• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untukmenjawabpertanyaantersebutpenulismenggunakanpendekatan kualitatifdengan Library Reserch (KajianPustaka), pengambilan data difokuskanpadaKitab Al-Fiqh ‘AlaMadhahibulArba’akaryaSyech Abdul Rahman Al-Jaziri, dandidukungolehkitab-kitab lain

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Untukmenjawabpertanyaantersebutpenulismenggunakanpendekatan kualitatifdengan Library Reserch (KajianPustaka), pengambilan data difokuskanpadaKitab Al-Fiqh ‘AlaMadhahibulArba’akaryaSyech Abdul Rahman Al-Jaziri, dandidukungolehkitab-kitab lain"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

Dalam hal ini penulis menetapkan judul skripsi, “KAJIAN MATERI FIQH ‚FAROID{UL WUD{U’ DALAM KITAB AL-FIKH 'ALA MADHAHIBIL ARBA'A KARYA ABDUL ROHMAN AL-JAZIRI”. Sedangkan bila dibaca dalam bahasa yang sering kita dengar yaitu wudhu dengan dhomah dalam huruf dan yang dapat diartikan sebagai amalan yang memperbolehkan shalat, tuah dan membaca Al-Qur'an. Wud}u' bacaan d}omah pada huruf و, yaitu menggunakan air pada anggota tertentu yang diawali dengan niyet.

Wud}u' ialah bersuci dengan air yang dikaitkan dengan membasuh muka, membasuh tangan, menyapu kepala dan membasuh kaki. Dalam syariat Wud}u' kita boleh mengambil tiga prinsip untuk mengambil Wud}u' iaitu; Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 6 yang berbunyi,.

Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pada tahun 1912, al-Jaziri diangkat menjadi inspektur Kementerian Wakaf Keagamaan Kementerian Masjid, setelah itu ia dipromosikan menjadi inspektur kepala Kementerian. Dia kemudian diangkat sebagai profesor di Sekolah Tinggi Prinsip Agama al-Azhar, dan sebelum kematiannya di Ĥulwan tahun H), al-Jaziri menjadi anggota Komite Cendekiawan Senior al-Azhar. Sumber data utama merupakan sumber utama yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu kitab Al-Fikh 'Ala Madhahibul Arba'akarya Syech Abdul Rohman Al-Jaziri, (Beirut, Lebanon, Dar Ehia, At-Thourast, 1998).

Analisis yang menyimpang dari pengetahuan umum kemudiannya membuat kesimpulan khusus.14 Dalam hal ini, penulis menganalisis pandangan Imam Madhah dalam tafsiran Surah Al-Maidah ayat 6 sebagai Faroid{ul Wud{u'.

Sistematika Pembahasan

Bab IV; Simpulan dan saran, pada bab ini penulis menjelaskan kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah dalam penelitian kemudian diakhiri dengan saran.

Madhab Hanafi

Demo Demo Demo Demo Demo Demo Demo Demo Demo Demo Demo Demo Demo Walaupun lebar pencuci muka bermula dari asal telinga ke asal telinga yang lain, ada yang membandingkannya dengan stud telinga. Adapun warna putih antara dua dagu dan telinga, juga pada muka, wajib membasuhnya, ini adalah batas panjang dan lebar muka mazhab Hanafi dan pengikutnya. Maka orang yang menumbuhkan janggutnya hanya wajib membasuh rambut di muka dan rambut di dagu, jika tidak tidak wajib membasuhnya, sebagaimana dinyatakan dalam Kitab Al-Fiqh.

Sekiranya rambut janggut cukup nipis untuk membolehkan air menembusi kulit muka, maka perlu untuk meregangkannya, jika ini tidak mencukupi, basuh bahagian luar sahaja. Jika ada orang yang mempunyai manfaat jari-jari tangan, orang yang mempunyai manfaat tangan hendaklah membasuhnya sebagaimana tangan itu bercantum dengan tangan asal menjadi satu. Seperti yang dinyatakan dalam Kitab Al-Fiqh „Ala Madhaihibul Arba‟a oleh Syeikh Abdul Rahman Al-Jaziry di bawah.

Siapa yang memotong sebagian tangannya, maka dia harus membasuh tangan yang tersisa, dan jika tangan yang akan dicuci itu terpotong, makan tidak wajib. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki, yaitu kaki yang terlihat jelas di bawah betis di atas telapak kaki, ketika dia membasuhnya dia harus memperhatikan kedua tumitnya, sebagaimana dia harus memperhatikan luka yang membelah. luka. telapak kaki bagian dalam. Berikut informasi yang terdapat dalam kitab Al-Fiqh 'Ala Madhaihibul Arba'a karya Syekh Abdul Rahman Al-Jaziry.

