• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan utama pengembangan sistem pakar adalah mendistribusikan pengetahuan dan pengalaman seorang pakar ke dalam sistem komputer

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Tujuan utama pengembangan sistem pakar adalah mendistribusikan pengetahuan dan pengalaman seorang pakar ke dalam sistem komputer"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut.

Sistem pakar memberikan nilai tambah pada teknologi untuk membantu dalam menangani era informasi yang semakin canggih (Kusrini, 2006).

Salah satu cabang dari kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang banyak mendapat perhatian dari para ilmuwan saat ini adalah sistem pakar. Di dalam buku Expert Sistem Principles and Programming mendefinisikan sistem pakar sebagai sistem komputer yang mampu menirukan (emulate) kemampuan seorang pakar dalam mengambil keputusan (Giaratano dan Riley,1994). Sistem pakar sebagai kecerdasan buatan, menggabungkan pengetahuan dan fakta-fakta serta teknik penelusuran untuk memecahkan permasalahan yang secara normal memerlukan keahlian dari seorang pakar. Tujuan utama pengembangan sistem pakar adalah mendistribusikan pengetahuan dan pengalaman seorang pakar ke dalam sistem komputer. Dengan berkembangnya teknologi dalam sistem pakar, ditambah dengan kebutuhan manusia akan informasi kesehatan secara tepat dan akurat, kapanpun dan di manapun, mendorong para ahli untuk mengembangkan kegunaan komputer agar dapat mempermudah pekerjaan manusia, dalam hal ini mengenai informasi kesehatan. Sistem pakar pada saat ini sudah banyak digunakan manusia, seperti memudahkan masyarakat tanpa harus berkonsultasi dengan dokter atau pakar, bisa mengetahui gejala penyakit lebih dini, atau juga bisa sebagai data pendukung saat berkonsultasi dengan dokter atau pakar terkait sesuai dengan hasil sistem pakar tersebut.

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, kesadaran diri seseorang akan pola hidup yang sehat sangat kurang dan terkadang masih terabaikan. Sehingga banyak gejala dan penyakit yang timbul akibat pola hidup dan pola makan yang tidak teratur, salah satunya adalah penyakit kista

(2)

endometriosis. Agar tubuh tetap sehat dapat dilakukan beberapa cara diantaranya adalah dengan memakan makanan yang sehat, berolah raga dan menjaga kebersihan.

Pada dasarnya kista dimiliki oleh setiap manusia, baik pria maupun wanita, akan tetapi kista dalam tubuh pria tidak berpotensi menjadi sebuah penyakit.

Sedangkan pada wanita kista berpotensi menjadi sebuah penyakit yang berbahaya apabila mulai aktif dalam tubuh wanita. Penyakit ini terbilang cukup unik dan mengundang perhatian, tidak sedikit juga wanita di Indonesia mengenal penyakit ini, akan tetapi tidak sedikit juga wanita yang acuh tak acuh dalam menanggulangi atau menyikapi penyakit ini, hal ini juga karena sumber maupun informasi mengenai penyakit kista ini masih terasa kurang, sehingga mungkin menyebabkan wanita-wanita di Indonesia sekarang ini terkesan bereaksi kurang tanggap akan bahayanya penyakit ini, hingga akhirnya banyak korban penderita penyakit kista endometriosis, dimana sekitar 60%-70% penderita datang pada saat keadaannya sudah kritis. Selain itu juga, wanita pada zaman sekarang ini bisa dibilang memiliki pola hidup yang kurang baik, seperti tidak rutin berolah raga, tidak mengatur pola makan secara baik, serta mudah stress, semua itu merupakan pola hidup yang tidak sehat dan bisa memancing penyakit untuk menyerang kesehatan tubuh setiap wanita dimasa kini (Nasdaldy, 2009).

Endometriosis adalah suatu keadaan pada seorang perempuan di mana sel-sel selaput lendir rahim (endometrium) berada di luar dari tempat seharusnya, yaitu di dalam rahim. Kista endometriosis adalah suatu penyakit yang lazim menyerang wanita diusia reproduksi yaitu usia antara 15 tahun sampai 49 tahun, penyakit ini merupakan kelainan ginekologis yang menimbulkan keluhan nyeri saat haid, nyeri saat senggama, pembesaran ovarium dan infertilitas. Endometriosis ini disebabkan oleh karena siklus haid yang tidak berjalan dengan baik sehingga darah kotor yang seharusnya terbuang dengan lancar menjadi tersumbat dan menetap di dalam rahim wanita tersebut, dan semakin terus membesar karena terus menerus tertampung. Hal ini terjadi karena gangguan hormon estrogen dan progesterone di dalam tubuh wanita tidak seimbang. Berdasarkan tingkat keganasannya, kista terbagi dua, yaitu non-neoplastik dan neoplastik. Kista non-neoplastik sifatnya

(3)

jinak dan biasanya akan mengempis sendiri setelah 2 hingga 3 bulan. Sementara kista neoplastik umumnya harus dilakukan tindakan operasi seperti jenis kista endometriosis ( Nasdaldy, 2009).

Berdasarkan hasil data yang didapatkan di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau dari tahun 2016 sampai tahun 2018 dibulan November jumlah seluruh penderita penyakit kista endometriosis tercatat sebanyak 180 orang. Dari data tersebut, jumlah penderita penyakit kista endometriosis banyak diderita oleh wanita yang berusia antara 15-44 tahun yaitu sebanyak 141 orang. Dan sisanya diderita oleh wanita yang berusia 5-14 tahun sebanyak 1 orang, berusia 45-64 tahun sebanyak 37 orang dan yang berusia di atas 65 tahun sebanyak 1 orang.

