• Tidak ada hasil yang ditemukan

Universitas Islam Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Universitas Islam Bandung"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

TAFSIR

Universitas Islam Bandung

(Edisi Revisi)

(Edisi Revisi)

Seri Penerbitan Lembaga Studi Islam (LSI)

Juz ‘Amma

ITAS RS IS

E L

V A

I M

NU

BA NDUNG

Ju z ‘A m m a T A F S IR

LSI

Sebagian besar surat-surat pada Juz ‘Amma (Juz ke-30) adalah turun di Mekah (Makiyah) yang ungkapan kata-kata dan kalimat-kalimatnya memerlukan penafsiran yang cerdas dari para ahli baik dalam kaitan tekstual maupun kontekstual.

Tafsir Juz ‘Am’ma yang diluncurkan oleh Unisba ini merupakan prestasi para ahli dalam berbagai bidang keahlian yang ada di Unisba.

Buku ini baik dan bermanfaat untuk dibaca.

Dr. KH. Miftah Faridl (Ketua Umum Yayasan Unisba/Ketua MUI Kota Bandung)

TAFSIR JUZ ‘AMMA UNISBA, memperkaya khazanah Tafsir Al-Qur’an Juz ‘Amma di Indonesia. Tafsir ini membekali dan mencerahkan para mujahid, mujtahid, mujaddid dan muwahhid di masyarakat. Disusun oleh sejumlah pakar pada berbagai disiplin ilmu di lingkungan Unisba.

TAFSIR JUZ ‘AMMA UNISBA, menggunakan rujukan utama Tafsir Al-Munir karya terkemuka, Wahbah Zuhaili, didukung rujukan puluhan kitab tafsir terkemuka.

Penafsiran menukik pada inti ayat, dilengkapi dengan catatan-catatan sumber secara ekstensif, sehingga memudahkan pembaca melakukan penelusuran informasi lebih lanjut pada sumber-sumber rujukan.

TAFSIR JUZ ‘AMMA UNISBA, sesuai dengan namanya, bercorak akademik (ilmiah).

Sangat cocok untuk kalangan mahasiswa, akademisi, pemikir Islam dan Masyarakat luas pada umumnya.

Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin, M.Ag.

(Guru Besar Tafsir Al Qur’an UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)

ITAS RS IS

E L

V A

I M

NU

BA NDUNG

ISBN 978-979-18900-0-7

9 ٧ ٨ ٩ ٧ ٩ ١ ٨ ٩ ٠ ٠ ٠٧

PENERBIT LSI UNISBA

(2)
(3)

TAFSIR

Juz ‘Amma

Universitas Islam Bandung (Edisi Revisi)

Seri Penerbitan Lembaga Studi Islam (LSI)

(4)

TAFSIR

Juz ‘Amma

Universitas Islam Bandung

@ Panitia Penyusun Tafsir Juz ‘Amma Hak cipta dilindungi undang-undang

All rights reserved

Cetakan I, Muharram 1430 H. / Desember 2008 M.

Cetakan II, Jumada Al-Ula 1432 H. / April 2011 M.

Diterbitkan oleh

Penerbit Lembaga Studi Islam Universitas Islam Bandung (LSI Unisba) Jl. Tamansari No. 20

Bandung 40116 e-mail : lsi@unisba.ac.id

Lay Out/Arab: Dadi Ahmadi/Alex Sobur/Nandang HMZ/Hikmat Taofiq Desain Sampul: Fatimah Zahra

Perpustakaan Nasional Katalog Dalam Terbitan (KDT)

LSI Unisba

Tafsir Juz ‘Amma Universitas Islam Bandung Bandung; LSI Unisba, 2011

Diterbitkan LSI Unisba ISBN 978-979-18900-0-7

I. Al-Quran – Tafsir 1 Judul II. Seri.

Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta, Pasal 72

(1) : Barang siapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

(2 ) : Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dipidana dengan penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(5)

PANITIA PENYUSUN TAFSIR JUZ ‘AMMA UNISBA

Penanggung jawab Rektor Unisba

Anggota

Pembantu Rektor I (ex officio);

Pembantu Rektor II (ex officio);

Pembantu Rektor III (ex officio);

Pembantu Rektor IV (ex officio);

Ketua Tim

Dr. H. Tata Fathurrohman, SH., MH. (merangkap anggota).

Ketua Pelaksana

Dr. H.M. Wildan Yahya, M.Pd.(merangkap anggota).

Sekretaris

H. Agus Halimi, Drs. M.Ag. (merangkap anggota).

Nandang HMZ, Drs.

Bendahara Parihat, Dra. M.Si Kontributor Ahli

Koordinator

Prof. Dr. H. M. Abdurrahman, MA.

Anggota

Prof. Dr. H. Toto Tohir Suriaatmadja, SH., MH.

Prof. Dr. H. Edi Setiadi, SH., MH.

Prof. Dr. Muhardi, SE., M.Si.

Dr. Yusuf Hamdan, M.Si.

Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.

Dr. H. Tata Fathurrohman, SH., MH.

Dr. H. Yan Orgianus, Ir., MS.

Dr. Embit Kartadarma, Drs.Apt.,MA.

Agus Sofyandi Kahfi, Drs., M.Si.

