Vol. 04, No. 03, April 2016
t i k e t k e r e t a t o k o b a g u s b e r i t a b o l a t e r k i n i a n t o n n b A n e k a K r e a s i R e s e p M a s a k a n I n d o n e s i a r e s e p m a s a k a n m e n g h i l a n g k a n j e r a w a t v i l l a d i p u n c a k r e c e p t e n b e r i t a h a r i a n g a m e o n l i n e h p d i j u a l w i n d o w s g a d g e t j u a l c o n s o l e v o u c h e r o n l i n e g o s i p t e r b a r u b e r i t a t e r b a r u w i n d o w s g a d g e t t o k o g a m e c e r i t a h o r o r
Table of Contents
Articles
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN TERKAIT IKLAN YANG MENYESATKAN DITINJAU BERDASARKAN UNDANG -
UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN KODE ETIK PERIKLANAN INDONESIA
I Gusti Ayu Indra Dewi Dyah Pradnya Para, Desak Putu Dewi Kasih
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI TERHADAP
ASURANSI PEKERJA YANG MENDERITA SAKIT KARENA ADANYA KESENGAJAAN
Gede Wisnu Yoga Mandala, I Wayan Suarbha
PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA KSU.TUMBUH KEMBANG, PEMOGAN, DENPASAR SELATAN
Gde Dianta Yudi Pratama, I Ketut Westra, Ni Putu Purwanti
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DENGAN ADANYA PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM) PEWARNA
Ni Made Sri Uttami Dharmaningsih, Ni Putu Purwanti
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA DISABILITAS TERHADAP HAK MEMPEROLEH PEKERJAAN
Yuni Ratnasari, Made Suksma Prijandhini Devi Salain
KEDUDUKAN HUKUM DIREKSI TERHADAP PENGELOLAAN PERSEROAN TERBATAS YANG BELUM BERSTATUS BADAN HUKUM
Sang Made Satya Dita Permana, I Wayan Wiryawan, I Ketut Westra
PERJANJIAN GADAI YANG DIJAMIN DENGAN BARANG YANG BERASAL DARI HASIL KEJAHATAN : STUDI PADA PT.
PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SESETAN
Aditya Surya Bratha, Ngakan Ketut Dunia, A.A. Ketut Sukranatha
LARANGAN PENGGUNAAN TENAGA PROFESIONAL KESEHATAN SEBAGAI MODEL IKLAN
Ni Putu Janitri, Made Suksma Prijandhini Devi Salain
KEABSAHAN ELECTRONIC MONEY DI INDONESIA PDF
Ruth Juliana Sihombing, Nyoman Mas Ariyani
TANGGUNG JAWAB PT. GARUDA TERHADAP PENUMPANG ATAS TERTUNDANYA PENERBANGAN (DELAY) BERDASARKAN
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG TANGGUNG JAWAB PENGANGKU T ANGKUTAN UDARA
Bobby Ferdinal Purwanto, Ngakan Ketut Dunia, Ni Putu Purwanti
PENGATURAN PROSPEKTUS PENAWARAN WARALABA DALAM PERJANJIAN WARALABA
Calvin Smith Houtsman Sitinjak, Desak Putu Dewi Kasih, I Made Udiana
PERALIHAN HAK MILIK ATAS SAHAM DALAM TRANSAKSI EFEK MELALUI SCRIPLESS TRADING DI PASAR MODAL
Anak Agung Sintya Iswari, I Made Sarjana
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DARI PELAKU USAHA YANG TUTUP TERKAIT DENGAN PEMBERIAN LAYANAN PURNA JUAL/GARANSI
I Dewa Gde Agung Oka Pradnyadana, Putu Gede Arya Sumerthayasa
AKIBAT HUKUM DARI WANPRESTASINYA DEVELOPER DALAM PERJANJIAN KERJASAMA DALAM BIDANG PEMBANGUNAN, PENGEMBANGAN, PEMASARAN DAN PENJUALAN TOWN HOUSE YANG BERTEMPAT DI KABUPATEN BADUNG
I Putu Donny Laksmana Putra, I Nyoman Darmadha, I Nyoman Bagiastra
ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DI INDONESIA TERKAIT CACAT TERSEMBUNYI PADA PRODUK MINUMAN BOTOL
A. A. Sagung Istri Ristanti, I Gede Putra Ariana
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN PENGGUNA JASA PARKIR DITINJAU DARI PERATURAN DAERAH NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAN PERPARKIRAN DI KOTA DENPASAR
I Komang Cri Khrisna, I Ketut Markeling, I Made Dedy Priyanto
PENANAMAN MODAL (INVESTASI) TERKAIT PENGEMBANGAN MASYARAKAT LOKAL DI INDONESIA
