelajaran dan kurang mengembangkan materi pembelajaran.

Oleh karena itu, salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh pendidik agar peserta didik tidak merasa jenuh saat pembelajaran berlangsung, pembelajaran lebih inovatif dan variatif adalah dengan menggunakan metode mind mipping dan diharapkan Metode pembelajaran Mind Mipping mampu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain.

Selain itu, peserta didik akan lebih terhindar dari bahaya verbalisme, peserta didik hafal setiap kalimat yang didapatkan dari pendidik tetapi tidak memahami makna yang terkandung di dalam kalimat-kalimat tersebut. Metode pembelajaran yang inovatif dapat memotivasi peserta didik dalam belajar sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.

Mind mapping merupakan salah satu metode pembelajaran dimana mahasiswa mampu menjadi kreatif dalam menghasilkan suatu gagasan atau pikiran, mencatat apa yang harus dipelajari. Metode ini lebih menekankan pada pengkombinasian warna dan bentuk yang akan membuat mahasiswa semakin tertarik dan bersemangat dalam proses pembelajaran, sehingga materi yang diserap dapat mudah dipahami. Mind mapping merupakan metode yang dapat digunakan untuk mengembangkan kreativitas belajar mahasiswa. Darusman (2014) menyatakan bahwa metode pembelajaran mind mapping adalah metode pembelajaran yang dirancang untuk mengembangkan mahasiswa dengan kreatif menyusun ide- ide pokok dari sebuah konsep menjadi sebuah peta pikiran yang mudah dipahami oleh mahasiswa.

Mind Mapping atau yang disebut peta pikiran merupakan teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan mendalam. Mind

mapping adalah cara untuk menempatkan informasi kedalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan “memetakan”

pikiran-pikiran kita. Mind map juga sangat sederhana. Pembelajaran dengan strategi peta pikiran ini baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban.

Berdasarkan refleksi penulis selama menjadi pengajar di prodi pendidikan bahasa Arab, kesulitan mahasiswa dalam memahami qawaid bahasa Arab disebabkan adanya anggapan bahwa qawaid sangat sulit, kompleks dan menakutkan. Qawaid yang dianngap komplek dan sulit, untuk diterapkan ini menjadikan materi qawaid cenderung makin tidak disukai. Selain itu, kesulitan mahasiswa juga disebabkan karena materi ajar qawaid tidak disajikan menurut kemampuan siswa dan tidak menggunakan metode yang revelan dan menyenangkan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul: “Pembelajaran Qawa’id (Nahwu) Dengan Menggunakan Metode Mind Mipping. “

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimanakah pembelajaran qawaid (nahwu) dengan menggunakan metode mind mapping?

b. Bagaimanakah pengaruh metode mind mapping dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk melihat proses pembelajaran qawaid (nahwu)

(4)

dengan menggunakan metode mind mapping

b. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh metode mind mapping dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa

2. Metode Penelitian 2.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Muslich (2010:8), Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan- tindakan dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Pada setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

2.2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester V (Lima) Prodi pendidikan Bahasa Arab STKIP Al Washliyah Banda Aceh. Jumlah mahasiswa adalah 18 orang dengan jumlah mahasiswa laki-laki sebanyak 9 orang dan perempuan 9 orang.

2.3. Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada mahamahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Arab angkatan 2021/2022 yang sat ini berada di Semester V. Prodi Pendidikan Bahasa Arab STKIP Al Washliyah Banda Aceh yang berada di Jl. Washliyah no. 1 Lam Ara Rukoh, Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh. Dilaksanakan mulai dari bulan September s/d November 2022 pada semester ganjil.

2.4. Analisis Data

Setelah semua data terkumpul maka untuk mendeskripsikan data penelitian adalah sebagai berikut:

1) Aktivitas Mahasiswa

Data aktivitas mahasiswa mengelola pembelajaran dianalisis dengan menggunakan deskriptif dengan skor rata- rata tingkat aktivitas mahasiswa. Untuk mengetahui aktivitas mahasiswa dianalisis dengan menggunakan persentase. Adapun rumus persentase adalah:

𝑃 = 𝑓

𝑁 𝑥 100 %

Keterangan:

P = angka persentasi

f = frekuensi aktivitas siswa N = Jumlah aktivitas keseluruhan siswa (Sudijono, 2005:43)

Kriteria klasifikasi persentase aktivitas siswa selama pembelajaran adalah:

Tabel 1. Kriteria Klasifikasi Persentase Aktivitas Siswa

Skor Presentase Kategori Penilaian 1 1 0 % - 20% Sangat Kurang

baik 2 21% - 40% Kurang

3 41% - 60% Cukup

4 61% - 80% Baik

5 81% - 100% Sangat Baik Sudijono (2005:43)

2) Tes Hasil Belajar

Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa setelah menerapkan metode mind mipping yaitu dengan menggunakan rumus persentase.