H. Bambang Pranggono, Ir., MBA.

Tauhid Nur Azhar, dr., M.Kes.

Sobar Al Ghazal, Drs., M.Pd.

Panitia

v

(6)

Penyunting Ahli Koordinator

Prof. Dr. H. E. Saefullah W, SH., L.LM.

Anggota H. A. Latief Ahmad, Lc.

Alex Sobur, Drs., M.Si.

Septiawan K. Santana, Drs., M.Si.

Maman Suherman, Drs., M.Si.

Dadi Ahmadi, S.Sos.

Penyunting Pelaksana Koordinator

Dr. Rodliyah Khuza’i, Dra,. M.Ag.

Anggota

Dr. H.M. Wildan Yahya, M.Pd.

Dr. H. Bambang S. Ma’arif, Drs. M.Si.

H. Agus Halimi, Drs., M.Ag.

H. M. Djaenudin, Drs., MH.

H. Tamyiez Derry, Drs., M.Ag.

Titin Suprihatin, Dra., MH.

Eva Fauziah, Dra., M.Ag.

Ikin Asikin, Drs., M.Ag.

H. U. Saepudin ASM. Drs., M.Ag.

Enoch, Drs. M.Ag.

Mahmud Thohier, Drs., M.Si.

Ida Af’idah, Dra., M.Ag.

H. Haris Hasbullah, Drs.

H. Arifin Syatibi Lc.

Sekretariat Hikmat Taofiq, S.Ag.

H. Nanang Ahmad Firdausi, Ir., MBA., MM.

Ayip Saeful Bahri.

E. Suherman, S.Pd.I.

Daud Abdullah Pembantu Pelaksana

Nana Mulyana, S.Ag.

Heru Wahyono Atang vi

Tafsir Juz ‘Amma

(7)

Pedoman Transliterasi Arab-Latin

Transliterasi

vii

(8)

Kata Pengantar

(Edisi Revisi)

Bismillahirrahmanirrahim.

Segala puji dan syukur senantiasa dipersembahkan ke hadirat Allah Swt., atas segala nikmat yang dianugerahkan-Nya kepada kita semua. Salawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi akhir zaman, Muhammad Saw., keluarga , dan sahabat, serta pengikut beliau.

Amma ba’du.

Kegemaran membaca Al-Quran, terutama di saat-saat tertentu, sangat menggembirakan. Namun demikian, misi Al-Quran diturunkan adalah sebagai petunjuk atau rambu, bukan sekedar dibaca. Artinya, Al-Quran seyogianya dibaca, dipahami, dan diamalkan kandungannya. Kita sering kagum dengan keindahan rambu-rambu itu (keindahan bacaan Al-Quran), meski tidak mengerti maksudnya, demikian keluh seorang ulama.

Atas dasar itu, kami menyambut dengan gembira kehadiran Tafsir Juz

‘Amma Edisi Revisi ini, guna membuka wawasan umat terhadap isi/kandungan Al-Quran, sehingga pada gilirannya, membawa pencerahan dan mendorong prilaku sesuai tuntunannya (baca: Al-Quran). Tafsir Unisba ini juga memiliki karakteristik tersendiri, yakni kupasan ayat tertentu dari sudut pandang disiplin ilmu yang dibina di Unisba. Semoga karya ini menambah khazanah Tafsir Al- Quran yang lebih dahulu beredar di Indonesia.

Kata Pengantar ix

(9)

Selanjutnya, kami menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Yayasan Pendidikan Unisba dan kepada Bapak Prof. (em) Dr. H.E. Saefullah Wiradipradja, SH., LL.M. yang telah memprakarsai dan membantu kami, sehingga Tafsir Juz ‘Amma dapat terwujud, tak ketinggalan pula ucapan terima kasih kami kepada Tim Tafsir Unisba yang telah bekerja keras untuk mewujudkannya. Bagi Unisba, sebagai lembaga pendidikan tinggi, karya “besar” ini merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat, salah satu tri dharma perguruan tinggi.

Akhirnya, semoga Allah Swt., menjadikan karya ini sebagai amal jariyah yang terus mengalir pahalanya. Jazâkumullâh Khairan Katsîra.

Bandung, April 2011 Rektor,

Prof. Dr. dr. M. Thaufiq S. Boesoeirie, MS., Sp. THT-KL(K)

Tafsir Juz ‘Amma

x

(10)

Kata pengantar

Kata Pengantar

Puja dan syukur hanya tercurah kepada Allah Swt. semata, berkat taburan rahmat dan inayah-Nya, penyusunan Tafsir Al-Quran Juz ‘Amma ini dapat diselesaikan penulisannya setelah melalui liku-liku dan proses yang panjang. Salam serta salawat tertengadahkan buat junjungan Nabi Muhammad Saw., yang telah berjuang dengan segenap daya dan upaya menyelamatkan umatnya dari zaman kejahiliyahan kepada cahaya Islam.

Merajut hari esok yang lebih baik melalui anyaman ayat-ayat-Nya merupakan pangkal tolak berlabuhnya penulisan tafsir ini. Secercah butiran karya ini diharapkan dapat menjadi cahaya terindah yang bisa mengurai makna kehidupan.

