• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - Artikel Universitas Bandar Lampung [UBL]

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - Artikel Universitas Bandar Lampung [UBL]"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Universitas Bandar Lampung 15 terlebih dahulu, kemudian air hasil olahan dialirkan melalui sungai yang paling dekat dengan titik pembuangan air. Universitas Bandar Lampung 25 Tabel 2.6 Pendekatan laju aliran gas buang untuk beberapa spesies. bangunan permanen dan bangunan umum. Universitas Bandar Lampung 30 Dimana arah aliran dapat diketahui dari peta topografi dengan melihat letak dan posisi dataran rendah atau kolam retensi yang mampu menerima dan menyerap air.

Universitas Bandar Lampung 32 dengan mempengaruhi kemampuan udara dalam menyerap uap air dan mempengaruhi suhu tanah sehingga akan mempercepat penguapan. Universitas Bandar Lampung 43 dilakukan sepanjang drainase yang diamati, dibagi menjadi 10 sta, seperti terlihat pada Gambar 4.2. Setelah tampilan saluran drainase selesai, selanjutnya masuk ke bagian penampang untuk memasukkan data yang akan digunakan untuk menentukan penampang drainase. Universitas Bandar Lampung 46 maka hasil yang didapat untuk melihat ketinggian air seperti terlihat pada gambar berikut.

Tujuan dan Manfaat

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Jenis – jenis Drainase

Drainase permukaan merupakan drainase yang dibuat untuk mengendalikan limpasan permukaan akibat air hujan dari permukaan tanah menuju saluran air agar permukaan tanah tidak tergenang air hujan dan tetap kering. Drainase yang terbentuk secara alami dan mempunyai struktur pendukung seperti saluran air, pasangan bata atau beton, gorong-gorong, dll. Saluran ini terbentuk oleh arus air yang bergerak secara gravitasi dan lambat laun membentuk saluran air permanen, seperti sungai.

Drainase dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu, sehingga memerlukan bangunan khusus seperti parit, pelat beton, gorong-gorong, pipa dan lain sebagainya. Merupakan saluran yang berfungsi mengalirkan suatu jenis air limbah, misalnya air hujan atau air limbah lainnya seperti limbah domestik, limbah industri, dan lain-lain. Yaitu saluran yang bertujuan untuk menyalurkan limpasan permukaan melalui media di bawah permukaan tanah (pipa) karena sebab tertentu seperti jalur listrik, dan juga tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak memungkinkan adanya saluran di permukaan seperti lapangan sepak bola, bandara. , taman. , dan lain-lain (Dr. Ir. Suripin, M.Eng 2004).

Pola Drainase

Pola ini dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan sungai, sungai sebagai saluran akhir pembuangan limbah berada di tengah kota. Pola ini dimana saluran utama letaknya sejajar dengan saluran agak samping (sekunder), apabila ada perkembangan kota maka saluran tersebut dapat disesuaikan. Pola ini untuk wilayah yang sungainya terletak di tengah kota, sehingga buangannya ditampung terlebih dahulu di saluran penampung.

Pola ini mempunyai saluran drainase yang mengikuti arah jalan utama dan cocok untuk daerah dengan topografi rendah.

Gambar 2.1 Saluran Pola Siku
Gambar 2.1 Saluran Pola Siku

Bentuk Saluran

Pada umumnya saluran terbuat dari tanah, namun tidak menutup kemungkinan adanya pasangan bata, saluran tersebut memerlukan ruang yang cukup. Saluran terbuat dari batu atau beton, bentuk saluran ini tidak memerlukan banyak ruang atau luas permukaan. Saluran ini berfungsi sebagai saluran pembuangan air hujan dan limbah rumah tangga, saluran ini dapat dibuat dari pasangan batu atau pipa beton.

Fungsi saluran ini adalah mengalirkan air limbah rumah tangga, air hujan atau irigasi, jika hujan maka kelebihan air akan terkumpul di bagian atas. Air limbah adalah semua air campuran yang dibuang dan mengandung pengotor seperti limbah rumah tangga, hewan, dan sisa-sisa proses industri. Air kotor adalah air limbah yang berasal dari kotoran rumah tangga dan hewan serta air limbah industri.

Air bekas merupakan air limbah yang berasal dari limbah rumah tangga seperti mencuci, mandi dan lain sebagainya. Air hujan merupakan air limbah yang berasal dari atap bangunan, halaman, jalan dan ruang terbuka.

Sistem Penyaluran Air limbah

Saluran yang berada di bawah permukaan tanah ini termasuk pipa, saluran ini biasanya digunakan untuk menyalurkan air limbah yang berasal dari rumah tangga atau bangunan ke saluran penampung, setelah itu air tersebut dialirkan ke saluran umum atau sungai.