Gitarus Apriliandini, I Nyoman Wita
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA PEREMPUAN PADA MALAM HARI DI HOTEL KELAS MELATI (STUDI PADA HOTEL JAYAGIRI DENPASAR)
Feranika Anggasari Jayanti, I Made Udiana
JAMINAN SOSIAL TERHADAP PEKERJA KONTRAK PADA HOTEL BALI MANDIRA BEACH RESORT & SPA
I Gde Made Widia Sastra Nayaka, I Made Sarjana, I Made Dedy Priyanto
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP JANGKA WAKTU PEMBAYARAN UPAH KERJA LEMBUR BAGI PEKERJA TETAP
Wulan Yulianita, Kadek Sarna
AKIBAT HUKUM BAGI DEBITUR YANG TELAH
MENANDATANGANI PERJANJIAN STANDAR KREDIT PADA BPR TATA ANJUNG SARI DENPASAR
Zuraida Saroha Handayani, Dewa Gde Rudy, Ni Putu Purwanti
PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA DALAM PEREDARAN JAJANAN ANAK (HOME INDUSTRY) YANG TIDAK TERDAFTAR DALAM DINAS KESEHATAN
Komang Rina Ayu Laksmiyanti, I Gede Putra Ariana
TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP PENJUALAN KOSMETIK YANG TIDAK DISERTAI DENGAN KEJELASAN LABEL PRODUK DI DENPASAR
Luh Putu Budiarti, I Gede Putra Ariana
TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP PENJUALAN KOSMETIK YANG TIDAK DISERTAI DENGAN KEJELASAN LABEL PRODUK DI DENPASAR
Luh Putu Budiarti, I Gede Putra Ariana
PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) KANTOR CABANG UNIT (KCU) SINGARAJA
I Made Adi Dwi Pranatha, Putu Purwanti, A. A. Gede Agung Dharmakusuma
PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) KANTOR CABANG UNIT (KCU) SINGARAJA
I Made Adi Dwi Pranatha, Putu Purwanti, A. A. Gede Agung Dharmakusuma
PENERAPAN PENDEKATAN RULES OF REASON DALAM
MENENTUKAN KEGIATAN PREDATORY PRICING YANG DAPAT MENGAKIBATKAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT
Ni Luh Putu Diah Rumika Dewi, I Dewa Made Suartha
AKIBAT HUKUM ATAS PELANGGARAN MEREK OLEH PIHAK YANG BUKAN PEMEGANG LISENSI
Indriana Nodwita Sari, I Made Udiana
AKIBAT HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA YANG MENJUAL MAKANAN KADALUWARSA
Gek Ega Prabandini, I Made Udiana
AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU PDF
I Made Aditia Warmadewa, I Made Udiana
AKIBAT HUKUM TERHADAP PEMBELI YANG MELAKUKAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI SEPEDA MOTOR
A. A. Istri Prami Yunita, I Made Udiana
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA
Anak Agung Gede Mahendra, I Gusti Ayu Puspawati, Ida Bagus Putu Sutama
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAH HAK ATAS TANAH DENGAN ADANYA SERTIFIKAT GANDA HAK ATAS TANAH
Anissa Aulia, I Made Udiana
KEDUDUKAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERSAINGAN USAHA YANG INDEPENDEN
Dewa Ayu Reninda Suryanitya, Ni Ketut Sri Utari
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HASIL KARYA CIPTA OGOH - OGOH BERDASARKAN UNDANG -UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TANTANG HAK CIPTA
I Wayan Agus Pebri Paradiska, Anak Agung Sri Indrawati, Ida Ayu Sukihana
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA JASA PENGIRIMAN BARANG DALAM HAL KETERLAMBATAN SAMPAINYA BARANG
A. A. A. Nadia Andina Putri, Nyoman Mas Ariyani
RISALAH LELANG SEBAGAI AKTA OTENTIK PENGGANTI AKTA JUAL BELI DALAM LELANG
Ni Kadek Ayu Ena Widiasih, I Made Sarjana
RISALAH LELANG SEBAGAI AKTA OTENTIK PENGGANTI AKTA JUAL BELI DALAM LELANG
Ni Kadek Ayu Ena Widiasih, I Made Sarjana
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM PERJANJIAN PENGIKATAN JUAL – BELI APARTEMEN MELALUI PEMESANAN
I Gusti Ayu Agung Winda Utami Dewi, I Made Dedy Priyanto, Kadek Sarna
