• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - Repository IAIN Bengkulu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - Repository IAIN Bengkulu"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

Program pengembangan motorik kasar pada anak usia dini seringkali terabaikan atau dilupakan oleh orang tua, pembimbing atau bahkan guru. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis mencoba mengembangkan keterampilan bowling yang disesuaikan untuk anak usia dini.

Identifikasi Masalah

Sebagai peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Permainan Bowling untuk Mengembangkan Kemampuan Fisik Motorik Kasar pada anak usia 5-6 tahun di RA. Anak belum mampu melakukan lemparan secara terarah sehingga bola belum dapat tepat sasaran, dan pembelajaran keterampilan fisik motorik kasar masih kurang bervariasi.

Batasan Masalah

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama ini belum terfokus pada komponen kebugaran jasmani yang dapat mengembangkan motorik kasar fisik anak, seperti bermain, hingga melatih keseimbangan, koordinasi, dan ketepatan anak dalam bermain game.

Rumusan Masalah

Apakah penerapan permainan bowling layak dan praktis digunakan untuk meningkatkan kemampuan motorik fisik anak di RA Babul Jannah Kota Bengkulu.

Tujuan Penulisan

Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Bagi guru, mencapai model pembelajaran dan mampu memberikan stimulasi kepada siswa terutama pada bidang kebutuhan dan tahapan perkembangan anak usia dini. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat menyediakan sarana prasarana untuk menunjang kegiatan belajar mengajar agar dapat terlaksana dengan lebih baik.

Perkembangan Fisik Motorik Kasar 1. Fisik Motorik Kasar

Perkembangan Keterampilan Fisik Motorik Kasar

Pola karakteristik perkembangan keterampilan motorik ini membuat para ahli teori sebelumnya berargumentasi bahwa hal ini mewakili rangkaian peristiwa yang diprogram secara genetis di mana saraf dan otot matang dalam arah ke bawah dan ke luar. Perkembangan motorik kasar meliputi fungsi lokomotor seperti duduk, berjalan, menendang dan melempar bola.

Aspek Perkembangan Fisik Motorik Kasar

Variasi individu adalah hal yang umum dan periode perkembangan keterampilan motorik dapat bervariasi sebanyak dua sampai empat bulan tanpa ada indikasi perkembangan abnormal. Perkembangan fisik anak juga ditandai dengan berkembangnya perkembangan motorik, baik motorik halus maupun motorik kasar.

Karakterisitik Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini

Berdasarkan penjelasan di atas, perkembangan fisik anak tidak lepas dari asupan makanan yang bergizi, sehingga setiap tahapan perkembangan fisik anak tidak terganggu dan berjalan sesuai usia yang ada. Ciri-ciri di atas ditandai dengan gerak atau aktivitas motorik yang lincah, oleh karena itu usia ini merupakan masa yang ideal untuk mempelajari keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan motorik, baik halus maupun kasar. Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor penentu kelancaran proses pembelajaran, baik dalam bidang pengetahuan maupun keterampilan.

Oleh karena itu, perkembangan motorik sangat menunjang keberhasilan belajar siswa. Sejalan dengan perkembangan fisik atau motorik anak yang siap menerima kelas keterampilan, sekolah harus memfasilitasi perkembangan motorik fungsional tersebut.

Tinjauan Mengenai Permainan

Pengertian Bermain dan Permainan

Melalui gerakan-gerakan tersebut dan kesempatan yang diberikan oleh guru dan orang tua, gerakan-gerakan tersebut merangsang perkembangan motorik anak usia dini, baik motorik kasar maupun motorik halus. Pertama, permainan adalah aktivitas permainan murni yang bertujuan untuk bersenang-senang, tanpa ingin menang atau kalah. Kedua, bermain diartikan sebagai aktivitas bermain yang dilakukan untuk mencari kesenangan dan kepuasan, namun bercirikan pencarian untung dan rugi.

Berdasarkan teori-teori tersebut dapat disimpulkan bahwa permainan adalah sesuatu yang dilakukan untuk mencari kesenangan.

Permainan sebagai media belajar

Bermain dengan bermain mempengaruhi nilai-nilai moral anak. Motivasi anak nampaknya karena mereka menikmati aktivitasnya, merasa mampu dan meningkatkan apa yang telah diperolehnya, baik yang sudah diketahui maupun yang baru, melalui bermain mereka dapat melatih konsentrasinya pada tugas-tugas tertentu, seperti melatih konsep-konsep dasar. , warna, bentuk, dll.

Pengertian Permainan Bola Gelinding (Boling)

Karakteristik Permainan Bola Gelinding ( Boling)

Saat bermain bowling, anak-anak belajar tentang koordinasi tangan-mata dan mengetahui seberapa besar kekuatan yang dibutuhkan untuk melakukan hal ini.

