PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Proses Collaborative Governance
Proses kolaboratif menunjukkan suatu sistem di mana kolaborasi mewakili model dominan untuk perilaku, pengambilan keputusan, dan aktivitas. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses kolaborasi antara lain dinamika kolaborasi, tindakan bersama serta dampak dan penyesuaian dalam proses kolaborasi. Implementasi kerjasama yang baik terdapat dalam dinamika yang menitikberatkan pada keterlibatan prinsip, motivasi bersama dan kapasitas untuk bertindak bersama.
Dimana tindakan bersama tidak dapat dicapai oleh satu organisasi yang bertindak sendiri. Hasil dari aksi bersama biasanya dilihat sebagai dampak sementara yang menjadi masukan bagi dinamika kerja sama.
Penanggulangan Narkoba
Dari sudut pandang kebijakan kriminal, upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan kejahatan narkoba tidak boleh hanya bertumpu pada peran jalur pemidanaan saja, berupa pemberian sanksi pidana yang keras dan berat karena meskipun banyak pelakunya, Kejahatan pelaku narkoba sudah divonis hukuman penjara seumur hidup atau hukuman mati, namun kejahatan narkoba masih terus terjadi yang intensitasnya terus meningkat dari hari ke hari. Kejahatan narkoba merupakan suatu kejahatan yang bersifat destruktif, merugikan secara mental dan moral bagi pelakunya, khususnya para korban yang menjadi sasaran peredaran narkoba, yang pada umumnya adalah generasi muda, dan dapat juga merugikan orang lain yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan kejahatan narkoba tersebut. dilakukan oleh penulis. Guna mencegah dan memberantas kejahatan narkoba, Polri membentuk satuan khusus di setiap polda se-Indonesia untuk menangani kejahatan narkoba.
Untuk dapat memberantas kejahatan narkoba secara maksimal, pemerintah Indonesia selanjutnya membentuk suatu lembaga yaitu Badan Narkotika Nasional (BNN) yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2002 tentang Badan Narkotika Nasional, yang tugas dan fungsinya berkoordinasi dengan Badan Narkotika Nasional. pemerintah terkait. lembaga dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan pengendalian obat nasional. Jadi bukan hanya tugas berbagai otoritas yang terlibat dalam proses pemberantasan narkotika. Maka yang terpenting adalah penolakan segera masyarakat terhadap kejahatan narkoba.
Rehabilitasi merupakan upaya pemulihan kesehatan jiwa dan raga yang ditujukan kepada pengguna Narkoba yang telah menjalani program pemulihan.
Kerangka Pikir
Fokus Penelitian
Deskripsi Fokus Penelitian
Dalam proses pengelolaan kolaboratif, tindakan kolaboratif adalah tindakan yang dilakukan dalam proses kolaboratif, seperti tindakan untuk mendorong proses dan aktivitas kolaboratif di lapangan. Dalam proses pengelolaan kolaboratif, dampak dan penyesuaian dalam proses kolaboratif merupakan dampak yang dihasilkan dari proses kolaboratif. Alasan dipilihnya tempat ini karena adanya penyalahgunaan narkoba dan untuk mengetahui bagaimana manajemen kolaboratif dalam menangani narkoba di Kabupaten Bone.
Sehubungan dengan tujuan penelitian yaitu untuk memberikan gambaran tentang tata kelola kolaboratif dalam peredaran narkoba di Kabupaten Bone, maka jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu langkah-langkah kerja untuk menggambarkan suatu fenomena objek atau lingkungan sosial yang diungkapkan dalam sebuah tulisan naratif. Gambarkan suatu kejadian yang terjadi (Satori dan Komariah yaitu penelitian yang menggambarkan tentang Collaborative Governance dalam Pengolahan Narkoba. Jenis data yang ingin diperoleh adalah tentang Collaborative Governance dalam Pengedaran Narkoba di Kabupaten Bone serta data-data yang diperlukan untuk melengkapi peristiwa tersebut. persiapan proposal.
Laporan atau dokumen yang dikumpulkan peneliti berupa informasi tertulis merupakan data tentang pengguna narkoba di Kabupaten Bone.
