• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tunnel Outlet

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Tunnel Outlet"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bendungan adalah suatu bangunan bendungan yang dirancang untuk menampung volume air yang dapat digunakan untuk pencegahan banjir, air irigasi, tempat wisata dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) serta kebutuhan lainnya oleh penduduk di suatu daerah. Bendungan Ponre-Ponre yang dibangun pada tahun 2006 merupakan tipe Bendungan Beton Face Rockfill yang terletak di Kabupaten Bone dengan kapasitas muka air normal berdasarkan +216,00 dengan volume m3 dan luas genangan 185,32 ha, sedangkan dead tampungan sebesar a tinggi +194,00 dengan volume penyimpanan mati sebesar 4.304.200 m3, sehingga volume penyimpanan efektif adalah m3. Berdasarkan kegiatan operasi dan pemeliharaan bendungan Ponre-Ponre pada tahun 2020 dan 2021, limpasan terjadi di bagian hilir bendungan sebelum mencapai debit puncak, oleh karena itu dilakukan peninjauan terhadap kapasitas tampung waduk.

Peningkatan persentase sedimen ini mengakibatkan kapasitas waduk menjadi tidak efisien dan penumpukan sedimen di sepanjang sungai meningkat dengan cepat seiring berjalannya waktu, sehingga menyebabkan tinggi badan waduk dan mempengaruhi kapasitas waduk serta umur layanan waduk. Berdasarkan permasalahan diatas maka akan diadakan penelitian yang berjudul “STUDI PERENCANAAN PERENCANAAN WADUK PONRE-BENDUNGAN PONRE KABUPATEN BEEND”.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Batasan Penelitian

Sistematika Penulisan

TINJAUAN PUSTAKA

Bendungan

  • Pengertian Bendungan
  • Klasifikasi Bendungan

Sehubungan dengan fungsinya sebagai reservoir atau penaikan muka air pada suatu reservoir, badan bendungan pada umumnya berperan sebagai penahan rembesan air di bagian hilir dan menopang bendungan. Bendungan timbunan tergolong tipe homogen jika bahan pembentuk badan bendungan terdiri dari tanah yang hampir sama dan gradasinya (sebaran ukuran butir) hampir seragam. Keseluruhan tubuh bendungan mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai struktur pendukung dan juga sebagai penahan resapan air.

Empangan tanah dikelaskan ke dalam jenis zon, apabila cerucuk yang membentuk badan empangan terdiri daripada batuan gred yang berbeza (susunan saiz butiran) dalam susunan lapisan tertentu. Dalam jenis empangan ini, ia terutamanya dimuatkan pada cerucuk kedap air sebagai penampan (zon kedap air). Empangan tanah dikelaskan sebagai jenis fasad, apabila di lereng kampung badan empangan ditutup dengan penghalang yang tidak membenarkan air melalui (ketumpatan tinggi), seperti plat keluli tahan karat, konkrit asfalt, bertetulang. papak konkrit, filem plastik, susunan konkrit blok, dsb. - lain-lain.

Untuk lebih jelasnya mengenai klasifikasi bendungan tanggul dapat dilihat pada Gambar 1 (dari buku “Jenis Bendungan Tanggul karya Dr. Suyono Sasrodarsono hal. 12).

Analisis Hidrologi

  • Analisis Curah Hujan Wilayah
  • Analisis Curah Hujan Rencana
  • Analisis Uji Kesesuaian

Penentuan curah hujan maksimum harian digunakan dalam perhitungan curah hujan rencana dengan analisis frekuensi untuk perhitungan debit banjir dengan periode ulang. Xt = Jumlah curah hujan yang direncanakan untuk periode ulang t Sr = Nilai rata-rata data curah hujan maksimum F = Faktor reduksi. Berdasarkan analisis curah hujan rencana dari data curah hujan maksimum harian, maka dapat dihitung besarnya debit banjir rencana dengan periode ulang 200.

