• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJIAN AKHIR SEMESTER GASALTAHUN AKADEMIK

N/A
N/A
jauharon nafisah

Academic year: 2023

Membagikan "UJIAN AKHIR SEMESTER GASALTAHUN AKADEMIK"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL & ILMU BUDAYA UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

UJIAN AKHIR SEMESTER GASALTAHUN AKADEMIK 2020/2021 MATA KULIAH : KOMUNIKASI MASYARAKAT MADURA

KELAS : KELAS D,E,F SIFAT UJIAN : TAKE HOME EXAM

HARI / TGL : KAMIS, 23 - 26 DESEMBER 2021 WAKTU : 12.00 WIB

D O S E N : Dr. Bani Eka Dartiningsih, S.Sos. M.Si

Jawablah semua pertanyaan ini secara mandiri dan tidak diperkenankan adanya jawaban yang mirip satu sama lain. Jawaban soal dikirimkan paling lambat hari MINGGU 26 DESEMBER 2021 Melalui koordinir komting ke alamat email bani.eka@trunojoyo.ac.id dengan format penulisan nama file:

UAS KMM_NAMA LENGKAP MAHASISWA_NIM. Terimakasih.

=========================================================

Tugas Anda:

1. Apa yang anda pahami tentang komunikasi masyarakat madura?

2. Sebutkan kebudayaan Madura yang identik dengan perempuan ? 3. Jelaskan makna dari tarian Moang sangkal !

4. Jelaskan tentang Batik Madura yang anda ketahui !

5. Bagaiman pendapat anda tentang keberadaan blater di tengah masyarakat Madura?

6. Hal kecil apa yang bisa anda lakukan untuk membuat kebudayaan Madura lebih dikenal secara National ?

7. Apa yang bisa anda lakukan sebagai seorang mahasiswa untuk bisa mempopulerkan tradisi Madura yang anda ketahui ?

8. Dari sudut pandang komunikasi, bagaimana cara yang tepat membuat masyarakat Madura mendapat citra yang baik di masyarakat luas?

9. Apa pendapat anda tentang tradisi-tradisi kuno masyarakat di Madura, salah satunya adalah sunat bayi perempuan !

10. Jelaskan yang bisa kita lakukan untuk mengedukasi masyarakat bahwa tradisi pernikahan dini tidak baik dilakukan !

===GOOD LUCK AND WISH YOU ALL SUCCEED===

1

(2)

Nama : Jauharon Nafisah

NIM : 190531100157

Kelas : Komunikasi Masyarakat Madura F

1. Mata Kuliah yang berhubungan dengan masyarakat madura, mulai dari budaya, tradisi, adat, ciri khas, bahasa yang menjadi pembeda antara budaya madura dan budaya lainnya.

2. Marlena. Sebagai salah satu ciri khas kebudayaan madura. Marlena dimaknai dengan wanita yang tangguh, setia, dan siap mendukung suami pada kondisi apapun. Dan juga sikap wanita madura yang luwes dan pemberani dibalut dalam kesederhanaan. Kebaya yang identic berwarna merah, dimaknai dengan kecantikan Wanita madura terutama cantik dalam

“Tengka” dapat kita sebut sebagai Adab. Adapun “samper” atau biasa kita sebut “sewek”

yang dimaknai dengan keluwesan, keterbukaan pandangan wanita madura dan mampu menjaga kehormatan dirinya serta keluarga. Untuk mempercantik penampilan Marlena, ditambahkanlah dengan selendang, agar terlihat ramai saat dipakai Wanita madura.