Di usianya yang ke-50, kiprah dan sumbangan Unisba dituntut lebih besar lagi dalam membangun masa depan umat. Karya ini merupakan salah satu wujud dari pengamalan “Tridharma Perguruan Tinggi” dengan karakternya yang khas, merefleksikan pengayaan kajian melalui pendekatan multidisiplin. Hal ini selaras dengan tujuan Unisba yang menyuratkan misi, melahirkan insan cendekia yang berpotensi menjadi mujahid (pembela kebenaran), mujtahid (peneliti), dan mujaddid (pembaru). Laksana lentera kecil yang digunakan musafir di malam hari, sekalipun baru satu juz yang dapat diterbitkan Unisba, akan tetapi terang dan sinarnya mudah-mudahan dapat menjadi petunjuk bagi perjalanan Unisba dan umat ke depan. Meski xi

(11)

xii

masih jauh ranah dari tujuannya, tetapi perjalanan ini merupakan tekad yang tidak boleh surut dari hasratnya yang mulia, senada dengan Hymne Unisba: Jaya Islam bahagia nanti, pastilah nyata.

Dipilihnya “Juz Amma” sebagai sulaman awal dalam menyusun tafsir Al-Quran, karena surahnya pendek-pendek; paling sering digunakan dalam salat; serta paling banyak dihafal, terutama oleh para pemula belajar Al- Quran. Hadirnya tafsir ini, semoga dapat memerkaya khazanah pustaka Al- Quran yang dapat membantu umat dalam memahami kandungan maknanya.

Ide-ide segar yang ditampilkan, baik menyangkut isi maupun format tafsir, sebagai upaya mencari suasana baru dalam memahami Al-Quran tanpa mengabaikan kaidah penafsiran yang telah dilakukan para mufassir terdahulu.

Rujukan utama yang menjadi sandaran dalam tafsir ini adalah Al- Tafsîr Al-Munîr karangan Dr. Wahbah Zuhaili, yang didukung referensi berbagai tafsir lainnya. Kemudian, dilakukan pengayaan oleh kontributor ahli yang berasal dari berbagai disiplin ilmu di lingkungan Unisba, dengan memerhatikan terminologi dan makna yang relevan. Pengayaan ini dimaksudkan sebagai upaya mengurai lebih luas pesan Al-Quran dalam pertautannya dengan aneka ragam disiplin dan perkembangan zaman (kontekstual).

Bersitan cahaya Al-Quran yang mampu mendialogkan mutiara kebenarannya pada goresan pena para penemu teori ilmu pengetahuan dan teknologi modern melalui ayat-ayat kauniyah-Nya, sekaligus dapat menjadi isyarat bagi kemukjizatannya (i’jâz ’ilmî). Akselerasi perkembangan iptek modern justru semakin menyemburatkan pembuktian kebenaran premis Al- Quran tentang rahasia penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya siang dan malam (lihat QS Âli Imrân [3]: 191). Sekalipun demikian, bukan berarti Al-Quran merupakan kitab sains (lihat QS Al-Baqarah [2]: 2). Sebab, Al-Quran adalah wahyu Allah Swt. yang menyingkap tirai kebenaran yang tampak maupun yang gaib serta menuntun manusia kepada jalan-Nya yang lurus, yaitu jalan yang diberi nikmat serta diridai-Nya.

Pada kesempatan berharga ini, perkenankan kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut andil dalam menyusun tafsir ini, khususnya kepada seluruh panitia yang telah bekerja keras untuk menyelesaikan tugasnya. Rintisan penulisan tafsir ini sebenarnya telah dimulai sejak periode Rektor Unisba 1997 s.d. 2001. Tetapi, karena satu dan lain hal, baru pada saat ini dapat terwujud. Embrio awal penulisan ini diinisiasi oleh beberapa makalah, yang sebagian para penulisnya belum termasuk di dalam deretan penyusun tafsir ini. Kepada Allah Swt. jualah seluruh darma bakti

Tafsir Juz ‘Amma

(12)

Kata Pengantar

pembaca sekalian kami mohonkan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat, yang tiada henti-hentinya mengalirkan pahala di sisi-Nya, Amien.

Laksana ungkapan dalam sebuah peribahasa, “tak ada gading yang tak retak”, tiada manusia yang luput dari salah dan kekhilafan. Demikian juga tafsir ini, tiada mungkin terlepas dari kekurangan dan kelemahan. Melalui pintu hati yang selalu terbuka, sumbang saran dan kritik yang konstruktif senantiasa kami nantikan kehadirannya. Kepada Allah Swt. jualah kami berlindung dari kezaliman diri dan berserah diri kepada-Nya semata ihwal segala apa yang telah diupayakan ini. ’Wallâhu a’lam bi al-shawâb’.

Billâhi fî sabîli al-haqq.

Rektor Unisba,

Prof. Dr. H. E. Saefullah, S.H., L.LM.

xiii

(13)

Ucapan Terima Kasih

Segala rasa syukur dipanjatkan kepada Allah Swt., setelah melalui jalan berliku penuh dengan kerumitan, akhirnya revisi Tafsir Juz ‘Amma selesai dikerjakan. Salam serta salawat dipanjatkan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw. yang telah berjuang mengantarkan umatnya kepada cahaya keimanan dan hidayah Al-Quran, penuh rahmat dan tuntunan kehidupan yang menyelamatkan.