Jumlah curah hujan yang diharapkan tersedia setiap beberapa tahun sekali konsisten dengan periode tercatat/tetap (periode ulang). Besarnya EI sebanding dengan jumlah curah hujan pada suatu kejadian hujan dikalikan dengan intensitas hujan maksimum selama 30 menit. Nilai R yang merupakan daya rusak hujan dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan yang dilaporkan oleh Bols (1978) dengan menggunakan data curah hujan bulanan di 3 stasiun.

Untuk lebih jelasnya mengenai lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 8 dan Gambar 9. Peta lokasi penelitian dan stasiun curah hujan. Data hidrologi berupa data curah hujan Sungai Cenranae – Walanae kira-kira. Data Teknis Bendungan Ponre-Ponre Kabupaten Bone. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah curah hujan dan klimatologi, debit banjir rencana dan data teknis Bendungan Ponre – Ponre.

Perhitungan aliran handal menggunakan data curah hujan setengah bulanan Tabel 15. Aliran handal untuk curah hujan bulan Oktober - Maret.

Gambar 2. Siklus Hidrologi
Gambar 2. Siklus Hidrologi

Analisa sedimen

Waduk

Kapasitas penyimpanan mati ini akan ditentukan terutama oleh kandungan sedimen aliran sungai dan masa manfaat waduk. Curah hujan dapat diartikan sebagai ketinggian air hujan yang terkumpul pada suatu bidang datar, tidak menguap, tidak merembes, dan tidak mengalir. Dari Tabel 6, rata-rata curah hujan maksimum harian diurutkan dari yang terbesar hingga terkecil dan dihitung menggunakan analisis parameter statistik untuk menentukan metode penghitungan curah hujan rencana yang dapat digunakan.

Analisis Rekurensi Curah Hujan Periode Ulang Tahun (t) dengan sebaran Log Pearson Tipe III. Keterangan: Nilai G diperoleh dari tabel 7 frekuensi harga G dengan metode Log Pearson Type III). Berdasarkan tabel 11 diperoleh grafik desain hidrografi dengan menggunakan metode HSS Nakayasu yang dapat dilihat pada gambar 10. Rangkuman hasil perhitungan debit banjir rencana dengan metode HSS Nakayasu dapat dilihat pada tabel 12.

Debit aliran sungai dihitung menggunakan rumus sesuai persamaan 28 pada Bab II. Bagian memanjang tangki menurut tinggi tangki dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Hasil perhitungan volume antara kontur dengan volume tampungan tangki hasil pengukuran pada tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 21, sebagai berikut;

Gambar 3 . Idealisasi masalah kapasitas dan kemampuan waduk.
Gambar 3 . Idealisasi masalah kapasitas dan kemampuan waduk.

Kapasitas Waduk

Usia Guna Waduk

  • Operasi Waduk

Aliran dasar dihitung berdasarkan rumus 25 pada Bab II yaitu: BF = Infiltrasi – perubahan volume air dalam tanah. Perkiraan potensi erosi dan erosi aktual dapat dihitung dengan menggunakan . dengan rumus 33 dari Bab II yaitu : Epot = EI₃₀ x K x LS x A. Dengan metode perhitungan topografi dari pengukuran tahun 2016, menghitung volume antar kontur dan menghitung volume penyimpanan dapat dihitung dengan rumus 37 dari Bab II yaitu .

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Libureng, salah satu Sungai Tinco, anak sungai Walanae yang secara administratif terletak di Kecamatan Kahu dan Libureng, Kabupaten Bone.

Gambar 9. Peta Daerah Aliran Sungai Ponre-ponre
Gambar 9. Peta Daerah Aliran Sungai Ponre-ponre

Jenis Penelitian dan Sumber Data

Variabel Penelitian

  • Variabel Penelitian
  • Definisi Operasional Variabel

Teknik Analisa Data

Prosedur Penelitian

Bagan Alir

Setelah diperoleh besaran evaporasi potensial (ETo), selanjutnya dihitung nilai evaporasi terbatas (Et) pada bulan Januari I tahun 2006 sesuai persamaan 17 halaman 20 bab II yaitu. Sebelum menentukan debit reliabel, cari dulu nilai probabilitas (%) dengan menggunakan rumus 22 pada Bab II, misalnya tabel 13. Faktor panjang dan kemiringan dihitung menggunakan rumus sesuai yang ada pada halaman 33 Bab II. d) Estimasi potensi erosi dan erosi aktual.

