• Tidak ada hasil yang ditemukan

URGENSI PELATIHAN FRONTLINER BAGI PENINGKATAN KOMPETENSI TELLER BANK SYARIAH MANDIRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "URGENSI PELATIHAN FRONTLINER BAGI PENINGKATAN KOMPETENSI TELLER BANK SYARIAH MANDIRI "

Copied!
145
0
0

Teks penuh

Disertasi berjudul “Pentingnya Pelatihan Frontliner Untuk Peningkatan Kompetensi Teller Bank Syariah Mandiri” yang disusun oleh Khoiriyah Safitri, Nomor Induk Mahasiswa Program Studi Manajemen Perbankan Syariah, telah disetujui untuk diajukan pada sidang skripsi Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah, Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui urgensi pelatihan frontliner untuk meningkatkan kompetensi pedagogik teller Bank Syariah Mandiri. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Paired Sample T Test terhadap skor pre dan post test pelatihan frontliner di Bank Syariah Mandiri pada taraf signifikansi 5%.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perlunya pelatihan terlebih dahulu untuk meningkatkan kompetensi pedagogik teller Bank Syariah Mandiri. Prinsip muamalah di atas menjadi salah satu acuan bagi bank syariah dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, dimana segala kegiatan yang tidak dilarang baik dalam Al-Quran maupun Hadits dilakukan oleh bank syariah. Alasan penulis memilih Bank Syariah Mandiri sebagai tempat penelitian karena berdasarkan informasi yang penulis peroleh dari website resminya.

Apakah pelatihan garda depan berpengaruh terhadap peningkatan kompetensi pedagogik teller Bank Syariah Mandira? Semoga survei terhadap perusahaan atau kontraktor ini dapat memberikan informasi bagi Bank Syariah Mandiri mengenai peningkatan kompetensi yang diperoleh melalui pelatihan yang diberikan oleh perusahaan dan dapat.

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Pembatasan Masalah

Perumusan Masalah

Kegunaan Hasil Penelitian

Sistemastika Penulisan

TINJAUAN PUSTAKA

Kompetensi

Berdasarkan pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi adalah peta kemampuan seorang pegawai terhadap karakteristik pekerjaan yang dilakukannya dan berkaitan dengan kewenangan seorang pegawai atau manajer untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan keahliannya dalam lingkup pekerjaan. untuk suatu bidang tertentu dalam melaksanakan tugas pekerjaannya. Kompetensi berkaitan dengan penetapan tujuan dan pengembangan urutan tindakan untuk mencapai tujuan organisasi. Kompetensi berkaitan dengan pengaruh yang diberikan kepada pegawai dalam organisasi, baik pegawai tingkat staf maupun manajemen.

Kompetensi terkait seluruh aspek empati, persuasi, negosiasi dan penyelesaian konflik dan perbedaan. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa aspek pengetahuan diawali dengan mengetahui tentang materi yang dipelajari kemudian mampu menjelaskan dengan benar tentang objek yang telah diketahui kemudian mampu mengamalkannya pada situasi yang muncul. berkaitan dengan materi yang telah diketahui dan kemudian pengetahuan itu digunakan untuk mengumpulkan pengetahuan, pengetahuan baru berdasarkan pemahaman yang sudah ada, kemudian dinilai atau dievaluasi kaitannya dengan suatu objek. Selain itu, perusahaan dengan pengukuran dan indikator kompetensi di atas dapat lebih efisien dan memiliki acuan dan/atau pedoman dalam penilaian kompetensi pegawainya.

Pelatihan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pelatihan disesuaikan dengan jenis, tujuan dan kebutuhan pelatihan yang dilaksanakan. Penggunaan metode pelatihan yang tepat akan membuahkan hasil yang sesuai dengan tujuan pelatihan. Dengan pendidikan dan pelatihan, pekerja dapat meningkatkan keterampilannya dalam tugas dan pekerjaannya.

Seringkali, alasan-alasan berbeda muncul dari para pekerja atas tindakan yang mereka ambil, meskipun alasan mereka sering kali tidak disebutkan. Alasan yang sering dikemukakan oleh karyawan yang terlambat masuk kerja biasanya karena tempat tinggalnya jauh, sibuk di rumah, ada kendala lalu lintas di perjalanan, dan lain sebagainya. Ketika permasalahan seperti ini muncul, manajemen di seluruh hierarki perusahaan, khususnya manajemen sumber daya manusia, harus memprioritaskan tenaga kerja yang terkena dampak untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan.