Revisi tafsir Al-Quran ini dilakukan pada beberapa hal, antara lain:

penyempurnaan pengetikan, pengayaan pada isi dan kajian tafsir, catatan kaki yang merupakan kontribusi keilmuan, kelengkapan indeks yang terdapat pada akhir tulisan, dan koreksi kepada penulisan ayat-ayat Al-Quran yang terpotong terjemahnya atau teksnya. Pengerjaan revisi ini dilakukan melalui beberapa readers, baik yang berasal dari tenaga ahli Unisba sendiri, maupun yang datang dari luar Unisba yang ditunjuk.

Pada kesempatan yang baik ini kami ucapan terima kasih dan ucapan penghargaan yang sedalam- dalamnya kepada semua pihak yang telah berjasa bagi terealisasinya revisi Tafsir Juz ‘Amma Unisba ini. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya kami sampaikan khususnya kepada:

Bapak Pengurus Yayasan dan Rektor Unisba yang telah memberi dukungan sepenuhnya pada tugas ini. Demikian juga ucapan terima kasih, kami sampaikan kepada Bapak Prof. (em) Dr. E. Saefullah Wiradipraja, SH., LL.M.

yang telah memprakarsai dan membantu kami, sehingga Revisi Tafsir Juz

‘Amma dapat terwujud. Kami sampaikan juga ucapan terima kasih kepada Bapak Wakil Rektor I dan II serta para Dekan dan Direktur Pascas arjana Unisba, Tim Revisi yang telah bekerja siang dan malam untuk terselesaikannya penulisan perbaikan, dan semua yang telah berjasa yang

Ucapan Terima Kasih

xv

(14)

xvi

Tafsir Juz ’Amma

tidak mungkin disebut satu persatu. Kepada Allah Swt. jualah semua sumbangan dan dukungan Bapak/Ibu dan Saudara kami pasrahkan, semoga mendapatkan kebaikan yang berlipat ganda dan mengalir sepanjang zaman menjadi amal ibadah yang tiada putus-putusnya memberikan pahala.

Apabila dalam edisi revisi ini masih terdapat kesalahan atau kekhilafan, tiada jenuh-jenuhnya kami membuka diri untuk selalu menerima koreksian yang bersifat membangun. Tiada gading yang tak retak, itulah motto kami, sehingga tiada kata akhir untuk selalu memperbaiki diri dalam upaya mendapatkan hasil yang terbaik pada setiap kesempatan. Hanya kepada Allah Swt. jualah kami persembahkan karya ini, mudah-mudahan tidak keluar dari tuntunan yang dikehendaki-Nya, wallâhu a’lam bi al-shawâb.

Bandung, 8 April 2011

Dr. H. Tata Fathurrohman, SH., MH.

KetuaTim Dr. H. M. Wildan Yahya, M. Pd.

Ketua Pelaksana.

H. Agus Halimi, Drs. M. Ag.

Sekretaris Hikmat Taofiq, S.Ag.

Nandang HMZ, Drs.

Anggota

(15)

Pertanggungjawaban

Bismilâhirrahmanirrahim

Dengan ini kami nyatakan bahwa karya “Tafsir Juz ‘Amma” ini berangkat dari kumpulan karya orisinal dosen-dosen Unisba, yang embrionya diangkat dari Kajian Mingguan “Tafsir” Puskaji (Pusat Kajian Islam) Unisba. Dari sekumpulan para penulis “Tafsir Juz ‘Amma” ini masih terdapat nama-nama yang telah berkontribusi makalah, akan tetapi namanya belum tercantum, mereka itu adalah:

 Prof. Dr. H.M.D. Dahlan

 KH. Agus Hakim

 KH. Dr. Miftah Faridl

 KH. Syamsuri Siddiq, Drs. MH.

 KH. Abdurrahman, Drs.

 KH. Abdullah Yusuf, Drs.

 H.C. Najmuddin, Drs., MH.

 H. Imam S. Hidayat, Drs., M.Pd.I

 H. Maman Suherman, Drs., M.Sc.

 HM. Rachmat Effendi, Drs., M.Ag.

 Dr. H. Irfan Safrudin, Drs., M.Ag.

 H.A. Rifai Hasbi, Drs., M.Ag.

 H. Komarudin Shaleh, Drs., M.Ag

 H. Asep Ramdan, Drs., M.Si

 H. Dedih Surana, Drs., M.Pd.

 Mujahid Rasyid, Drs., M.Ag.

 Layen Junaedi, Drs., M.Ag.

 Eko Subiantoro, Drs.

 Aep Saepudin, Drs., M.Ag.

Atas sumbangan makalah dan partisipasinya selama ini kami sampaikan terima kasih. Jazâkumullâh khairan katsiran.

Ketua LSI Unisba,

Dr. H. Tata Fathurrahman, SH., MH.