Curah Hujan

Debit Rancangan

Dimensi Saluran

  • Kemiringan Saluran
  • Saluran Primer
  • Saluran Sekunder

Lapisan bawah saluran dan dindingnya terbuat dari beton, pasangan bata, pasangan bata, aspal, kayu, besi tuang, baja plastik atau sekadar tanah. Sedangkan kemiringan dasar minimum yang diperbolehkan adalah 0,001. Kemiringan yang lebih curam dari 0,005 untuk tanah padat akan menyebabkan erosi. Universitas Bandar Lampung 19 kecepatan minimum yang diijinkan adalah kecepatan terkecil yang tidak menimbulkan sedimentasi serta tidak merangsang pertumbuhan tanaman air dan lumut.

Saluran primer atau saluran utama merupakan saluran yang mengalirkan air dari saluran sekunder menuju sungai. Saluran sekunder merupakan saluran yang berfungsi mengalirkan air ke saluran primer yang akan menuju ke embung.

Tabel 2.2 Desain Saluran Berdasarkan Kecepatan Izin
Tabel 2.2 Desain Saluran Berdasarkan Kecepatan Izin

Kolam Retensi

  • Fungsi Kolam Retensi
  • Koefisiensi Limpasan
  • Debit Banjir Rencana
  • Debit Air Buangan
  • Analisis Saluran

Selain sebagai tempat penyimpanan, kolam alami jenis ini juga dapat dimasukkan ke dalam lahan, misalnya lapangan sepak bola (ditumbuhi rumput), danau alami di taman rekreasi, dan kolam rawa. Kolam retensi berfungsi sebagai tempat penampungan sementara sehingga puncak banjir dapat dikurangi. Derajat pengurangan banjir bergantung pada karakteristik hidrografi banjir, volume kolam dan dinamika berbagai struktur drainase. Daerah yang digunakan untuk kolam retensi biasanya merupakan dataran rendah. Dengan perencanaan dan pelaksanaan tata guna lahan yang baik, kolam retensi dapat digunakan sebagai tempat penampungan air hujan sementara dan sebagai pemisah atau penyalur air. Limpasan permukaan, yaitu air hujan yang mengalir dalam bentuk lapisan tipis di atas permukaan tanah, mengalir ke dalam selokan/saluran air yang kemudian mengalir ke anak-anak sungai dan akhirnya menjadi sungai.

Berkurangnya jumlah air yang berhasil melewati muara sungai disebabkan oleh terhambatnya aliran oleh akar dan daun tanaman serta tersangkut di antara rerumputan atau semak yang lebat. Air yang merembes ke dalam tanah tertahan dalam bentuk genangan air ketika permukaan sungai tidak rata dan banyak cekungan yang tertampung di sumur resapan yang dibangun warga, sehingga air hujan akhirnya meresap ke dalam tanah. Dalam merencanakan suatu bangunan penyedia air, permasalahannya adalah banyaknya debit air yang harus dialirkan melalui bangunan tersebut.

Apabila limpasan dari suatu saluran atau sungai dialirkan, maka besarnya limpasan tidak menentu dan berubah-ubah tergantung pada volume limpasan yang mengalir. Dalam perencanaan bangunan air pada suatu daerah drainase, terdapat permasalahan hidrologi yang sering muncul ketika memperkirakan puncak banjir dengan menggunakan metode yang sederhana dan praktis. Banyaknya air limbah yang dibuang akibat pola penggunaan lahan suatu kawasan ditentukan berdasarkan kepadatan penduduk yang ada (orang/m2) dan didukung oleh data fasilitas yang ada pada kawasan tersebut.

Perencanaan pembuangan air limbah dihitung berdasarkan metode perkiraan jumlah aliran limbah yang dihitung berdasarkan tabel di bawah ini. Banyaknya air hujan dan air kotor pada suatu kawasan harus segera dialirkan agar tidak menimbulkan genangan air. Untuk dapat mengalirkannya diperlukan suatu saluran yang dapat menampung air tersebut dan menyalurkannya ke suatu waduk, waduk tersebut berupa sungai dan bendungan waduk.

Diameter basah saluran dan gorong-gorong dihitung berdasarkan penampang basah yang paling ekonomis untuk menampung debit maksimum (Fe) yaitu. Dimana arah aliran dapat diketahui dari peta topografi dengan melihat letak dan posisi dataran rendah atau bendungan penahan yang mampu menampung dan menyerap air. W = √0,5 ℎ Persyaratan diameter ekonomis untuk lingkaran berbeda dengan diameter trapesium dan persegi, Q maksimum berbeda dengan V maksimum, as.