PENGATURAN PENGALIHAN JAMINAN FIDUSIA DI INDONESIA PDF
Ni Putu Nugrahaeni, Gde Made Swardhana
PENGATURAN PENGALIHAN JAMINAN FIDUSIA DI INDONESIA PDF
Ni Putu Nugrahaeni, Gde Made Swardhana
SAHAM PERSEROAN TERBATAS SEBAGAI OBJEK JAMINAN GADAI
I Gede Arya Kusuma, I Made Dedy Priyanto, I Nyoman Bagiastra
UPAYA BANK DALAM PENYELAMATAN DAN PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH
I Made Jaya Nugraha, I Made Udiana
IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM PRAKTIK PERBANKAN SYARIAH PADA BANK NEGARA INDONESIA YOGYAKARTA
Ni Kadek Anindya Anggita Sary, I Ketut Suardita, I Made Dedy Priyanto
IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM PRAKTIK PERBANKAN SYARIAH PADA BANK NEGARA INDONESIA YOGYAKARTA
Ni Kadek Anindya Anggita Sary, I Ketut Suardita, I Made Dedy Priyanto
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGATURAN MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA
I Made Bayu Wiguna, I Dewa Made Suartha
ASPEK HUKUM PEMBERIAN KREDIT DENGAN JAMINAN OBLIGASI NEGARA RITEL
Gusti Ayu Putu Intan Pratiwi, Nyoman Mas Ariyani
EKSEKUSI KREDIT MACET TERHADAP HAK TANGGUNGAN PDF
I Dewa Ayu Sri Arthayani, I Gusti Agung Ayu Dike Widhiaastuti
KEGIATAN USAHA FOTOKOPI DALAM KAITANNYA DENGAN PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA
Finna Wulandari, I Made Udiana
KEDUDUKAN KREDITUR PEMEGANG HAK TANGGUNGAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI
Mitia Intansari, I Made Walesa Putra
KEBERADAAN RAHASIA DAGANG BERKAITAN DENGAN PERLIDUNGAN KONSUMEN
I Gede Komang Wisma Vebriana, Ni Ketut Sri Utari
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL SEBAGAI JAMINAN FIDUSIA PDF
Ida Bagus Anindya Jaya Keniten, I Wayan Wiryawan, I Nyoman Bagiastra
KETIDAKSESUAIAN PENCANTUMAN UKURAN YANG TERDAPAT PADA KEMASAN DENGAN PRODUK ASLINYA (STUDI PADA MINI MART DI SESETAN DENPASAR)
Komang Prayuda Devi Kurniawati, I Gede Putra Ariana
PELAKSANAAN TUGAS TIM LIKUIDASI DALAM HAL MASA KERJA TIM LIKUIDASI LAMPAU WAKTU
Rizka Rahmawati, Putu Gede Arya Sumerthayasa
PENGATURAN DAN PROSEDUR PENDAFTARAN HAK CIPTA BERBASIS ONLINE
Ni Made Asri Mas Lestari, I Made Dedy Priyanto, Ni Nyoman Sukerti
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM
MENGGUNAKAN JASA TRANSPORTASI ONLINE UBER DAN GRAB DI INDONESIA
Putu Bagus Raditya Permana Putra, I Gede Putra Ariana
HAK ANAK TIRI TERHADAP WARIS DAN HIBAH ORANG TUA DITINJAU DARI HUKUM WARIS ISLAM
Putu Ari Sara Deviyanti, Made Suksma Prijandhini Devi Salain
1
ASPEK HUKUM PEMBERIAN KREDIT DENGAN JAMINAN OBLIGASI NEGARA RITEL
Oleh:
Gusti Ayu Putu Intan Pratiwi Nyoman Mas Ariyani
Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana
ABSTRACT
This study aims to determine the legal aspects of credit in the banking Obligation of State Retail (ORI) as collateral. Method used in this study, using normative method by analyzing government regulation and literatures. ORI is a securities in the form of promissory note guaranteed payment of interest and principal by the Republic of Indonesia in accordance with the validity period of retail sales to individuals or individual Indonesian citizen through a selling agent. It is concluded that ORI is a capital market investment instruments in the form of debt securities that can be pledged as collateral to banks for obtaining credit facilities. It is not independent of the nature of ORI trading that can be traded in the secondary market. if the debtor defaulted (default) then the creditor may at any time conduct ORI sales in the secondary market (disbursement guarantee).
