• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unduh - Perpustakaan Poltekkes Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Unduh - Perpustakaan Poltekkes Malang"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

Merasa tidak nyaman, takut, cemas, terganggu, sakit hati, atau terbebani oleh emosi anak. Dampak gaya ini pada anak: mereka belajar bahwa perasaan mereka salah, tidak pantas, atau tidak valid. Keyakinan yang menyatakan bahwa anak menggunakan emosi negatif untuk memanfaatkan orang tua ini mengakibatkan perebutan kekuasaan.

Percayalah bahwa tidak banyak yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi emosi negatif kecuali bertahan. Dampak gaya ini pada anak: mereka belajar memercayai perasaannya, mengatur emosinya sendiri, dan memecahkan masalahnya. Menurut Goleman (1998), orang tua dapat meluangkan waktu untuk melatih emosi anak dengan lima langkah berikut.

Orang tua yang menyadari emosi mereka sendiri dapat menggunakan kepekaan mereka untuk menyesuaikan diri dengan perasaan anak mereka, tidak peduli seberapa halus atau intensnya. Sebaliknya, emosi negatif hilang ketika anak dapat membicarakan emosinya, menyebutkan namanya, dan merasa dimengerti. Mereka menggunakan kata-kata mereka untuk menyusun ulang apa yang mereka dengar dengan cara yang menenangkan dan tidak mengancam serta membantu anak-anak menyebutkan perasaan mereka.

Salah satu langkah mudah dan sangat penting dalam pelatihan emosi adalah membantu anak-anak menyebutkan emosi mereka saat mereka mengalaminya.

Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Usia Sekolah .1 Pertumbuhan anak usia sekolah

Fase Perkembangan Anak Usia Sekolah

Anak pada usia ini biasanya suka membentuk kelompok teman sebayanya untuk bisa bermain bersama. Kemampuan intelektual pada masa ini cukup menjadi landasan dalam memberikan berbagai keterampilan yang dapat mengembangkan pola pikir atau daya nalar. Misalnya saja yang berkaitan dengan materi pelajaran, peraturan sekolah, hubungan baik dengan teman sebaya atau orang lain dan lain sebagainya.

Usia sekolah dasar ini merupakan masa perkembangan pesat kemampuan mengenal dan menguasai kosa kata. Perkembangan sosial pada anak sekolah dasar ditandai dengan semakin meluasnya pergaulan, selain dengan keluarga, mereka juga mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebaya (peer group) atau teman sekelasnya, sehingga ruang hubungan sosialnya semakin luas. Pada usia ini anak mulai mempunyai kemampuan beradaptasi (egosentris) menjadi kooperatif (bekerja sama) atau sosiosentris (mau memperhatikan kepentingan orang lain).

Dalam proses pembelajaran di sekolah, kematangan perkembangan sosial ini dapat dimanfaatkan atau dimaknai dengan memberikan tugas-tugas kelompok, baik yang memerlukan tenaga fisik (seperti membersihkan ruang kelas dan halaman sekolah), maupun tugas-tugas yang memerlukan pikiran (seperti membuat perencanaan). ). kegiatan berkemah, membuat laporan study tour). Pada usia sekolah, anak mulai menyadari bahwa ekspresi emosi yang kasar tidak diterima di masyarakat. Emosi yang biasa dialami pada tahap perkembangan usia sekolah ini adalah marah, takut, iri hati, iri hati, kasih sayang, rasa ingin tahu, dan gembira (perasaan gembira, gembira, atau bahagia).

Anak mulai belajar tentang konsep moral (perilaku benar, salah atau baik dan buruk) pertama kali dari lingkungan keluarga. Upaya penanaman konsep moral sejak usia dini (pendidikan prasekolah) merupakan hal yang perlu dilakukan karena informasi yang diterima anak tentang apa yang benar, salah atau baik dan buruk akan menjadi pedoman perilakunya di kemudian hari. Selain itu, anak dapat mengasosiasikan setiap bentuk perilaku dengan konsep benar, salah atau baik dan buruk.

Misalnya, ia menganggap atau menilai bahwa perilaku nakal, berbohong, dan menghina orang tua adalah tindakan yang salah atau buruk. Dengan semakin matangnya perkembangan fisik, maka perkembangan motorik anak dapat terkoordinasi dengan baik. Oleh karena itu, usia ini merupakan waktu yang ideal untuk mempelajari keterampilan yang berkaitan dengan keterampilan motorik, seperti menulis, menggambar, melukis, mengetik (komputer), berenang, bermain bola, dan atletik.

Tugas-Tugas Anak Usia Sekolah

Inti dari tugas ini adalah menjadi pribadi yang mandiri, dalam arti membuat rencana, bertindak untuk masa kini dan masa depan. Inti tugas ini adalah mengembangkan sikap sosial yang demokratis dan menghargai hak orang lain (sikap toleransi, sikap gotong royong, sikap kerjasama dengan orang lain).

