• Tidak ada hasil yang ditemukan

Urgensi Berbakti kepada Orang tua dalam Islam Ibrahim Muhammad Ismail

N/A
N/A
Ibrahim Muhammad Ismail

Academic year: 2023

Membagikan "Urgensi Berbakti kepada Orang tua dalam Islam Ibrahim Muhammad Ismail"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

MATA KULIAH PENULISAN MAKALAH

Dosen Pengampu : Maryono S.Th.I M.Pd.I

Disusun oleh :

Ibrahim Muhammad Ismail MA’HAD AL-IHSAN SURABAYA

Tahun 2022

MA'HAD AL-IHSAN SURABAYA

Alamat : Jalan Simo Tambaan Sekolahan, No. 09, RT 010/ RW 002, Simomulyo,

Kecamatan Sukomanunggal, Kota Surabaya, Jawa Timur 60281

(2)

Urgensi Berbakti kepada Orang tua dalam Islam

Ibrahim Muhammad Ismail Email:ibrahimeko123@gmail.com

ABSTRAK

Islam sangat memperhatikan adab seorang muslim dalam kehidupan sehari-harinya. Dalam Islam, orang tua memiliki peranan yang besar dalam Islam, oleh karena itu birrul walidain atau berbakti kepada kedua orang tua memiliki kedudukan yang istimewa dalam Islam dan telah diatur dengan baik oleh Islam. Dan kewajiban berbakti kepada orang tua berlaku tidak hanya ketika mereka berdua masih hidup, tetapi juga ketika mereka telah meninggal.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membahas tentang bagaimana pentingnya berbakti kepada orang tua dalam Islam.

Metode penelitian ini menggunakan tipe kualitatif melalui studi kepustakaan dengan menerapkan analisis isi. Pembahasan penelitian ini meliputi pengertian birrul walidain beserta dalil- dalil Al-Qur’an dan hadits Nabi shalallahu alaihi wasallam tentang kewajiban birrul walidain, mengetahui cara birrul walidain, keutamaan birrul walidain, dan dampak mengabaikan birrul walidain.

Dan maka sepatutnya seorang muslim untuk mempelajari hak-hak orang tua di dalam agama Islam dan berhati-hati dalam bermuamalah dengan orang tua.

Kata kunci: Berbakti, Orang tua, Islam

ABSTRACT

Islam pays great attention to the manners of a Muslim in his daily life. In Islam, parents have a big role in Islam, therefore birrul walidain or filial piety to both parents has a special position in Islam and has been well regulated by Islam. And the obligation of filial piety to parents applies not only when they are both still alive but also when they have died. The purpose of this study is to discuss the importance of filial piety to parents in Islam.

This research method uses a qualitative type through literature study by applying content analysis. The discussion of this research includes the understanding of birrul walidain along with the arguments of the Qur’an and the hadith of the Prophet shalallahu alaihi wasallam about the obligations of birrul walidain, knowing how to birrul walidain, the virtues of birrul walidain, and the impact of ignoring birrul walidain.

And so it is fitting for a Muslim to study the rights of parents in Islam and be careful in dealing with parents.

Keywords: Filial Piety , Parents, Islam

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Islam adalah agama yang sempurna, yang telah mengajarkan kepada muslim tentang adab dan akhlak yang mulia dari hal yang remeh hingga hal yang besar. Berbakti kepada kedua orang tua diantara salah satu akhlak muslim yang sangat dianjurkan dalam Islam bahkan diwajibkan atas kaum muslimin, sebagaimana Allah Ta’ala menyandarkan perintah peribadahan kepada Nya dengan berbakti kepada orangtua, ini menunjukkan betapa mulia perintah ini disisi-Nya.

Diantara fenomena di negara kita ini, makin hari banyak sekali dari kaum muslimin yang melalaikan berbakti kepada orangtua , padahal hak-hak mereka tidak pernah gugur baik mereka masih hidup ataupun mereka meninggal dunia dan jasa jasa mereka yang tidak bisa kita balas.

Faktor-faktor ini disebabkan ketidaktahuan mereka tentang kedudukan keduaorangtua dalam Islam dan kedangkalan ilmu agama mereka. Dan berikut salah satu peristiwa menyedihkan yang telah dilakukan orang seorang anak kepada bapaknya:“Detail Berita Sadis! Seorang Anak Penggal Kepala Bapak hingga putus . Sungguh sadis yang dilakukan seorang anak di Lampung Tengah yang tega membunuh bapak kandungnya. Pelaku berinisial KPW alias Jaya (32) itu bahkan nekat memenggal kepala bapaknya hingga putus.1wal’iyadzubillahimindzalik dari perbuatan mereka.

Dan masih banyak lagi peristiwa yang semisal dengannya. Yang Perbuatan-perbuatan mereka itu mencerminkan sifat lalai mereka dari hak-hak orangtuanya.

Dikarenakan banyaknya fenomena kelalaian kaum muslimin dari berbakti kepada orangtua maka penulis akan mengangkat tema dengan penulisan makalah ilmiah berjudul “urgensi berbakti kepada orangtua dalam Islam”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari berbakti kepada orangtua di dalam Islam.

2. Bagaimana berbakti kepada orangtua.

1 Nur Ihsan Yuniarto, “Biadab, Anak di Lampung Tengah Penggal Kepala Bapak”

https://lampung.inews.id/berita/biadab-anak-di-lampung-tengah-penggal-kepala-bapak (diakses Selasa, 23 Maret 2021 – 12:27:00 WIB).

