• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM "

Copied!
97
0
0

Teks penuh

Penilaian tingkat kesehatan bank menggunakan metode RGEC di Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, BNI Syariah 2016-2020. Ha1 : Tingkat Kesehatan Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah dan Bank BRI Syariah “Sehat” ditinjau dari profil risiko tahun 2016-2020. Ha3 : Tingkat kesehatan Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah dan Bank BRI Syariah “Sehat” ditinjau dari pendapatan tahun 2016-2020.

H03 : Tingkat kesehatan Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah dan Bank BRI Syariah “tidak sehat” dari sisi laba tahun 2016-2020. Ha4 : Tingkat kesehatan Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah dan Bank BRI Syariah “sehat” dari segi permodalan. 2016-2020.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Ruang Lingkup Penelitian

Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel

Asumsi Penelitian

  • Metode Penelitian
    • Pendekatan dan Jenis Penelitian
    • Populasi dan Sampel
    • Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
    • Analisis Data

Sistematika Penelitian

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Penelitian Terdahulu

Kesimpulan Sementara

Devinisi Istilah

  • Bank Umum Syariah
  • Bank Umum Milik Negara
  • Dasar Hukum Kesehatan Perbankan

Kajian Teori

  • Kesehatan Bank
  • RGEC
  • Risk Profile
  • Good Corporate Governance (GCG)
  • Earning
  • Capital
  • Loan to Deposit Ratio (LDR)
  • Return On Asset (ROA)
  • Net Interst Margin (NIM)
  • Capital Adequacy Ratio (CAR)

Kerangka Konseptual

PENYAJIAN DATA

Gambaran Objek Penelitian

Bank syariah berperan penting sebagai fasilitator dalam seluruh kegiatan perekonomian dalam ekosistem industri halal. Eksistensi industri perbankan syariah di Indonesia mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang signifikan dalam tiga dekade terakhir. Bahkan, semangat akselerasi juga tercermin dari banyaknya bank syariah yang melakukan aksi korporasi.

Tak terkecuali bank syariah milik bank BUMN yaitu Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, dan BRI Syariah. Penggabungan ini akan menggabungkan keunggulan ketiga bank syariah tersebut untuk memberikan layanan yang lebih lengkap, jangkauan yang lebih luas, dan kapasitas permodalan yang lebih baik. Didukung sinergi dengan perusahaan induk (Mandiri, BNI, BRI) serta komitmen pemerintah Kementerian BUMN, Bank Syariah Indonesia didorong mampu bersaing di tingkat global.

Penggabungan ketiga bank syariah ini merupakan upaya untuk mewujudkan bank syariah yang menjadi kebanggaan masyarakat dan diharapkan menjadi energi. Keberadaan Bank Syariah Indonesia juga merupakan cerminan wajah perbankan syariah di Indonesia yang modern, universal dan memberikan kebaikan bagi seluruh alam (Rahmatan Lil. “Aalamiin”). Memberikan akses terhadap solusi keuangan syariah di Indonesia, melayani > 20 juta nasabah dan menjadi top 5 bank berdasarkan aset (500+T) dan nilai buku 50T pada tahun 2025.

Menjadi bank besar yang memberikan shareholder value terbaik. Top 5 bank paling menguntungkan di Indonesia (ROE 18%) dan valuasi kuat (PB>2).

Penyajian data

  • Perhitungan Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Metode

Dari tabel tersebut juga diketahui bahwa LDR yang dimiliki BRIS pada tahun 2016, 2019 dan 2020 menunjukkan rasio yang cukup yaitu di atas 65%. Sedangkan hasil perhitungan LDR BNIS dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 menunjukkan nilai rasio yaitu. Dari hasil perhitungan Return On Assets (ROA) pada Tabel 3.2 diketahui bahwa ROA yang dimiliki Bank BSM pada tahun 2016 dan 2017 menduduki peringkat ke 5 yaitu ROA sebesar 0,6% dan dibawah angka kurang dari 0,76. Dikatakan berada di peringkat 5.

Dari hasil perhitungan pada tabel 3.2 diketahui juga bahwa ROA Bank BRIS pada tahun 2016 masih berada pada peringkat ke 4 yaitu dengan nilai ROA sebesar 0,9%. Namun pada tahun 2017 hingga 2020 tetap berada di peringkat 5 yaitu dengan nilai ROA yang terus berada di sana. Dari hasil perhitungan Net Interest Margin (NIM) pada Tabel 3.3 diketahui bahwa NIM yang dimiliki Bank BSM pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 menunjukkan predikat sehat karena semuanya menunjukkan nilai NIM diatas 2%.79 Hasil perhitungan ini juga menunjukkan, bahwa bank tersebut mempunyai nilai NIM tertinggi. BSM dicapai pada tahun.