3. Tari moang sangkal, yakni tari yang berasal dari Kabupaten Sumenep, Bangkalan, sebagai salah satu icon kebudayaan Madura terutama Kabupaten Sumenep sendiri. Tari yang diartikan sebagai ritual tolak bala’ atau menjauhkan dari bahaya, ini tidak dapat dipisahkan dengan Keraton Sumenep. Terciptanya Tari Moang Sangkal ini dari rasa kepedulian para seniman terhadap kekayaan yang dimiliki pulau Madura yang kaya akan karya seni dan keuikan didalamnya serta mengangkat Kembali sejarah kehidupan Keraton Sumenep pada zaman dahulu. Tari Moang Sangkal memiliki ciri khas tersendiri dari tari – tari lainnya, salah satunya yaitu penari yang melakukan tari ini harus Ganjil jumlahnya, serta harus dalam keadaan suci atau perawan dan tidak sedang dating bulan (Menstruasi).

4. Batik Madura adalah batik khas Pulau Madura yang memiliki beragam motif dan corak yang unik. Motifnya dibuat secara tradisional dan menggunakan pewarna alami serta diwariskan secara turun temurun. Batik Madura pertama kali diperkenalkan pada masa Kerajaan Pamekasan di Pamelingan pada abad ke-16 hingga ke-17 Masehi oleh pangeran Ronggosukowati di Keraton Mandilaras. Wilayah pembuatan Batik Madura berpusat berpusat di Bangkalan, Pamekasan, dan Sumenep. Batik Madura pertama kali diperkenalkan sejak masa Kerajaan Pamekasan di Pamelingan pada abad ke-16 hingga ke-17 Masehi. Pengenalan pertamanya dilakukan oleh Pangeran Ronggosukowati di Keraton Mandilaras dan kemudian diperkenalkan ke masyarakat Pamekasan. Pembuatannya berhubungan dengan peperangan yang terjadi antara ulama bernama Raden Azhar dan raja Kerajaan Bangkalan Madura dari keturunan Cakraningrat I yang bernama Ke' Lesap.

2

(3)

Adapun karakateristik batik Madura dapat dilihat dari dua hal, yaitu warna dan motifnya. Dari segi warna, batik Madura cenderung berani dan tegas, seperti warna merah, kuning, hijau, dan warna biru. Warna yang digunakan pada batik Madura memberi kesan cerah, dominan, dan beragam seperti merah, kuning, hijau dan biru. Masing-masing warna memiliki makna tersendiri. Pertama, warna merah, melambangkan karakter masyarakat Madura yang kuat dan keras. Kedua, warna hijau melambangkan warna religi. Pasalnya, beberapa kerajaan islam didirikan dan berkembang di Madura. Ketiga, warna kuning melambangkan bulir-bulir padi pertanian milik penduduknya. Keempat, warna biru melambangkan warna laut yang mengelilingi sekitar pulau Madura.

5. Terdapat 2 pengertian dari blater, yang pertama istilah blater ini merujuk pada sosok orang yang kuat di desa yang bisa memberikan “perlindungan” keselamatan secara fisik terhadap masyarakat. Sosok blater yang sampai saat ini menjadi legenda dikalangan masyarakat madura adalah Pak Sakera yang telah dengan gagah berani membela oreng kene’ dari kekezaman penjajah. Yang kedua dari istilah blater ini adalah Badjingan. Namun, dalam komunitas Balter, status social Badjingann dipandang lebih rendah. Badjingan dikenal sebagai sosok yang angkuh, kasar, sombong, dan suka membuat keonaran. Aktivitas yang melekat pada Badjingan adalah ; Berjudi, minuman keras, main perempuan, poligami, mencuri, merampok, dan bentuk – bentuk kriminalitas lainnya.

6. Salah satu untuk membuat madura banyak dikenal orang adalah dengan menyebarluaskan di media social, saat ini terdapat media social yang Namanya aplikasi Tiktok. Dengan mengupload foto atau video dalam tiktok, kemungkinan besar orang dapat melihat bagaimana madura, bagaimana budaya madura. Karena saat ini orang menerima informasi apapun bisa lewat aplikasi tiktok ini, berita yang dahulunya hanya di TV, sekarang bisa di akses di aplikasi tiktok. Gosip apapun bisa diakses melalui aplikasi tiktok ini. Maka dari itu, dengan menggunakan media social, kita dapat memberi informasi kepada khalayak nasional, dapat memberi informasi atas kebudayaan madura, Bahasa madura, dan lain – lain.