Seperti yang disebutkan dalam Kitab Al-Fiqh „Ala Madhahibul Arba‟a oleh Syeikh Abdul Rahman Al-Jaziry di bawah. Jika terbelah kaki akibat luka, diberi saleb atau seumpamanya, jika air masuk ke bawah saleb itu mudharat, maka tidak wajib membasuhnya, dan jika tidak mudharat, ia adalah. ia perlu mengeluarkannya dan kemudian membasuhnya. a karya seterusnya Sheikh Abdul Rahman Al-Jaziry. Dan kalau sapu dengan jari dan airnya menitik, mungkin boleh sampai ke tempat yang perlu disapu, maka sah, kalau tidak, tidak sah.

Jika ia mempunyai rambut, hendaklah ia menyapu rambut yang tumbuh di kepalanya, dan rambut yang kering itu hendaklah tumbuh di kepalanya, jika satu bahagian kepalanya dicukur dan bahagian yang lain tidak dicukur, maka syah menyapu seperempat daripadanya. apa yang dia mahu. Jika kepalanya diwarnai dengan cat, maka dia hanya menyapunya, dan jika air itu berubah warna menjadi cat, tidak sah, jika tidak berubah hukumnya jaiz (boleh), sebagaimana yang termaktub dalam Kitab. Al . Fiqh "Ala Madahibul Arba'a" oleh Syeikh Abdul Rahman Al-Jaziry berikut.

Madhab Maliki

Adapun waktu niatnya, yaitu pada awal wud{u', wudhu seseorang batal jika dia membasuh sebagian anggotanya tanpa niat, dan dimaafkan mendahulukan niat sebelum melakukan sesuatu dengan waktu yang singkat. , jika ada orang yang duduk untuk berwudhu dan dia berniat untuk berwudhu {u maka pelayan itu datang membawa poci teh dan menuangkannya ke tangannya dan kemudian dia tidak berniat untuk menghalalkan wud{u nya, karena ada tidak ada jarak yang jauh antara wud{u dan niat. Adapun orang yang membatalkan niatnya, yaitu membubarkan niatnya di tengah wudhu, yaitu dia berniat membatalkan wudhu dan tidak menyadarinya. Mencuci muka, batas-batas wajah, baik panjang maupun lebar, adalah batas-batas yang disebutkan oleh mazhab Hanafi dan para pengikutnya.

Madjab Maliki dan pengikutnya meyakini bahwa warna putih yang berada di atas giwang kedua telinga yang disambungkan ke kepala dari atas, tidak perlu dibasuh, melainkan cukup dilap saja, karena warna putih itu adalah bagian darinya. . Ketika mencuci kedua tangan dan kedua siku, mereka wajib mencuci lipatan ujung jari dan apa yang ada di bawah kuku panjang yang menutupi ujung jari, menurut mazhab Hanafi dan pengikutnya. Menurut mazhab Hanafi dan pengikutnya, diketahui bahwa mengusap seperempat bagian kepala saja sudah cukup.

Menurut madzhab Syafi'i dan pengikutnya dan tidak ada larangan mengusap kepala, mereka memberikan pandangan yang lebih luas daripada madzhab Hanafi dan pengikutnya, boleh mengusap kepala dengan wudhu, tetapi makruh dalam hukum, demi Allah SWT. Seperti halnya pendapat mazhab Hanafi dan pengikutnya yang diketahui dan disebutkan bahwa kedua mata kaki itu sebenarnya adalah tulang yang terlihat jelas di bawah pedang di atas telapak kaki. Muwalat (segera) yang berarti membasuh anggota wud{u'a sebelum mengeringkan anggota sebelumnya di antara makan i'tidalul dan zaan dan mizaj.

Dalam hal ini mazhab Maliki dan pengikutnya meyakini bahwa sebenarnya wajib menyegerakan membasuh atau menyeka seluruh anggota wudhu, seperti menyeka kepala, wajib menyegerakan peralihan dari mengusap ke membasuh kedua kaki. . Gosok anggota cuci yaitu; Jika membuka tangan untuk anggota wudhu, hukum fardu adalah seperti antara rambut dan jari kedua tangan. Menurut mazhab Maliki dan pengikutnya, ada tujuh macam faroid}ul wud}u', yaitu; niat, cuci muka

Madhab Syafi’i

Jika ada operasi pada wajah yang mencegah mencuci muka, maka niatnya diubah menjadi mencuci dua tangan. Mazhab Syafi'i dan para pengikutnya berpendapat bahwa pada umumnya niat untuk menghapus hadis tidak masuk hitungan, tetapi menurut mazhab Maliki dan para pengikutnya niat tersebut masuk hitungan. Adapun orang yang tidak mampu, seperti orang yang tidak bisa menahan kencingnya, hendaklah ia bertujuan untuk diperbolehkan shalat, atau menyentuh mushaf, dan sebagainya yang berkaitan dengan wudhu, atau memiliki niat wudhu fardul karena hadasnya tidak hilang dengan wudhu.