Pertanggungjawaban

xvii

(16)

Mukadimah

Al-hamdu li Allâh al-ladzî nazzala Al-Qurân hudan li al-nâsi wa bayyinâtin min al-hudâ wa al-furqân. Asyhadu an lâ ilâha illa Allâh wa asyhadu anna

Muhammadan Rasûlullâh. Allâhumma shalli ’alâ Muhammad wa ‘alâ âlihi wa bârik wa sallim.

Al-Nushûsh Al-Qurâniyah atau teks-teks Al-Quran tertulis dengan bahasa Arab yang memiliki gaya bahasa tersendiri, sehingga orang Arab saat itu pun tidak ada yang mampu menandinginya. Al-Quran adalah mukjizat Allah yang diturunkan kepada Rasul Muhammad Saw.; mukjizat gaya bahasa yang digunakan, mukjizat kandungan ayat-ayatnya, dan mukjizat hukum-hukum yang tercantum di dalamnya.

Al-Quran adalah sumber ajaran dan sumber hukum. Untuk memahami sumber ajaran Islam ini diperlukan kemampuan bahasa Arab dengan berbagai macam ilmu bahasa yang berkaitan dengannya, ilmu-ilmu tafsir, hafal terhadap surah atau ayat yang ada korelasi dengan pokok bahasan, mengetahui hadis- hadis yang berkaitan dengan ayat yang dibahas, bahkan kaidah-kaidah tafsir yang sudah diakui keabsahannya oleh para pakar tafsir.

Orang yang mengerti bahasa Arab, bahkan orang Arab sekali pun yang paham terhadap surah-surah dan ayat-ayat tersebut, belum tentu seluruh surah atau ayat-ayat tersebut dapat dipahami dengan baik. Karena itu, zaman Rasul pun para sahabat bertanya kepada Nabi untuk memahami surah atau ayat-ayat tersebut.

Mukadimah

xix

(17)

Setelah Rasul wafat, para sahabat sudah terbiasa mempelajari Al-Quran;

mereka mempelajarinya secara bertahap, yaitu mereka mempelajari sekitar sepuluh ayat, menghafal, memaknai, dan mengamalkannya.

Di kalangan sahabat yang memahami tafsir, sekurangnya terdapat sepuluh ahli, yaitu khalifah yang empat (al-Khulafa al-Rasyidin - Abu Bakar, Umar Ibnu Khattab, Utsman Ibnu Affan, Ali Ibnu Abu Thalib) dan Ibnu Masud, Ibnu Abbas, Ubai Ibnu Ka’ab, Zaid Ibnu Tsabit, Abu Musa Al-Asy’ari, dan Abdullah Ibnu Zubair. Ini berarti, di kalangan sahabat pun, walaupun mereka sering bertemu Rasul dan orang Arab yang mengerti bahasa Arab, tetapi dalam menafsirkan Al-Quran memerlukan keahlian tersendiri. Para sahabat tidak bergeser dari itu dan amat antusias dalam memahami Al-Quran; suatu ushwah yang amat baik bagi generasi sesudahnya dan ternyata cara seperti ini merupakan cara terbaik dan diikuti generasi tabiin. Demikian diriwayatkan Abdurrahman Sulami.

Karena itu, para tabiin pun melanjutkannya, sehingga memunculkan para mufassir handal, antara lain: Mujahid, Atha, Ikrimah, Said Ibnu Zubair, dan Thawus.

Seiring munculnya para tokoh tafsir, muncul pula kota-kota tempat menimba ilmu. Sebut saja misalnya Madinah, Mekah, Kufah, Bashrah, Mesir, dan kota-kota lainnya. Di era sekarang ini, tempat menimba ilmu, khususnya dalam tafsir, amat banyak tersebar luas di negara-negara Muslim, baik Timur Tengah, Asia Selatan, Asia Tengah, maupun Asia Tenggara, yang biasanya terkonsentrasi di perguruan tinggi, bahkan di pesantren-pesantren sekalipun.

Di Saudi Arabia, ada Universitas Madinah, di Mekah, ada Ummul Qura;

di Riyadh, Universitas Muhammad bin Saud; di Mesir, ada Al-Azhar; di Sudan, ada Universitas Umm Durman, Yordan dan Syria, ada universitas-universitas Islam yang menjadi pusat kajian tafsir. Demikian pula di negara-negara Islam yang ada di Afrika Utara, seperti Libya, Tunis, Maroko, dan Aljazair. Di Pakistan, India, Malaysia, dan Indonesia, terdapat universitas-universitas Islam dengan fakultasnya yang memiliki jurusan tafsir dan hadis.

Perkembangan penafsiran Al-Quran dari waktu ke waktu amat intensif, sehingga bila dicermati, tidak ada kitab suci mana pun di dunia yang memiliki pemeliharaan, penelaahan, dan penafsiran secara khusus kecuali Al-Quran.

Bahkan, dalam bahasa para ilmuwan Muslim dalam memahami Al-Quran ada yang disebut dengan tafsir dan ada yang disebut takwil.

Tafsir diartikan sebagai suatu ilmu yang membahas Al-Quran dari aspek makna harfiah yang dikehendaki Allah sesuai dengan kemampuan manusia.