(5)

Ketuntasan hasil belajar siswa diolah dengan rumus persentase yaitu sebagai berikut :

1. Ketuntasan Individu 𝑃 = 𝑓

𝑁 𝑥 100 % Keterangan :

P : Angka persentase

f : Frekuensi yang di jawab benar N : Jumlah Soal

100: Nilai Konstan 2. Ketuntasan Klasikal

𝑃 = 𝑆𝑇

𝑁 𝑥 100 % Keterangan:

KS = Ketuntasan klasikal ST = Jumlah siswa yang tuntas N = Jumlah siswa dalam satu kelas (Sudijono, 2005:43)

3. Hasil Dan Pembahasan 3.1. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum melakukan penelitian dosen memberikan pre test kepada mahasiswa. Pre test ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar mereka sebelum ditepakan metode mind mipping dalam pembelajaran qawa’id. Hasil pre test dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 2. Hasil Pre Test Siswa No Jenis data Hasil

diperoleh 1 Nilai tertinggi 80 2 Nilai terendah 40

3 Rata-rata 60.5

4 Ketuntasan klasikal

33.33%

Berdasarkan tabel 2, hasil pra siklus yang dilakukan pada saat pra penelitian

memperoleh persentase ketuntasan belajar sebesar 33.33%. Nilai terendah pada pre test adalah 40 dan nilai tertinggi adalah 80.

Nilai rata-rata pada pre test adalah 60.5.

Setelah melakukan pre test , maka peneliti akan melanjutkan penelitian pada siklus I.

3.2. Hasil Penelitian Siklus I a. Perencanaan

Kegiatan perencanaan yang dilakukan pada tahap ini adalah membpersiapkan beberapa hal yang dibutuhkan saat pelaksaan penelitian seperti merancang silabu, merancang RPS, instrument test, mendesain bahan ajar sesuai dengan materi sesuai dengan metode mind mipping.

b. Pelaksanaan

Pada siklus ini mahasiswa sudah mmepelajari materi qawa’id dengan menggunakan metode minp mipping dan setelah dilakukan penerapan metode ini, mahasiwa telah mengalami peningkatan pemahaman dan ini bisa dilihat dari hasil belajar yang diperoleh oleh mahasiswa. Hasil belajar ini mahasiswa pada siklus I ini dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 3. Hasil belajar pada siklus I No Jenis data Hasil

diperoleh

1 Nilai

tertinggi 85

2 Nilai

terendah

50 3 Rata-rata 66.11 4 Ketuntasan

klasikal 50%

Berdasarkan tabel 3, dari 18 orang mahasiswa yang mengikuti mata kuliah qawa’id dengan menggunakan metode mind mipping terdapat 9 orang mahasiswa yang sudah mencapai nilai baik dan 10 orang mahasiswa lagi belum mencapai hasil yang maksimal. Nilai tertinggi yang diperoleh mahasiswa pada siklus ini adalah

(6)

85 dan nilai terendah adalah 50. Adapun presentase ketuntasan belajar sebesar 50%

dengan nilai rata-rata adalah 66.11.

Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh mahasiswa pada siklus I ini, maka peneliti ingin melanjutkan penelitian pada siklus II dengan menggunakan metode yang sama.

Pada siklus berikutnya ini peneliti berharap nilai yang dipereloh oleh mahasiswa semakin meningkat sesuai dengan harapan peneliti.

c. Refleksi

Setelah siklus I selesai dilakuakn, maka peneliti ingin melanjutkan penelitian ke tahap selanjutnya yaitu siklus II. Adapun kegiatan/

tahapan yang dilakukan adalah:

a. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada materi qawa’id yang akan dipelajari dengan menggunakan metode minp mipping.

b. Memberikan motivasi kepada mahasiswa yang belum mencapai hasil maksimal agar lebih fokus.

c. Memberikan motivasi kepada mahasiswa agar dapat menyelesaikan tugas yang dibetikan dengan baik.

d. Pengalokasian waktu supaya lebih efektif.

