• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peer tutoring merupakan sebuah strategi pembelajaran yang mana terdapat peserta didik yang pandai mengajar peserta didik yang lain

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Peer tutoring merupakan sebuah strategi pembelajaran yang mana terdapat peserta didik yang pandai mengajar peserta didik yang lain"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi adalah dengan cara siswa berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar mata pelajaran Akidah Akhlak dengan melakukan pendampingan teman sejawat dalam kegiatan pembelajaran. Tutor sejawat merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa yang pandai mengajar siswa lain.

Metode Penelitian

  • Pendekatan dan Jenis Penelitian
  • Kehadiran Peneliti
  • Lokasi Penelitian
  • Sumber Data
  • Prosedur Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
  • Pengecekan Keabsahan Temuan
  • Tahapan-tahapan Penelitian

Berdasarkan sifat pendekatannya, penelitian ini digolongkan ke dalam penelitian studi kasus, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengkaji secara intensif tentang entitas sosial tertentu, baik individu, kelompok, lembaga, dan komunitas.14 Dalam hal ini, peneliti akan melakukan penelitian mengenai penerapan strategi bimbingan sejawat dalam pembelajaran mata pelajaran Akhlak Aqidah di kelas VIII A MTsN Ngunut Babadan Ponorogo tahun pelajaran 2014/2015. Metode ini digunakan dalam penelitian untuk memperoleh data terkait penerapan strategi peer tutoring dalam pembelajaran mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTsN Ngunut Babadan Ponorogo.

Gambar 1.1 Aktivitas dalam Analisa Data  Keterangan:
Gambar 1.1 Aktivitas dalam Analisa Data Keterangan:

Sistematika Pembahasan

Tahapan penelitian dalam penelitian ini berjumlah tiga tahap dan ditambah dengan tahap akhir penelitian yaitu tahap penulisan laporan penelitian.

Kajian Teori 1. Peer Tutoring

Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar. Dengan kata lain, belajar adalah suatu proses membantu siswa belajar dengan baik. Menurut Nasution, belajar adalah suatu kegiatan mengatur atau mengelola lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan peserta didik sehingga terjadi proses belajar.

Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah: Wawasan Baru, Berupa Metode Pendukung dan Beberapa Komponen Pelayanan Khusus (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 29. 69 Muhammad Fathurrohman og Sulistyorini, Læring og læring hjælper med at forbedre kvaliteten af Læring ifølge nationale standarder, Ibid., 104. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah: Wawasan Baru, Berupa Metode Pendukung dan Beberapa Komponen Pelayanan Khusus, 30.

72 B. Suryosubroto, Proses belajar mengajar di sekolah: Wawasan baru, berupa metode pendukung dan beberapa komponen layanan khusus, 30-31.

Pelajaran Akidah Akhlak

Pendidikan agama Islam adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk “meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi umat Islam yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, sosial, berbangsa dan bernegara. .Dari tingkat dasar hingga menengah juga merupakan upaya bimbingan guru agar siswa memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam agar menjadi orang yang bertakwa dan warga negara yang baik.Menurut Zakiyah Daradjat, Pendidikan Agama Islam adalah upaya memajukan dan membina siswa. agar mereka senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara utuh.

Tayar Yusuf memaknai Pendidikan Agama Islam sebagai upaya sadar generasi tua untuk mentransfer pengalaman, pengetahuan, keterampilan dan kemampuan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah SWT. Dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan upaya manusia dengan bimbingan untuk membantu dan mengarahkan sifat religius peserta didik menuju kepribadian yang baik. Seseorang dapat dikatakan sempurna imannya apabila ia mempunyai akhlak yang mulia, oleh karena itu persoalan akhlak merupakan salah satu pokok ajaran Islam yang patut diutamakan dalam pendidikan agama Islam untuk ditanamkan dan diajarkan kepada peserta didik, selain Islam. Pendidikan harus diperkenalkan sejak masa kanak-kanak, karena pendidikan masa kanak-kanak merupakan landasan yang menentukan pendidikan masa depan.

Oleh karena itu, pendidikan agama di Indonesia masuk dalam kurikulum nasional yang harus diikuti siswa mulai dari sekolah dasar hingga universitas.