Dengan penafsiran ini diharapkan dapat dipahami, untuk selanjutnya diimplementasikan dalam kehidupan keseharian, utamanya ayat-ayat muhkamât.

xx

Tafsir Juz ’Amma

(18)

Adapun yang dikatakan takwil berkaitan dengan elaborasi makna-makna Al-Quran ketika dari aspek makna harfiahnya dianggap tidak sesuai dengan kenyataan yang seharusnya, seperti ayat-ayat mutasyâbihat. Umpamanya, ayat Yad Allâh fawqa aidîhim, tangan Allah di atas tangan mereka. Makna ini sepertinya amat berat untuk diartikan secara harfiah, walaupun menurut ulama mutaqaddimîn, tidak ada alasan untuk tidak diterima makna harfiah seperti ini karena yang paling penting mengimaninya, bukan urusan kaif-nya (cara-caranya).

Namun, agaknya tafsir tersebut tidak mudah dengan hanya disebut tafsir tanpa ada suatu pendekatan dan metode yang harus dilakukan. Memang, dalam Al- Quran sendiri disebutkan ada ayat muhkamât (tegas pengertiannya) dan mutasyâbihat (samar pengertiannya).

Jika mencermati bagaimana ulama dahulu mengodifikasi tafsir, metode, dan warna dari penafsiran Al-Quran, maka teridentifikasi berbagai model kodifikasi, pendekatan-pendekatan, dan metode. Pertama, model pendekatan kodifikasi; ada pendekatan kodifikasi, yaitu tafsîr bi al-ma`tsûr atau tafsîr bi riwâyah. Model pendekatan ini dengan menggunakan riwayat dari Nabi Saw.

sendiri dan sahabat, bahkan dari al-tâbiin bagaimana mereka menerima, memahami, dan memaknai ayat-ayat tertentu atau lafal tertentu. Mereka enggan ambil risiko apa pun tentang tafsir. Mereka bersikukuh atas hadis yang menyatakan, Man qâla fi Al-Qurân bi al-ra`yi falyatabawwa` maq’adahu min al-nâr. (HR Tirmidzi dari Ibnu Abbas). Artinya, barang siapa berbicara tentang Al-Quran dengan pendapatnya, maka siapkanlah tempat duduknya di neraka.

Dalam hadis lain disebutkan, Wa man qâla fi Al-Qurân bi ra`yihi fa ashâba, faqad akhtha`a (HR Abu Daud dari Jundub). Artinya, barang siapa berbicara tentang Al-Quran dengan pendapatnya, lalu benar, maka ia telah keliru. Ini adalah bentuk kehati-hatian mereka dalam menafsirkan Al-Quran.

Kedua, pendekatan dengan tafsîr bi al-ra`yi atau bi al-dirâyah. Model kodifikasi tafsir dengan menggunakan ijtihad ulama-ulama tafsir, baik ulama klasik maupun modern. Penafsiran semacam ini merupakan penafsiran yang sampai saat ini dan banyak tafsir dengan menggunakan kedua pedekatan ini, sejak mutaqaddimîn dan muta`akhirîn. Tafsir karya Imam Al-Thabari, Ibnu Katsir, Tanwîr Al-Miqbâs, dan lain-lain. Sementara itu, model pendekatan bi al- ra`yi tidak kurang banyaknya, seperti karya Imam Al-Fakhru Al-Razi, Tafsir Al- Baidhawi, dan Tafsir Abu Su’ud.

Di samping itu, bila memerhatikan corak-corak penafsiran Al-Quran, sebagaimana diungkap Quraish Shihab, bisa dikategorikan dengan corak-corak sebagai berikut: (a) corak sastra dan bahasa; (b) corak filsafat dan teologi;

(c) corak penafsiran ilmiah; (d) corak fikih atau hukum; (e) corak tasawuf;

Mukadimah

xxi

(19)

dan (f) corak budaya dan kemasyarakatan. Tafsîr Al-Manâr dan Al-Marâghi merupakan contoh pendekatan bahasa dan sosial yang banyak dibaca orang.

Masih belum cukup sampai di sini. Perlu direalisasikan segera ialah corak pendidikan, lingkungan, ekonomi, dan yang berkaitan dengan kontekstualisasi kehidupan saat ini. Karena itu, ketika Tafsir Unisba ini digulirkan sebenarnya bukan berarti kekurangan tafsir Al-Quran di masyarakat. Tafsir ini sebagai upaya memerkaya khasanah tafsir yang sudah terbit di kalangan masyarakat kita, baik tafsir yang menggunakan bahasa Arab, bahasa Indonesia, maupun bahasa lainnya.

Di zaman modern sekarang, memahami Al-Quran belum cukup hanya dengan pendekatan (al-Ittijâh) di atas, tetapi juga memerlukan metode atau tharîqah yang meliputi metode maudhûî (tematik), ijmâlî (global-umum), tahlîlî (analisis), dan muqarran (komparatif). Bahkan, pendekatan-pendekatan lain yang lebih memudahkan pemahaman terhadap Al-Quran.

Departemen Agama tengah menyusun tafsir tematik yang meliputi tema- tema kontemporer saat ini, seperti kepemimpinan, ekonomi, kesehatan, lingkungan, dan lain-lain. Para mufassir berusaha menafsirkan dengan berbagai pendekatan, corak, dan metode.