(4)

3. Apa keutamaan berbakti kepada orangtua.

4. Apakah dampak dari melalaikan berbakti kepada orangtua.

1.3 TUJUAN

1. Mengetahui definisi dari berbakti kepada orangtua.

2. Mengetahui cara berbakti kepada orangtua.

3. Mengetahui keutamaan dari berbakti kepada orangtua.

4. Mengetahui dampak dari melalaikan berbakti kepada orangtua.

1.4 MANFAAT

Manfaat yang dapat diambil yaitu membantu pembaca dalam memahami bahwasanya berbakti kepada orang tua (birrul walidain) merupakan salah satu akhlak yang mulia di dalam agama Islam. Dan termasuk amalan yang agung disisi Allah karena besarnya jasa orangtua kepada anak- anaknya sehingga Islam sangat memperhatikan adab ini didalam masyarakat muslim. Dan bisa menghindari hal-hal yang melalaikan berbakti kepada keduaorangtua ketika mereka masih hidup atau sudah meninggal.

BAB II

PEMBAHASAN MASALAH 1. Definisi dari berbakti kepada orangtua di dalam Islam

A. Makna berbakti kepada orangtua secara bahasa dan istilah .

Berbakti kepada orangtua dalam istilah Bahasa Arab adalah

نيدلاولاّرِب

birrulwaalidain yang terdiri dari dua kata yang diawali

ّرِبلا

yang diambil fi’il

ّرُبَي َرَب

artinya taat , berbakti dan bersikap baik sopan dan juga bermakna

ّرِبلا

bermakna seluruh yang terkumpul darinya kebaikan dan asal ketaaatan sebagaimana dikatakan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wassalam:

ُنْسُح ّرِبلا قلُخلا»»

2 yang artinya “kebaikan itu adalah akhlak yang baik” .

Dan kata kedua adalah

نيَدلاولا

yang artinya ayah dan ibu. Dan mereka berdualah yang melahirkan dan mengurus dan membesarkan kita dengan kesabaran dan penuh kasih sayang serta tulus mengharapkan anak-anaknya berguna untuk masa depan .

2 HR Muslim (2553)

(5)

Dan secara syariat Islam artinya taat dan berbuat baik kepada ayah dan ibu dengan perbuatan, perkataan, dan hati dengan niat mendekatkan diri kepada Allah ىلاععت . 3 (Sa’id Ali bin Wahfa Al Qathani).

Dalam buku “Birrul Wālidain” Yazid bin Abdul Qadir Jawas, beliau mengemukakan bahwasanya berbakti kepada kedua orang tua yaitu “menyampaikan kebaikan kepada kedua orang tua semampu kita dan bila memungkinkan mencegah gangguan terhadap keduanya”.4

B. Hukum berbakti kepada orangtua dalam Islam.

Dan hukum nya adalah wajib atas setiap muslim berdasarkan dalil-dalil yang ada di dalam Alquran dan Sunnah Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam meskipun, orangtuanya nonmuslim dengan syarat perintahnya bukan termasuk apa-apa yang Allah haramkan dan kemaksiatan. Dan berbakti kepada orangtua termasuk amal dan ketaatan yang paling agung disisi Allah Ta’ala hingga Allah Ta’ala mengaitkan perintah peribadahan kepada Nya setelahnya perintah berbakti kepada orangtua . Dan termasuk penyambung tali kekerabatan yang paling kuat. Dan melalaikan hak-hak berbakti kepada kedua orangtua termasuk dari dosa besar.

C. Dalil kewajiban berbakti kepada orangtua dalam Al-Quran

Banyak sekali dalil-dalil dalam Al-Quran yang mewajibkan kepada setiap muslim untuk berbakti kepada orangtua maka penulis disini hanya akan mengangkat empat ayat saja dari sekian banyaknya ayat Al-Quran yang berbicara tentang berbakti kepada orangtua:

 Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

َهّٰللا َلِا َنْوُدُبْعَت َل َلْيِءاَرْسِا ِنَب َق اَثْيِم اَنْذَخَا ْذ ِاَو ْۤي ىِذَو اًًًن ا ًًَسْحِا ِنْيَدًًِل اَوْل اِبَو

اوًًُت ٰاَو َةوٰل ًًَصلا اوًًُمْيِقَاَو اًن ًًْسُح ِس اَنلِل اْوًًُلْوُقَو ِنْيِک ًًٰسَمْل اَو ىٰمٰتَيْل اَو ىٰبْرُقْلا نْوُضِرْعّم ْمُتًْن َاَو ْمُکْنّم ًلْيِلَق َلِا ْمُتْيَلَوَت َمُث  َةوٰکَزلا ۗ 

3 Said Ali bin Wahfa Al Qathani, “Birrulwalidain” (Riyadh)

4 Hofifah Astuti, “Berbakti Kepada Orang Tua dalam Ungkapan Hadis” Jurnal Riset Agama, Volume 1, Nomor 1 (April 2021): hal 48

(6)

“Dan (ingatlah) ketika kami mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah kamu menyembah selain Allah dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah sholat dan tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari) kecuali sebagian kecil dari kamu dan kamu (masih menjadi) pembangkang.”.5

 Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

اَو ىٰبْرًًُقْلا ىِذًًِبَو اًًًن ا ًًَسْحِا ِنْيَدًًِل اَوًًْل اِبَو  اًًئًْي َش ِب اْوُكِر ْشُت َلَو َهّٰللا اوُدُبْع اَو ۗ  ٖه

ْنًًًَجْل اِب ِبِح اَصل اَو ِبُنًُجْلا ِراًَجْل اَو ىٰبْرُقْلا ىِذ ِراًَجْل اَو ِنْيِكٰسَمْلا َو ىٰمٰتَيْل

ۢۢب

 اًرْوُخَف ًل اَتْخُم َن اَك ْنَم ّبِحُي َل َهّٰللا َنِا  ْمُكُن اَمْيَا ْتَكًَلَم اَمَو  ِلْيِبَسلا ِنْب اَو ۗ  ۙ 

“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki.

Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri,”6

 Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

َرًًَبِكْلا َكَدًًْنِع َنَغُلْبًًًَي اَمِا  اًن اَسْحِا ِنْيَدِل اَوْل اِبَو ُهاَيِا َلِا ا ُدُبْعَت َل َا َكّبَر ىٰضَقَو ۗ  ۤا ْۤو

ْضِفْخ اَو اًًًمْيِرَك ًلْوَق اَمُهَل ْلُقَو اَمُهْرَهْنَت َلَو ّفُا َمُهَل ْلُقَت َلَف اَمُهٰلِك ْوَا َمُهُدَحَا ۤا ۤا  اًرْيِغَص ْيِنٰيَبَر اَمَك اَمُهْمَحْرا ّبَر ْلُقَو ِةَمْحَرلا َنِم ّلّذلا َح اَنَج اَمُهَل

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.””7

5 (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 83) 6 (QS. An-Nisa’ 4: Ayat 36) 7 (QS. Al-Isra’ 17: Ayat 23-24)

(7)

 Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

ٗهُلْمَحَو  اًهْرُك ُهْتَعَضَوَو اًهْرُك ٗهّمُا ُهْتًَلَمَح  اًن اَسْحِا ِهْيَدِل اَوِب َن اَسْن ِ ْلا اَنْيَصَوَو ۗ  ۗ 

ِنْعِزْوَا ّبَر َل اَق  ًةَنَس َنْيِعَبْرَا َغَلَبَو ٗهَد ُشَا َغَلَب اَذِا ى َح  اًرْه َش َنْوُثًٰلَث ٗهُلٰصِفَو

ْۤي ۙ  ّٰۤت ۗ 

ُهٮٰضْرَت اًحِل اَص َلَمْعَا ْن َاَو َيَدِل اَو ىٰلَعَو َيَلَع َتْمَعْنَا ِتَلا َكَتَمْعِن َرُك ْشَا ْنَا ْۤي

َنْيِذَلا َكِئٰٓلوُا َنْيِمِل ًًْسُمْلا َنِم ْيّن ِاَو َكًًْيَلِا ُتْبُت ْيّنِا  ْيِتَيّرُذ ْيِف ْيِل ْحِل ًًْص َاَو ۗ 

َدًًْعَو  ِةَنَجْلا ِبٰحْصَا ِف ْمِهِتٰاّيَس ْنَع ُزَواَجَتًَنَو اْوُلِمَع اَم َنَسْحَا ْمُهْنَع ُلَبَقَتًَن ۗ  ْۤي

َنْوُدَعْوُي اْوُن اَك ْيِذَلا ِقْدّصلا

“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia berdoa, “Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertobat kepada Engkau, dan sungguh, aku termasuk orang muslim.” Mereka itulah orang-orang yang Kami terima amal baiknya yang telah mereka kerjakan, dan (orang-orang) yang Kami maafkan kesalahan-kesalahannya, (mereka akan menjadi) penghuni-penghuni surga. Itu janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka.”8.

Ayat ayat Al-Qur’an diatas telah digunakan banyak ulama sebagai dalil-dalil tentang berbakti kepada keduaorangtua dikarenakan termuat didalamnya tentang penjelasan :

 Perintah yang jelas tentang berbakti kepada orangtua sudah ada sebelum datangnya Islam yaitu dari kaum Bani Israil.

 Adab-adab kepada orangtua yang seorang muslim wajib ditunaikan dalam Islam.

 Kedudukan orangtua yang agung dalam Islam.

 Balasan kepada orang-orang yang berbakti kepada orangtuanya.

D. Dalil kewajiban berbakti kepada orangtua dalam hadits shahih.

8 (QS. Al-Ahqaf 46: Ayat 15-16)

(8)

Setelah penulis membahas dalil-dalil Al-Quran tentang berbakti kepada orangtua, sekarang penulis akan membahas dalil-dalil dari hadits-hadits shahihah yang berkaitan dengan berbakti kepada orangtua Disini penulis akan mengangkat lima hadits shahih di kitab Riyadhus Shalihin yang berbicara tentang berbakti kepada orangtua:

 Hadits pertama

َيبنلا تلأس :َلاَق هنع هللا يضر دوعسم نب هللا دبع نمحرلا دبع يب َأ نعو ىَلَع ُةَل ًًَصلا)) :َلاًًَق ؟ىَلاَعَت ِهللا ىَلِإ ّبَحَأ ِلَمَعلا ّيأ :ملسو هيلع هللا ىلص يف ُداَهِجلا)) :َلاَق ؟ّيَأ َمُث : ُتْلُق ،((ِنْيَدِلاَولا ّرِب)) :َلاَق ؟ّيأ َمُث : ُتْلُق ،((اَهِتْقَو

ِهيَلَع ٌقَفَتُم .((هللا ِليبس

.

Dari Abu Abdirrahman yaitu Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu katanya: Saya bertanya kepada Nabi shalallahualaihi wassalam.: "Manakah amalan yang lebih tercinta di sisi Allah?" Beliau menjawab: "Yaitu shalat menurut waktunya." Saya bertanya pula: "Kemudian apakah?" Beliau menjawab: "Berbakti kepada orang tua." Saya bertanya pula: "Kemudian apakah?" Beliau menjawab: Yaitu berjihad fisabilillah."9.