Salah satu hal yang diharapkan dalam jangka pendek adalah kemungkinan adanya semangat dan gairah kerja di kalangan angkatan kerja. Jika permasalahan seperti ini sering terjadi, maka tindakan yang paling tepat dilakukan oleh manajemen di seluruh hirarki perusahaan, khususnya di bidang manajemen sumber daya manusia, adalah dengan memberikan pendidikan dan pelatihan. Apabila tenaga kerja tidak mempunyai gairah dan semangat kerja, maka produktivitas kerja jelas akan rendah bahkan menurun.

Sebaliknya pekerja yang mempunyai semangat dan semangat kerja yang tinggi maka hasil kerjanya (produktifitas kerja) juga akan tinggi. Untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja, salah satu cara yang harus dilakukan oleh manajemen ketenagakerjaan adalah dengan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada tenaga kerjanya. Dengan cara ini memungkinkan untuk berdiskusi mengenai segala permasalahan yang telah dan akan mereka hadapi selama bekerja.Setiap pekerja sebenarnya mempunyai tanggung jawab, hanya tingkat dan urgensinya saja yang berbeda-beda, tergantung beban tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya.

Tanggung jawab berarti kewajiban seorang pegawai untuk melaksanakan pekerjaan yang dipercayakan kepadanya dengan sebaik-baiknya.

Frontliner

Selain itu, account officer merupakan penghubung antara bank dan nasabah, yang harus menjaga hubungan nasabah dan terus memantau aktivitas nasabah.62. Seorang manajer akun dapat memahami psikologi pelanggan, menilai kemampuan pelanggan, tetapi juga kejujuran pelanggan. Keputusan dapat atau tidaknya seorang nasabah memperoleh pembiayaan didasarkan pada penilaian Account Manager terhadap nasabah tersebut.

Seorang account officer harus mampu menjembatani kemungkinan penggunaan berbagai produk yang paling sesuai dengan kebutuhan klien. Peran account officer adalah memantau pinjaman yang diberikan kepada nasabah agar nasabah selalu memenuhi kewajiban pinjamannya. Untuk melakukan hal ini, seorang account officer harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang bisnis kliennya.

Account officer pada hakikatnya adalah ujung tombak bank dalam memasarkan produknya, sehingga seorang account officer juga harus mempunyai kemampuan penjualan yang memadai untuk dapat memasarkan produk yang ditawarkan. e) Manajemen manfaat. Teller adalah pegawai bank yang bertugas menerima simpanan, mencairkan cek, dan memberikan jasa perbankan lainnya kepada masyarakat.Tanda tangan teller diperlukan sebagai tanda sah suatu dokumen transaksi; Pada lembaga keuangan, teller pada umumnya bekerja dibelakang counter.Pada bank-bank besar, tugas dan fungsi teller ditetapkan berdasarkan uraian tugasnya, misalnya teller memproses penerima simpanan yang diterima melalui pos, menyimpan dan mencatat semua bukti penyetoran dan register. . semua bukti penyetoran dan pembayaran dari masing-masing nasabah.65. Menurut Kamus Besar Bank Indonesia, Teller adalah pejabat bank yang bertugas menerima simpanan, mencairkan cek, dan memberikan jasa perbankan lainnya kepada masyarakat; tanda tangan kasir diperlukan sebagai tanda sah suatu dokumen transaksi; Di lembaga keuangan, teller biasanya bekerja di belakang konter.

65 Ikatan Bankir Indonesia, Pengelola Mutu Pelayanan Perbankan, (Jakarta Pusat: .. loket), pada bank-bank besar tugas dan fungsi kasir ditentukan berdasarkan uraian tugas, misalnya kasir memproses penerima simpanan yang diterima melalui pos, toko dan mencatat seluruh bukti penyetoran, serta mencatat seluruh bukti penyetoran dan pembayaran setiap nasabah; sin. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa teller adalah petugas bank yang berhubungan langsung dengan nasabah dalam melakukan kegiatan transaksi di bank, baik tunai maupun non tunai. 68Malayu S.P Hasibuan, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hal. . 161. . g) Teller Khusus adalah kasir yang tugasnya menerima setoran dan pembayaran uang tunai dalam jumlah yang relatif besar.

Cit., h i) Teller harus mengelola, mengelola, mempertanggungjawabkan, dan mengamankan seluruh uang tunai yang berada di bawah kendalinya dengan baik.