Penafsiran bukan perkara mudah. Selain memerlukan metode, kaidah, asbâb al-nuzûl, munâsabah antara surah dan ayat, juga harus mengetahui ayat- ayat lain. Mufassir sebaiknya seorang hafizh, hafal Al-Quran, sehingga yang bersangkutan dapat menghubungkannya dengan ayat-ayat lain. Bahkan, hadis- hadis pun diperlukan untuk klarifikasi bagaimana Rasul dan para sahabat dulu menafsirkannya, karena hadis juga berfungsi sebagai bayân (penjelasan) terhadap ayat-ayat Al-Quran. Dalam Al-Quran, ada ayat yang mujmal (global), muthlaq (mutlak), ’âm (umum), muhkam, dan mutasyâbih, yang semuanya memerlukan bayân . Hadis itulah yang menjadi bayân-nya.

Memang, tidak semua ayat memerlukan penjelasan dari hadis. Karena itu, Ibnu Abbas pernah menyatakan tafsir sebagai berikut: “(a) ada tafsir yang menerangkan halal dan haram yang harus diketahui semua mukallaf; (b) tafsir yang ditafsirkan oleh orang Arab dengan kekuatan bahasanya; (c) tafsir yang ditafsirkan oleh ulama; dan (d) tafsir yang hanya Allah sendiri yang mengetahuinya”.

Akan tetapi, manusia, dalam hal ini para ulama dan ilmuwan, belum mampu mengungkap semua yang berkaitan dengan Al-Quran ini.

Unisba sebagai lembaga ilmiah yang memiliki visi: Unisba diharapkan menjadi perguruan tinggi Islam terkemuka, pelopor pembaruan pemikiran, dan pelaksanaan kehidupan beragama, serta pembina Iman berakhlak karimah yang bermanfaat bagi diri sendiri, umat, masyarakat, bangsa, dan negara. Sementara xxii

Tafsir Juz ’Amma

(20)

itu, misi Unisba menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, membina kehidupan kampus yang dinamis, ilmiah, serta mengembangkan lingkungan fisik dan sosial berlandaskan nilai-nilai Islam.

Adapun karakter dari dosen dan lulusannya sesuai dengan tujuan Unisba itu sendiri, yaitu mujâhid (pejuang), mujtahid (peneliti), mujaddid (pembaru), dan bila dimungkinkan sekaligus muwahhid (pemersatu), sesuai dengan Hymne Unisba bahwa Islam sebagai agama pemersatu. Adalah selayaknya Unisba memiliki tafsir secara khusus yang memiliki nilai tersendiri yang khas, yang disiapkan bagi para dosen, karyawan, dan lulusannya, bahkan masyarakat luas yang memerlukannya. Para mufassir, baik dari masa klasik maupun modern, berusaha menafsirkan dengan berbagai pendekatan, corak, dan metode. Di sinilah para dosen Unisba berusaha juga untuk menafsirkan Al-Quran ini dengan corak dan metode yang dianggap tepat, sesuai dengan kemampuannya.

Sebagai perguruan tinggi Islam swasta di Jawa Barat yang sudah lama berkiprah dalam mengembangkan studi Islam dan dakwah serta membina para kadernya, sudah selayaknya perguruan tinggi memiliki Tafsir Al-Quran, sebagai bagian dari tridarma perguruan tinggi yang menjadi amanahnya. Tafsir Al-Quran yang secara khusus disusun para dosen Unisba merupakan keniscayaan, karena bila dikaitkan dengan visi dan misi-Unisba di atas, ternyata memerlukan penafsiran yang lintas disiplin, sesuai dengan fakultas dan jurusan yang ada. Penafsiran seperti ini amat dimungkinkan selama tidak menyalahi kaidah-kaidah yang ada.

Namun, tentu idealisme dalam menafsirkan sungguh suatu harapan yang dicita-citakan siapa pun, termasuk para pembaca. Akan tetapi, suatu hal yang amat berat, maka segala kemampuannya. Karena itu, sebagai rujukan utama, penafsiran ini Al-Tafsîr Al-Munîr karya Prof. Wahbah Zuhaili di samping tentu tafsir-tafsir lain yang dianggap memiliki standar yang dinilai layak menjadi rujukan. Al-Tafsîr Al-Munîr dalam penilaian tafsir Unisba, dapat dipahami, baik oleh pemula maupun mereka yang sudah biasa dalam bidang keilmuan.

Bahasanya lugas, banyak contoh, mirip dengan tematik, analitik, dan sepertinya, segalanya ada pada tafsir itu. Sementara itu, Al-Tafsîr Al-Munîr dapat dikatakan serba-ada, sesuai dengan kata pengarangnya ketika memberi nama tafsir ini, sebagai, “Al-Tafsîr Al-Munîr: Fî Al-Aqîdah wa Al-Syarîah wa Al-Manhaj.

Ada beberapa kelebihan Al-Tafsîr Al-Munîr ini. Pertama, sesuai namanya, tafsir ini memberikan pencerahan, the illuminating interpretation.