 Hadits ketiga

هًًللا ىلًًص هًًللا ِلوُسَر ىَلِإ لجر ءاج :َلاَق هنع هللا يضر ةريره يبأ نعو :َلاًًَق ؟يِتَباَح ًًَص ِن ًًْسُحِب ِساَنلا ّقًًَح َأ ْنَم هًًللا لو ًًُسَر اًًَي :َلاَقَف ملسو هيلع

َمُث :َلاًًَق ،((َكّم ُأ)) :َلاًًَق ؟ْنَم َمُث :َلاَق ،((َكّمُأ)) :َلاَق ؟ْنَم َمُث :َلاَق ((َكّمُأ)) .هيلَع ٌقَفَتُم .((َكوُبأ)) :َلاَق ؟ْنَم

،َكّمُأ َمُث ،َكّمُأ)) :َلاًًَق ؟ِةَبْح ًًّصلا ِنْسُحب ّقَح َأ ْنَم !هللا لوُسَر اَي :ةياور يفو .((َكاَنْدأ َكاَنْدأ َمُث ،َكاَبَأ َمُث ،َكّمُأ َمُث

ٍلًًعفب بوًًصنم َوًًُه اذًًكه ((كابأ َمُث)) :هلوقو .ِةبحصلا :ىنعمب ((ُةَباَحَصلاَو)) .حضاو اذهو ،((كوبأ َمُث)) :ةياور يفو .َكاَبأ َرُب َمُث :يأ ، ٍفوذحم

9 (HR. Bukhari dan Muslim) dinukil dari kitab Riyadhus Shalihin hadits no.312.bab birrulwalidain karya Imam An Nawawi

(9)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu lagi, katanya: “Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah shalallahualaihi wassalam lalu berkata: “Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak untuk saya persahabati dengan sebaik-baiknya – yakni siapakah yang lebih utama untuk dihubungi secara sebaik-baiknya?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Ia bertanya lagi: “Lalu siapakah?” Beliau menjawab:

“Ibumu.” Orang itu sekali lagi bertanya: “Kemudian siapakah?” Beliau menjawab lagi: “Ibumu.”

Orang tadi bertanya pula: “Kemudian siapa lagi.” Beliau menjawab: “Ayahmu.” 10 Dalam riwayat lain disebutkan:

“Ya Rasulullah. Siapakah orang yang lebih berhak untuk dipersahabati – dihubungi – secara sebaik- baiknya?” Beliau menjawab: “Ibumu, lalu ibumu, lalu ibumu, lalu ayahmu, lalu orang yang terdekat denganmu, yang terdekat sekali denganmu.”

Ashshahabah artinya persahabatannya. Sabdanya كابأ مث, demikian ini dimanshubkan dengan fi’il yang dibuang, jelasnya birra abaka yakni berbaktilah kepada ayahmu. Dalam riwayat lain disebutkan كوبأ مث dan ini jelas artinya.

 Hadits keempat

مِغر)) :َلاًًَق ملًًسو هيلع هللا ىلص يبنلا نع هنع هللا يضر ةريره يبأ نع اًًَمهيلِك ْوَأ امُهدَحَأ ،ِرَبِكلا َدْنِع ِهيوَبأ َكَرْدأ ْنَم ُفْنأ َمِغَر َمُث ،ُفْنأ َمِغَر َمُث ،ُفنَأ .ملسم هاور .((َةَنَجلا ِلُخْدَي ْمَلَف

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu pula dari Nabi shalallahualaihi wassalam. sabdanya: “ memperolehi kehinaan besarlah, kemudian memperolehi kehinaan besarlah, kemudian memperolehi kehinaan besarlah – orang yang sempat menemui kedua orangtuanya di kala usia tua, baik salah satu atau keduanya, tetapi orang tadi tidak dapat masuk syurga – sebab tidak berbakti kepada orangtuanya.”

11

Hadits kelima

يّمُأ َيَلَع ْتَمِدَق : ْتَلاَق ،امهنع هللا يضر قيدصلا ركب يبَأ ِتنب َءامسأ نعو لو ًًُسَر ُتْيَتْفَت ًًْساف ،ملسو هيلع هللا ىلص هللا ِلوسر ِدْهَع يف ٌةكرشُم َيِهَو

10 (HR Bukhari dan Muslim) dinukil dari kitab Riyadhus Shalihin hadits no. 316 bab birrulwalidain karya Imam An Nawawi

11 (HR Muslim) dinukil dari kitab Riyadhus Shalihin hadits no.317 bab birrulwalidain karya Imam An Nawawi Muhyiddin bin Syaraf

(10)

؟يّمُأ ُلِصأَفأ ،ٌةَبِغاَر َيِهَو يّمُأ َيَلَع ْتَمِدَق : ُتْلُق ،ملسو هيلع هللا ىلص هللا .ِهيَلَع ٌقَفَتُم .(( ِكَمُأ يِلِص ،ْمَعَن)) :َلاَق نِم اًًَهّمُأ ْتَناًًَك :َليِق ؛اًئْي َش ينُلأْسَت يِدْنِع اَميِف ٌةَعِماَط :ْيأ ((ٌةَبِغاَر)) :اَهُلوَقَو .لولا ُحيحصلاَو ،ِةَعاَضَرلا نِم :ليقَو ، ِبَسَنلا

Dari Asma’ binti Abu Bakar as-Shiddiq radhiallahu ‘anhuma, katanya: “Ibuku datang ke tempatku sedang dia adalah seorang musyrik di zaman Rasulullah shalallahualaihi wassalam. – Yaitu di saat berlangsungnya perjanjian Hudaibiyah antara Nabi s.a.w. dan kaum musyrikin.

Kemudian saya meminta fatwa kepada Rasulullah shalallahualaihi wassalam., saya berkata: “Ibuku datang padaku dan ia ingin meminta sesuatu, apakah boleh saya hubungi ibuku itu, padahal ia musyrik?” Beliau shalallahualaihi wassalam. bersabda: “Ya, hubungilah ibumu.”12

Ucapan Asma’: ةبغار artinya ialah ingin sekali meminta sesuatu yang ada padaku. Ada yang mengatakan bahawa yang datang itu benar-benar ibunya sendiri dari nasabnya, tetapi ada puia yang mengatakan bahawa itu adalah ibunya dari susuan yakni yang pernah menyusuinya waktu kecil.

