• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - e-Journal Ministry of Trade

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - e-Journal Ministry of Trade"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

The RCA value index is above the value of 1, which means that Indonesia has good competitiveness in the world market. Coffee is one of the goods that is currently in high demand in the world (Trademap, 2018). The structure of Indonesia's coffee export market is analyzed using Herfindahl index data available on trademap.org as secondary data.

Therefore, this study is conducted to seek the impact of organizational support and technological competence in e-commerce adoption on the performance of small and medium enterprises in Indonesia, specifically in the Jabodetabek region (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi). This study was developed with the aim of analyzing the impact of organizational support and technological competence in e-commerce adoption on the performance of SMEs in the Jabodetabek region. H2: Technology competence in connection with the introduction of e-commerce has a positive and significant influence on the performance of SMEs in the Jabodetabek region.

Gambar 1. Alur Proses Pembelajaran Juru Timbang
Gambar 1. Alur Proses Pembelajaran Juru Timbang

In the same way, Febriantoro (2018) defined e-commerce as the process of exchanging information and transactions involving products using Information Technology tools. Similarly, Ahmad, Bakar, Faziharudean and Zaki (2015) define e-commerce as part of e-business including buying, selling, transporting or trading data, goods or services using the Internet and intranets. In line with this, Nanehkaran (2013) mentioned that e-commerce includes three main components, which are: communication systems, data management systems and security.

Improving business productivity and efficiency is a benefit that SMEs gain by adopting e-commerce (Cazabat, Paraschiv, Călin, & . Popovici, 2019). Research by Ahmad, Bakar, Faziharudean and Zaki (2015) found that perceived benefits, compatibility, expertise of the owners, characteristics of management and external change agents are influential factors for Malaysian SMEs when adopting e-commerce. Martins (2010) found that factors influencing SMEs' adoption of e-commerce are perceived benefits and challenges of e-business, readiness for technology, competitive pressure and cooperation with trading partners.

Similarly, Rabie (2013) found that characteristics of decision makers, characteristics of organizations, types of innovation, e-readiness of the individual and the organizations, government support, and the challenges of e-commerce adoption are several important factors influencing are on SMEs. to adopt e-commerce. These studies show that factors influencing SMEs when adopting e-commerce can be both internal and external factors. Technological competence and organizational support are two essential internal factors of SMEs when adopting SMEs.

Therefore, this research seeks to find out the impact of these two factors on the adoption of e-commerce by SMEs. Results obtained from the sample respondents show that most of the SMEs surveyed have been established between 0-5 years.

Factors affecting e-commerce adoption and their impact on

Perbandingan nilai integritas pertama, jujur antara kelompok B,

Berdasarkan Gambar 5.2, data pembanding menunjukkan adanya perbedaan kecenderungan terhadap nilai integritas yang pertama yaitu jujur ​​pada masing-masing anggota kelompok B dan subkelompok 1, 2 dan 3. Secara total, kelompok A, dari 30 responden yang mengisi angket evaluasi diri, pada data nilai kejujuran (nilai integritas) ditemukan 17 responden (57%) memilih angka 5 atau maksimal (sangat sesuai dengan prinsip responden). Subkelompok 2, dari 10 responden, 6 orang (60%) memilih nomor 4 dari subkelompok 2 (diberikan secara tertulis dan audio yang mengandung motivasi untuk menjaga nilai-nilai integritas), sedangkan 2 responden lainnya berasal dari subkelompok 3 (pujian bagi mereka yang mengambil tindakan positif ) terkait dengan nilai integritas dan diberi peringatan jika melakukan pelanggaran).

Sedangkan dari 8 responden yang memilih nomor 4, 1 responden dari subkelompok 1, 5 responden dari subkelompok 2, dan 2 responden dari subkelompok 3. Dari analisis data perbandingan antara kelompok A dan kelompok B, dapat disimpulkan diartikan bahwa peserta Mahasiswa III. anggota kelas yang ditempatkan di Kelompok A atau mendapat perlakuan khusus lebih mampu menjaga nilai integritas yang pertama yaitu kejujuran, yang dicapai saat kita bertemu muka di kelas. Sedangkan peserta kelompok B yang tetap natural setelah pembelajaran tatap muka,

Perbandingan nilai integritas kedua, peduli antara kelompok B,

Pada kelompok A, dari 30 responden yang mengisi kuesioner penilaian diri pada data nilai perawatan (nilai integritas), ditemukan bahwa 14 responden (47%) memilih nomor 5 atau maksimal (sangat sesuai dengan jawaban responden). prinsip). Sedangkan dari 10 responden yang memilih nomor 4 terdapat 3 responden dari subgrup 1, 4 responden dari subgrup 2 dan 3 responden dari subgrup 3. Pada nilai integritas yang kedua ini, kepedulian, tergambarkan pada kelompok A secara keseluruhan. masih lebih baik dari grup B.