7. Dengan mempopulerkan melalui media social. Karena saat ini media social banyak digunakan masyarakat untuk mencari dan mendapat informasi terkait apapaun.

8. Sesuai pengalaman saya sebagai masyarakat Jawa. Dimana persepsi masyarakat jawa terhadap masyarakat madura adalah ; madura keras, madura banyak begal dll. Masyarakat Madura hendak membuktikan bahwa tidak semua masyarakat Madura itu keras, tidak semua daerah di Madura itu ada begalnya.

3

(4)

9. Sunat perempuan di Madura merupakan bagian dari tradisi dan adat istiadat Madura yang sudah dilakukan secara turun temurun yang dijustifikasi oleh ajaran agama islam lo kal yang ada di Madura. Nyai, dukun bayi, bahkan juga bidan dalam praktiknya mempunyai peran yang sangat penting dalam melanggengkan tradisi sunat perempuan di Madura.

Sunat perempuan lebih di dominasi adat istiadat dan budaya masyarakat Madura daripada agama, meskipun telah dijustifikasi oleh agama. Praktik sunat perempuan Madura sampai saat ini marak dilakukan oleh orang Madura, terutama di daerah perdesaan. Masyarakat madura menjadikan pegangan dalam melakukan sunat perempuan bahwa hukum sunat perempuan mengikuti hukum sunat laki – laki. Laki – laki wajib melakukan sunat, maka perempuan sebagai pemeluk agama islam juga diwajibkan untuk sunat. Ketika perempuan belum melaksanakan sunat, maka belum sepenuhnya ia diakui masuk agama islam.

10.Ada beberapa factor yang mempengaruhi masyarakat Madura untuk menikahkan anaknya di usia dini. Yang pertama, opini masyarakat Madura tentang lebih banyaknya kaum perempuan daripada kaum laki – laki. Dengan dasar opini inilah masyarakat madura melakukan perjodohan sejak dini, karen takut anaknya tidak memiliki jodoh atau pasangan hidup nantinya. Yang kedua, adanya perasaan hitang budi. Perjodohan ini akan dilakukan jika terdapat dua keluarga yang mempunyai anak dengan berbeda jenis kelamin. Bahkan perjodohan ini bisa direncanakan sejak bayi masih dalam kandungan, tinggal menunggu lahirnya sang bayi. Yang ketiga, perjodohan disebabkan karena mereka ingin mengikat tali kekuargaan antar keraat agar mengeratkan Kembali hubungan keluarga yang sudah mulai menjauh.

Untuk mengedukasi masyarakat Madura tentang tidak baiknya pernikahan dini adalah dengan memberi arahan bahwa mereka dapat dikatakan hanya memikirkan nama keluarga tanpa memikirkan keselamatan mempelai Wanita. Dimana pengetahuan tentang reproduksi yang sesuai oleh orang tua itu kurang. Pernikahan dini memberikan pengaruh hubungan gender yang asimetris menyebabkan kurangnya akses Wanita terhadapbermacam hal, seperti pangan, Kesehatan, Pendidikan dan keterampilan, secara langsung mengakibatkan kemiskinan. Kurangnya akses Wanita membuat timbulnya banyak masalah atau kesalahpahaman kependudukan, risiko yang terlalu tinggi bagi keselamatan, meledaknya jumlah penduduk, sert kurangnya ilmu pengetahuan tentang reproduksi yang baikdan menjadi berkepanjangan dengan mengatasnamakan adat istiadat.

4

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi TikTok digunakan sebagai media pembelajaran yang inovatif era digital pada saat ini sangat tepat, melihat aplikasi TikTok mempunyai banyak fitur hingga dapat membantu proses