Informan Penelitian
Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan peneliti dari berbagai laporan atau dokumen berupa informasi tertulis yang digunakan dalam penelitian.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
Pengabsahan Data
Teknik triangulasi verifikasi kredibilitas data dilakukan dengan cara memverifikasi data terhadap sumber yang sama dengan menggunakan teknik yang berbeda. Triangulasi temporal digunakan untuk validasi data dalam kaitannya dengan pengecekan data dari berbagai sumber dengan cara yang berbeda dan waktu yang berbeda. Untuk memperoleh data yang valid melalui observasi penelitian maka harus dilakukan observasi, bukan hanya satu observasi saja.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Kabupaten Bone
Selain kedua wilayah terkait iklim tersebut, terdapat juga wilayah peralihan yaitu: Kecamatan Bontocani dan Kecamatan Libureng yang sebagian mengikuti wilayah barat dan sebagian mengikuti wilayah timur. Dilihat dari jenis tanahnya, sebagian besar jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Bone berasal dari Aluvial, Gleihumus, Litosol, Grumosol, Rasial dan Litosol, Mediterania dan Latosol yang tersebar hampir di seluruh kecamatan. Dilihat dari jenis tanahnya, sebagian besar jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Bone berasal dari jenis Aluvial, Gleihumus, Litosol, Regosol, Grumosol, Rasial dan Litosol, Mediterania dan Latosol.
Jenis tanah yang paling dominan di Kabupaten Bone adalah jenis Mediterania dan Latosol yang tersebar hampir di seluruh kecamatan.Potensi sumber daya mineral di Kabupaten Bone sangat besar, baik mineral logam maupun nonlogam.
Kondisi Penduduk
Hasil Penelitian dan Pembahasan Kerjasama Pemerintah Dalam Pengendalian Narkoba di Kabupaten Bone Pengendalian Narkoba di Kabupaten Bone. Pengungkapan mengenai pengendalian narkoba di Kabupaten Bone yang dilakukan oleh informan terkait dapat dilihat dari hasil wawancara dibawah ini seperti yang diungkapkan oleh Divisi Pencegahan Kepentingan yang dilakukan bersama instansi terkait sebagai berikut. Dari hasil pemaparan di atas diketahui bahwa pengungkapan penanganan permasalahan narkoba di Kabupaten Bone ditangani oleh semua lini.
Musyawarah kolaboratif merupakan diskusi dengan berbagai aktor yang terlibat dalam penanggulangan penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Bone. Konsultasi yang dilakukan oleh para informan terkait mengenai pendekatan terhadap narkoba di Kabupaten Bone dapat disimpulkan dari hasil wawancara di bawah ini. Disampaikan Kepala Bidang Pemberantasan, landasan utama kerja sama adalah sebagai berikut. Dari hasil wawancara di atas terlihat bahwa dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Bone salah satu langkah yang dilakukan adalah konsultasi (diskusi), suatu proses konsultasi yang bersifat kolaboratif.
Musyawarah secara kolaborasi untuk mengatasi penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Bone baik karena langkah yang dilakukan melalui musyawarah (diskusi) dengan berbagai pihak. Dari hasil wawancara diatas terdapat kesepahaman atas kerja sama yang dilakukan untuk mengatasi penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Bone dengan selalu berkomunikasi dan melakukan evaluasi kepada lembaga-lembaga yang bekerjasama dengan kami dalam menangani narkoba. Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa legitimasi internal dalam pelaksanaan penertiban narkoba di Kabupaten Bone, peran koordinator dan bawahan sudah baik berdasarkan struktur dan prosedur serta tahapan yang ditetapkan dalam penanganan permasalahan narkoba.
Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa legitimasi internal dalam bekerja sama mengatasi permasalahan narkoba di Kabupaten Bone didasarkan pada SOP masing-masing penanganan permasalahan narkoba yang timbul di Kabupaten Bone. Pernyataan di atas menunjukkan bahwa komitmen pemberantasan narkoba di Kabupaten Bone sudah berdasarkan aturan, karena kami bekerja atas nama lembaga. Berdasarkan hasil wawancara di atas, terlihat bahwa mengenai penanganan narkoba di Kabupaten Bone, tata cara dan kesepakatan bersama mengacu pada landasan hukum UU Narkotika dalam penanganan narkoba di Kabupaten Bone.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai prosedur dan kesepakatan bersama dalam penanggulangan narkoba dapat disimpulkan dalam penanggulangan narkoba di Kabupaten Bone. Dari hasil wawancara mengenai penanganan narkoba, bagaimana meminimalisir penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Bone dengan memberikan penyuluhan, advokasi dan dampak penyalahgunaan narkoba, serta melakukan koordinasi dengan seluruh lini sektor dalam upaya pengendalian narkoba. Hasil dari pernyataan di atas menunjukkan bahwa dalam menangani narkoba kita mempunyai tanggung jawab secara keseluruhan, dan disini kita juga berupaya untuk menekan pengguna narkoba yang ada di Kabupaten Bone.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah proses pengendalian narkoba di kabupaten Bone sudah efektif…” (hasil wawancara dengan “DY” pada tanggal 8 Agustus 2018). Dari hasil wawancara diatas terlihat bahwa dalam pemberantasan narkoba di kabupaten Bone, ada beberapa korban yang datang untuk direhabilitasi.Dinamika kerjasama anti narkoba di Kabupaten Bone dalam pengungkapan cukup baik karena ada pihak terkait yang terlibat.
