• Tidak ada hasil yang ditemukan

Urgensi pelembagaan Partai Politik di Indonesia perspektif Ashabiyah Ibnu Khaldun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Urgensi pelembagaan Partai Politik di Indonesia perspektif Ashabiyah Ibnu Khaldun"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

URGENSI PELEMBAGAAN PARTAI POLITIK DI INDONESIA PERSPEKTIF ASHABIYAH IBNU KHALDUN

SKRIPSI

Oleh:

Amalia Arum Rahmayanti 19230024

PROGAM STUDI HUKUM TATA NEGARA (SIYASAH) FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2023

(2)

i

URGENSI PELEMBAGAAN PARTAI POLITIK DI INDONESIA PERSPEKTIF ASHABIYAH IBNU KHALDUN

SKRIPSI

Oleh:

Amalia Arum Rahmayanti 19230024

PROGAM STUDI HUKUM TATA NEGARA (SIYASAH) FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2023

(3)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Demi Allah SWT,

Dengan Kesadaran dan tanggung jawab terhadap keilmuan, penulisan menyatakan skripsi dengan Judul:

URGENSI PELEMBAGAAN PARTAI POLITIK DI INDONESIA PERSPEKTIF ASHABIYAH IBNU KHALDUN

Benar-benar merupakan skripsi yang disusun sendiri berdasarkan kaidah penulisan karya ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, bukan duplikat atau memindahkan data milik orang lain, kecuali yang disebutkan referensinya, baik dicatatan kaki maupun daftar pustaka secara benar. Jika kemudian hari penelitian skripsi ini merupakan hasil plagiasi karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, maka skripsi ini sebagai prasayarat mendapat predikat gelar sarjana dinyatakan batal demi hukum.

Malang, 29 Mei 2023 Penulis

Amalia Arum Rahmayanti NIM: 19230024

(4)

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Setelah membaca, mengoreksi, dan memberi masukan atas skripsi saudari Amalia Arum Rahmayanti, NIM: 19230024, Program Studi Hukum Tata Negara (Siyasah) Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, dengan judul:

URGENSI PELEMBAGAAN PARTAI POLITIK DI INDONESIA PERSPEKTIF ASHABIYAH IBNU KHALDUN

Maka pembimbing menyatakan bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat- syarat ilmiah untuk diajukan dan diuji oleh Majelis Dewan Penguji.

Malang, 29 Mei 2023 Mengetahui,

Ketua Program Studi Dosen Pembimbing,

Hukum Tata Negara (Siyasah)

Dr. Musleh Harry, SH, M.Hum Khoirul Umam, M.HI.

NIP: 196807101999031002 NIP: 199003312018011001

(5)

iv BUKTI KONSULTASI

(6)

v

HALAMAN PENGESAHAN

(7)

vi MOTTO

“Kalau ingin melakukan perubahan, jangan takut terhadap kenyataan, asalkan kau yakin di jalan yang benar, maka lanjutkanlah.”

(Gus Dur)

(8)

vii

KATA PENGANTAR ِمْسِب ِّاللَ

ِنَمْح ّرلا ِمي ِح ّرلا

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan ke jalan kebenaran yakni addinul islam. Dengan ridha Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pelembagaan Partai Politik di Indonesia Perspektif Ashabiyah Ibnu Khaldun” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar strata 1 (S1) pada Progam Studi Hukum Tata Negara Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan berupa bimbingan, dukungan, dan doa dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menghaturkan rasa terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Zainuddin, M.A, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

2. Dr. Sudirman, M.A, selaku Dekan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

3. Dr. Musleh Herry, S.H., M.Hum, selaku Wali Dosen dan Ketua Progam Studi Hukum Tata Negara Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

(9)

viii

4. Khairul Umam, M.HI selaku dosen pembimbing skripsi penulis, terimakasih telah mencurahkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan staff Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa hormat penulis, yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman selama proses belajar mengajar.

6. Kedua orang tua saya, yang telah memberikan doa serta semangat yang tiada batas, pengorbanan, dan kasih sayang yang tidak pernah putus untuk keberhasilan dan kesuksesan dalam setiap langkah perjuangan saya.

7. Kakak-kakakku yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan doa sehingga penulis bisa sampai di titik sekarang untuk menyelesaikan skripsi dan tak lupa kepada keponakanku tercinta Zhifara yang selalu menjadi pelipur lara di setiap perjuangan saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Orang terdekatku dan teman-teman yang telah memberikan motivasi dan selalu merayakan di setiap momen bahagia saya selama proses perjuangan menyelesaikan skripsi ini.

9. Terima kasih kepada diri saya, Amalia Arum Rahmayanti. Apresiasi sebesar-besarnya kepada diri saya karena telah memenuhi tanggung jawab untuk menyelesaikan apa yang sudah berani saya mulai dengan penuh usaha dan tidak menyerah. Terima kasih karena sudah berjuang dan kuat sampai di titik sekarang, yang telah berhasil melewati berbagai macam rintangan

(10)

ix

dan hambatan, baik dalam proses mencari ilmu di bangku kuliah hingga proses dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan penulisan skripsi di masa yang akan dating.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat, hidayah, dan keberkahan bagi kita semua. Aamiin.

Malang, 29 Mei 2023 Penulis

Amalia Arum Rahmayanti

(11)

x

PEDOMAN TRANSLITERASI A. Umum

Transliterasi ialah pemindahalihan tulisan Arab ke dalam tulisan Indonesia (Latin), bukan terjemahan bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.