Telaah Hasil Penelitian Terdahulu

Faktor pendukung metode cerita ini adalah metode cerita mempunyai daya tarik tersendiri bagi siswa, dapat menggugah emosi siswa, sedangkan faktor penghambatnya adalah ketidaksesuaian materi Aqidah Akhlak ketika menggunakan metode cerita dengan kondisi siswa. siapa yang kurang. mendukung dan cenderung meremehkan. Syahrul Alwan Sarwo Edi yang mengulas penelitian berjudul: “Studi Deskriptif Implementasi Bimbingan Pada Lembaga Pendidikan Islam (Studi Deskriptif Implementasi Bimbingan) di Madrasah Aliyah Negeri Kembang Sawit Kebonsari Madiun. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: Motivasi melakukan sosial-personal Bimbingan belajar siswa di Madrasah Aliyah Negeri Kembang Sawit Kebonsari Madiun merupakan ketidakaktifan siswa dalam pembelajaran yang disebabkan oleh kurangnya kedisiplinan siswa untuk menaati peraturan madrasah.

Bentuk-bentuk kegiatan bimbingan sosial-pribadi yang dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri Kembang Sawit Kebonsari Madiun adalah: 1) Bimbingan individual, yaitu siswa mendapat pelayanan langsung secara individu secara tatap muka. Dari dua ulasan penelitian sebelumnya, jika dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan penulis mempunyai persamaan dan perbedaan. Sedangkan perbedaannya dari penelitian yang dilakukan oleh saudara Ahmad Futaqish Ashiddieqy mengenai studi kasus penerapan metode cerita pada pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak, sedangkan penulis membahas tentang penerapan peer teaching dalam pembelajaran pada mata pelajaran Akidah Akhlak.

Penelitian Syahrul Alwan Sarwo Edi yang mengkaji tentang implementasi konseling sosio-personal di lembaga pendidikan Islam jelas berbeda dengan penelitian yang dilakukan peneliti dimana peneliti mendeskripsikan peer mentoring yang mana bimbingan diberikan oleh teman sebaya siswa itu sendiri.

DESKRIPSI DATA

Deskripsi Data Umum

  • Sejarah Berdirinya MTsN Ngunut Babadan Ponorogo
  • Letak Geografis MTsN Ngunut Babadan Ponorogo
  • Visi, Misi dan Tujuan MTsN Ngunut Babadan Ponorogo a. Visi
  • Keadaan Guru dan Peserta didik MTsN Ngunut Babadan Ponorogo a. Keadaan guru
  • Sarana dan Prasarana MTsN Ngunut Babadan Ponorogo

Pada tahun 2006 hingga tahun 2013, Kepala Madrasah Negeri Ngunut Babadan Ponorogo dijabat oleh Dr. H.Mudier Sunarni. Pada tahun 2014 hingga saat ini, Kepala Madrasah Negeri Ngunut Babadan Ponorogo dijabat oleh Bapak. Dr. Moch. Visi Madrasah Tsanawiyah Negeri Ngunut Babadan Ponorogo adalah : Terbentuknya manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berilmu dan berwawasan luas.

Kondisi siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri Ngunut Babadan Ponorogo mencapai total 491 siswa. Mengenai kondisi siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Ngunut Babadan Ponorogo menurut pembagian kelas sebagaimana terlampir.106 5. Untuk lebih jelasnya mengenai struktur organisasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Ngunut Babadan Ponorogo tahun ajaran 2014/2015 dapat dilihat pada gambar lampiran tesis ini.108.

Madrasah Tsanawiyah Negeri Ngunut Babadan Ponorogo terus berbenah dengan melengkapi sarana dan prasarana untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan memperhatikan jumlah siswa yang terus bertambah serta menggali bakat siswa.

Deskripsi Data Khusus

  • Implementasi Strategi Peer Tutoring dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Kelas VIII A MTsN Ngunut Babadan
  • Hasil Implementasi Strategi Peer Tutoring dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Kelas VIII A MTsN Ngunut Babadan

Peer tutoring digunakan karena dengan menggunakan strategi ini siswa menjadi bersemangat kembali setelah mengambil mata pelajaran lain. Dan harapannya siswa dapat memahami secara utuh materi pada pelajaran Aqidah Akhlak. Selain itu, latar belakang penerapan strategi peer tutoring dalam pembelajaran mata pelajaran Aqidah Akhlak di kelas VIII A MTsN Ngunut Babadan Ponorogo tahun pelajaran 2014/2015 adalah kondisi siswa yang mayoritas berlatar belakang SD/SD.

Penerapan tutor sebaya untuk mengajar mata pelajaran Aqidah Akhlak di kelas VIII A di Madrasah Negeri Ngunut Babadan Ponorogo mendapat respon positif dari berbagai pihak, mulai dari kepala Madrasah, wakil kepala kurikulum dan siswa kelas VIII A sendiri. Selain kepala madrasah dan wakil kepala bagian kurikulum siswa kelas VIII A juga menyambut positif penerapan strategi peer teaching pada pembelajaran mata pelajaran Aqidah Akhlak. Walaupun yang menyampaikan adalah temannya sendiri, namun siswa yang didampingi juga dapat memahami apa yang disampaikan temannya.

