• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN "

Copied!
84
0
0

Teks penuh

Efektivitas pembelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Binamu Kabupaten Jeneponto. “Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Binamu Kabupaten Jeneponto”.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Binamu Kabupaten Jeneponto dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Untuk mengetahui keefektifan pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Binamu Kabupaten Jeneponto.

Kajian Teori

Efektivitas Pembelajaran

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil langsung yang berupa tingkah laku siswa untuk mencapai tujuan pendidikan, sehingga hasil belajar yang diukur sangat bergantung pada tujuan pendidikan. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai akhir yang dicapai setelah mengikuti tes belajar yang diberikan setelah menerima materi yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

Model Problem Based Learning

Pembelajaran berbasis masalah ditandai dengan kerjasama siswa satu sama lain (paling sering berpasangan atau kelompok kecil). Dapat kita simpulkan bahwa pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah.

Materi Ajar

Pada bentuk aljabar di atas, 2, x2, y dan z2 merupakan faktor dari 2x2 yz2, sedangkan x3, y2 dan z merupakan faktor dari bentuk aljabar x3y2z. Pada bagian ini kita akan mempelajari cara memfaktorkan suatu bentuk aljabar menggunakan sifat distributif. Sifat ini memungkinkan bentuk aljabar ax + ay didekomposisi menjadi a(x+ y), dengan a adalah faktor persekutuan dari ax dan ay.

Bentuk Selisih Dua Kuadrat x2 – y2 Bentuk aljabar yang terdiri dari dua suku dan merupakan selisih dua kuadrat dapat digambarkan sebagai berikut. FPB dari 3pq, 6p2m dan 12pr adalah 3p, jadi jika setiap suku dalam bentuk aljabar merupakan kelipatan 3p, maka dapat ditulis :.

Hasil Penelitian yang Relevan

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah efektif digunakan dalam pembelajaran matematika siswa kelas VIII. kelas di SMP Negeri 3 Galesong Selatan. Penelitian yang dilakukan oleh Nurhikmah, 2015 berjudul “Efektivitas Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Makassar”. Hasil survei menunjukkan bahwa (1) penilaian keterlaksanaan pembelajaran terlaksana dengan baik dengan skor rata-rata 3,67.

Artinya peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VIIC SMP Muhammdiyah 1 Makassar setelah diperkenalkannya model pembelajaran berbasis masalah secara umum berada pada kategori tinggi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah efektif digunakan dalam pembelajaran matematika siswa kelas VIIc di SMP Muhammdiyah 1 Makassar.

Kerangka Pikir

Dengan memperhatikan kriteria tersebut maka dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran berbasis masalah maka pembelajaran matematika akan efektif.

Hipotesis Penelitian

Rata-rata skor keterlaksanaan pembelajaran matematika di kelas VIII SMP Negeri 2 Binamu Kabupaten Jeneponto melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah berada pada kategori baik dan sangat baik. Ketuntasan belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Binamu Kabupaten Jeneponto setelah diterapkan model pembelajaran berbasis masalah klasikal lebih besar dari 79,9%. Respon positif siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah sebesar ≥75% dari total aspek yang ditanyakan.

Penelitian ini merupakan penelitian pra eksperimen yang melibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen, dengan tujuan untuk mengetahui keefektifan penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Binamu Kabupaten Jeneponto. Variabel dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa, aktivitas siswa, dan respon siswa terhadap model pembelajaran berbasis masalah.

Tabel 3.1 The One Group Pretest-Posttest
Tabel 3.1 The One Group Pretest-Posttest

Satuan Eksperimen

Definisi Operasional Variabel

Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Mendistribusikan angket respon siswa setelah mengikuti pembelajaran di kelas, berisi pertanyaan-pertanyaan seputar proses pembelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah. Menawarkan tes dalam bentuk esai untuk melakukan evaluasi (post-test) setelah penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah.

Instrumen Penelitian

Digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah. Digunakan untuk memperoleh data tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan setelah survei berlangsung.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

Analisis Statistik Deskriptif

Sugiyono menyatakan bahwa “statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau mengilustrasikan data yang telah dikumpulkan sebagaimana adanya tanpa maksud untuk menarik kesimpulan atau generalisasi yang berlaku umum”. Statistik deskriptif meliputi penyajian data dalam bentuk tabel, grafik, mean, median, modus, simpangan baku, dan perhitungan persentase. Sumber : Nurwahidah Dari data yang diperoleh dicari rata-rata seluruh aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran.

Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan model pembelajaran berbasis masalah, yang meliputi: nilai tertinggi, nilai terendah, nilai mean, rentang, mean, standar deviasi dan distribusi frekuensi meja.

SMP Negeri 2 Binamu Kabupaten Jeneponto Skor Kategorisasi Ketuntasan Hasil Belajar

Analisis Statistik Inferensial

Pengujian hipotesis minor berdasarkan rata-rata hasil belajar menggunakan uji rata-rata kesepakatan yaitu dengan menerapkan teknik uji One Sample t-test. Teknik ini digunakan untuk menguji apakah suatu nilai tertentu berbeda secara signifikan dengan mean suatu sampel. Pengujian hipotesis proporsi merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis proporsi didukung oleh informasi dari.

