• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unduh - Perpustakaan Poltekkes Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Unduh - Perpustakaan Poltekkes Malang"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan hasil sudi kasus faktor-faktor yang dapat menyebabkan risiko terjadinya infeksi saluran kemih pada pasien terpasang kateter di Rumah sakit Tk II dr. Soepraoen Malang dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Responden 1 (Ny.S) faktor yang menyebabkan risiko terjadinya infeksi saluran kemih yaitu usia dari responden itu sendiri berusia 70 tahun berarti lebih dari 55 tahun. Pada usia tua akan mudah terkena infeksi dikarena daya tahan tubuh yang menurun. Faktor risiko ini adalah faktor yang tidak dapat dirubah.

Kemudian selain itu dari personal hygiene khususnya vulva hygiene yang dilakukan oleh keluarga responden juga belum sesuai dengan langkah langkah yang seharusnya dilakukan. Mungkin hal ini terjadi dikarenakan kurangnya pengetahuan oeleh keluarga tentang cara vulva hygiene yang benar. Untuk mengatasi faktor kurangnya pengetahuan yang dimiliki keluarga, maka seharusnya dilakukan pendampingan oleh perawat dengan mengajari terlebih dahulu kemudian untuk selanjutnya tetap harus diobservasi agar sesuai dengan SOP yang benar. Lalu perawatan kateter yang seharusnya dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi saluran kemih masih banyak langkah langkah yang tidak dilakukan maupun terlewat. Menurut penjelasan dari pihak institusi pelayanan, kateter yang digunakan adalah jenis PVC yang bisa digunakan selama 4-5 minggu . Tetapi menurut peneliti harus teteap dilakukan adanya perawatan

53

(2)

54

kateter untuk mencegah terjadinya risiko infeksi. Dan faktor yang terakhir adalah pada responden 1 kateter terpasang selama 7 hari .Hal ini menunjukan pemasangan kateter lebih dari 3 hari yang berisiko untuk terjadi infeksi saluran kemih.

Untuk faktor dari prosedur pemasangan kateter sudah dilakukan sesuai langkah langkah dan dilakukan secara aseptik. Maka sesuai dengan teori bahwa sudah bisa mencegah risiko terjadinya infeksi. Asupan cairan juga sudah sesuai dengan ketentuan dari sumbers umber yang sudah ada yaitu 2000-2500ml/hari untuk membilas kandung kemih mencegah terjadinya endapan. Termasuk balance cairan juga sudah sesuai. Jadi sudah bisa mencegah terjadinya risiko infeksi

2. Responden 2 (Ny.U) faktor yang menyebabkan risiko terjadinya infeksi saluran kemih yaitu usia dari responden itu sendiri adalah 57 tahun. Dimana usia lebih dari 55 tahun lebih mudah mengalami infeksi dikarenakan daya tahan tubuh yang juga menurun. Faktor risiko ini adalah faktor yang tidak dapat dirubah, kemudian selain itu dari personal hygiene khususnya vulva hygiene yang dilakukan oleh keluarga responden juga belum sesuai dengan langkah langkah yang seharusnya dilakukan. Mungkin hal ini terjadi dikarenakan kurangnya pengetahuan oleh keluarga tentang cara vulva hygiene yang benar. Maka dari itu seharusnya dilakukan pendampingan oleh perawat dengan mengajari terlebih dahulu kemudian untuk selanjutnya tetap harus diobservasi agar sesuai dengan SOP yang benar. Lalu perawatan kateter yang seharusnya dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi saluran kemih masih banyak langkah langkah yang tidak dilakukan maupun terlewat. Menurut penjelasan dari pihak institusi pelayanan, kateter yang digunakan adalah jenis PVC yang bisa digunakan selama

(3)

55

4-5 minggu . Tetapi menurut peneliti harus teteap dilakukan adanya perawatan kateter untuk mencegah terjadinya risiko infeksi. Dan faktor yang terakhir adalah pada responden 2 kateter terpasang selama 6 hari .hal ini menunjukan pemasangan kateter lebih dari 3 hari yang berisiko untuk terjadi infeksi saluran kemih.

Untuk faktor dari prosedur pemasangan kateter sudah dilakukan sesuai langkah langkah dan dilakukan secara aseptik. Maka sesuai dengan teori bahwa sudah bisa mencegah risiko terjadinya infeksi. Asupan cairan juga sudah sesuai dengan ketentuan dari sumber sumber yang sudah ada yaitu 2000-2500ml/hari untuk membilas kandung kemih agar tidak terjadi endapan. Termasuk balance cairan juga sudah sesuai. Jadi sudah bisa mencegah terjadinya risiko infeksi.

5.2 Saran

Berdasarkan fakta yang uraikan pada pembahasan sebelumnya, maka peneliti menyampaikan saran yang sekiranya berkenan untuk menjadikan bahan pertimbangan sebagai berikut:

1. Bagi Institusi Pelayanan

Sebaiknya bagi institusi pelayanan harus lebih memperhatikan hal hal apa saja yag dapat menyebabkan risiko terjadinya ISK pada pasien yang dilakukan tindakan pemasangan kateter. Terutama seperti perawatan kateter pada pasien yang didindikasikan terpasang dalam jangka waktu lama, Karena hal tersebut sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi atau munculnya komplikasi lain yang tidak diinginkan. Selain itu dapat memeberikan penyuluhan tentang personal hygiene khususnya

(4)

56

vulva hygiene yang dilakukan oleh keluarga pada pasien yang terpasang kateter

2. Bagi Responden

Diharapkan responden dan keluarga untuk selalu melakukan personal hygiene secara rutin, baik, dan benar. Selain itu perlu ditingkatkannya pengetahuan agar dapat terhindar dari resiko infeksi, dan meningkatkan kenyamanan juga.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan mampu menambah jumlah subyek penelitian, dan memperluas jangkauan penelitian seperti melakukan pemeriksaan urin untuk mengetahui jumlah bakteri yang terkait dengan lama pemasangan kateter.

Referensi

Dokumen terkait

Metode pengumpulan data pada penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana peran keluarga dalam melatih personal hygiene dan mobilitas fisik pada anggota keluarga yang memiliki

Faktor pendukung agar kepatuhan diet pada pasien diabetes mellitus dapat berhasil yaitu dukungan keluarga, pengetahuan, dan motivasi agar terbiasa dengan perubahan yang dilakukan dengan

PENGERTIAN TUJUAN PERSONAL HYGIENE Tujuan personal hygiene adalah :  Memelihara kebersihan diri  Menciptakan keindahan  Meningkatkan derajat kesehatan individu 

5.2.2 Bagi Tempat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam meningkatkan pelayanan khususnya dalam praktik kebidanan sehingga faktor-faktor yang dapat

Studi Fenomenologi Pengalaman Keluarga Sebagai Primary Caregiver dalam Merawat Lansia dengan Demensia di Kabupaten Jombang.. Pengalaman Keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga dengan

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui paraktek keperawatan kepada keluarga, untuk membantu masalah tentang kesehatan dalam sebuah keluarga,

Pada pola pelecehan seksual di luar keluarga, pelaku biasanya orang dewasa yang dikenal oleh anak dan telah membangun relasi dengan anak tersebut, kemudian membujuk anak ke dalam

Selain itu, observasi dilakukan untuk mendapatkan data aktifitas responden pada saat sebelum dan sesudah diberikan terapi, sehingga peneliti memperoleh data lengkap tentang kualitas