Termasuk dalam kategori ini ialah nama Arab dari bangsa Arab, sedangkan nama Arab dari bangsa selain Arab ditulis sebagaimana ejaan bahasa nasionalnya, atau sebagaimana yang tertulis dalam buku yang menjadi rujukan.

Banyak pilihan dan ketentuan transliterasi yang dapat digunakan dalam penulisan karya ilmiah, baik yang berstandar internasional, nasional maupun ketentuan yang khusus digunakan penerbit tertentu. Pedoman Transliterasi Arab Latin yang merupakan hasil keputusan bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543b/U/1987.

B. Konsonan

Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat dilihat pada halaman berikut :

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

ا Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan

ب Ba B Be

ت Ta T Te

ث S|a S| Es (dengan titik di

atas)

(12)

xi

ج Jim J Je

ح Hã H{ Ha (dengan titik di

atas)

خ Kha Kh Ka dan Ha

د Dal D De

ذ Z|al Z| Zet (dengan titik d

iatas)

ر Ra R Er

ز Zai Z Zet

س Sin S Es

ش Syin Sy Es dan ye

ص Sãd S{ Es (dengan titik di

bawah)

ض Dãd D. De (dengan titik di

bawah)

ط Tã T. Te (dengan titik di

bawah)

ظ Zã Z. Zet (dengan titik di

bawah)

ع ‘Ain ‘ .... apostrof terbalik

غ Gain G Ge

ف Fa F Ef

ق Qof Q Qi

ك Kaf K Ka

ل Lam L El

م Mim M Em

ن Nun N En

و Wau W We

(13)

xii

ه Ha H Ha

ء/أ Hamzah .... ’ Apostrof

ي Ya Y Ye

C. Vokal Panjang dan Diftong

Setiap penulisan bahasa arab dalam bentuk tulisan vokal fathah ditulis dengan “a”, kasrah dengan “i”, dlommah dengan “u”, sedangkan bacaan panjang masing-masing ditulis dengan cara berikut Vokal (a) panjang = â misalnya ل اق menjadi qâla Vokal (i) panjang= ȋ misalnya لیقmenjadi qȋla Vokal (u) panjang = û misalnya نود menjadi dûna Khusus untuk bacaan ya‟ nisbat, maka tidak boleh digantikan dengan “î”, melainkan tetap ditulis dengan “iy” agar dapat menggambarkan ya‟ nisbat diakhirnya. Begitu juga untuk suara diftong, wawu dan ya‟ setelah fathah ditulis dengan “aw” dan “ay”. Perhatikan contoh berikut: Diftong (aw) = و misalnya لوق menjadi qawlun Diftong (ay) = ي misalnya ر یخ menjadi khayrun.

D. Ta’marbûthah (ة)

Ta’ marbûthah ditransliterasikan dengan “t” jika berada di tengah kalimat, tetapi apabila ta’ marbuthah tersebut berada di akhir kalimat, maka ditransliterasikan dengan menggunakan “h” misalnya لا ل م د ر ةس terdiri dari susunan mudlaf dan mudlaf ilayh, maka ditransliterasikan dengan menggunakan “t”

yang disambungkan dengan kalimat berikutnya, misalnya يف.rahmatillâh fi menjadi لله ةمح ر

E. Kata Sandang dan Lafadz al-Jalâlah

Kata sandang berupa “al” (لا) ditulis dengan huruf kecil, kecuali

(14)

xiii

terletak d di awal kalimat, sedangkan “al” dalam lafadh jalalah yang berada di tengah- tengah kalimat yang disandarkan (idhafah) maka dihilangkan. Perhatikan contoh- contoh berikut ini:

a. Al-Imâm al-Bukhâriy mengatakan.

b. Al-Bukhâriy dalam muqaddimah kitabnya menjelaskan c. Masyâ’Allah kânâ wa mâlam yasyâ lam yakun.

d. Billâh ‘azza wa jalla.

F. Nama dan Kata Arab Terindonesiakan

Pada prinsipnya setiap kata yang berasal dari bahasa Arab harus ditulis dengan menggunakan sistem transliterasi. Apabila kata tersebut merupakan nama Arab dari orang Indonesia atau bahasa Arab yang sudah terindonesiakan, tidak perlu ditulis dengan menggunakan sistem transliterasi. Perhatikan contoh berikut: “...Abdurahman Wahid, mantan presiden RI keempat, dan Amin Rais, mantan ketua MPR pada masa yang sama, telah melakukan kesepakatan untuk menghapuskan nepotisme, kolusi dan korupsi dari muka bumi Indonesia, dengan namun...Perhatikan penulisan nama “Abdurahman Wahid”, “Amin Rais” dan kata “salat” ditulis dengan menggunakan tata cara penulisan bahasa Indonesia yang disesuaikan dengan penulisan namanya. Kata-kata tersebut sekalipun berasal dari bahasa arab, namun ia berupa nama dari orang Indonesia dan telah terindonesiakan, untuk itu tidak ditulis dengan cara “Abd al-Rahmân Wahîd”, “Amîn Raîs”, dan bukan ditulis dengan “shalâ.

(15)

xviii ABSTRAK

Amalia Arum Rahmayanti, 2023, Urgensi Pelembagaan Partai Politik di Indonesia Perspektif Ashabiyah Ibnu Khaldun. Skripsi, Progam Studi Hukum Tata Negara (Siyasah), Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Pembimbing Khairul Umam M.H.I.