Yang shahih ialah pendapat yang pertama yakni ibunya sendiri.

Hadits-hadits diatas telah digunakan banyak ulama sebagai dalil-dalil tentang berbakti kepada keduaorangtua dikarenakan termuat didalamnya tentang penjelasan :

 Bahwasanya amalan berbakti kepada orangtua lebih utama daripada jihad fisabilillah.

 Penegasan atas besarnya hak seorang ibu dan ini telah difirmankan oleh Allah di Al-Quran

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya.

Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.

Hanya kepada Aku kembalimu."(QS. Luqman 31 :14)

 Kabar gembira bagi yang memuliakan orang tuanya dengan dimasukkan Allah kedalam surga, terutama di saat mereka tua dan lemah.

12 (HR Bukhari dan Muslim) dinukil dari kitab Riyadhus Shalihin hadits no.325 bab birrulwalidain karya Imam An Nawawi Muhyiddin bin Syaraf

(11)

 Dibolehkannya menjalin hubungan kekerabatan dengan orangtua yang masih musyrik, dan ini dibuktikan dengan firman Yang Maha Kuasa: “Dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik” (QS Luqman 31 : 15).

2. Cara berbakti kepada orangtua.

Setelah kita mengetahui definisi dari berbakti kepada orangtua beserta dalil-dalil yang berkaitan dengannya maka selayaknya bagi kita juga mengetahui cara yang terbaik untuk berbakti kepada orangtua.

Berbakti kepada orangtua itu terbagi menjadi dua bagian:

A. Berbakti kepada orangtua ketika mereka masih hidup.

B. Berbakti kepada orangtua ketika mereka sudah meninggal.

A. Berbakti kepada orangtua ketika mereka masih hidup.

Disini penulis akan membahas bagaimana seorang muslim berbakti kepada orangtua ketika mereka masih hidup sesuai dengan ajaran agama Islam:

 Berusaha mentaati perintah ayah dan ibu dalam setiap perintah keduanya walaupun mereka berdua nonmuslim kecuali dalam perkara-perkara kemaksiatan kepada Allah Ta’ala.

Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

... ِفوُرْعَمْلا ىِف ُةَعاَطلا اَمَنِإ ، ٍةَيِصْعَم ىِف َةَعاَط َل...

“Tidak ada kewajiban ta’at dalam rangka bermaksiat (kepada Allah). Ketaatan hanyalah dalam perkara yang ma’ruf (bukan maksiat).”13

 Lebih mengutamakan bakti kepada ibu daripada ayah dalam sebuah perintah jikalau perintah mereka berdua bersamaan.

Sebagaimana Rasulullah shalallahu alaihi wasallam katakan dalam hadits shahih

هًًللا ىلًًص هًًللا ِلو ًًُسَر ىَلِإ لًًجر ءاج :َلاَق هنع هللا يضر ةريره يبأ نعو :َلاًًَق ؟يِتَباَح ًًَص ِن ًًْسُحِب ِساَنلا ّقًًَح َأ ْنَم هًًللا لو ًًُسَر اًًَي :َلاَقَف ملسو هيلع

َمُث :َلاًًَق ،((َكّم ُأ)) :َلاًًَق ؟ْنَم َمُث :َلاَق ،((َكّمُأ)) :َلاَق ؟ْنَم َمُث :َلاَق ((َكّمُأ)) هيلَع ٌقَفَتُم .((َكوُبأ)) :َلاَق ؟ْنَم

13 (HR.Bukhari no. 7145 dan Muslim no. 1840)

(12)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu lagi, katanya: “Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah shalallahualaihi wassalam lalu berkata: “Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak untuk saya persahabati dengan sebaik-baiknya – yakni siapakah yang lebih utama untuk dihubungi secara sebaik-baiknya?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Ia bertanya lagi: “Lalu siapakah?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Orang itu sekali lagi bertanya: “Kemudian siapakah?” Beliau menjawab lagi: “Ibumu.” Orang tadi bertanya pula: “Kemudian siapa lagi?.” Beliau menjawab: “Ayahmu.”

14 .

Dikarenakan seorang ibu memiliki jasa yang besar bagi anak-anaknya dalam bersusah payah mengandung anaknya selama sembilan bulan. Setelah itu melahirkannya dengan taruhan nyawanya antara hidup dan mati tidak sampai disitu saja setelah itu ibu berjuang dalam mengasuh, mendidik, dan menjaga anak-anaknya serta mengharapkan agar anak-anaknya bisa menjadi pribadi yang lebih baik di dunia dan akhiratnya.

Begitu pula dengan seorang ayah beliau memiliki jasa yang besar bagi anak-anaknya walaupun beliau tidak pernah terlihat jasanya seperti seorang ibu dalam bersusah payah untuk memenuhi kebutuhan anak dan keluarganya serta menjaga ketentraman keluarganya. Maka sepatutnya bagi anak-anaknya untuk menuruti apa saja perintah keduanya terutama perintah ibunya kecuali dalam perkara-perkara kemaksiatan kepada Allah Ta’ala maka tidak ada ketaatan kepada keduanya.

 Berbuat baik kepada keduaorangtua.

Bentuk berbuat baik kepada keduaorangtua dengan segala sesuatu yang membuat mereka berdua ridha dan senang serta menjauhi segala perbuatan dan perkataan yang membuat mereka berdua tidak ridha walaupun hanya melalui isyarat selama bukan dalam perkara-perkara yang kemasiatan kepada Allah Dalilnya Allah Ta’ala berfirman

اًناَسْحِا ِهْيَدِلاَوِب َناَسْن ِ ْلا اَنْيَصَوَو...