Konsep Dasar Kecerdasan Emosional .1 Pengertian Kecerdasan Emosional

  • Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi
  • Macam-Macam Kecerdasan Emosi
  • Ciri-Ciri Kecerdasan Emosional
  • Karakteristik Emosi Anak
  • Meningkatkan Kecerdasan Emosional
  • Unsur-Unsur Kecerdasan Emosional
  • Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Emosi Anak

Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan emosional adalah mudah bergaul, tidak mudah takut, percaya diri, memiliki kemampuan besar dalam berinteraksi dengan orang lain, konsisten, tidak emosional, mengutamakan alasan dibandingkan emosi, mampu memotivasi diri sendiri dan yang paling penting. yang terpenting, kemampuan untuk mencari solusi dalam situasi darurat. Sebagaimana dikemukakan oleh Doug Lennick, seorang wakil presiden eksekutif di American Express Financial Services dalam Goleman (1998), yang dibutuhkan untuk sukses dimulai dari keterampilan intelektual, namun orang membutuhkan keterampilan emosional untuk memanfaatkan potensi bakatnya secara maksimal, sehingga kecerdasan emosional dapat membantu. . seseorang menggunakan kemampuan kognitifnya sesuai dengan potensi maksimalnya. Jadi, dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional merupakan aspek yang sangat diperlukan dalam kehidupan kita sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

Oleh karena itu, kecerdasan emosional adalah sejumlah kemampuan dan keterampilan yang berkaitan dengan peningkatan hubungan sosial dengan lingkungan yang mengacu pada kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik dan dalam pergaulan. dengan orang lain dengan indikator. Meliputi: kesadaran diri emosional, yaitu membaca emosi sendiri dan mengenali dampaknya serta menggunakan “naluri” untuk memandu keputusan, penilaian diri yang akurat adalah mengetahui kekuatan dan keterbatasan diri, dan kepercayaan diri mencakup kepekaan yang sehat mengenai harga diri dan milikmu sendiri. kemampuan. Meliputi: kepemimpinan inspiratif yaitu membimbing dan memotivasi dengan visi yang penuh semangat, mempengaruhi yaitu menguasai berbagai taktik persuasif, mengembangkan orang lain termasuk mendukung kemampuan orang lain melalui umpan balik dan bimbingan, katalis perubahan yaitu memulai, mengelola dan memimpin ke arah yang baru, mengelola konflik yaitu penyelesaian argumentasi, building bond yaitu penumbuhan dan pemeliharaan jaringan hubungan, kerja kelompok dan kerjasama yaitu kerja sama dan pembangunan kelompok.

Menurut Goleman (1998), ada dua faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional, yaitu: Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu yang dipengaruhi oleh keadaan otak emosi manusia. Otak emosional dipengaruhi oleh amigdala, neokorteks, sistem limbik, lobus prefrontal, dan hal-hal yang ada di otak emosional serta faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu dan. Kejernihan hati yang terbentuk melalui puasa sunah Senin dan Kamis akan memberikan kejernihan hati nurani sebagai landasan penting bagi pengembangan kecerdasan emosional.

Misalnya saja, mengulang puasa sunnah pada hari Senin dan Kamis dapat memberikan pengalaman keagamaan yang memunculkan kecerdasan emosional. Puasa sunnah Senin Kamis dapat melatih individu menuju kejujuran, pengabdian, visi, kreativitas, ketahanan mental, kebijaksanaan, keadilan, percaya diri, pengendalian diri atau sinergi, sebagai bagian dari landasan kecerdasan emosional. Balita dapat memahami perasaan dan kebutuhan orang lain, sehingga orang lain merasa bahagia dan perasaannya dipahami.

Anak mampu mengendalikan emosi orang lain sehingga menciptakan keterampilan sosial yang tinggi dan memperluas lingkaran pergaulan seseorang. Kecerdasan emosional (EQ) merupakan seperangkat kemampuan dan keterampilan yang berkaitan dengan membina hubungan sosial dengan. Tanpa kecerdasan emosional, kemampuan untuk memahami dan mengelola emosi kita dan orang lain, peluang kita untuk hidup bahagia sangat kecil.

Menurut Goleman (1998), seorang peneliti dan penulis buku laris tentang kecerdasan emosional, IQ pada tingkat tertinggi hanya menyumbang sekitar 20 persen terhadap faktor penentu kesuksesan hidup, sehingga 80 persennya diisi dengan kekuatan. .

Referensi

Dokumen terkait

4 Kecerdasan emosi atau emotional intelligence merujuk kepada kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri,

Subjek penelitian ini menggunakan 2 responden yang merupakan pasien diabetes mellitus dengan luka gangren di Klinik Griya Bromo Kota Malang yang sesuai dengan kriteria penelitian..

Dari yang telah di uraikan diatas, menarik minat peneliti untuk melakukan pengamatan pada perawat dalam pengelolaan instrumen sesuai SOP yang berlaku, dengan menyusun skripsi yang

Jumlah ibu menyusui yang memenuhi kriteria sampel adalah 25 orang Pengumpulan Data Sebelum Diskusi Pre Test Mengukur tingkat pengetahuan dengan menggunakan kuesioner Small Group

Tabel 3.1 Definisi Operasional Perbedaan Pemulihan Fungsi Miksi Dengan Metode Delay Urination Dan Metode Kegel Exercise Pada Pasien Pasca Operasi Ortopedi Dengan General Anastesia N O

Faktor pendukung agar kepatuhan diet pada pasien diabetes mellitus dapat berhasil yaitu dukungan keluarga, pengetahuan, dan motivasi agar terbiasa dengan perubahan yang dilakukan dengan

Bagi Pondok Pesantren Penelitian ini diharapkan pondok pesantren menyediakan poster ditempat umum di lingkungan pondok pesantren dengan tema perilaku hidup bersih dan sehat bertujuan

Mohon kesediannya Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner tersebut sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, dengan cara memberikan tanda cek list x pada kuesioner pertama budaya organisasi dan