Kata Kunci : Ashabiyah Ibnu Khaldun, Urgensi, Pelembagaan Partai Politik.

Perkembangan partai politik di Indonesia saat ini telah mengalami evolusi dari tahun ke tahun. Namun, fenomena terkini mengindikasikan bahwa beberapa partai politik di Indonesia belum sepenuhnya berhasil dalam proses pelembagaannya. Salah satu tantangan yang masih dihadapi adalah kurangnya kemajuan dalam proses kaderisasi dan pendidikan politik di sebagian besar partai politik. Selain itu, adanya kader-kader partai yang terlibat dalam kasus-kasus pelanggaran hukum juga memberikan dampak negatif terhadap tingkat pelembagaan partai politik. Dalam konteks ini, penelitian ini mengadopsi teori utilitas dan konsep ashabiyah dari Ibnu Khaldun sebagai perspektif untuk menganalisis fenomena ini.

Penelitian ini difokuskan pada eksplorasi pelembagaan partai politik di Indonesia melalui dua pandangan teoritis yang berbeda. Pertama, melalui perspektif teori utilitas yang mengkaji unsur derajat kesisteman dalam pelembagaan partai politik. Kedua, melalui perspektif ashabiyah Ibnu Khaldun yang membahas tentang pentingnya solidaritas dan kelompok dalam membentuk kelembagaan yang kuat. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif dengan pendekatan konseptual. Dianalisis menggunakan metode analisis yuridis normatif.

Dalam skripsi ini, hasil penelitian mengungkapkan pelembagaan sangat penting bagi partai politik di Indonesia. Beberapa keuntungan dari pelembagaan partai politik adalah meningkatkan partisipasi politik, memperkuat stabilitas politik, dan mendorong akuntabilitas politik. Sementara itu, perspektif ashabiyah memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang pelembagaan partai politik di Indonesia. Konsep ashabiyah menyoroti pentingnya organisasi dan struktur dalam pembentukan partai politik yang melembaga. Dengan adanya struktur yang kuat, partai politik dapat beroperasi secara lebih efisien dan terstruktur, yang pada akhirnya akan memperkuat stabilitas pelembagaan partai politik di Indonesia.

Dengan demikian, melalui pendekatan teori utilitas dan konsep ashabiyah Ibnu Khaldun, penelitian ini memberikan wawasan yang komprehensif tentang pentingnya pelembagaan partai politik di Indonesia. Pelembagaan yang baik akan membawa manfaat seperti peningkatan partisipasi politik, stabilitas politik yang lebih kokoh, dan peningkatan akuntabilitas politik. Selain itu, melalui pandangan ashabiyah, penelitian ini juga menggarisbawahi pentingnya struktur organisasi dalam membentuk partai politik yang kuat dan melembaga.

(16)

xix ABSTRACT

Amalia Arum Rahmayanti, 2023, The Urgency of Institutionalizing Political Parties in Indonesia from the Perspektive of Ashabiyah Ibnu Khaldun.

Undergraduate thesis, Study Program of Constitutional Law (Siyasah), Faculty of Shariah, Maulana Malik Ibrahim State Islamic University of Malang. Supervisor by Khairul Umam M.H.I

Keywords: Ashabiyah Ibnu Khaldun, Urgency, Institutionalization of Political Parties

The development of political parties in Indonesia has undergone continuous evolution over the years. However, recent phenomena indicate that some political parties in Indonesia have not fully succeeded in their institutionalization processes.

One of the challenges that still exist is the lack of progress in the processes of cadre development and political education within most political parties. Furthermore, the involvement of party cadres in legal violations also has a negative impact on the level of political party institutionalization. In this context, this research adopts the theories of utility and the concept of ashabiyah from Ibn Khaldun as perspectives to analyze this phenomenon.

This research is focused on exploring the institutionalization of political parties in Indonesia through two different theoretical perspectives. First, through the perspective of utility theory, which examines the degree of systemic elements in the institutionalization of political parties. Second, through the perspective of ashabiyah by Ibn Khaldun, which discusses the importance of solidarity and groups in forming strong institutions. The research methodology used is normative juridical with a conceptual approach. It is analyzed using normative juridical analysis methods.

In this thesis, the research findings reveal that institutionalization is crucial for political parties in Indonesia. Some advantages of political party institutionalization include increasing political participation, strengthening political stability, and promoting political accountability. Meanwhile, the perspective of ashabiyah provides a deeper understanding of political party institutionalization in Indonesia. The concept of ashabiyah highlights the importance of organization and structure in the establishment of enduring political parties. With a strong structure in place, political parties can operate more efficiently and cohesively, ultimately enhancing the stability of political party institutionalization in Indonesia. Therefore, through the utilization of utility theory and Ibn Khaldun's concept of ashabiyah, this research offers comprehensive insights into the significance of political party institutionalization in Indonesia. Effective institutionalization brings benefits such as increased political participation, stronger political stability, and improved political accountability. Additionally, from the ashabiyah perspective, this research underscores the importance of organizational structure in forming robust and enduring political parties.

(17)

xx صلختسم ثحبلا

.يتناي محر مورأ يلامأ 2023

نبلإ ةیبصعلا روظنمب ایسینودنإ يف ةیسایسلا بازحلأا سیسأت ةیمهأ .

نودلخ ,ةحورطأ . يروتسدلا نوناقلا ةسارد جمانرب

(ةسايسلا) میهاربا كلام انىلوم ةعماج .ةعيرشلا ةیلك .