Hal ini terlihat dari responden yang memilih tidak sesuai yaitu 3 orang (30%) bahkan ada yang tetap memilih. Sedangkan mayoritas responden pada kelompok A lebih memilih sangat sesuai dan sesuai, walaupun masih ada yang memilih tidak sesuai, jumlahnya hanya 1 orang dari 30 responden atau 3%. Dari analisis komparatif tersebut dapat diartikan bahwa untuk nilai kepedulian peserta eksperimen ini yang mendapat perlakuan khusus di kelompok A lebih mampu mempertahankan nilai integritas yang diperoleh di kelas dibandingkan kelompok B. yang dibiarkan alami tanpa pengkondisian khusus.

Kelompok A umumnya mampu mempertahankan nilai kepedulian, sedangkan kelompok B cenderung tidak mampu mempertahankan nilai kepedulian.

Perbandingan nilai integritas ketiga, mandiri, antara kelompok

Sedangkan dari 4 responden yang memilih nomor 4 terdapat 3 responden dari subkelompok 2 dan 1 responden dari subkelompok 3. Dari analisis data perbandingan antara kelompok A dan kelompok B dapat diartikan bahwa peserta kelas III yang termasuk dalam kelompok A atau mereka yang mendapat perlakuan khusus cenderung lebih mampu mempertahankan nilai ketiga yaitu integritas, kemandirian, yang dicapai saat tatap muka di kelas.

Gambar 4.  Perbandingan nilai integritas mandiri, antara kelompok B,   subkelompok 1, subkelompok 2 dan subkelompok 3
Gambar 4. Perbandingan nilai integritas mandiri, antara kelompok B, subkelompok 1, subkelompok 2 dan subkelompok 3

Perbandingan nilai integritas keempat, disiplin, antara kelompok

Sedangkan dari 8 responden yang memilih nomor 4 terdapat 2 responden dari subkelompok 1, 4 responden dari subkelompok 2 dan 2 responden dari subkelompok 3. Sedangkan 3 responden yang memilih nomor 2 berasal dari subkelompok 3, dan 1 responden yang memilih nomor 1 yang dipilih adalah dari subkelompok 3. Sementara itu, peserta kelompok B yang secara alami tertinggal setelah mengikuti kelas tatap muka cenderung tidak mempertahankan nilai-nilai kedisiplinan yang mereka raih di kelas.

Perbandingan nilai integritas kelima, tanggung jawab, antara

Sedangkan pada kelompok A, dari 30 responden yang mengisi kuesioner evaluasi diri tentang data nilai tanggung jawab (nilai integritas), ditemukan 19 responden (63%) memilih angka 5 atau maksimal (sangat banyak). sejalan dengan prinsip responden). Sedangkan dari 7 responden yang memilih nomor 4, terdapat 1 responden dari subkelompok 1, 2 responden dari subkelompok 2 dan 4 responden dari subkelompok 3. Sedangkan 1 responden yang memilih nomor 2 berasal dari subkelompok 3, dan 2 responden yang memilih nomor 1 yang dipilih berasal dari subgrup 3.

Dari analisis data perbandingan antara kelompok A dan kelompok B dapat diartikan bahwa peserta kelas III yang dimasukkan ke dalam kelompok A atau yang diberi perlakuan khusus cenderung lebih mampu mempertahankan nilai integritas yang kelima yaitu tanggung jawab yang diperoleh. . Sedangkan peserta kelompok B yang secara alami drop out setelah mengikuti pembelajaran tatap muka cenderung tidak dapat mempertahankan nilai tanggung jawab yang telah diembannya di dalam kelas.

Perbandingan nilai integritas keenam, kerja keras, antara

Sedangkan dari 8 responden yang memilih nomor 4, 3 responden dari subkelompok 1, 3 responden dari subkelompok 2, dan 2 responden dari subkelompok 3. 2 responden yang memilih nomor 2 berasal dari subkelompok 3 dan 1 responden yang memilih nomor 1. berasal dari subkelompok 3. Analisis data perbandingan antara kelompok A dan kelompok B menunjukkan bahwa peserta kelas III yang ditempatkan di kelompok A atau yang mendapat perlakuan khusus umumnya lebih mampu mempertahankan nilai integritas yang keenam, yaitu kerja keras yang diperoleh selama pelajaran tatap muka.