Gambaran Umum BNNK Kabupaten Bone
Gambaran Umum Satuan Reserse Narkoba Kabupaten Bone
Satuan Narkoba bertugas melaksanakan tugas penyidikan dan pengawasan penyidikan tindak pidana penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.
Gambaran Umum FP2AI Kabupaten Bone
Beberapa capaian kegiatan Forum Dukungan Anak Indonesia (FP2AI) Kabupaten Bone yang telah terealisasi dan sedang berjalan:
Gambaran Umum Dinas Kesehatan Kabupaten Bone
Kepala Bidang Kesehatan dan Gizi Keluarga..amp;Pengendalian Penyakit Menular Kepala Bidang Pencegahan..amp;Pengendalian PTM dan Kesehatan Jiwa.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Kolaborasi Pemerintah dalam
- Dinamika Kolaborasi
- Tindakan-Tindakan Kolaborasi
- Dampak dan Adaptasi pada Proses Kolaborasi
Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa dalam menangani narkoba, kepercayaan dengan pihak lain sangat penting, karena berdasarkan SOP. Hasil wawancara menunjukkan bahwa dalam kerjasama anti narkoba di Kabupaten Bone, kepercayaan antar pihak baik, karena saling percaya, karena dalam hal ini masing-masing lembaga mempunyai andil dan tanggung jawab tersendiri dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Bone. . Dari hasil wawancara di atas diketahui bahwa dalam kerjasama pengendalian narkoba di Kabupaten Bone, legitimasi internal mengacu pada peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan. Selain mengacu pada undang-undang dalam penanganannya, juga mengacu pada peraturan kepala Badan Narkotika Nasional.
Berdasarkan hasil wawancara yang diungkapkan oleh informan “MS”, maka hasil wawancara dengan informan Kasat Narkoba adalah sebagai berikut. Dari hasil wawancara pimpinan pengobatan narkoba dapat disimpulkan bahwa seluruh warga wilayah Kabupaten Bone mempunyai peran dalam pengobatan narkoba. Hal ini dilakukan agar proses pengendalian narkoba dapat terlaksana dengan benar…” (hasil wawancara dengan “MI” pada 6 Agustus 2018).
Dari hasil wawancara di atas terlihat semua pihak yang bekerjasama dalam hal ini memberikan bantuan untuk memastikan pelaksanaan proses pengendalian narkoba berjalan dengan baik. Dari hasil wawancara dengan berbagai informan di atas, terlihat bahwa fasilitasi kerjasama penanganan narkoba adalah dalam hal sosialisasi yang dilakukan di masyarakat, lobi-lobi serta menjaga dan memelihara kerjasama yang dibangun bersama.
KESIMPULAN DAN SARAN
Saran
BNNK, Kepolisian, Kesehatan Masyarakat dan LSM harus lebih berperan aktif dalam menangani kasus penyalahgunaan narkoba untuk lebih meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba. BNKK, kepolisian, kesehatan dan LSM harus lebih memaksimalkan proses pengendalian narkoba di Kabupaten Bone dengan melakukan sosialisasi di kecamatan hingga desa-desa terpencil untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai dampak penyalahgunaan narkoba. BNNK, kepolisian, kesehatan, LSM dan masyarakat semakin memperkuat proses kolaborasi yang dilakukan bersama untuk menekan jumlah pengguna narkoba di Kabupaten Bone.
Penanganan kolaboratif kasus HIV/AIDS di Surakarta oleh Komisi Pengendalian AIDS dan LSM lokal.