Pelatihan Frontliner

Berdasarkan gambar diatas, penulis akan menjelaskan struktur gambar yaitu struktur pelatihan frontliners disesuaikan dengan level pekerjaan masing-masing karyawan. Pada umumnya pegawai dapat mengikuti pelatihan ke jenjang berikutnya apabila telah mengikuti pelatihan pada tingkat yang lebih rendah dan dinyatakan berhasil, yang merupakan syarat mengikuti pelatihan tersebut. Pegawai yang mengikuti program pendidikan pegawai baru Bank Staff Program for Frontliners dapat mengikuti program lanjutan yaitu Basic Frontliners Program setelah menempuh BSP dan menjadi pegawai tetap.

Pelatihan yang diberikan kepada frontliner dilakukan secara bertahap, pada gambar di atas terlihat jenjang pendidikan di BSM dari bawah sampai atas dimulai dari pelatihan paling dasar (Bank Staff Program for Frontliners), dilanjutkan dengan Basic Frontliner Program (tingkat eksekutif). ) setelah 1 (satu) tahun mengabdi sebagai cikal bakal. Struktur pendidikan berlapis ini disusun berdasarkan grading pengetahuan dan keterampilan bagi para cikal bakal dan disesuaikan dengan kapasitas kerja masing-masing jenjang jabatan. Program Pelatihan Staf Bank Frontliner (BSP Frontliner) merupakan program pendidikan dasar bagi pegawai yang baru bergabung pada level eksekutif.

Karena pelatihan BSP bagi para frontliner merupakan pelatihan yang menjadi syarat bagi para frontliner jika ingin menjadi pegawai tetap. Dalam pelatihan ini peserta diharapkan mampu memahami dan mengamalkan nilai-nilai Shared Values ​​Bank Syariah Mandiri atau yang disingkat dengan “ETIK” (Excellence, Teamwork, Humanity, Integrity, Customer Focus). Untuk mengetahui kompetensi peserta pelatihan garda depan, BSM memberikan tes sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) pelatihan dilaksanakan kepada seluruh peserta pelatihan.

Berbeda dengan pelatihan frontliner lainnya, pelatihan BSP ini mencakup kegiatan praktik frontliner di akhir pelatihan dengan tujuan untuk melakukan standarisasi kinerja para frontliner agar sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). Basic Banking berisi materi yang umumnya perlu diketahui oleh seluruh frontliner, sedangkan Technical Banking berisi materi khusus untuk peserta Banking Staff Program for Frontliners.

Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Yunus Tarukbua’ Arung (2018), mahasiswa S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo – Kendari tentang “Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan PT. penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia terhadap kinerja karyawan di PT. Hasil penelitian adalah bahwa pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia secara bersamaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan di PT Bank Panin (Persero) Tbk.

Secara parsial pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai PT Bank Panin (Persero) Tbk. Pengembangan sumber daya manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai PT Bank Panin (Persero) Tbk secara parsial. Penelitian yang dilakukan oleh Maria Elisabeth Sianturi (2018), mahasiswa Strata-1 dari Program Studi Manajemen Penyuluhan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara – Medan, tentang “Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan Karir Terhadap Kinerja Karyawan PT.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan karir secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Ainun Zia (2016), mahasiswi S1 program studi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tentang “Pengaruh Kurikulum, Pelatihan dan Pengembangan Terhadap Kompetensi (Studi tentang Mahasiswa Konsentrasi Perbankan Syariah Kelas FSH Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh kurikulum, pelatihan dan pengembangan terhadap kompetensi mahasiswa konsentrasi perbankan syariah FSH Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Hasil penelitian berdasarkan subtes menunjukkan bahwa kurikulum dan pengembangan berpengaruh signifikan, sedangkan pelatihan tidak berpengaruh signifikan terhadap kompetensi siswa. Dalam penelitian ini digunakan dua variabel yaitu variabel bebas (pelatihan lini depan) dan variabel terikat (kompetensi). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan frontline terhadap peningkatan kompetensi teller di Bank Syariah Mandiri.

Subyek yang diteliti adalah teller yang pernah mengikuti pelatihan garda depan dengan sampel sebanyak 132 teller.

Kerangka Berfikir

Hipotesis Penelitian

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Metode Penelitian

Variabel Penelitian

Populasi dan Sampel Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Instrumen Penelitian

Teknik Analisis Data

  • Hipotesis Statistik

Gambaran Umum Penelitian

Deskripsi Data

Pengujian Hipotesis

Pembahasan Hasil Penelitian

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

Gambar

Tabel 4.13  Hasil Uji t-test  Paired Samples Statistics
Tabel 4.15  Hasil Uji t-test  Paired Samples Test

Referensi

Dokumen terkait

Pemahaman peserta mengenai penerapan Aplikasi Mendeley sebelum dan sesudah diberikan pelatihan No Indikator Keberhasilan Pre Test Post Test % Kategori % Kategori 1 Pengetahuan