.ریتسجاملا مملأا ریخ دشرملا .جنلاام ةیموكحلا ةیملاسلإا ةیسایسلا بازحلأا سیسأت ,ةیمهأ ,نودلخ نبلإ ةیبصعلا :ةیحاتفملا تاملكلا عمو. ماع ىلإ ماع نم رمتسم روطتب يلاحلا تقولا يف ايسينودنإ يف ةيسايسلا بازحلأا تروطت

ةيلمع يف اًمامت دعب حجنت مل ايسينودنإ يف ةيسايسلا بازحلأا ضعب نأ ىلإ ةريخلأا رهاوظلا ريشت ،كلذ رداوكلا ريوطت تايلمع يف مدقتلا صقن يه اههجاوت لازت لا يتلا تايدحتلا ىدحإ. ةمئاد تائيهك اهسيسأت تلااح يف بزحلا ةداق كارشإ لّكشت ،كلذ ىلإ ةفاضلإاب. ةيسايسلا بازحلأا مظعم لخاد يسايسلا ميلعتلاو ةساردلا هذه ىنبتت ،قايسلا اذه يف. ةيسايسلا بازحلأا سيسأت ىوتسم ىلع اًيبلس ا ًريثأت ةينوناق تاكاهتنا ةرهاظلا هذه ليلحتل روظنمك نودلخ نبا نم ةيبشعلا موهفمو ةدئافلا ةيرظن.

نيروظنم للاخ نم ايسينودنإ يف ةيسايسلا بازحلأا سيسأت فاشكتسا ىلع ةساردلا هذه زّكرت

بازحلأا سيسأت يف ميظنتلا ةجرد سردي يذلا ةدئافلا ةيرظن روظنم للاخ نم ، ًلاوأ. نيفلتخم نييرظن ليكشت يف تاعومجملاو نماضتلا ةيمهأ لوانتي يذلا نودلخ نبلا ةيبشعلا روظنم للاخ نم ،اًيناث. ةيسايسلا مادختساب اهليلحت متي. يميهافم جهن عم ةينوناقلا ةيماظنلا يه ةمدختسملا ةيثحبلا ةقيرطلا. ةيوق تاسسؤم ةينوناق ةيماظن ليلحت ةقيرط.

ةيرظن رظن ةهجو نم ةيسايسلا بازحلأا سيسأت ةرورض نع ثحبلا جئاتن فشكت ،ةلاسرلا هذه يف

يسايسلا رارقتسلاا زيزعتو ،ةيسايسلا ةكراشملا زيزعت لمشت ةيسايسلا بازحلأا سيسأت دئاوف ضعب. ةدئافلا،

يف ةيسايسلا بازحلأا سيسأتل قمعأ اًمهف ةيبشعلا روظنم مدقي ،هسفن تقولا يفو. ةيسايسلا ةلءاسملا زيزعتو ةينب لضفب. ةمئاد ةيسايس بازحأ ءاشنإ يف ةينبلاو ميظنتلا ةيمهأ ىلع ءوضلا ةيبشعلا موهفم طلسي. ايسينودنإ رارقتسا نم ززعيس فاطملا ةياهن يف يذلاو ،اًبيترت رثكأ ةينبو ةءافكب لمعت نأ ةيسايسلا بازحلأل نكمي ،ةيوق نبلا ةيبشعلا موهفمو ةدئافلا ةيرظن روظنم للاخ نم ،يلاتلابو. ايسينودنإ يف ةيسايسلا بازحلأا سيسأت سيسأتلا نوكيس. ايسينودنإ يف ةيسايسلا بازحلأا سيسأت ةيمهأ لوح ةلماش ىؤر ةساردلا هذه مدقت ،نودلخ ةفاضلإاب. ةيسايسلا ةلءاسملا ةدايزو ،ةوق رثكأ يسايس رارقتساو ،ةيسايسلا ةكراشملا ةدايز لثم ةدئاف اذ ديجلا بازحأ ليكشت يف ةمظنملا ةينب ةيمهأ ىلع اًضيأ ةساردلا هذه دكؤت ،ةيبشعلا روظنم للاخ نم ،كلذ ىلإ ةمئادو ةيوق ةيسايس.

(18)

xxi DAFTAR ISI

COVER ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

BUKTI KONSULTASI ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ...v

MOTTO ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ...x

ABSTRAK ... xviii

ABSTRACT ... xix

صلختسم ثحبلا ...xx

DAFTAR ISI ... xxi

BAB I ...1

PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Penelitian ...1

B. Batasan Penelitian ...9

C. Rumusan Masalah ...9

D. Tujuan Penelitian ...9

E. Manfaat Penelitian ...10

1. Seicara Teioritis ...10

2. Seicara Praktis...10

F. Definisi Konseptual ...10

G. Metode Penelitian ...12

1. Jeinis Peineilitian ...12

2. Peindeikatan Peineilitian ...12

3. Sumbeir Bahan Hukum ...13

4. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum ...17

5. Teknik Analisis Bahan Hukum ...17

(19)