3.3. Hasil Penelitian Siklus II a. Perencanaan

Adapun kegiatan/ tahapan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada materi qawa’id yang akan dipelajari dengan menggunakan metode minp mipping.

2) Memberikan motivasi kepada mahasiswa agar dapat menyelesaikan tugas yang dibetikan dengan baik.

3) Pengalokasian waktu supaya lebih efektif.

4) Membuat RPS yang akan digunakan dalam pembelajaran.

5) Menyiapkan intrument test.

b. Pelaksanaan

Pada siklus II ini, mahasiswa juga sudah mempelajari materi qawa’id dengan menggunakan metode minp mipping dan setelah dilakukan penerapan metode ini, mahasiwa telah mengalami peningkatan pemahaman dan ini bisa dilihat dari hasil belajar yang diperoleh oleh mahasiswa.

Hasil belajar ini mahasiswa pada siklus II ini dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4. Hasil belajar pada siklus II

No Jenis data Hasil

diperoleh 1 Nilai tertinggi 95

2 Nilai terendah 60

3 Rata-rata 80.83

4 Ketuntasan klasikal 88.88%

Berdasarkan tabel 3, dari 18 orang mahasiswa yang mengikuti mata kuliah qawa’id dengan menggunakan metode mind mipping terdapat 16 orang mahasiswa yang sudah mencapai nilai baik dan 2 orang mahasiswa lagi belum mencapai hasil yang maksimal. Nilai tertinggi yang diperoleh mahasiswa pada siklus ini adalah 95 dan nilai terendah adalah 60. Adapun presentase ketuntasan belajar sebesar 88.88% dengan nilai rata-rata adalah 80.83.

Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh mahasiswa pada siklus II ini, maka peneliti mencukupkan penelitian sampai pada siklus ini karena peneliti merasa bahwa hasil yang diperoleh sudah dapat mencapai hasil penelitian yang diinginkan.

c. Refleksi

Berdasarkan hasil pembeljaran yang dilakukan pada siklus I dan siklus II, terlihat jelas adanya peningkatan hasil belajar yang diperoleh oleh mahasiswa dalam pembelajaran qawa’id dengan menggunakan metode minp mipping ini.

Dan ini menunjukkan bahwa metode ini menjawab tujuan penelitian yang diinginkan oleh peneliti.

(7)

3.4. Pembahasan Perbandingan Antar Siklus

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siklus I dan II, penerapan metode minp mipping telah memberikan nilai yang positif terhadap peningkatan hasil belajar mahasiswa dan kemudahan mahasiswa dalam pembelajaran qawa’id yang dipelajari. Perbandingan presentase hasil belajar mahasiswa pada pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 1. Perbandingan Presentase antara siklus I dan Siklus II

Berdasarkan gambar 1, terlihat bahwa adanya penigkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Pada pra siklus, presentase yang diperoleh sebesar 33,33%, pada siklus I penerapan metode minp mipping pada materi qawa’id telah mampu memberikan presentase hasil belajar mahasiswa sebesar 50% dan telah mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 88,88%.

4. Kesimpulan Dan Saran 4.1. Kesimpulan

Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa berdasarkan presentase apada setiap siklus terlihat bahwa adanya penigkatan hasil belajar dari mulai siklus I ke siklus II. Dimana diperoleh hasil mulai pada pra siklus, presentase yang diperoleh sebesar 33,33%, dilanjutkan pada siklus I dengan penerapan metode minp mipping

pada materi qawa’id telah mampu memberikan presentase hasil belajar mahasiswa sebesar 50% dan telah mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 88,88%.

4.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, ada beberapa saran yang dapat disampaikan oleh peneliti, antara lain:

1) Diharapkan kepada dosen agar menggunakan metode pembelajaran yang variatif salah satunya adalah metode minp dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan agar siswa dapat lebih aktif dan lebih menyukai materi yang dipelajari sehingga bisa meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa menjadi lebih baik.