Mencuci muka, batas-batas wajah panjang dan lebar menurut pendapat madzhab Hanafi dan pengikutnya, kecuali pendapat madzhab Syafi'i bahwa sebenarnya wajib membasuh apa yang ada di bawah dagu, ini dipisah dan dilakukan oleh madzhab Syafi'i dan pengikutnya. Karena para pengikut mazhab Syafi'i sependapat dengan pendapat para pengikut Imam Maliki dan Imam Hambali bahwa sebenarnya jenggot panjang adalah bagian dari wajah yang harus dibasuh secara menyeluruh. Mazhab Syafi'i dan pengikutnya sependapat dengan mazhab Hanafi, bahwa rambut di kedua pelipis dan warna putih di atas jepit telinga adalah bagian dari wajah, maka harus dibasuh, hal ini berbeda dengan pendapat Imam Maliki dan Imam Hambali.

Mengenai pemotongan jenggot, bahwa mazhab Syafi'i dan pengikutnya sependapat dengan para Imam mazhab lain, jika jenggot tipis sehingga orang dapat melihat kulit wajah di bawahnya, maka wajib dipotong agar air dapat masuk. mencapai kulit, dan jika tebal, wajib mencucinya hanya dari luar dan di antara itu adalah sunnah. Mencuci kedua tangan sampai siku, madzhab Syafi'i dan madzhab Hanafi sepakat dengan penjelasan sebelumnya. Dalam membasuh kedua kaki sampai mata kaki, madzhab Syafi'i dan pengikutnya sepakat dengan madzhab Hanafi dan pengikutnya dalam hukum membasuh kedua kaki.

Betul, mengikut tertib empat bahagian wud{u'a yang disebut dalam Al-Qur'an Surah Al-Maidah ayat 6, basuh muka dahulu, kemudian. Jika didahulukan satu anggota kemudian akar yang lain, maka batal wuduknya, yang mana mazhab Hambali dan pengikutnya bersetuju dengannya, manakala menurut mazhab Maliki dan mazhab Hanafi, perintahnya adalah sunnah bukan fardhu. Daripada keterangan di atas bahawa Faroid}ul Wud}u' menurut mazhab Syafi'i ada enam jenis iaitu; tujuan, cuci muka, basuh kedua tangan hingga kedua siku, sapu sebahagian kepala, basuh kedua kaki hingga kedua buku lali dan tertib.

Madhab Hambali

Untuk membasuh kedua tangan sampai siku, wajib membasuh tangan dari awal hingga ujung kaki pada dhiro' yang terlihat jelas, sebagaimana disebutkan oleh para pengikut Imam Hanafi dan lainnya, wajib membasuh. lipatan di jari dan keramas di bawah kuku panjang menutupi ujung jari, dan maafkan jika ada kotoran di kuku, jika kotorannya hanya sedikit. Mazhab Hambali dan para pengikutnya sependapat dengan Mazhab Maliki dan para pengikutnya tentang keharusan mengusap seluruh kepala mulai dari tumbuhnya rambut hingga leher. Jika rambut kepala panjang kemudian jatuh ke leher atau jatuh di pundak, maka hanya wajib mengusap rambut yang menempel di kepala.

Dan lagi, mereka berselisih pendapat dengan mazhab Maliki dan juga dengan imam-imam mazhab yang lain mengenai perlakuan dua telinga sebagai sebahagian daripada kepala, maka membasuh kepala dengan mengusapnya adalah memadai, dengan syarat tangan melepasi kepala dan ini. adalah makruh. Membasuh kedua kaki hingga ke buku lali, iaitu dua tulang yang kelihatan di bawah pedang di atas tapak kaki, dan kewajipan kedua kaki ini telah dijelaskan oleh mazhab yang lain. Secara tertib, wajib membasuh muka sebelum membasuh dua dhiro', membasuh dua dhiro' sebelum menyapu kepala, dan menyapu kepala sebelum membasuh kedua kaki.

Jika mereka tidak bersetuju dengan perintah, maka wuduk mereka tidak sah dan mereka bersetuju dalam perkara ini dengan pengikut Imam Syafi'i. Menurut pandangan mazhab Hambali dan pengikutnya, rumusan fardhu {ulwud{u' ialah membasuh muka termasuk bahagian dalam mulut dan hidung, membasuh kedua tangan hingga kedua siku, menyapu kedua-dua seluruh kepala termasuk kedua telinga. , membasuh kedua kaki hingga kedua buku lali, tertib dan muwalat.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

geografis dan segmentasi demografis. Target pasar toko mebel samsuri adalah pasar sasaran jangka pendek, pasar sasaran primer dan sasaran sekunder. Dan posisi pasar toko

Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Pendidikan Terakhir Dari hasil survey berdasarkan pendidikan terakhir responden pada diagram dibawah ini dapat dilihat