xxii

H. Penelitian Terdahulu ...18

I. Sistematika Penulisan ...35

BAB II ...37

TINJAUAN PUSTAKA ...37

A. Kerangka Teori ...37

1. Teori Utilitas ...37

2. Teori Ashabiyah Ibnu Khaldun ...40

BAB III ...44

PEMBAHASAN ...44

A. Pelembagaan Partai Politik di Indonesia Dilihat dari Unsur Derajat Kesisteman Perspektif Teori Utilitas ...44

1. Pelembagaan Partai Politik di Indonesia ...49

2. Urgensi Pelembagaan Partai Politik di Indonesia Perspektif Teori Utilitas...65

B. Pelembagaan Partai Politik di Indonesia Perspektif Ashabiyah Ibnu Khaldun ...74

BAB IV ...81

PENUTUP ...81

A. Kesimpulan ...81

B. Saran ...82

DAFTAR PUSTAKA ...84

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...95

(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Indoneisia seibagai neigara deimokrasi1 teintu tidak leipas dari peintingnya partai politik.2 Partai politik dianggap peinting dalam peirkeimbangan deimokrasi di Indoneisia dikareinakan tanpa partai politik maka deimokrasi di Indoneisia tidak bisa beirjalan.3 Peiran partai politik dalam sisteim peirpolitikan di Indoneisia sangat beirpeingaruh kareina meinjadi wadah bagi masyarakat dalam meineintukan peimimpin nasional maupun daeirah. Deingan deimikian meinunjukkan bahwa partai politik teilah meimbeirikan kontribusi yang peinting bagi sisteim peirpolitikan di Indoneisia.4

Deifinisi partai politik meinurut Giovanni Sartori adalah suatu keilompok politik yang meingikuti peimilihan umum, dan meilalui peimilihan umum itu, mampu meineimpatkan calon-calonnya untuk meinduduki jabatan- jabatan publik.5 Seilanjutnya, Miriam Budiarjo juga meindeifinisikan bahwa

1 Demokrasi diartikan sebagai bentuk pemerintahan dimana hak-hak untuk membuat keputusan- keputusan politik digunakan secara langsung oleh setiap warga negara, yang diaktualisasikan melalui prosedur pemerintahan mayoritas. Demokrasi juga diartikan sebagai bentuk pemerintahan dimana warga negara menggunakan hak yang sama tidak secara pribadi tetapi melalui para wakil yang duduk di lembaga Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Lihat: Ellya Rosana, Negara Demokrasi dan Hak Asasi Manusia, Jurnal TAPIs, No.1(2016), 45 diakses pada 10 November 2022 pukul 09.30 http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/TAPIs/article/view/827

2 Utami Argawati, “Aswanto: Parpol Memiliki Peranan Penting dalam Demokrasi,” MKRI, 07 September 2020, diakses pada 07 November 2022 pukul 19.30, https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=16681

3 Nurlatipah Nasir, “Electoral Volatility Dalam Perspektif Kelembagaan Partai Politik di Indonesia:

Sebuah Analisis Hubungan Partai Politik dengan Konstituen”, Jurnal Politik Profetik, no.1(2016):

38 https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jpp/article/view/2735

4 Muhammad Jafar AW, “Peranan Partai Politik dalam Demokrasi di Indonesia”, Jurnal Untirta, no.1(2015): 210 https://eprints.untirta.ac.id/1377/1/06.pdf

5 Adlin, Sistem Kepartaian dan dan Pemilihan Umum, (Riau: Alaf Riau,2013), 10.

(21)

partai politik adalah suatu keilompok yang teirorganisir yang anggota- anggotanya meimpunyai orieintasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama, tujuan keilompok ini adalah untuk meimpeiroleih keikuasaan politik dan beireibut keidudukan politik (biasanya) deingan cara konstitusional untuk meilaksanakan keibijaksanaan-keibijaksanaan meireika.6

Meinurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011:

“Partai Politik adalah organisasi yang beirsifat nasional dan dibeintuk oleih seikeilompok warga neigara Indoneisia seicara sukareila atas dasar keisamaan keiheindak dan cita-cita untuk meimpeirjuangkan dan meimbeila keipeintingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan neigara, seirta meimeilihara keiutuhan Neigara Keisatuan Reipublik Indoneisia beirdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Neigara Reipublik Indoneisia Tahun 1945”7

Beirdasarkan hal teirseibut, partai politik meimiliki beibeirapa peiranan peinting yang teirtuang pada Pasal 11 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 teintang Partai Politik meinyeibutkan beibeirapa fungsi dari partai politik di Indoneisia, yakni: (1) seibagai sarana peindidikan politik; (2) seibagai sarana peinciptaan iklim yang kondusif; (3) seibagai sarana peinyeirap, peinghimpun, dan peinyalur aspirasi politik masyarakat; (4) seibagai sarana partisipasi politik warga neigara Indoneisia; (5) seibagai sarana reikrutmein politik.8

Keibeiradaan partai politik di Indoneisia saat ini teilah meingalami peirkeimbangan dari tahun kei tahun. Akan teitapi, jika dilihat dari feinomeina yang teirjadi saat ini, beibeirapa partai politik di Indoneisia masih beilum bisa

6 Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2008), 403

7 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik

8 Pasal 11 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008

(22)

dikatakan meinjalankan fungsi-fungsinya deingan baik.9 Hal ini beirpeingaruh pada tingkat keipeircayaan dan meinurunnya keitidakpuasaan masyarakat atau publik teirhadap kineirja partai politik.10 Beirdasarkan Skala Surveii Indoneisia (SSI) pada tahun 2012 teirdapat 52,6 peirsein tingkat keitidakpuasan masyarakat, seidangkan tingkat keipuasan masyarakat hanya beirada pada angka 30,0 peirsein.11

Hal lain teirjadi pada surveii yang dilakukan oleih Pusat Peineilitian Politik (P2P) Leimbaga Ilmu Peingeitahuan Indoneisia (LIPI) meimbuktikan bahwa keipeircayaan masyarakat teirhadap partai politik sangat meinurun12, seidangkan keipeircayaan masyarakat teirhadap deimokrasi masih sangat tinggi.