2) Perlu adanya pembekalan atau pelatihan terhadap dosen mengenai penerapan metode pembelajaran yang baik sesuai materi yang diajarkan karena hal ini dapat mendukung pemahaman dan meningkatkan hasil belajar mahasiswa menjadi lebih baik serta pembelajaran lebih inovatif.

5. Daftar Pustaka

[1] Arikunto, Suharsimi. 2007.

Penelitian tindakan kelas. Jakarta: bumi aksara daryanto dan rahardjo

[2] Daryanto, Dan Mulyo Rahardjo.

2012. Model pembelajaran inovatif.

Yogyakarta: gava media.

[3] Lie, Anita. 2002. Cooperative learning mempraktikkan cooperative learning di ruang-ruang kelas. Jakarta : pt. Grasindo

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Chart Title

Series 1 Column2 Column1

(8)

[5] Sudjana, Nana. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.

Bandung: PT. Remaja rosdyakarya [6] Suprijono, Agus. 2009.

Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: pustaka belajar [7] Arrofa Acesta. 2020. Pengaruh Penerapan Metode Mind Mapping Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Naturalistic: Jurnal Kajian Penelitan Dan Pendidikan Dan Pembelajaran vol.4, no.2b (april 2020).

[8] Rizki Ananda. 2019. Penerapan Metode Mind Mapping Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar. Edukatif:

jurnal ilmu pendidikan research &

learning in education. Vol.1, no. 1 . [9] Rahma Faelasofi. 2016. Penerapan metode mind mapping pada pembelajaran matematika pendidikan matematika. Jurnal e-dumath volume 2 no. 2, agustus 2016

[10] Suji hartini. 2021. Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ipa Pada Materi Sistem Orgasisasai Kehidupan Memalui Penerapan Cooperative Learning Tipe Think-Pair-Share Pada Siswa Kelas VII-1 Mtsn 2 Aceh Besar.

Jurnal pendidikan dan pengabdian vokasi vol. 2, no. 2 (jp2v).

[11] Shofwatul Fu’adah. 2021.

Penggunaan Strategi Mind Mapping Dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Arab. Lahjah arabiyah: jurnal bahasa arab dan pendidikan bahasa arab vol. 2 no. 1 , januari 2021.

[12] Muzakkir. 2021. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (Tps) Untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa Dan Hasil Belajar Sosiologi Pada Materi Globalisasi Dan Perubahan Komunitas Lokal Kelas XII Man 1 Banda Aceh. Jurnal pendidikan dan pengabdian vokasi vol. 2, no. 2 (jp2v)

[13] Heri Hidayat, Heny Mulyani, Ajeng Siti Fatimah , Amallia Sholihat, Ana Zulfia Latifah. 2020. Penerapan Metode Mind Mapping Untuk Meningkatkan Kreativitas Pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal pendidikan, vol. 21, no. 1, maret 2020.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti memberikan saran : Dosen sebaiknya lebih memahami metode yang cocok untuk pembelajaran sehingga proses pembelajaran

Dalam mengaplikasikan metode ceramah pada proses belajar mengajar ada beberapa syarat yang harus diperhatikan, antara lain: guru yang menyampaikan metode ini adalah

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan peningkatan dari motivasi dan keterampilan berpikir kritis peserta didik antara kelas yang menerapkan

Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah diuraikan di atas, peneliti memberikan beberapa saran, antara lain: Bagi guru PKn, diharapkan pada saat pembelajaran PKn dapat

KESIMPULAN DAN SARAN Pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien Congestif Heart Failure CHF dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi dengan masalah keperawatan ketidakefektifan pola napas

Keempat, dampak keluarga yang broken home berpengaruh pada minat belajar anak disisi lain subyek menganggap belajarnya sia-sia, sebab tidak ada orang tua yang menanyakan bagaimana hasil

Model pembelajaran tersebut lebih unggul dari konvensional, ini dapat di buktikan dari beberapa referensi oleh peneliti-peneliti sebelumnya yang menggunakan model PBM ini, Selaras

Di sisi lain, beberapa penelitian tentang kualitas tidur pada populasi ini menunjukkan hasil yang agak berbeda dibandingkan dengan penelitian ini, meskipun menggunakan metode yang sama