Keywords: ORI, Legal Aspects, Guarantees, Loans.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek hukum pemberian kredit di perbankan dengan Obligasi Negara Ritel (ORI) sebagai jaminan. Metode yang digunakan pada penulisan ini menggunakan metode normatif dengan menganalisis peraturan perundang-undangan yang ada dan beberapa literatur. ORI adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia sesuai dengan masa berlakunya yang penjualannya dilakukan secara ritel kepada individu atau orang perseorangan Warga Negara Indonesia melalui agen penjual. Kesimpulan penelitian ini adalah ORI merupakan instrumen investasi pasar modal berupa efek yang bersifat utang yang dapat dijaminkan sebagai jaminan kepada bank untuk memperoleh fasilitas kredit. Hal ini tidak terlepas dari sifat perdagangan ORI yang dapat diperdagangkan di pasar sekunder.
Sehingga apabila debitur mengalami gagal bayar (default) maka kreditur dapat setiap saat melakukan penjualan ORI di pasar sekunder (pencairan jaminan).
Kata kunci: ORI, Aspek Hukum, Jaminan, Kredit.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, seseorang akan melakukan berbagai cara untuk bertahan hidup, salah satu hal yang dilakukan adalah bekerja sehingga mendapatkan dana demi kelangsungan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan dalam
2
penerapannya tentu tidak selalu berjalan dengan apa yang diharapkan. Terkadang seseorang memilih instrumen utang (pembiayaan) sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan hidup ataupun meningkatkan kualitas hidupnya. Seiring dengan perkembangan kegiatan ekonomi di Indonesia, fasilitas kredit memegang peranan penting dalam kemajuan peningkatan perekonomian terutama bagi para pelaku ekonomi maupun pelaku usaha baik perorangan atau badan usaha. Dalam ketentuan Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan (UU Perbankan), disebutkan bahwa “kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. Berdasarkan Pasal 1 angka 23 UU Perbankan disebutkan bahwa “agunan adalah jaminan tambahan yang diserahkan nasabah debitur kepada bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah”. Maka pelaksanaan perjanjian kredit dilakukan dengan memberikan suatu jaminan. Jaminan kredit yang disetujui dan diterima bank selanjutnya akan mempunyai beberapa fungsi dan salah satunya adalah untuk mengamankan pelunasan kredit bila pihak peminjam cedera janji.1 ORI adalah Obligasi Negara yang dijual kepada individu atau orang perseorangan Warga Negara Indonesia melalui agen penjualan. ORI sama dengan Surat Utang Negara, akan tetapi nilainya dibuat kecil agar dapat dibeli secara ritel.2 Salah satu alternatif agunan yang dapat dijadikan sebagai jaminan dalam pengajuan fasilitas kredit ke perbankan adalah ORI, namun saat ini dalam prakteknya masih jarang debitur menggunakan instrumen investasi ORI sebagai jaminan dalam pengajuan fasilitas kredit di perbankan. Hal ini tidak terlepas dari adanya kendala yang dihadapi dalam penerapannya dimana ORI masih dipertanyakan oleh berbagai pihak apakah ORI telah memenuhi unsur-unsur untuk dijadikan sebagai jaminan dalam pemberian fasilitas kredit dilihat dari aspek hukumnya.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek hukum pemberian kredit dengan jaminan ORI dan apakah ORI telah memenuhi unsur sebagai jaminan dalam pemberian fasilitas kredit.