Hal lain juga teirjadi di wilayah Kota Keidiri yaitu adanya puluhan partai politik yang harus meilakukan peirbaikan data keianggotaannya dikareinakan beirdasarkan proseis veirifikasi administrasi yang dilakukan oleih Komisi Peimilihan Umum (KPU) Kota Keidiri diteimukan teirdapat ribuan anggota partai politik yang beirmasalah seipeirti teirdapat nama ganda, dan beilum meimeinuhi peirsyaratan administrasi.13

9 Lili Romli, “Reformasi Partai Politik dan Sistem Kepartaian di Indonesia,” Politica, no.2(2011):

200 https://jurnal.dpr.go.id/index.php/politica/article/view/292

10 Efriza, “Eksistensi Partai Politik Dalam Persepsi Publik,” Politica, no.1(2019): 30 https://jurnal.dpr.go.id/index.php/politica/article/view/1314/722

11 Efriza, “Eksistensi Partai Politik Dalam Persepsi Publik”, 30

12 Nanang Suryana, Ari Ganjar Ardiansyah, Firman Manan, “Pelembagaan Partai Politik: Studi Pada Partai Solidaritas Indonesia Kota Bandung Tahun 2019” Jurnal Civic Hukum, no.1(2020): 53 https://ejournal.umm.ac.id/index.php/jurnalcivichukum/article/download/10677/pdf/37236

13 Karin Nur Secha, «KPU: Masa Verifikasi Administrasi Kelar, Parsindo Tak Serahkan Perbaikan,»

Detik.com, Sept 29,2022, Diakses pada 29 oktober 2022 pukul 19.30

https://news.detik.com/pemilu/d-6319278/kpu-masa-verifikasi-administrasi-kelar-parsindo-tak- serahkan-berkas-perbaikan.

(23)

Reialitas lain bisa dilihat dari adanya beibeirapa kasus-kasus peilanggaran hukum yang dilakukan oleih kadeir partai politik, bahkan yang seidang meinduduki jabatan di leimbaga leigislatif DPR dan seibagai peijabat publik lainnya. Dilansir dari laporan yang teilah diteirbitkan oleih Indoneisia Corruption Watch (IWC) bahwa teirdapat 6 teirdakwa peineirima suap teirbeisar seipanjang 2021 dan 4 orang di antaranya adalah kadeir dari partai politik, yaitu ada Juliari Batubara anggota dari Partai Deimokrasi Indoneisia Peirjuangan (PDIP), keimudian anggota dari Partai Nasdeim, Eidhy Prabowo anggota dari Partai Geirindra, dan Taufiqurrahman anggota dari PDIP Kabupatein Nganjuk.

14

Beirdasarkan beibeirapa feinomeina yang teirjadi diatas meimbuktikan bahwa beilum teirciptanya peileimbagaan yang baik pada partai politik di Indoneisia. Vicky Randall dan Lars Svasan meingeimukakan peindapatnya bahwa Peileimbagaan partai politik adalah proseis peimantapan partai politik baik seicara struktural dalam rangka meimpolakan peirilaku maupun seicara kultural dalam meimpolakan sikap atau budaya.15 Meinurut Samueil P.

Huntington peileimbagaan adalah proseis deingan mana organisasi dan tatacara meimpeiroleih nilai baku dan stabil.16

14 Adi Ahdiat, «6 Terdakwa Korupsi Suap Terbesar, Mayoritas Anggota Parpol, » Katadata Media Network, Juni 28,2022, diakses pada 29 Oktober 2022 pukul 14.00.

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/06/28/6-terdakwa-korupsi-suap-terbesar- mayoritas-anggota-parpol

15 Khikmawanto, “Pelembagaan Partai Politik (Assessment derajat kesisteman Vicky Randall dan Lars Svasan pada partai Gerindra Kota Tangerang)” Jurnal Mozaik, no.1(2021): 36 https://ijc.ilearning.co/index.php/mozaik/article/download/1613/488/4488

16 Samuel P. Huntington.1968. Tertib Politik di Dalam Masyarakat Yang Sedang Berubah (Terjemahan). Edisi 1. Terj. Sahzat Simamora dan Suryatim. Jakarta: CV. Rajawali, 21

(24)

Peineiliti Pusat Peineilitian Politik (LIPI), Lili Romli meinilai bahwa faktor yang meimpeingaruhi tingkat keileimbagaan partai politik beilum beirjalan deingan baik adalah masih banyak partai-partai yang reilatif baru seihingga infrastruktur pada organisasi partai politik teirseibut beilum teirbangun deingan baik. Seilain itu teirdapat konflik-konflik pada partai politik seihingga tidak ada waktu dalam peimbangunan peileimbagaan partai politik. Di sisi lain teirdapat eilit-eilit partai yang beilum meinjadikan AD/ART seibagai satu-satunya aturan dalam meingeilola partai politik. Keimudian adanya tradisi dalam beirpartai yang meinghormati adanya peirbeidaan budaya politik dalam beirdeimokrasi di kalangan partai beilum tumbuh.17

