• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPT Perpustakaan Universitas Jember

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "UPT Perpustakaan Universitas Jember"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inflasi, PDB dan pendidikan terhadap pengangguran di Indonesia. Dengan menggunakan metode kuadrat terkecil biasa, diperoleh hasil bahwa inflasi dan pendidikan berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengangguran di Indonesia. Pengaruh inflasi, PDB dan pendidikan terhadap tingkat pengangguran di Indonesia; Ahmad Iswantoro Program Studi Ekonomi Pembangunan Jurusan Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember.

Hasil estimasi menunjukkan bahwa inflasi mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap tingkat pengangguran di Indonesia yang ditunjukkan dengan nilai t probabilitas sebesar 0,0026. PDB tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengangguran di Indonesia, dibuktikan dengan nilai t probabilitas sebesar 0,9992. Pendidikan yang dinyatakan sebagai persentase penduduk yang berpendidikan menengah atas mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap tingkat pengangguran di Indonesia yang ditunjukkan dengan nilai t probabilitas sebesar 0,0002.

Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah pengangguran di Indonesia akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah lulusan SMA. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh diploma Sarjana Ekonomi bidang Studi Ekonomi dan Pembangunan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jemberg. Sebastiana Viphindartin, M.Kes selaku Kepala Departemen Ilmu Ekonomi dan Kajian Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember;

Teman-teman Jurusan Ekonomi dan Studi Pembangunan angkatan 2013, terima kasih telah membagi ilmu dan kebersamaannya.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang Masalah
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat penelitian

Namun peningkatan jumlah pekerja berbanding terbalik dengan jumlah pengangguran, sehingga jumlah pengangguran semakin menurun setiap tahunnya. Sebab, banyaknya lapangan pekerjaan di Indonesia lambat laun dapat meningkatkan jumlah penyerapan tenaga kerja Indonesia. Turunnya angka pengangguran di Indonesia memberikan gambaran faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi turunnya angka pengangguran tersebut.

Masalah pengangguran merupakan permasalahan yang penting karena dapat dikaitkan dengan beberapa indikator perekonomian dalam suatu negara. Pertumbuhan ekonomi merupakan penambah PDB, dan PDB sendiri merupakan produk nasional yang diwujudkan oleh faktor-faktor produksi dalam negeri (milik warga negara dan asing) yang ada di dalam negeri (Sadono Sukirno, 1994). Pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan PDB dikatakan mampu menyerap lapangan kerja dalam negeri, karena dengan meningkatkan pendapatan nasional melalui PDB maka kapasitas produksi dapat ditingkatkan.

Hal ini menunjukkan bahwa menurunnya PDB suatu negara mungkin berkaitan dengan banyaknya jumlah pengangguran di negara tersebut (Mankiw, 2000). Indikator ekonomi lain yang dapat mempengaruhi tingkat pengangguran adalah tingkat pendidikan di negara tersebut. Tingkat pendidikan yang merupakan modal pembangunan manusia dapat menyediakan tenaga kerja yang lebih terampil sehingga dapat menjamin efisiensi dan efektivitas dalam memberikan kesempatan kerja bagi pekerja terampil di pasar tenaga kerja (Suaidah dan Cahyono, 2011).

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inflasi, PDB dan pendidikan terhadap pengangguran di Indonesia. Periode tahun digunakan sebagai periode penelitian karena untuk melihat bagaimana situasi pengangguran di Indonesia dan dampaknya terhadap inflasi, PDB dan pengangguran pada krisis keuangan tahun 1987 (Raz et al, 2012). Krisis keuangan tahun 1987 terjadi akibat turunnya indeks komposit harga saham di pasar saham Amerika Serikat yang melebihi 30%.

Dapat digunakan untuk menambah informasi tentang hubungan pengangguran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di Indonesia.

Gambar  1.1  Jumlah  Tenaga  Kerja,  Bekerja  dan  Pengangguran  di  Indonesia  Tahun  1996-2015 (Sumber: Badan Pusat Statistika, 2017)
Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja, Bekerja dan Pengangguran di Indonesia Tahun 1996-2015 (Sumber: Badan Pusat Statistika, 2017)

TINJAUAN PUSTAKA

Landasan Teori

  • Pengangguran
  • Teori Inflasi
  • Teori Pertumbuhan Ekonomi
  • Teori Human Capital

Dalam artikel tersebut, Phillips menunjukkan korelasi negatif antara tingkat pengangguran dan inflasi (tingkat perubahan upah). Menurut Dernburg dan Karyaman Muchtar, jika inflasi yang diinginkan rendah, maka akan terjadi tingkat pengangguran yang sangat tinggi. Square) dengan model regresi linier berganda. jumlah penduduk, inflasi, PDB dan upah) bersama-sama mempengaruhi tingkat pengangguran di Indonesia.

Diduga terdapat pengaruh inflasi terhadap pengangguran, yaitu semakin tinggi inflasi di Indonesia maka akan semakin tinggi pula angka penganggurannya. Diduga terdapat pengaruh besarnya PDB (produk domestik bruto) terhadap pengangguran, bahwa semakin tinggi besaran PDB (produk domestik bruto) di Indonesia maka semakin rendah pula tingkat penganggurannya. Diduga terdapat pengaruh tingkat pendidikan terhadap tingkat pengangguran, bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan di Indonesia maka tingkat pengangguran akan semakin rendah.