Uji hipotesis berdasarkan gain ternormalisasi siswa setelah diajar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dihitung dengan menggunakan uji one sample t-test. Uji gain digunakan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar matematika yang terjadi pada siswa kelas eksperimen, yang diperoleh dengan membandingkan rata-rata skor pretest dan posttest.

Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Berdasarkan Lampiran D, rata-rata skor observasi pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah selama empat sesi adalah 3,73. Pada kategori keterlaksanaan pembelajaran di atas, total nilai rata-rata yang diperoleh berada pada interval 3,25 ˂ 𝒙̅ ≤ 4,00 yang berarti terlaksana pada kategori sangat baik sehingga dapat dikatakan efektif.

Statistik Skor Hasil Tes Kemampuan Awal (pretest) Siswa sebelum diajar dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning

Sumber: Data yang diolah Lampiran D. Pada tabel 4.2 diatas terlihat rata-rata skor hasil belajar siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Binamu Kabupaten Jeneponto sebelum dilakukan proses pembelajaran melalui model pembelajaran berbasis masalah sebesar 17,96 lebih rendah dibandingkan dengan skor ideal sebesar 100 yang dapat dicapai siswa dengan standar deviasi 8,57. Sumber : Data yang diolah pada Lampiran D. Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa dari 27 siswa kelas VIIIA terdapat 27 siswa (100%) yang memperoleh nilai dengan kategori sangat rendah, 0 siswa (100%) yang memperoleh nilai dengan kategori rendah Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori sedang terdapat 0 orang (0%) dan tidak ada siswa (0%) yang memperoleh nilai dengan kategori tinggi dan sangat tinggi. Setelah mengkonversi rata-rata skor hasil belajar siswa sebesar 6,08 ke dalam lima kategori di atas, maka rata-rata skor hasil belajar matematika siswa Kelas VIIIA SMP Negeri 2 Binamu Kabupaten Jeneponto sebelum diajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, adalah tergolong sangat rendah.

Berdasarkan tabel 4.4 di atas terlihat bahwa jumlah siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan individu sebanyak 27 orang atau 100% dari seluruh jumlah siswa, sedangkan siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan individu tidak ada atau 0% saja. kriteria kelengkapan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Binamu Kabupaten Jeneponto sebelum diterapkan model pembelajaran berbasis masalah tergolong sangat rendah.

Tabel  4.2  Deskripsi  Skor  Hasil  Tes  Kemampuan  Awal  (pretest)  Siswa  Kelas  VIII A  SMP Negeri 2 Binamu Kabupaten Jeneponto
Tabel 4.2 Deskripsi Skor Hasil Tes Kemampuan Awal (pretest) Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Binamu Kabupaten Jeneponto

Statistik Skor Hasil Belajar (Posttest) Matematika Siswa Setelah Diajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning

Sumber : Data Olahan Lampiran D. Tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa dari 27 siswa kelas VIIIA SMP 2 Binamu Kabupaten Jeneponto siswa yang mendapat nilai kategori sangat rendah terdapat 0 siswa (0%), terdapat 3 siswa yang mendapat nilai kategori sangat rendah. dalam kategori rendah (0%) 11,11%), terdapat 11 siswa yang memperoleh nilai dalam kategori sedang (40,75%), terdapat 7 siswa yang memperoleh nilai dalam kategori tinggi (25,92%) dan terdapat 6 siswa yang memperoleh nilai siswa pada kategori sangat tinggi (22,22%). Setelah mengkonversikan rata-rata skor hasil belajar siswa sebesar 82,59 ke dalam 5 kategori di atas, maka diperoleh rata-rata skor hasil belajar matematika siswa kelas VIIIA SMP adalah. Sumber : Data Olahan Lampiran D Dari tabel 4.7 terlihat siswa yang tidak tuntas ada 3 siswa (11%), sedangkan yang memenuhi kriteria tuntas individu ada 24 siswa (89%).

Jika tabel 4.7 dikaitkan dengan indikator ketuntasan hasil belajar siswa maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika kelas VIIIA SMA Negeri Binamu Kabupaten Jeneponto setelah diterapkan model pembelajaran berbasis masalah telah memenuhi indikator klasikal yaitu kelengkapan hasil belajar.