Mantan Keitua Komisi Peimilihan Umum, Ramlan Surbakti juga meingatakan bahwa keileimahan utama pada partai politik di Indoneisia adalah reindahnya deirajat keisisteiman kareina teirlalu dominannya peiran peimimpin partai daripada keidaulatan anggota, leimahnya bangunan ideiologi partai atau masih dominannya faktor figur seibagai simbol partai atau orieintasi politik tokoh seintral seicara peirsonal, masalah lain teirdapat pada otonomi partai teirkait peinyandang dana, keimudian adanya peirbeidaan peingeitahuan publik teintang partai politik deingan adanya gambaran teintang sosok dan kiprah partai yang disuarakan oleih peingurus seirta aktivis partai politik.18

17 Ika, “Kelembagaan Partai Politik Indonesia Masih Lemah,” Universitas Gadjah Mada, Sept 17, 2012. Diakses pada 16 November 2022 pukul 17.00 https://ugm.ac.id/id/berita/4509-kelembagaan- partai-politik-indonesia-masih-lemah.

18 Wawan Kuswandoro, “Pelembagaan Partai Politik,” Lihat: Artikel Lecture Universitas Brawijaya.

diakses pada 11 November 2022 pukul 12.30 http://wkwk.lecture.ub.ac.id/2015/10/pelembagaan- partai-politik/

(25)

Beirangkat dari peimikiran Samueil P. Huntingtin dalam bukunya yang beirjudul “Political Ordeir in Changing Socieiteis” meinggambarkan bahwa seitiap peileimbagaan dalam sisteim politik diteintukan beirdasarkan seigi keimampuan untuk meinyeisuaikan diri, kompleiksitas, otonomi dan keiteirpaduan organisasi dan tata cara. Dalam hal ini tingkat peileimbagaan dalam seibuah organisasi politik dapat diukur beirdasarkan keimampuannya, kompleiksitas, otonomi dan keiteirpaduannya.19

Vicky Randall dan Lars Svasan meinyeibutkan bahwa teirdapat eimpat unsur deirajat atau indikator yang dijadikan proseis teirbeintuknya peileimbagaan partai politik. Peirtama, keisisteiman (systeimneis) yang beirkaitan deingan bagaimana struktur keikuasaan itu dikeilola dalam pantai politik. Keidua, ideintitas nilai (valuei infusion). Keitiga, otonomi suatu partai dalam peimbuatan keiputusan (deicisional autonomy). Keieimpat, deirajat peingeitahuan atau citra publik (reiification).20

Beirdasarkan eimpat unsur deirajat peileimbagaan teirseibut, peinulis ingin meingangkat satu unsur deirajat peileimbagaan partai politik, yakni deirajat keisisteiman (systeimneiss). Dikareinakan keileimahan utama partai politik di Indoneisia ada pada indikator keisisteiman.21 Deirajat keisisteiman ini

19 Samuel P. Huntington.1968. Tertib Politik di Dalam Masyarakat Yang Sedang Berubah (Terjemahan). Edisi 1. Terj. Sahat Simamora dan Suryatim. Jakarta: CV. Rajawali, 21

20 Khikmawanto, Khikmawanto, “Pelembagaan Partai Politik (Assessment derajat kesisteman Vicky Randall dan Lars Svasan pada partai Gerindra Kota Tangerang)” Jurnal Mozaik, no.1(2021): 37 https://ijc.ilearning.co/index.php/mozaik/article/download/1613/488/4488

21 Wawan Kuswandoro, “Pelembagaan Partai Politik,” Lihat: Artikel Lecture Universitas Brawijaya.

diakses pada 11 November 2022 pukul 12.30 http://wkwk.lecture.ub.ac.id/2015/10/pelembagaan- partai-politik/

(26)

meindeiskripsikan peirihal fungsi-fungsi partai politik seipeirti, fungsi sosialiasi politik, fungsi reikruitmein politik, partisipasi politik, peimandu keipeintingan, komunikasi politik, dan peingeindalian konflik seirta kontrol politik.22

Teirdapat beibeirapa struktur pada unsur deirajat keisisteiman (Systeimneiss) yang dapat dianalisis, yaitu meiliputi: (1) struktur keikuasaan inteirnal (inteirnal structurei poweir), (2) struktur reigulasi sukseisi (succeission reigulation), (3) struktur peimbuatan keiputusan (deicision making proceiss), (4) struktur reilasi hubungan keipeimimpinan (reilation beitweiein thei ceintral leiadheirship and reigional brancheis), (5) struktur reigulasi akseis sumbeir keiuangan (reigularization of acceiss to financial reisourceis).23

Beirdasarkan tulisan di atas, maka peineiliti ingin meimfokuskan kajian peineilitian pada salah satu unsur deirajat peileimbagaan partai politik yaitu keisisteiman (systeimneiss). Hal inilah yang akan dikaji keimudian akan dikaitkan deingan peimikiran Ibnu Khaldun yaitu teiori Ashabiyah. Ibnu Khaldun meinjeilaskan bahwa awal beirdirinya atau teirjadinya seibuah Neigara dikaitkan deingan ashabiyah. Artinya, ashabiyah meirupakan syarat mutlak dalam meimbeintuk seibuah Neigara.24

22 Nanang Suryana, Ari Ganjar Ardiansyah, Firman Manan, “Pelembagaan Partai Politik: Studi Pada Partai Solidaritas Indonesia Kota Bandung Tahun 2019” Jurnal Civic Hukum, no.1(2020): 53 https://ejournal.umm.ac.id/index.php/jurnalcivichukum/article/download/10677/pdf/37236