15

 Bertutur kata yang lembut dan sopan serta menjauhi perkataan yang menyakiti hati mereka.

Dalilnya dari Al-Quran Allah Ta’ala berfirman

14 (HR Bukhari dan Muslim) 15 (QS. Al-Ahqaf 46: Ayat 15)

(13)

16

... ...اًمْيِرَك ًلْوَق اَمُهَل ْلُقَو اَمُهْرَهْنَت َلَو ّفُا َمُهَل ْلُقَت َلَف ۤا

“...Maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik...”.

 Mendahulukan berbakti kepada keduaorangtua daripada melakukan ibadah sunnah.

Dalilnya adalah kisah Juraij seorang ahli ibadah dengan ibunya17 yang diceritakan dimana Juraij meninggalkan perintah ibunya dikarenakan sholat sunnahnya, setelah itu ibunya mendoakan kejelekan untuk Juraij.

 Menjaga nama baik keduaorangtua.

Dalilnya adalah sabda Rasulullah shalallahu alaihi wassalam

َلوُسَر َنَأ -اَمُهْنَع ُهَللَا َيِضَر- ِصاَعْلا ِنْب وِرْمَع ِنْب ِهَللَا ِدْبَع ْنَعَو .ِهْيَدِلاَو ِلُجَرلَا ُمْت َش ِرِئاَبَكْلَا ْنِم – :َلاَق – ملسو هيلع هللا ىلص – ِهَللَا

ّبُسَيَف ,ِلُجَرلَا اَب َأ ّبُسَي .ْمَعَن :َلاَق ?ِهْيَدِلاَو ُلُجَرلَا ّبُسَي ْلَهَو :َليِق

ُهَم ُأ ّبُسَيَف ,ُهَمُأ ّبُسَيَو ,ُهاَبَأ

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu

‘alaihi wa sallam bersabda, “Termasuk dosa besar ialah seseorang memaki orang tuanya.”

Ada seseorang bertanya, “Mungkinkah ada seseorang yang memaki orang tuanya sendiri?”

Beliau bersabda, “Ya, ia memaki ayah orang lain, lalu orang lain memaki ayahnya dan ia memaki ibu orang lain, lalu orang itu memaki ibunya.” 18

B. Berbakti kepada orangtua ketika mereka sudah meninggal.

Apabila seorang anak ditinggalkan oleh orangtuanya maka baktinya kepada orangtuanya tidak pernah terputus

16 (QS. Al-Isra’ 17: Ayat 23)

17 (Disebutkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod) [Dikeluarkan pula oleh Bukhari: 60-Kitab Al Anbiyaa, 48-Bab

”Wadzkur fil kitabi Maryam”. Muslim: 45-Kitab Al Birr wash Shilah wal Adab, hal. 7-8].Sumber Muhammad Abduh Tuasikal https://rumaysho.com/3382-kisah-juraij-dan-doa-jelek-orang-tuanya.html (Mei 28 2013)

18 [HR. Bukhari, no. 5973 dan Muslim, no. 90] sumber Muhammad Abduh Tuasikal https://rumaysho.com/21035- bulughul-maram-akhlak-mencaci-orang-tua-sendiri.html ( Agustus 6 2019)

(14)

 Mendo’akan kedua orang tua. Dalilnya sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

ُهَل وُعْدَي ٍحِلاَص ٍدَلَوَو ِهِب ُعَفَتْنُي ٍمْلِعَو ٍةَيِراَج ٍةَقَدَص ْنِم ٍةَث َلَث ْنِم للِإ ُهُلَمَع َعَطَقْنا ُناَسْنِ ْلا َتاَم اَذِإ

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, atau do’a anak yang shalih.”19

 Banyak meminta ampunan pada Allah untuk kedua orang tua khusus untuk orangtua muslim.

 Memenuhi janji mereka setelah meninggal dunia.

 Menjalin hubungan silaturahim dengan keluarga dekat keduanya yang tidak pernah terjalin.

 Memuliakan teman dekat keduanya.

 Bersedekah atas nama orang tua yang telah tiada.20 3. Keutamaan berbakti kepada orangtua.

Banyak sekali keutamaan berbakti kepada keduaorangtua yang para ulama telah sebutkan diantaranya sebagai berikut;21

 Termasuk dari amalan yang dicintai oleh Allah. Sebagaimana sabdanya Rasulullah shalallahu alaihi wassalam. Dari Abu Abdirrahman yaitu Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu katanya:

Saya bertanya kepada Nabi shalallahualaihi wassalam.: "Manakah amalan yang lebih tercinta di sisi Allah?" Beliau menjawab: "Yaitu shalat menurut waktunya." Saya bertanya pula:

"Kemudian apakah?" Beliau menjawab: "Berbakti kepada orang tua." Saya bertanya pula:

"Kemudian apakah?" Beliau menjawab: Yaitu berjihad fisabilillah." .22

 Termasuk sebab-sebab memasukkan orang kedalam surga. Sebagaimana sabdanya Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu pula dari Nabi shalallahualaihi

19 (HR. Muslim no. 163)

20Diambil dari Muhammad Abduh Tuasikal https://rumaysho.com/12006-doa-anak-bermanfaat-untuk-orang-tua- bagaimana-doa-cucu.html (Oktober 1 2015) dengan sedikit tambahan

21 Qismil Ilmi dari Darul wathan dkk, “Birrulwalidain washiyyatallahi ilaika” (Riyadh: Darul wathan linnasyr)

22(HR. Bukhari dan Muslim) dinukil dari kitab Riyadhus Shalihin hadits no.312.bab birrulwalidain karya Imam An Nawawi Muhyiddin bin Syaraf