Hasil perhitungan tersebut juga menunjukkan bahwa nilai NIM bank BSM tertinggi dicapai pada tahun 2016 yaitu mencapai 6,1%. Nilai CAR tertinggi dari perhitungan pada Tabel 3.4 dimiliki oleh BRIS yaitu sebesar 25,5% pada tahun 2018, jauh lebih tinggi dibandingkan nilai CAR yang dimiliki BSM dan BNIS. Dari tabel tersebut juga terlihat bahwa walaupun masih berkategori sehat, Bank BSM mempunyai nilai CAR terendah pada tahun 2016 yaitu dengan nilai CAR sebesar 9%.

Setelah dilakukan perhitungan masing-masing rasio yang mewakili komponen metode RGEC, maka rasio bank BSM, BRIS dan BNIS tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 disesuaikan dengan peringkat komposit yang ada.

Analisis dan Pengujian Hipotesis

  • Analisis Penilaian Risk Profile
  • Analisis Penilaian Faktor Tehadap (GCG)
  • Analisis Penilaian Rentabilitas
  • Analisis Penilaian Permodalan

Dari hasil perhitungan yang diperoleh pada Tabel 3.5, jumlah peringkat komposit adalah 5 peringkat dikalikan dengan jumlah rasio yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 4 rasio. Dari hasil tabel 3.6 diperoleh nilai rata-rata rangking 1 dari 15 data yang berarti hipotesis Ha1 yaitu Tingkat Kesehatan Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah dan Bank BRI Syariah adalah “Sehat” ditinjau dari risiko profil pada tahun penelitian ini diterima dan Ho. Jadi BSM, BRIS dan BNIS dilihat dari penilaian profil risiko dengan menggunakan financial loan to deposit ratio (LDR) bank-bank tersebut “sehat” karena rata-rata menduduki peringkat 1.

Analisis Penilaian Faktor Good Corporate Governance (GCG) Indikator penilaian yang digunakan dalam penilaian faktor GCG adalah rasio Return On Assets (ROA), dengan membagi laba sebelum pajak dengan rata-rata total aset. Dari hasil tabel 3.7 diperoleh skor rata-rata 4 dari 15 data yang berarti hipotesis Ha2 : Tingkat kesehatan Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah dan Bank BRI Syariah adalah “Sehat” ditinjau dari Good Corporate Tata kelola pada tahun tersebut ditolak dan Ho2 diterima. Oleh karena itu BSM, BRIS dan BNIS dilihat dari penilaian GCG dengan menggunakan rasio keuangan return on assets (ROA) bahwa bank-bank tersebut “kurang sehat” karena rata-rata berada pada peringkat 4.

Indikator penilaian yang digunakan dalam memfaktorkan penilaian profitabilitas ini adalah net interest margin (NIM), dengan membagi pendapatan bunga bersih bank dengan rata-rata aset produktif. Dari hasil tabel 3.8 diperoleh nilai rata-rata rangking 1 dari 15 data yang berarti hipotesis Ha3 : Tingkat kesehatan Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah dan Bank BRI Syariah adalah “Sehat” ditinjau dari Earnings pada tahun diterima dan Ho3 ditolak. Dari hasil tabel 3.9 diperoleh nilai rata-rata rangking 1 dari 15 data yang berarti hipotesis Ha4 : Tingkat kesehatan Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah dan Bank BRI Syariah adalah “Sehat” ditinjau dari Permodalan tahun diterima dan Ho4 ditolak.

Jadi BSM, BRIS dan BNIS dilihat dari Penilaian Permodalan dengan menggunakan rasio keuangan Capital Adequacy Ratio (CAR) yang digunakan bank-bank tersebut.

Analisis Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Metode RGEC

Pemeringkatan komposit akhir diperoleh dari hasil pemeringkatan nilai komposit masing-masing rasio yang digunakan dalam penelitian ini secara keseluruhan. Setelah diperoleh peringkat nilai komposit masing-masing rasio, peringkat tersebut dijadikan dasar dalam menentukan peringkat akhir komposit tingkat kesehatan bank. Untuk peringkat komposit 1 bank dinyatakan sangat sehat, untuk peringkat komposit 2 bank dinyatakan sehat, untuk peringkat komposit 3 bank dinyatakan cukup sehat, untuk peringkat komposit 4 bank dinyatakan tidak sehat dan untuk peringkat komposit 5, bank tersebut dinyatakan tidak sehat.

Hanya bank BRIS yang mendapat peringkat “cukup sehat” pada tahun 2017, dan semuanya mendapat peringkat “sehat”.

Pembahasan

Rina, “Evaluasi Tingkat Kesehatan Perbankan Syariah di Indonesia Dengan Metode RGEC”, Jurnal Ekonomi Syariah dan Filantropi Islam 2017, Lingkaran Kajian Ekonomi Syariah. Achmad Hasan, “Evaluasi Keberlanjutan Perbankan Syariah di Indonesia”, Jurnal Manajemen dan Bisnis Indonesia 2020, Universitas Muhammadiyah Jember. Ahmad, dan Retno Dwi Amelia, “Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Syariah Berdasarkan Metode RGEC Periode 2018 Jurnal Akuntansi dan Ekonomi Politeknik Negeri Madiun.