Tafsir yang bukan hanya dari aspek isi dan substansi, tetapi dari aspek metode, sistematika, dan penulisan. Metode yang mirip maudhûî (tematik), yaitu setiap surah dipenggal-penggal berdasarkan kumpulan ayat tertentu, yang selanjutnya menjadi topik tertentu. Dalam sistimatikanya, dimulai

Mukadimah

xxiii

(21)

Walaupun demikian, untuk pertama kalinya, Tafsir Al-Quran ini, baru sebatas Tafsir Juz ’Amma, karena dianggap memiliki urgensi tertentu di masyarakat luas, khususnya bagi para pemula atau surah-surah pada Juz ’Amma banyak dijadikan bacaan dalam salat oleh masyarakat luas, termasuk di antaranya sebagai bacaan di sekolah-sekolah atau digunakan oleh para pemula. Sebagai kelengkapan tafsir, ini pun diberi indeks agar mudah mencari kalimat tertentu atau mencari terjemah tertentu dari kata- kata yang dianggap sulit. Ada sesuatu yang ingin ditampilkan dalam Tafsir Unisba yang dinilai memiliki nilai tambah dari tafsir-tafsir yang ada.

Memang, dalam menafsirkan Al-Quran diperlukan kehati-hatian, dalam arti, tidak keluar dari kaidah-kaidah yang sudah “mujma alaih”, kesepakatan bersama, atau paling tidak disepakati jumhur (mayoritas) kalangan ulama tafsir. Atas dasar inilah Tafsir Juz ’Amma Unisba diupayakan dapat terhindar dari celaan tersebut. Maka tafsir ini diusahakan sejalan dengan kaidah-kaidah tafsir yang direkomendasikan ulama tafsir sebelumnya, walaupun di sana-sini pasti masih terdapat kekurangan dan pengembangan.

Hanya Allah yang memiliki kebenaran mutlak, sementara manusia hanya berusaha memahami kalimat-kalimat Ilahi, sesuai kemampuannya.

Mudah-mudahan Al-Quran ini sesuai dengan tujuan turunnya, menjadi syifâ, rahmah, hudan, bayyinât, furqân, dan nûr. Demikianlah sekelumit pendahuluan terhadap Tafsir Unisba yang mudah-mudahan sesuai dengan tujuannya. Tak ada gading yang tak retak dan dalam hal ini, kami penyusun hanya mohon ampun kepada Allah Swt. Wallahu A’lam bi al-Shawâb.

Koordinator Kontributor Ahli, Prof. Dr. H.M. Abdurrahman M.A.

xxiv

Tafsir Juz ’Amma

dengan penulisan ayat-ayat, penjelasan gramatika, penjelasan kata-kata yang dinilai sulit atau memerlukan penafsiran, tafsir dan uraiannya (al-tafsîr wa al-bayân), dan kesimpulan yang disebut dengan fiqhu al-hayât. Atas dasar itulah, Tafsir Unisba disusun, sehingga mampu memberikan pencerahan pula pada para pembacanya.

(22)

Daftar Isi

Kata Pengantar ... viii-xiii Ucapan Terima Kasih ... xv-xvii Muqaddimah ... xv-xxiv Daftar Isi ... xxv-xxvi Surah 78: Al-Naba` ... 1-24 Surah 79: Al-Nâziât ... 27-58 Surah 80: ‘Abasa ... 59-84 Surah 81: Al-Takwîr ... 85-100 Surah 82: Al-Infithâr ... 101-116 Surah 83: Al-Muthaffifîn ... 117-146 Surah 84: Al-Insyiqâq ... 147-162 Surah 85: Al-Burûj ... 163-180 Surah 86: Al-Thâriq ... 181-196 Surah 87: Al-A’lâ ... 197-214 Surah 88: Al-Ghâsyiyah ... 215-238 Surah 89: Al-Fajr ... 239-260 Surah 90: Al-Balad ... 261-274 Surah 91: Al-Syams ... 275-292 Surah 92: Al-Lail ... 293-306 Surah 93: Al-Dhuhâ ... 307-320 Surah 94: Al-Insyirah ... 321-322 Surah 95: Al-Tîn ... 333-342 Surah 96: Al-‘Alaq ... 343-364 Surah 97: Al-Qadr ... 365-376 Surah 98: Al-Bayyinah ... 377-394 Surah 99: Al-Zalzalah ... 395-406

Daftar Isi

xxv

(23)

Surah 100: Al-Àdiyât ... 407-418 Surah 101: Al-Qâri’ah ... 419-430 Surah 102: Al-Takâtsur ... 431-440 Surah 103: Al-‘Ashr ... 441-450 Surah 104: Al-Humazah ... 451-460 Surah 105: Al-Fîl ... 461-468 Surah 106: Quraisy ... 469-478 Surah 107: Al-Mâûn ... 479-492 Surah 108: Al-Kautsar ... 493-500 Surah 109: Al-Kâfirûn ... 501-510 Surah 110: Al-Nashr ... 511-520 Surah 111: Al-Lahab ... 521-530 Surah 112: Al-Ikhlâsh ... 531-540 Surah 113: Al-Falaq ... 541-550 Surah 114: Al-Nâs ... 553-562 Daftar Pustaka ... 563-566 Indeks ... 567-576 xxvi

Tafsir Juz ’Amma

Referensi

Dokumen terkait