Dampak buruk dari penyakit kista endometriosis ini jika tidak segera diobati bisa mengancam kesehatan reproduksi wanita seperti menyebabkan kemandulan, kista endometriosis yang muncul pada bagian dalam bisa mempengaruhi organ lain seperti menempel pada usus, bahkan kista endometriosis bisa berujung pada kematian (Detik.com, 2009). Dan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Amalia Octavianny tahun 2016 yang berjudul “Hubungan Kista Endometriosis Dengan Kejadian Infertilitas di RSUD Tugurejo Semarang dan RSUD Kota Semarang” didapatkan bahwa wanita dengan kista endometriosis mempunyai tingkat resiko yang lebih besar mengalami kejadian infertilitas dibandingkan dengan yang tidak mengalami kista endometriosis. Oleh karena itu perlu dibuatnya sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit kista endometriosis.

Sistem pakar yang akan dirancang menggunakan metode Certainty Factor (CF) untuk menghitung inputan data yang dilakukan oleh pasien guna mendapatkan persentase keakuratan hasil diagnosa. Metode ini tepat digunakan karena mengakomodasikan ketidakpastian dari seorang pakar, seperti “mungkin”,

“kemungkinan besar”, “hampir pasti” terhadap masalah yang dihadapi (Mulyanto, 2011). Metode Certainty Factor (CF) sendiri dalam satu kali hitung dapat mengelola dua data sehingga tingkat keakuratan dari data itu sendiri dapat terjaga.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Senanti Alas tahun 2017 dengan judul

“Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Kaki Gajah Menggunakan Metode Certainty Factor” menghasilkan persentase tingkat keyakinan sebesar 96%.

(4)

Berdasarkan perbandingan penelitian yang dilakukan oleh Nella Almi Ritonga tahun 2013 dengan judul “Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Lambung Menggunakan Metode Certainty Factor” mendapatkan hasil perhitungan Certainty Factor pada penyakit gastritis sebesar 92%, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Azwar dan Anas tahun 2018 yang berjudul “Sistem Pakar Diagnosa Awal Penyakit Lambung Menggunakan Metode Bayes” mendapatkan hasil perhitungan pada penyakit gastritis sebesar 70%, sehingga alasan tersebut menjadi latar belakang penulis untuk memilih metode Certaity Factor akan sangat cocok digunakan oleh sistem pakar ini. Aplikasi akan dibangun dengan berbasis mobile dengan sistem operasi Android. Melihat perkembangan pengguna mobile khususnya Android yang begitu cepat dan meningkat. Di Asia Tenggara pada tahun 2015, Indonesia tercatat sebagai Negara yang warganya terbanyak menggunakan Android. Total sebanyak 41 juta pengguna atau pangsa pasarnya 94%. Sementara iOS di Indonesia hanya digunakan sebanyak 2,8 juta pengguna atau 6% (Detik.com, 2015), sehingga peneliti yakin bahwa sistem pakar ini akan mudah dijangkau dan digunakan oleh masyarakat.

Dari latar belakang tersebut dapat ditarik kesimpulan judul yang tepat dari tugas akhir ini adalah ”Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Kista Endometriosis Pada Wanita Menggunakan Metode Certainty Factor Berbasis Android”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasikan permasalahannya sebagai berikut :

1. Kurangnya sumber informasi mengenai penyakit kista endometriosis.

2. Kurang tanggapnya seseorang dengan bahaya penyakit kista endometriosis.

3. Kurangnya alat bantu atau aplikasi untuk mendiagnosa awal penyakit kista endometriosis.

(5)

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana menerapkan metode Certainty Factor untuk mendiagnosa penyakit kista endometriosis?

2. Bagaimana mengembangkan sistem pakar berbasis android untuk mendiagnosa penyakit kista endometriosis menggunakan metode Certainty Factor?

1.4 Batasan Masalah

Di dalam penulisan tugas akhir batasan-batasan masalah perlu ditetapkan agar tidak menyimpang dari maksud tujuan dari penelitian. Adapun batasan masalah dari tugas akhir ini adalah :

1. Sistem pakar ini digunakan untuk mendiagnosa awal penyakit kista endometriosis.

2. Output yang dihasilkan dari sistem pakar ini berupa nilai persentase kemungkinan seorang wanita menderita penyakit kista endometriosis.

3. Metode yang digunakan pada pembuatan sistem pakar ini menggunakan metode Certainty Factor.

4. Sasaran pengguna sistem pakar ini adalah wanita berusia 15-49 tahun.

1.5 Tujuan

Tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah menghasilkan sistem pakar penyakit kista endometriosis pada wanita dengan menggunakan metode Certainty Factor, sehingga bisa digunakan sebagai alat bantu untuk diagnosa awal penyakit kista endometriosis.

1.6 Manfaat

Manfaat dari pembuatan tugas akhir ini adalah untuk membantu dan memudahkan user mengetahui nilai persentase kemungkinan menderita penyakit

(6)

kista endometriosis berdasarkan dari gejala-gejala yang ada dan mendapatkan pengobatan yang tepat.

Referensi

Dokumen terkait

Sistem akan melakukan perhitungan dengan menggunakan metodeCertainty Factor, yaitu dengan menghitung setiap bobot pada gejala untuk mendapatkan nilai CF yang nantinya akan didapatkan

12 Pada gambar 2 diatas dapat dilihat skenario use case dari aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit kanker lambung dengan metode certainty factor adalah sebagai berikut: Tabel IV.1