Dengan mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama, digunakan uji F dengan menetapkan hipotesis sebagai berikut: H0 : α1 = α2, = 0 , yaitu tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara inflasi, PDB dan tingkat pendidikan terhadap tingkat pengangguran secara simultan. H1 : α1 ≠α2 ≠0 yaitu terdapat pengaruh signifikan inflasi, PDB dan tingkat pendidikan terhadap pengangguran secara simultan. H1 : α3 > 0 yaitu terdapat pengaruh positif signifikan variabel tingkat pendidikan terhadap variabel pengangguran di Indonesia.

Tingkat Pengangguran : Variabel tingkat pengangguran yang digunakan adalah tingkat pengangguran Indonesia dalam satuan persentase. Pendidikan yang ditentukan oleh persentase penduduk yang berpendidikan menengah atas mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap tingkat pengangguran di Indonesia.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Keterangan:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Keterangan:

Penelitian Sebelumnya

Kerangka Konseptual

Resesi ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1980an disebabkan oleh turunnya harga minyak dan meningkatnya defisit perekonomian (Raz et al, 2012). Kondisi tersebut terus berlanjut sehingga mengakibatkan terjadinya krisis pada sektor komersial dan keuangan di Indonesia. Setiap peningkatan pertumbuhan ekonomi diharapkan dapat menyerap tenaga kerja sehingga mengurangi jumlah pengangguran.

Jika inflasi dihitung inflasi yang terjadi pada harga-harga secara umum, maka tingginya inflasi yang terjadi akan menyebabkan naiknya suku bunga (pinjaman). Oleh karena itu, tingkat suku bunga yang tinggi akan menurunkan investasi pada pengembangan sektor-sektor produktif (Sukirno, 2006). Hal ini akan berdampak pada tingginya angka pengangguran akibat rendahnya kesempatan kerja akibat rendahnya investasi.

Hipotesis Penelitian

METODE PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data

Metode Analisis Data

  • Spesifikasi Model Penelitian
  • Pengujian Statistik
  • Pengujian Penyimpangan Asumsi Klasik

Uji F dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai F hitung dengan F tabel, dimana nilai F hitung dapat dipenuhi dengan rumus sebagai berikut. Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan t-statistik, dimana nilai t hitung dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut. Koefisien determinasi (R2) merupakan angka yang memberikan proporsi atau persentase terhadap total variasi variabel terikat (Y) yang dijelaskan oleh variabel bebas (X).

Kecilnya nilai R2 berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir seluruh informasi yang diperlukan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2005:85). Asumsi klasik terpenuhi jika digunakan statistik parametrik untuk memperoleh model regresi yang baik, maka model regresi harus bebas dari multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas, serta data yang dihasilkan harus berdistribusi normal.

Tujuan uji normalitas adalah untuk memeriksa apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau variabel residu berdistribusi normal (Ghozali. Tujuan uji autokorelasi adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antar faktor perancu dalam periode t dan kesalahan pada periode t -1 (sebelumnya) Pengujian autokorelasi dilakukan dengan membandingkan hasil uji Durbin Watson dengan tabel uji Durbin Watson.

Menurut Ghozal, pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi telah menemukan korelasi antar variabel independen. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya ketimpangan varians antara sisa pengamatan yang satu dengan pengamatan yang lain dalam model regresi. Kriteria yang digunakan adalah jika χ2 tabel lebih kecil dari nilai obs*R-squared, maka hipotesis nol yang menyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model dapat ditolak.

Gambar 3.1 Kriteria Pengujian Autokorelasi  c.  Uji Multikolinieritas
Gambar 3.1 Kriteria Pengujian Autokorelasi c. Uji Multikolinieritas

Definisi Operasional Variabel

Perhitungan ini menggunakan besaran tingkat inflasi majemuk di Indonesia selama periode 1 tahun (year-over-year) dalam satuan persentase dengan menggunakan indeks harga konsumen. Tingkat Pendidikan : Tingkat pendidikan adalah persentase jumlah penduduk yang mempunyai tingkat pendidikan tamatan SMA.

PEMBAHASAN

Gambaran Umum Pengangguran di Indonesia

Hasil Analisis

  • Hasil Uji Statistik
  • Hasil Uji Asumsi Klasik

Pembahasan

  • Analisis Hubungan Inflasi Terhadap Tingkat
  • Analisis Hubungan GDP Terhadap Tingkat
  • Analisis Hubungan Pendidikan Terhadap

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Gambar

Gambar  1.1  Jumlah  Tenaga  Kerja,  Bekerja  dan  Pengangguran  di  Indonesia  Tahun  1996-2015 (Sumber: Badan Pusat Statistika, 2017)
Gambar 1.2 Inflasi di Indonesia Tahun 1997-2015 (Sumber: World Bank, 2017)  Berdasarkan  Gambar  1.2  di  atas  menunjukkan  laju  inflasi  yang  terjadi  di  Indonesia  pada  tahun  1997  –  2015  setiap  tahunnya  mengalami  kenaikan  dan  penurunan
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Keterangan:
Gambar 3.1 Kriteria Pengujian Autokorelasi  c.  Uji Multikolinieritas

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Regresi Linear Berganda Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda dengan variabel Upah Minimum Provinsi UMP, Investasi Pariwisata, dan