Hasil perhitungan tinggi, beda tinggi dan luas waduk disajikan pada tabel 22. tinggi, beda tinggi dan luas.

PEMBAHASAN

Analisa Hidrologi

  • Analisa Curah Hujan Wilayah
  • Analisa Curah Hujan Rencana
  • Uji Kesesuaian Distribusi Chi Square
  • Analisa Debit Banjir Rencangan
  • Analisis Ketersediaan Air Irigasi dengan Metode F.J. Mock
  • Debit Andalan
  • Analisa Sedimen

Dari Gambar 11 dapat dinyatakan bahwa debit puncak pada perhitungan hidrograf banjir dengan metode HSS Nakayasu untuk kala ulang 200 tahun sebesar 120,3671 m3/s dan tahun QPMF sebesar 499,6127 m3/s pada waktu 5,432 jam. Untuk menentukan aliran reliabel, data diurutkan dari yang terbesar hingga terkecil kemudian dihitung persentase reliabilitasnya dengan menggunakan rumus: m/n. Pada Gambar 12 terlihat dari hasil perolehan nilai debit penopang terdapat ketersediaan air pada tanggal 1 November yang kondisinya basah.

Tabel 7. Analisa Curah dengan Metode Log Pearson Type III.
Tabel 7. Analisa Curah dengan Metode Log Pearson Type III.

Waduk

  • Analisa Tampungan Mati
  • Analisa Tampungan efektif
  • Analisa Tampungan Banjir

Dengan menggunakan metode perhitungan topografi dari pengukuran tahun 2016 maka perhitungan volume antar kontur dan perhitungan volume tampungan dapat dihitung dengan menggunakan rumus 37 pada bab II masing-masing : .. a) Perhitungan volume antar kontur Volume pada tinggi kontur 1 (V1) 𝑉1 =1.

Gambar 13. Penampang memanjang waduk.
Gambar 13. Penampang memanjang waduk.

Penelusuran Banjir (Flood Roating)

Perhitungan Usia guna waduk

Operasi Waduk

Gambar 19 simulasi Pengoperasian Waduk menunjukkan debit air pada reservoir reservoir terkecil terjadi sebesar 152,928 m3/detik pada bulan Oktober. Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan dalam perencanaan penampungan reservoir di Bendungan Ponre-Ponre, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Perencanaan memerlukan data yang memadai, antara lain data tanah dan geologi, penampang sungai, peta geografis dataran banjir dan data pendukung lainnya.

Analisis Kapasitas Penyimpanan Waduk Bulakan Untuk Memenuhi Kekurangan Kebutuhan Air Irigasi di Kabupaten Payakumbuh Selatan. Buku Panduan Sedimentasi Waduk, Desain dan Pengelolaan Bendungan, Waduk dan Daerah Aliran Sungai untuk Penggunaan Berkelanjutan, McGraw-Hill.

Gambar 17. Debit Inflow 15 Harian Hubungan Antara Q Inflow dan Periode  Bulanan.
Gambar 17. Debit Inflow 15 Harian Hubungan Antara Q Inflow dan Periode Bulanan.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Gambar

Gambar 15  Grafik   Hubungan   Elevasi,   Luas   Genangan   dan   Volume  Genangan Tampungan Banjir ................................................................
Gambar 1. Klasifikasi Umum Bendungan Urugan.
Gambar 2. Siklus Hidrologi
Tabel 2. Nilai M untuk beberapa klas tekstur tanah.
+7

Referensi

Dokumen terkait

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tinjauan pustaka yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu kajian penelitian terdahulu, kajian wilayah penelitian, erosi dan