Tabel 4.6  DistribusiFrekuensi  dan  Persentase  Skor  Hasil  Belajar  (posttest)  Matematika  Siswa Kelas  VIII A  SMP Negeri 2 Binamu Kabupaten  Jeneponto
Tabel 4.6 DistribusiFrekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar (posttest) Matematika Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Binamu Kabupaten Jeneponto

Deskripsi Peningkatan Hasil belajar Matematika setelah diterapkan Model Problem Based Learning

Hasil pengolahan data yang telah selesai (Lampiran D) menunjukkan bahwa gain ternormalisasi atau rata-rata gain ternormalisasi siswa setelah diajar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah adalah sebesar 0,78. Hasil observasi aktivitas siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah selama empat sesi (disajikan secara lengkap pada Lampiran D) kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif yang hasilnya dapat dilihat pada Lampiran D. Data mengenai respon siswa mengenai pembelajaran matematika melalui model pembelajaran berbasis masalah Pembelajaran berbasis dicapai dengan memberikan tanggapan siswa terhadap angket, yang kemudian dikumpulkan dan dianalisis.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif data respon siswa terhadap pembelajaran matematika yang terlampir pada Lampiran D terlihat bahwa hasil analisis data respon siswa terhadap pembelajaran matematika melalui model pembelajaran berbasis masalah menunjukkan bahwa persentase siswa yang senang terhadap pembelajaran matematika sebesar 92,6%, siswa yang menyukai metode pengajaran yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah sebesar 100%, siswa yang termotivasi belajar matematika setelah penerapan model pembelajaran berbasis masalah 100% 88,9% siswa mudah memahami topik matematika dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, 92,6% siswa aktif dalam pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, siswa yang percaya diri meningkat dalam mengemukakan ide/pendapat/pertanyaan dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah sebesar 92,6%, siswa yang merasa mengalami kemajuan setelah diterapkan model pembelajaran berbasis masalah sebesar 92,6%, dan siswa yang lebih muda mengingat materi yang diajarkan pada pendidikan matematika dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah sebesar 85,2%. Berdasarkan Lampiran D, respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat dilihat untuk seluruh pertemuan berharga.

Tabel 4.8 Kriteria Tingkat Gain Ternormalisasi
Tabel 4.8 Kriteria Tingkat Gain Ternormalisasi

Hasil Analisis Statistik Inferensial

Uji hipotesis dianalisis dengan menggunakan uji-t untuk mengetahui efektifkah pembelajaran matematika melalui model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Binamu Kabupaten Jenponto. Berdasarkan hasil analisis SPSS (Lampiran D) terlihat p-value (sign. (2-tailed)) sebesar 0,000 < 0,05 yang menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa setelah melalui model pembelajaran berbasis masalah mengajar lebih dari 74,9. Oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar matematika siswa setelah diajar melalui model pembelajaran berbasis masalah memenuhi kriteria keefektifan.

Artinya H0 ditolak dan H1 diterima yaitu gain ternormalisasi hasil belajar siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Binamu Kabupaten Jeneponto berada pada kategori tinggi. Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor hasil belajar siswa setelah pembelajaran melalui model pembelajaran berbasis masalah telah memenuhi kriteria keefektifan.

Pembahasan Hasil Penelitian

  • Keterlaksanaan Pembelajaran
  • Hasil Belajar
  • Aktivitas Siswa
  • Respons Siswa

Hasil analisis data hasil belajar matematika siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Binamu Kabupaten Jeneponto sebelum pembelajaran melalui model penerapan pembelajaran berbasis masalah menunjukkan tidak ada siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (MCC) atau 100% siswa tidak mencapai KKM. mencapai MC. Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Binamu Kabupaten Jeneponto menunjukkan rata-rata persentase aktivitas siswa lebih dari 75% siswa aktif. terlibat dalam proses pembelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa “Pembelajaran matematika efektif melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Binamu Kabupaten Jeneponto”.

Hasil belajar matematika siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Binamu Kabupaten Jeneponto setelah pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah berada pada kategori tinggi dengan nilai rata-rata sebesar 82,59 dan standar deviasi sebesar 9,23. Rata-rata persentase aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Binamu Kabupaten Jeneponto menunjukkan bahwa rata-rata persentase aktivitas siswa lebih dari 75% siswa terlibat aktif dalam pembelajaran . proses.

Saran

Rata-rata persentase siswa yang memberikan jawaban positif terhadap penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada pendidikan matematika adalah sebesar 93,06%, hal ini tergolong jawaban positif sesuai standar yang telah ditentukan yaitu lebih dari 75%. Teori Efektivitas Menurut Pendapat Para Ahli Terpercaya (online). (http://www.tipepedia.com/2015/08/theoretica-effekitas-menaturan-para.htm), diakses Sabtu, 18 Juli 2016 pukul 11.31) . Efektivitas pembelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 1Mkassar.

Gambar

Tabel 3.1 The One Group Pretest-Posttest
Tabel 3.2 Pedoman Rata-Rata Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran
Tabel 4.1 Pedoman Rata-Rata Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran
Tabel  4.3  Distribusi  dan  Persentase  Skor  Hasil  Tes  Kemampuan  Awal    Matematika Siswa Kelas VIII A  SMP Negeri 2 Binamu Kabupaten  Jeneponto
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pembahasan dan uji hipotesis yang telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya maka, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Akuntansi berbasis akrual, sistem pengendalian