(15)

wassalam. Sabdanya: “memperolehi kehinaan besarlah, kemudian memperolehi kehinaan , kehinaan besarlah, kemudian memperolehi kehinaan besarlah orang yang sempat menemui kedua orangtuanya di kala usia tua, baik salah satu atau keduanya, tetapi orang tadi tidak dapat masuk syurga – sebab tidak berbakti kepada orangtuanya.”23

 Termasuk sebab-sebab yang bisa memanjangkan umur dan menambah rezeki. Sebagaimana sabdanya Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu

‘alaihi wa sallam bersabda “Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturrahmi.”24

 Menjadi sebab penghapus dosa dan diterima amalan oleh Allah. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala: Mereka itulah orang-orang yang Kami terima amal baiknya yang telah mereka kerjakan, dan (orang-orang) yang Kami maafkan kesalahan-kesalahannya, (mereka akan menjadi) penghuni-penghuni surga. Itu janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka.”25

 Termasuk sebab-sebab yang menjadikan Allah Ta’ala ridha terhadap hambanya.

Sebagaimana sabdanya Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ashr radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Keridhaan Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua.”26

 Dan mendapatkan doa yang mustajab dari keduaorangtua. Dalilnya sabdanya Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Abu Hurairah berkata, ”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda: “Ada tiga jenis doa yang mustajab (terkabul), tidak diragukan lagi, yaitu doa orang yang dizalimi, doa orang yang bepergian dan doa kejelekan kedua orang tua kepada anaknya.”27

23(HR Muslim) dinukil dari kitab Riyadhus Shalihin hadits no.317 bab birrulwalidain karya Imam An Nawawi Muhyiddin bin Syaraf

24 (HR. Bukhari no. 5985 dan Muslim no. 2557)Sumber dari Muhammad Abduh Tuasikal https://rumaysho.com/1894- keutamaan-silaturahmi.html (Agustus 9 2011)

25 (QS: Al-Ahqaf :16)

26 (Diriwayatkan oleh Tirmidzi, hadits ini sahih menurut Ibnu Hibban dan Al-Hakim) [HR. Tirmidzi, no. 1899; Ibnu Hibban, 2:172; Al-Hakim, 4:151-152. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan]. Diambil dari sumber Muhammad Abduh Tuasikal https://rumaysho.com/20643-bulughul-maram-akhlak-mencari-ridha-orang- tua.html (Juni 11 2019)

27 (Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam Al Adabul Mufrod no. 32. Dikatakan hasan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Al Adabul Mufrod no. 24). Diambil dari sumber Muhammad Abduh Tuasikal https://rumaysho.com/1711-doa- orang-tua-pada-anaknya-doa-mustajab.html (April 29, 2011)

(16)

 Dan termasuk dari sifat para nabi dan rasul yang terdahulu. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala tentang nabi Yahya 'alaihisallam "dan sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, dan dia bukan orang yang sombong (bukan pula) orang yang durhaka."28Dan firman Allah Ta’ala tentang nabi Isa 'alaihisallam "dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka."29Dan firman Allah Ta’ala tentang perkataan nabi Ismail

‘alaihisallam kepada bapaknya nabi Ibrahim ‘alaihisallam : Dia (Ismail) menjawab, "Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.""30

4. Dampak dari melalaikan berbakti kepada orangtua

Setelah penulis membahas tentang keutamaan berbakti kepada orangtua maka selayaknya kita juga mengetahui dampak dari melalaikan berbakti kepada orangtua, agar kita tidak terjerumus dalam perbuatan tersebut.

Didalam Islam birrulwalidain (berbakti kepada orang tua) kebalikannya adalah u’ququlwalidain (durhaka kepada orangtua) dan hal ini sangat dilarang oleh Islam dan dampaknya bagi orang yang melakukan perbuatan itu sebagai berikut:

 Allah Ta’ala telah mengancam orang yang telah durhaka kepada orangtua dengan neraka dalilnya adalah dari Abu Hurairah Radhiyallahu dari Nabi shalallahualaihi wassalam.

sabdanya: “Memperolehi kehinaan besarlah, Memperolehi kehinaan besarlah, Memperolehi kehinaan besarlah– orang yang sempat menemui kedua orangtuanya di kala usia tua, baik salah satu atau keduanya, tetapi orang tadi tidak dapat masuk syurga – sebab tidak berbakti kepada orangtuanya.”31

 Termasuk dari dosa-dosa besar dalilnya adalah “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kalian mau kuberitahu mengenai dosa yang paling besar?” Para sahabat menjawab, “Mau, wahai Rasulullah.” Beliau lalu bersabda, “(Dosa terbesar adalah) mempersekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.” Beliau mengucapkan hal itu sambil duduk bertelekan pada tangannya. (Tiba-tiba beliau menegakkan duduknya dan

28 (QS. Maryam 19: Ayat 14) 29 (QS. Maryam 19: Ayat 32) 30 (QS. As-Saffat 37: Ayat 102)

31(HR Muslim) dinukil dari kitab Riyadhus Shalihin hadits no.317 bab birrulwalidain karya Imam An Nawawi Muhyiddin bin Syaraf

(17)

berkata), “Dan juga ucapan (sumpah) palsu.” Beliau mengulang-ulang perkataan itu sampai saya berkata (dalam hati), “Duhai, seandainya beliau diam.”32

 Termasuk dosa yang disegarakan adzabnya di dunia dalilnya adalah Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda “Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan balasannya bagi para pelakunya [di dunia ini] -berikut dosa yang disimpan untuknya [diakhirat]- daripada perbuatan melampaui batas (kezhaliman) dan memutus silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat).”33

 Termasuk dari perkara yang Allah haramkan perbuatan nya dalilnya adalah sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam Dari Al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah mengharamkan pada kalian durhaka kepada ibu, mengubur anak perempuan hidup-hidup, menahan dan menuntut, dan dia tidak suka kalian banyak bicara, banyak bertanya, dan menghambur-hamburkan harta.”34

Dan masih banyak lagi dampak dari melalaikan berbakti kepada orangtua karena besarnya hak mereka berdua bagi anak-anaknya. Dan sebaiknya bagi kaum muslimin untuk menghindari sebab terjerumus kepada durhaka kepada orangtua karena.