Manfaat Permainan Bola Gelinding (Boling)

Permainan Boling Bagi Anak Usia Dini a. Permainan

Melalui permainan bowling ini, anak-anak akan belajar tentang koordinasi tangan-mata untuk menjatuhkan pin dan belajar menghitung jumlah pin yang dijatuhkan. Langkah-langkah bermain bowling dalam permainan bowling untuk mengembangkan motorik kasar anak usia 5-6 tahun adalah sebagai berikut. Melalui permainan bowling pada anak usia dini anak akan lebih tertarik untuk mempelajari cara menggunakan permainan bowling, bowling juga diharapkan dapat membantu anak dan mengembangkan kemampuan fisik motorik kasar anak usia dini terutama pada komponen koordinasi, ketepatan dan keseimbangan.

Aturan mainnya juga sederhana sehingga anak-anak dapat memahami dan mau mengikuti kegiatan tersebut, tujuan dari permainan bowling ini adalah untuk melatih motorik kasar fisik anak dan juga dapat meningkatkan kualitas keseimbangan, koordinasi, ketepatan anak. . D.

Cara Permainan Boling Anak Bagi Anak Usia Dini

Kajian Penelitian Terdahulu

Rini Kristiantari, M.Si. Pd yang berjudul “Implementasi Permainan Bola Bergulir (bolling) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Angka Pada Anak Kelompok A” Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mengenal angka dengan menggunakan bowling pada anak kelompok A Semester II akademik. tahun 2015/2016 di TK Mandala Kumara Denpasar. Pemanfaatan Permainan Bowling Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Angka Pada Anak Kelompok A. (Jurnal Vol. 4. No. 2 (2016). Heni Irmawati, Dwi Prasetiyawati, “Pengaruh Penggunaan Metode Demonstrasi Dalam Permainan Bowling Terhadap Konsep Bilangan Anak kelompok kemampuan A di Tk Pgri 63 Semarang” Jenis penelitian ini adalah kuantitatif.

Dalam jurnal Desi Ari Sandy yang berjudul “Pengaruh permainan bowling yang dimodifikasi terhadap kemampuan mengenal konsep bilangan 1-10 pada anak usia 4-5 tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) 05 Medan Tahun Pelajaran Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan anak dalam mengenal konsep 1-10.

Kerangka Berpikir

Hal ini dijelaskan dalam kajian teori gerak motorik kasar yang melibatkan aktivitas otot-otot tangan, kaki, dan seluruh tubuh anak. Bermain bowling dapat meningkatkan seluruh aspek perkembangan, salah satunya adalah mengembangkan kemampuan motorik anak, yaitu motorik kasar anak akan terasah ketika anak berlari dan mengayun saat bola menggelinding, dan juga anak akan lebih sabar dan tekun. percaya diri. , beradaptasi dengan lingkungan lebih cepat, berkomunikasi lebih lancar27 . 27 Shanty Fitria Perdana Sari mengembangkan motorik kasar melalui metode smart bowling di kelompok A1 Anak TK Kusuma Mulia XVI Desa Slumbung Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran 2015/2016 Jurnal Lengkap Skripsi Program ShantyPA Universitas Nusantara PGRI Kediri.

Desain Pengembangan

Produk yang dihasilkan pada penelitian ini adalah media permainan bowling untuk pengembangan fisik motorik kasar anak usia 5-6 tahun di RA Babul Jannah Kota Bengkulu. Ada banyak model pengembangan yang dapat digunakan salah satunya adalah ADDIE model yang terdiri dari 5 tahap pengembangan yang meliputi : analisis (analisis), perancangan (design), pengembangan (development), pelaksanaan (implementation) dan evaluasi (evaluation).31. Dimana kelima komponen tersebut saling berkaitan dan terstruktur secara sistematis, artinya dari tahap pertama hingga tahap kelima penerapannya harus sistematis dan tidak bisa diurutkan secara acak. Karena strukturnya yang sederhana dan strukturnya yang sistematis, pola desain ini mudah dipahami dan diterapkan.

Alasan peneliti menyebutnya penelitian pengembangan karena hasil penelitian tersebut berupa produk pembelajaran yang tervalidasi.

Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Hasil akhir dari tahap ini adalah produk yang akan diuji. a) Membuat permainan bowling Pada tahap pembuatan media, peneliti memilih latar belakang dan karakter warna yang sesuai dengan media yang telah dibuat sebelumnya, proses pembuatan media meliputi pembuatan pin bowling, pembuatan figur keluarga, pengujian produk dan uji ahli. Setelah dinyatakan layak untuk diuji, langkah selanjutnya adalah menguji permainan bowling tersebut kepada pengguna. Pada tahap ini dilakukan uji coba produk permainan bowling yang diujikan pada anak kelompok B usia 5-6 tahun di Raudhatul Athfal Babul Jannah Kota Bengkulu.

Kritik dan saran dari pengguna atau guru melalui tanggapan pengguna pada saat menggunakan permainan Bowling pada tahap ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk revisi produk atau tidak, sehingga produk dapat menjadi lebih baik lagi.