1 Bahsan M., 2008, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 4.
2 Zainal Asikin, 2013, Hukum Dagang, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 335.
3 II. ISI MAKALAH
2.1 Metode Penulisan
Jenis Penelitian dalam penulisan ini termasuk ke dalam penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif sebagai penelitian hukum kepustakaan yang datanya diperoleh dari mengkaji bahan-bahan pustaka serta meneliti dan mengkaji norma-norma hukum yang terdapat di dalam peraturan perundang-undangan.
2.2 Hasil dan Pembahasan
2.2.1 Aspek Hukum Pemberian Kredit Dengan Jaminan ORI
Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara dijelaskan bahwa “ Surat Utang Negara adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya”. Sesuai dengan Pasal 3 ayat (1), Surat Utang Negara terdiri dari Surat Perbendaharaan Negara dan Obligasi Negara. ORI adalah Obligasi Negara yang dijual kepada individu atau orang perseorangan Warga Negara Indonesia melalui agen penjualan. ORI sama dengan Surat Utang Negara, akan tetapi nilainya dibuat kecil agar dapat dibeli secara ritel.3 Pengaturan penerbitan ORI sebagaimana tercantum pada Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 Tentang Surat Utang Negara bahwa pemerintah menjamin pembayaran bunga dan pokok surat utang negara pada saat jatuh temponya. Dengan adanya peraturan tersebut, maka pemegang obligasi tidak perlu khawatir kupon dan pokok ORI tidak dibayarkan oleh pemerintah sehingga ORI bebas dari risiko gagal bayar (default risk free). Peraturan Bank Indonesia mengatur secara khusus dalam bentuk jaminan tunai yang mana Surat Utang Negara dikategorikan dalam bentuk jaminan tunai.4 Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 7/2/Pbi/2005 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum Pasal 33 ayat (1) dijelaskan bahwa mengingat bagian dari aktiva produktif yang dijamin dengan agunan tunai ditetapkan memiliki kualitas lancar. Selanjutnya dijelaskan pada Pasal 33 ayat (2) bahwa agunan tunai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah agunan berupa: a. Giro, deposito, tabungan, setoran jaminan dan atau emas; b. Sertifikat Bank Indonesia dan atau Surat Utang Negara; c. Jaminan pemerintah Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-
3 Ibid, h. 335.
4 Irma Devita Purnamasari, 2014, Hukum Jaminan Perbankan, Kaifa PT Mizan Pustaka, Bandung, h. 166.
4
undangan yang berlaku. Pada Pasal 46 juga dijelaskan bahwa surat berharga dan saham yang aktif diperdagangkan di bursa efek di Indonesia atau memiliki peringkat investasi dan diikat secara gadai termasuk agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang dalam pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva. Komitmen pemerintah dan agen penjual untuk fitur ORI sebagai jaminan dapat terlihat pada Kementerian Keuangan Republik Indonesia Memorandum Informasi ORI (Prospektus ORI) Tahun 2015 yakni pada Bab II Keuntungan Berinvestasi di ORI angka 1 butir 8 yang menyebutkan bahwa
"ORI dapat dipinjamkan atau dijaminkan kepada pihak lain, antara lain jaminan dalam pengajuan pinjaman pada bank umum, lembaga keuangan lainnya, atau jaminan dalam rangka transaksi efek. Kebijakan peminjaman atau penjaminan ORI mengikuti ketentuan dan persyaratan yang berlaku pada masing-masing pihak". Oleh karena itu, ORI bisa menjadi alternatif untuk dijadikan jaminan dalam pengajuan fasilitas kredit.