Gambar 7 Perbandingan nilai integritas kerjakeras, antara kelompok B, subkelompok 1,  subkelompok 2 dan subkelompok 3
Gambar 7 Perbandingan nilai integritas kerjakeras, antara kelompok B, subkelompok 1, subkelompok 2 dan subkelompok 3

Perbandingan nilai integritas ketujuh, sederhana, antara kelompok B, subkelompok 1, subkelompok 2 dan subkelompok 3

Sedangkan dari 5 responden yang memilih nomor 4, 2 responden dari subkelompok 2 dan 3 responden dari subkelompok 3. Dari analisis data perbandingan antara kelompok A dan kelompok B, dapat disimpulkan bahwa peserta berada di kelas III. . yang termasuk dalam kelompok A atau mereka yang mendapat perlakuan khusus lebih mampu mempertahankan nilai ketujuh integritas, yang sederhana dan didapat saat kita bertemu di kelas.

Perbandingan nilai integritas kedelapan, berani, antara kelompok B, subkelompok 1, subkelompok 2 dan subkelompok 3

Sedangkan pada kelompok A, dari 30 responden yang mengisi kuesioner penilaian diri, pada data nilai keberanian (integrity value), ditemukan 17 responden (57%) memilih angka 5 atau lebih (sangat sesuai dengan prinsip responden). Sedangkan dari 8 responden yang memilih nomor 4, 1 responden dari subkelompok 1, 2 responden dari subkelompok 2, dan 5 responden dari subkelompok 3. Dari analisis data perbandingan antara kelompok A dan kelompok B, dapat disimpulkan diartikan bahwa peserta Mahasiswa III. anggota kelas yang ditempatkan di kelompok A atau mendapat perlakuan khusus lebih mampu mempertahankan nilai integritas yang kedelapan, yaitu keberanian yang kita peroleh saat bertemu muka di kelas.

Perbandingan nilai integritas kedelapan, adil, antara kelompok

Peluang implementasi Big Data dan Block Chain untuk meningkatkan kinerja trading UKM Indonesia di era Industri 4.0. Artikel ini membahas kajian literatur tentang peluang penerapan big data dan blockchain untuk meningkatkan kinerja perdagangan di sektor UMKM Indonesia untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0. Namun kendala pengembangan dan edukasi teknologi big data dan blockchain di Indonesia adalah minimnya pengetahuan para pelakunya.

Artikel ini membahas peluang implementasi Big Data dan Block Chain untuk meningkatkan daya saing UMKM di Indonesia, tantangan dan peluang pengembangan ke depan. Berdasarkan alasan tersebut, kajian dan pengembangan teknologi Big Data dan Block Chain untuk memperkuat industri perdagangan UMKM menjadi penting. Artikel ini mencoba memberikan gambaran tentang pentingnya pengembangan teknologi big data dan blockchain serta aspek-aspeknya untuk meningkatkan daya saing UMKM Indonesia.

Kemudian melakukan penelitian terkait kata kunci UMKM (Usaha Kecil Menengah), Big Data dan Block Chain untuk mempersempit ruang lingkup penelitian. Transfer teknologi dan diseminasi pengetahuan menjadi penting bagi para pelaku UMKM dalam memperkuat penggunaan sistem berbasis big data dan blockchain serta penguasaan teknologi untuk dilakukan oleh pemerintah dan akademisi. Big data dapat mendukung pemerintah dalam menyediakan infrastruktur dan transparansi untuk keberlangsungan sektor UMKM di Indonesia.

Bagian selanjutnya akan menjelaskan peluang penerapan big data dan blockchain untuk meningkatkan kinerja perdagangan sektor UMKM. Rancangan dan pengembangan business intelligence UMKM yang secara praktis dikembangkan berbasis big data dan blockchain akan memudahkan UMKM dalam mengambil keputusan bisnis dan perdagangan guna meningkatkan nilai kompetitif perdagangan UMKM di Indonesia pada peningkatan pasar global. Dashboard pada business intelligence berbasis blockchain dan big data juga dapat membantu UMKM untuk melihat pertumbuhan bisnis dan informasi training dari pemerintah.

Pembahasan berikut akan memaparkan tantangan dan hambatan dalam pengembangan big data dan sistem business intelligence UMKM berbasis rantai untuk menghadapi revolusi industri 4.0.

Gambar 10 Perbandingan nilai integritas adil, antara kelompok B,  subkelompok 1, subkelompok 2 dan subkelompok 3
Gambar 10 Perbandingan nilai integritas adil, antara kelompok B, subkelompok 1, subkelompok 2 dan subkelompok 3

Gambar

Gambar 1. Alur Proses Pembelajaran Juru Timbang
Figure 1. Indonesia Coffee Export in Volume  Source : ICO, 2018, data processed
Table 1. Indonesia RCA Index Value  Year
Figure 2. Indonesian Coffee Consumption  Souce : ICO, 2018, data processes  The  demand  for  Indonesian  coffee
+7

Referensi

Dokumen terkait

This study aims to analyze the effect of net profit, operating cash flow, financing cash flow and investing cash flow and, financing decisions on stock’s return of service industry