Tempat dan Waktu Penelitian

Validasi dilakukan untuk memperoleh informasi kelayakan materi dan media yang dikembangkan, serta memperoleh komentar dan saran yang dapat dijadikan dasar ulasan produk. f) Produk media akan direvisi berdasarkan komentar dan saran validator. Setelah dilakukan revisi tahap I, produk dikirim kembali ke ahli materi dan ahli media untuk validasi tahap II. Tahap evaluasi merupakan proses pengecekan apakah produk yang dibuat berhasil atau tidak sesuai harapan awal.

Validasi dan Uji Coba Produk 1. Desain Validasi

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian dan pengembangan ini dilakukan kegiatan observasi untuk meningkatkan kemampuan fisik motorik pada Ra Babul Jannah. Lembar observasi kemampuan fisik motorik kasar anak, observasi dilakukan dengan cara mengamati anak sebelum dan sesudah pelaksanaan permainan bowling, hasil observasi tersebut dicatat pada lembar observasi yang telah disiapkan, sedangkan pre test dan post test. kisi-kisi lembar observasi. Untuk mengetahui jarak interval antara tingkat keterlaksanaan keterampilan fisik motorik kasar instrumen anak disabilitas dengan rumus yang digunakan masing-masing.

Kisaran item keterampilan motorik kasar anak yang digunakan untuk mengetahui kemampuan fisik motorik kasar anak dapat ditingkatkan seperti pada tabel kategori instrumen keterampilan motorik kasar anak.

Teknik Analisis Data

Berdasarkan perhitungan dengan rumus di atas, nilai tersebut kemudian dikonversi menjadi data yang validitasnya ditentukan berdasarkan interval penentuan tingkat validitas pada tabel di bawah ini. Data praktikum dalam penelitian ini diperoleh dari guru Ra Babul Jannah Kota Bengkulu, data yang diperoleh dari angket guru tersebut akan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut, kemudian dikonversikan sesuai dengan kriteria tingkat kepraktisan, sedangkan rumusnya yang digunakan untuk menentukan tingkat kepraktisan produk pada penelitian ini adalah sebagai berikut. Sedangkan untuk mengetahui pertumbuhan kemampuan fisik motorik kasar anak sebelum dan sesudah permainan bowling, uji cobanya dilakukan pada uji coba kelompok besar dengan menggunakan rumus masing-masing sebagai berikut.

Analisis data kualitatif dalam penelitian ini memprediksi bagaimana permainan bowling dapat dikembangkan untuk meningkatkan fisika motorik kasar anak sehingga menjadi alat permainan bowling yang baru, dalam analisis ini diperoleh dari komentar dan saran ahli media dan ahli materi.

Tabel 3.4   Presentase Kevalidan
Tabel 3.4 Presentase Kevalidan

Tahapan Permainan Bowling Hasil pengembangan penelitian ini adalah (1) permainan bowling, (2) penilaian desain bowling oleh ahli media dan ahli peralatan dengan mengisi angket yang telah disediakan, dan (3) penilaian terhadap reaksi anak terhadap penggunaan permainan bowling. dari permainan bowling. permainan bowling dikembangkan. Dari aspek pembelajaran, ulasan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana para ahli peralatan menilai hal-hal yang berkaitan dengan aspek motorik kasar permainan bowling untuk mengembangkan kemampuan fisik motorik kasar anak usia 5-6 tahun. Penilaian aspek tampilan bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan olahraga bowling melalui kemampuan fisik motorik kasar anak usia 5-6 tahun.

Permainan bowling yang diujikan pada anak usia 5-6 tahun kelompok B RA Babul Jannah yang terdiri dari uji coba pada kelompok kecil.

Pembahasan

Peranan Keluarga

Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, mengasuh dan mendidik anaknya, melindungi dan sebagai salah satu peran sosialnya serta anggota masyarakat dari lingkungannya, selain itu ibu juga dapat bertindak sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.

Keterbatasan Penelitian

Namun dalam penelitian mengenai pengembangan fisik motorik kasar anak melalui permainan bowling tentunya masih mempunyai keterbatasan dan kekurangan sebagai berikut. Permainan bowling baru ini memiliki 1 set dan hanya terdapat 6 pin bowling, sehingga anak-anak dapat menggunakannya secara bergantian.

PENUTUP

Kesimpulan

Proses bermain bowling Anak mampu mengenal anggota keluarga melalui permainan bowling dan memahami konsep benda konkrit. Maka dengan menggunakan permainan bowling yang telah dikembangkan ini, dengan hasil dari penggunaan permainan bowling yang telah dikembangkan ini dapat meningkatkan pembelajaran anak sehingga kemampuan fisik motorik kasar anak usia 5-6 tahun di RA Babul Jannah meningkat.

Saran

Gambar

Tabel 3.4   Presentase Kevalidan
Tabel 3.8  Kriteria Kepraktisan

Referensi

Dokumen terkait

Tuy nhiên 2.8% số người bệnh tuân thủ tốt yếu tố này vẫn không có hiệu quả kiểm soát hen tốt vì chịu sự ảnh hưởng của các yếu tố tác động khác như sử dụng thuốc theo y lệnh bác sĩ, kế