2.2.2 Pemenuhan Unsur ORI Sebagai Jaminan Dalam Pemberian Kredit
Untuk dapat dikategorikan menjadi agunan, ORI haruslah memenuhi unsur- unsur/kriteria jaminan sebagaimana diatur oleh Bank Indonesia sebagai regulator perbankan. Mengingat ORI dapat diperdagangkan di pasar sekunder dan penerbit ORI adalah Negara Republik Indonesia maka peringkat investasi ORI di Indonesia adalah AAA (investment grade). Sehingga instrumen ORI sangat memenuhi kriteria sebagai surat berharga yang dapat digunakan sebagai agunan. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 7/2/Pbi/2005 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum Pasal 33 ayat (1) dijelaskan bahwa mengingat bagian dari aktiva produktif yang dijamin dengan agunan tunai ditetapkan memiliki kualitas lancar. Selanjutnya dijelaskan pada Pasal 33 ayat (2) bahwa agunan tunai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah agunan berupa: a. Giro, deposito, tabungan, setoran jaminan dan atau emas; b. Sertifikat Bank Indonesia dan atau Surat Utang Negara; c. Jaminan pemerintah Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pada Pasal 46 juga dijelaskan bahwa surat berharga dan saham yang aktif diperdagangkan di bursa efek di Indonesia atau memiliki peringkat investasi dan diikat secara gadai termasuk agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang dalam pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva. Hal ini juga diperkuat dengan adanya komitmen pemerintah dan agen penjual untuk fitur ORI sebagai jaminan pada Kementerian Keuangan Republik Indonesia Memorandum Informasi ORI (Prospektus ORI) Tahun 2015 yakni pada Bab II
5
Keuntungan Berinvestasi di ORI angka 1 butir 8. Dalam kegiatan operasional bank konvensional pada umumnya ditemukan adanya jaminan utang atau yang lazim disebut jaminan kredit.5 Jaminan kredit adalah segala sesuatu yang mempunyai nilai, mudah untuk diuangkan yang diikat dengan janji sebagai jaminan untuk pembayaran utang debitur berdasarkan perjanjian kredit yang dibuat oleh kreditur dan debitur.6 Salim HS memberikan perumusan hukum jaminan adalah keseluruhan kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan antara pemberi dan penerima jaminan dalam kaitannya dengan pembebanan jaminan untuk mendapatkan fasilitas kredit.7 Aset tidak berwujud merupakan salah satu jaminan yang dapat diserahkan kepada bank dimana aset ini nilainya tidak sebanding dengan wujud fisiknya misalnya surat berharga (dalam hal ini ORI). Disamping itu, ORI juga mempunyai (i) nilai ekonomis dalam pengertian dapat dinilai dengan uang dan bisa diuangkan, dimana hal ini dapat dilihat dari bentuk perdagangan ORI yakni dapat diperdagangkan di pasar sekunder sehingga ORI setiap saat dapat diuangkan/dicairkan dan (ii) ORI memiliki nilai yuridis dalam pengertian jaminan yang bisa dimiliki secara sempurna berdasarkan hukum di mana bank punya hak didahulukan terhadap likuidasi agunan tersebut.
III. KESIMPULAN
ORI merupakan instrumen investasi pasar keuangan yang diterbitkan oleh pemerintah melalui agen penjual yang pembayaran kupon dan pokoknya dijamin oleh Negara Republik Indonesia sehingga merupakan instrumen investasi pasar modal yang bebas dari risiko gagal bayar (default risk free) sehingga ORI memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Hal ini membuat ORI merupakan aset investasi yang sangat tepat sebagai jaminan untuk mendapatkan fasilitas kredit di perbankan.
5 Bahsan M, op. cit. h. 3.
6 Rudyanti Dorotea T, 2015, Aspek-Aspek Hukum Bisnis: Pengertian, Asas, Teori dan Praktik, Laksbang Justitia, Surabaya, h.108.
7Salim HS, 2008, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 6.
6 DAFTAR PUSTAKA
Buku-buku :
Bahsan M., 2008, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Irma Devita Purnamasari, 2014, Hukum Jaminan Perbankan, Kaifa PT Mizan Pustaka, Bandung.
Rudyanti Dorotea T, 2015, Aspek-Aspek Hukum Bisnis: Pengertian, Asas, Teori dan Praktik, Laksbang Justitia, Surabaya.
Salim HS, 2008, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Zainal Asikin, 2013, Hukum Dagang, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Peraturan Perundang-Undangan :
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perbankan.
Undang-Undang Repubik Indonesia Nomor 24 Tahun 2002 Tentang Surat Utang Negara.
Peraturan Bank Indonesia Nomor: 7/2/Pbi/2005 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia Memorandum Informasi ORI (Prospektus ORI) Tahun 2015.