Ihwan Satria dan Ika Fahyani, “Analisis tingkat kesehatan perbankan dengan metode RGEC pada PT Bank Negara Indonesia (Persero)”, Jurnal PERKUSI (pemasaran, keuangan dan sumber daya manusia) 2022, Universitas Bina Bangsa, Banten Indonesia. I Made, dan Ni Putu Ayu Darmayanti, “Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Menggunakan Metode RGEC di PT Bank Mandiri (Persero). Permana, dan Bayu Aji, “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Metode CAMELS dan Metode RGEC”, 2012, Jurnal Akuntansi, Universitas Negeri Surabaya.

Maya Nur, dan Lukman Santoso, “Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Capital) pada BNI Syariah dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam 2018 Institut Agama Islam Negeri Ponorogo. Bagaimana Tingkat Kesehatannya? Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah dan BNI Syariah dengan menggunakan metode RGEC ditinjau dari Profil Risiko selama periode tahun. Bagaimana tingkat kesehatan Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah dan BNI Syariah dengan menggunakan metode RGEC ditinjau dari pendapatan selama periode tersebut? periode tahun.

Bagaimana tingkat kesehatan Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah dan BNI Syariah dengan metode RGEC ditinjau dari permodalan dalam kurun waktu beberapa tahun.

PENUTUP

Kesimpulan

Hasil analisa dengan metode RGEC pada bank BSM, BRIS dan BNIS sebelum merger pada periode tingkat kesehatan perbankan syariah Indonesia rata-rata berkategori sangat sehat dan sehat, tidak termasuk bank BRIS pada tahun 2017 yaitu dengan skor gabungan 3 yang berarti cukup sehat. Profil risiko bank BSM, BRIS dan BNIS menunjukkan predikat sehat untuk LDR 2016-2020, sesuai dengan rekomendasi Bank BI yaitu rasio penyaluran kredit yang ideal bagi perbankan adalah antara 75 hingga 80%. Faktor terkait Good Corporate Governance (GCG) pada ketiga bank tersebut dinilai kurang sehat karena hanya memperoleh nilai ROA kurang dari 0,99% dan hanya bank BSM yang mendapat predikat sehat pada nilai ROA tahun 2019 dan 2020. rasio dengan Nilai ROA sebesar 1,5%.

Penilaian profitabilitas bank BSM, BRIS dan BNIS tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 menduduki peringkat 1 (Satu) yaitu dengan predikat sangat sehat, karena semuanya mempunyai nilai rasio NIM di atas 2%. Penilaian permodalan bank BSM, BRIS dan BNIS pada tahun 2016 hingga 2020 juga menunjukkan hasil yang sama yaitu tinsel up.

Saran

Erika, dan Astiti Chandra Apriliant, “ASSESSMENT TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN: PENDEKATAN CAMEL DAN RGEC”, 2018, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam. Muhammad, dkk., “Perbandingan kinerja keuangan perbankan syariah dan perbankan konvensional di Indonesia periode 2016-2019 dengan menggunakan metode RGEC”, Jurnal Ekonomi Syariah 2019, Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Indonesia. Dwi, “Analisis tingkat kesehatan bank dan potensi financial distress menggunakan metode RGEC pada Bank Syariah Aceh Tahun 2022, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Sheria Economics, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Fungki, dkk., “Analisis Penggunaan Metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital) Untuk Menentukan Tingkat Kesehatan Bank (Studi pada Bank Umum yang Terdaftar di Jurnal Administrasi Bisnis BEI Periode Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya Malang Muhammad, dkk, “Menilai Kesehatan Bank Syariah Mandiri: Pendekatan RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings and Capital)”, MALIA: Jurnal Perbankan dan Keuangan Islam (2018), Vol. 2, No.1), Universitas Lambung Mangkurat. Refmasari, dkk., “Penilaian Kesehatan Bank Umum Menggunakan Metode RGEC dengan Profil Risiko, Earnings dan Capital Coverage pada Bank Pembangunan Daerah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012”, Jurnal Profita 2014, Universitas Negeri Yogyakarta, (21) hal: 41 -54.

Nano, dan Ayi Mi’razul Mu’minin, “Analisis Tingkat Kesehatan Bank dan Dampaknya Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah”, Jurnal Maps (Manajemen Perbankan Syariah) 2021, Program Studi Manajemen Informatika, Universitas Ma’soem, Indonesia. Rolia, dan Khoiriyyah Rahma Watie, “Metode RGEC: Penilaian Tingkat Kesehatan Bank pada Perusahaan Perbankan Syariah”, I-FINANCE Vo.04 No.02, 2018, Jurnal Keuangan Islam, Universitas Bina Darma Palembang. Athia Faqiha Salsabila, “Analisis Perbandingan Kinerja Bank Syariah Berdasarkan Metode RGEC dan Indeks Kinerja Islam Periode Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Indonesia.

Bagaimana tingkat kesehatan Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah dan BNI Syariah dengan metode RGEC ditinjau dari Good Corporate Governance dalam kurun waktu beberapa tahun.

Referensi

Dokumen terkait