Dalam peer tutoring, siswa lebih menghargai satu sama lain karena ternyata masing-masing individu membutuhkan siswa lainnya.

ANALISIS DATA

Implementasi Strategi Peer Tutoring dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Kelas VIII A MTsN Ngunut Babadan

  • Perencanaan Implementasi Strategi Peer Tutoring dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Kelas VIII A MTsN
  • Pelaksanaan Implementasi Strategi Peer Tutoring dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Kelas VIII A MTsN
  • Evaluasi Pembelajaran Implementasi Strategi Peer Tutoring dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Kelas VIII A MTsN

Perencanaan Implementasi Strategi Tutoring Sebaya Dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Akidah Akhlak Di Kelas VIII A MTsN Pembelajaran Mata Pelajaran Akhlak Aqidah Kelas VIII A MTsN Ngunut Babadan Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015. Implementasi penerapan strategi peer tutoring dalam pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak di kelas VIII A MTsN Pembelajaran mata pelajaran Akhlak Aqidah di kelas VIII A MTsN Ngunut Babadan Ponorogo tahun pelajaran 2014/2015. Implementasi peer tutoring dalam pembelajaran mata pelajaran Aqidah Akhlak di kelas VIII A di Madrasah Tsanawiyah Negeri Ngunut Babadan Ponorogo tahun ajaran 2014/2015 dilaksanakan dengan menggunakan langkah-langkah dari strategi peer tutoring itu sendiri.

Evaluasi Pembelajaran Penerapan Strategi Peer Teaching Dalam Mengajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Di Kelas VIII A MTsN Mengajar Mata Pelajaran Akhlak Aqidah Kelas VIII A Di MTsN Ngunut Babadan Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015. Hasil tes ini dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa dan juga dapat digunakan untuk mengetahui keberhasilan penggunaan strategi peer teaching dalam pembelajaran mata pelajaran Aqidah Akhlak di kelas VIII A MTsN Ngunut Babadan Ponorogo. Dari uraian analisis yang diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa peer learning telah diterapkan dalam pembelajaran mata pelajaran Aqidah Akhlak di kelas VIII A MTsN Ngunut Babadan Ponorogo tahun ajaran 2014/2015 dengan latar belakang pembelajaran siang hari. , keadaan siswa.

Hasil Penerapan Strategi Peer Teaching Dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Akhlak Aqidah Di Kelas VIII A MTsN Ngunut Babadan.

Hasil Implementasi Strategi Peer Tutoring dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Kelas VIII A MTsN Ngunut Babadan

Hasil yang diperoleh dari sudut pandang afektif, dengan bimbingan teman sebaya, siswa lebih menghargai satu sama lain karena ternyata masing-masing membutuhkan siswa yang lain. Misalnya, pembelajar tutur cenderung sopan dan teratur seperti orang yang terpelajar, sehingga walaupun temannya sendiri, mereka tidak asal bicara. Hasil yang diperoleh dari segi kognitif mudah dipahami siswa dibuktikan dengan tercapainya hasil belajar dari setiap materi yang diajarkan melalui KKM.

Hasil yang diperoleh dari aspek psikomotorik tidak menimbulkan keraguan terhadap keterampilan siswa khususnya yang menjadi tutor bagaimana menyampaikan materi dengan baik dan benar.140 Buktinya siswa sudah mampu menyampaikan kepada siswa lain dalam pembelajaran. cara yang benar dan benar. Bimbingan sejawat memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk memberikan tanggapan aktif dan siswa melakukannya dengan santai namun juga serius. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa diatas KKM, sesuai dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru mata pelajaran Aqidah Akhlak di kelas VIII A Madrasah Tsanawiyah Negeri Ngunut Babadan Ponorogo.

Peneliti melihat adanya kesesuaian antara kelebihan dan hasil yang diperoleh dari pembelajaran dengan menggunakan tutor sebaya, hal ini terlihat dari hasil belajar yang dicapai siswa dan sikap hubungan sosial yang terjalin antara seorang siswa dengan siswa lain serta guru mata pelajarannya. .

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Disajikan pada mata kuliah Etika dan Pendidikan Profesi Semester VI program studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo. Proses belajar mengajar di sekolah: wawasan baru, berupa metode pendukung dan berbagai komponen layanan khusus.

Gambar

Gambar 1.1 Aktivitas dalam Analisa Data  Keterangan:

Referensi

Dokumen terkait

Although Nomenclature Nomenclature Bcap SVC capacitive susceptance Bind SVC inductive susceptance Bsh bus shunt susceptance Bsvc SVC susceptance Btotal total bus susceptance Eth