Gambar 2.8 Penampang Lingkaran  Dengan:
Gambar 2.8 Penampang Lingkaran Dengan:

Dimensi Kolam Retensi

  • Evaporasi

Jika air menguap ke atmosfer, maka batas antara permukaan tanah dan udara menjadi jenuh dengan uap air, sehingga proses penguapan terhenti. Apabila kelembaban relatif meningkat maka kemampuan udara dalam menyerap air akan menurun sehingga laju penguapan menurun. Mengganti lapisan udara pada batas darat-udara dengan udara dengan kelembapan relatif yang sama tidak akan membantu meningkatkan laju penguapan.

Kemampuan udara dalam menyerap uap air meningkat jika suhu meningkat, sehingga suhu udara mempunyai pengaruh ganda terhadap besarnya penguapan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data survei lapangan langsung seperti.. a) Data longitudinal dan cross section b) Data curah hujan. Hasil pengolahan data digunakan kembali sebagai data untuk menganalisis orang lain dan berlanjut hingga diperoleh hasil akhir mengenai evaluasi kinerja sistem drainase di negara tersebut.

Seluruh data atau informasi primer dan sekunder yang dikumpulkan kemudian diolah atau dianalisis dan disusun untuk memperoleh hasil akhir yang dapat menentukan apakah kinerja sistem kanal di Jalan Zainal Abidin Pagar Alam (untuk kampus DCC Bandar Lampung) atau tepatnya km 3,6 berfungsi dengan baik. Akibat debit air dan sedimentasi yang sangat tinggi, saluran drainase tidak berfungsi dengan baik. Pada penerapan program HEC-RAS, laju aliran yang digunakan sebesar 4,134 m3/detik dan laju aliran drainase sebesar 0,9939 m3/detik.

Setelah seluruh data diperoleh, data tersebut dimasukkan ke dalam HEC-RAS sehingga diperoleh gambar cross-sectional sebagai berikut. Pada perhitungan debit air bekas, debit lapangan sebesar 1,2069 m³/detik dan debit rencana sebesar 0,9939 m³/detik.Sic dapat dilihat pada gambar 4.7. Terjadi aliran air, dimana aliran air tergolong ekstrim pada bagian drainase, karena sepanjang Sta 0 sampai Sta 50 terdapat endapan sedimentasi dan juga puing-puing yang sangat menghambat aliran air pada saluran drainase.

Hal ini dimaksudkan untuk menampung limpasan air yang disebabkan oleh timbunan sampah dan rumput di dasar bagian drainase sepanjang saluran drainase. Hasil pengukuran menunjukkan debit air hujan dan limbah yang tidak dapat ditampung adalah 4,134 m3/detik. Untuk memperoleh hasil yang baik dalam menyelidiki kapasitas tampung drainase, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

Gambar 3.2 .Lokasi Penelitian
Gambar 3.2 .Lokasi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Mengumpulkan Data dan Informasi

Mengolah Data

Penyusunan Laporan

Diagram Alir Penelitian

Perhitungan Debit Lapangan

Perhitungan debit yang ada bertujuan untuk mengetahui besarnya debit yang mampu ditampung oleh saluran, sehingga nantinya berdasarkan analisis hidrolik dapat diketahui apakah saluran tersebut dapat bekerja secara efektif atau tidak. S : Kemiringan dasar saluran Tt1 : Tinggi saluran awal Tt2 : Tinggi saluran akhir Perhitungan debit eksisting. Selain itu pada sta 50 hingga sta 100 diperlukan normalisasi dan pembersihan untuk meningkatkan kapasitas tampungan saluran.

Tumbuhnya rumput dan tumpukan sedimen serta puing-puing di saluran menyebabkan tersumbatnya aliran air sehingga mengakibatkan genangan/limpasan setinggi 20 cm. ZA.Pagar Alam tidak perlu didesain ulang atau menambah saluran sampah, namun membersihkan saluran air dari tumbuhnya rumput, tumpukan sedimen dan sampah secara berkala.

Gambar 4.4 Alur Drainase sebelum di running
Gambar 4.4 Alur Drainase sebelum di running

Perhitungan Volume Sedimentasi Pada Saluran Drainase

Perhitungan Volume Drainase Setelah Analisa

Pengaplikasian Program HEC-RAS

  • Tahapan 1 Penggambaran Long Section
  • Tahapan 2 Penggamabran Cross Section
  • Tahapan 3 Penginputan Debit Air ke HEC-RAS

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

Gambar

Gambar 2.2 Saluran Pola Paralel
Gambar 2.1 Saluran Pola Siku
Gambar 2.3 Saluran Pola Grid Iron  d. Alamiah
Gambar 2.5 Saluran Pola Jaring-Jaring
+7

Referensi

Dokumen terkait

1st International Conference on Engineering and Technology Development ISSN 2301-6590 ICETD 2012 Universitas Bandar Lampung Faculty od Engineering and Faculty of Computer Science

In the Indonesian tourism demand blocks from the European Union based on the simulation results , the positive impact due to increase by 10 percent effect on the number of foreign