BAB III Penutup

A. Kesimpulan

 Berbakti kepada orangtua adalah taat dan berbuat baik kepada ayah dan ibu dengan perbuatan, perkataan, dan hati dengan niat mendekatkan diri kepada Allah ىلاعت dan suatu amalan yang wajib bagi setiap muslim untuk ditunaikan walaupun mereka berdua nonmuslim selama perintah mereka berdua bukan dalam kemaksiatan kepada Allah Ta’ala.

 Terdapat adab-adab terhadap orang tua yang wajib ditunaikan oleh anak-anaknya Dan ini ditetapkan oleh Islam ketika mereka masih hidup atau sudah meninggal dunia, karena Islam sangat memperhatikan adab tersebut.

32 (HR. Bukhari, no. 2654 dan Muslim, no. 87) diambil dari Muhammad Abduh Tuasikal https://rumaysho.com/16882- cara-membahagiakan-orang-tua.html (Desember 12, 2017)

33 (HR. Abu Daud; Ibnu Majah; Tirmidzi. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Diambil dari Muhammad Abduh Tuasikal https://rumaysho.com/14662-anak-durhaka-saat-orang-tua-stroke.html (Oktober 25, 2016)

34 (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 5975 dan Muslim, no. 593]

(18)

 Dan hendaknya seorang muslim bersemangat dalam berbakti kepada orang tua sebagai bentuk ibadah dan sebuah ketaatan yang bisa mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala di dalam berbakti kepada orang tua

 Dan hendaknya seorang muslim berhati-hati terhadap murka orangtuanya karena murkanya mereka menjadi sebab terjerumus dalam dosa-dosa besar dan murka Allah.

( Masih kurang) B. Penutup (Saran)

Setelah menyelesaikan makalah ringkas ini saya ingin menutup bahwasanya orang tua memiliki hak yang agung dalam Islam yang wajib ditunaikan bagi anak-anaknya walaupun mereka nonmuslim dengan syarat perintahnya bukan dalam kemaksiatan kepada Allah Ta’ala dan Rasul Nya. Maka sepatutnya seorang muslim untuk mempelajari hak-hak orang tua di dalam agama Islam dan berhati-hati dalam bermuamalah dengan orang tua karena mereka adalah kunci untuk

mendapatkan ridha Allah dan yang paling memudahkan kita mendapatkan surga atau kunci untuk mendapatkan kemurkaan Allah dan dapat bisa menjerumuskan kita dalam dosa besar. Wallahu ‘alam bisshawab.

DAFTAR PUSTAKA Al-Quranul Karim

Imam An Nawawi Muhyiddin bin Syaraf, “Riyadhus Shalihin”

Sa’id Ali bin Wahfa Al Qathani, “Birrulwalidain”

Qismil Ilmi dari Darul wathan linnasyr dkk“ Birrulwalidain washiyyatallahi ilaika”

Abdul Azim bin Badawi Al-Khalafi “Ahbabullah” “40 KARAKTERISTIK MEREKA YANG DICINTAI ALLAH Berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunnah” Endang Saiful Aziz, Taufiq Nuryana, (cetakan V 01. 2016 M.)

Hofifah Astuti, “Berbakti Kepada Orang Tua dalam Ungkapan Hadis” Jurnal Riset Agama, Volume 1, Nomor 1 (April 2021): hal 48

(19)

Nur Ihsan Yuniarto https://lampung.inews.id/berita/biadab-anak-di-lampung-tengah-penggal-kepala- bapak .(diakses Selasa, 23 Maret 2021 – 12:27:00 WIB).

Muhammad Abduh Tuasikal https://rumaysho.com/14662-anak-durhaka-saat-orang-tua-stroke.html (Oktober 25,2016)

Muhammad Abduh Tuasikal https://rumaysho.com/16882-cara-membahagiakan-orang-tua.html (Desember 12,2017)

Muhammad Abduh Tuasikal https://rumaysho.com/1711-doa-orang-tua-pada-anaknya-doa- mustajab.html (April 29,2011)

Muhammad Abduh Tuasikal https://rumaysho.com/20643-bulughul-maram-akhlak-mencari-ridha- orang-tua.html (Juni 11 2019)

Muhammad Abduh Tuasikal https://rumaysho.com/1894-keutamaan-silaturahmi.html (Agustus 9,2011)

Muhammad Abduh Tuasikal https://rumaysho.com/12006-doa-anak-bermanfaat-untuk-orang-tua- bagaimana-doa-cucu.html ( Oktober 1,2015)

Muhammad Abduh Tuasikalhttps://rumaysho.com/21035-bulughul-maram-akhlak-mencaci-orang- tua-sendiri.html (Agustus 6 2019)

Muhammad Abduh Tuasikal https://rumaysho.com/3382-kisah-juraij-dan-doa-jelek-orang- tuanya.html (Mei 28 2013)

Referensi

Dokumen terkait

Based on Figure 4, it is obtained data that 73% (118 respondents) stated positive results for modern medicine and 27% (43 respondents) stated negative results for