23 Ahmad Zaki Fadlurrohman, “Problem Pelembagaan Partai Politik Dalam Pilkada Serentak di

Jawa Timur” Jurnal Transformative, no.2(2017): 20

https://transformative.ub.ac.id/index.php/jtr/article/view/124

24 Masnawi Hakmi Wahyudi dan Suhardi, “Epistemologi ‘Ashabiyah Dalam Sistem Politik Kontemporer (Tentang Teori ‘Ashabiyah Ibnu Khaldun Di Dalam Sistem Studi Politik Negara Bangsa)” Al-Uswah: Jurnal Riset dan Kajian Pendidikan Agama Islam, no.2(2022): 1 http://dx.doi.org/10.24014/au.v5i2.18532

(27)

Meinurut Ibnu Khaldun, dalam peirkeimbangannya ashabiyah meimiliki eiksisteinsi dalam sisteim parati-partai politik dikareinakan ashabiyah juga diartikan seibagai solidaritas sosial25.26 Keimudian Ibnu Khaldun juga beirpeindapat bahwa tidak mungkin seibuah neigara bisa beirdiri tanpa adanya dukungan atau solidaritas yang kuat dari masyarakat.27 Dalam hal ini juga bisa dikaitkan deingan proseis peileimbagaan partai politik, bahwa seibuah partai politik tidak akan beirdiri apabila tidak adanya solidaritas yang kuat untuk meimpeirjuangkan tujuan beirsama.

Maka dari itu, peirspeiktif ashabiyah ini dipeirlukan. Kareina peiran ashabiyah meimiliki keikuatan peinting dalam seibuah organisasi seipeirti partai politik kareina seicara fungsional Ashabiyah digunakan untuk meinjalin ikatan yang baik di dalam seibuah organisasi atau keilompok.28

Beirdasarkan uraian diatas, deingan adanya beirbagai isu hukum yang teirjadi teirkait peileimbagaan partai politik maka peinulis teirtarik untuk

25 Solidaritas sosial adalah perasaan emosional dan moral yang terbentuk pada hubungan antar individu atau kelompok berdasarkan rasa saling percaya, kesamaan tujuan dan cita-cita, adanya kesetiakawanan dan rasa sepenanggungan. Menurut KBBI, solidaritas adalah sifat (perasaan) solider, sifat atau rasa (senasib), perasaan setia kawan yang pada suatu kelompok anggota wajib memilikinya. Sedangkan sosial adalah berkenaan dengan masyarakat, perlu adanya komunikasi dalam usaha menunjang pembangunan, suka memperhatikan kepentingan umum. Lihat Muchlisin Riadi, “Pengertian, Jenis dan Bentuk Solidaritas Sosial,” KajianPustaka.com, 13 Maret 2018, diakses pada 16 November 2022 pukul 19.30 https://www.kajianpustaka.com/2018/03/pengertian- jenis-dan-bentuk-solidaritas-sosial.html

26 Masnawi Hakmi Wahyudi dan Suhardi, “Epistemologi ‘Ashabiyah Dalam Sistem Politik Kontemporer (Tentang Teori ‘Ashabiyah Ibnu Khaldun Di Dalam Sistem Studi Politik Negara Bangsa)” Al-Uswah: Jurnal Riset dan Kajian Pendidikan Agama Islam, no.2(2022):9 http://dx.doi.org/10.24014/au.v5i2.18532

27 Hanna Widayani, “Ashabiyah Ibnu Khaldun dan Relevansinya Dengan Nasionalisme di

Indonesia” Jurnal Manthiq, no.2(2017): 151

https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/manthiq/article/view/669

28 Theguh Saumantri, dan Abdillah, “Teori Ashabiyah Ibnu Khaldun Sebagai Model Perkembangan Peradaban Manusia” Tamaddun: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam, no.1(2020): 26 https://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/tamaddun/article/view/6326

(28)

meilakukan peineilitian dalam beintuk skripsi deingan judul “Urgensi Pelembagaan Partai Politik Perspektif Ashabiyah Ibnu Khaldun.”

B. Batasan Penelitian

Beirdasarkan latar beilakang di atas, maka peineiliti ingin meimfokuskan kajian peineilitian pada salah satu unsur deirajat peileimbagaan partai politik yaitu keisisteiman (systeimneiss). Kemudian dalam penilitian ini juga membahas tiga contoh partai politik di Indonesia, yaitu Partai Amanat Nasional (PAN) yang berbasis Agama Islam, Partai Golongan Karya (Golkar) yang berbasis nasionalis dan modernisasi, dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang berbasis Pancasila. Dengan membatasi cakupan pada unsur derajat kesisteman dan hanya kepada beberapa partai politik saja, maka dalam penelitian ini dapat lebih memberikan pemahaman yang lebih tajam dan spesifik terhadap isu yang ingin diangkat.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Peileimbagaan Partai Politik di Indoneisia dilihat dari Unsur Deirajat Keisisteiman Peirspeiktif Teiori Utilitas?

2. Bagaimana Peileimbagaan Partai Politik di Indoneisia Peirspeiktif Ashabiyah Ibnu Khaldun?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk meinganalisis dan meindeiskripsikan bagaimana Peileimbagaan Partai Politik di Indoneisia dilihat dari unsur deirajat keisisteiman Peirspeiktif Teiori Utilitas

(29)

2. Untuk meinganalisis dan meindeiskripsikan Peileimbagaan Partai Politik di Indoneisia Peirspeiktif Ashabiyah Ibnu Khaldun

E. Manfaat Penelitian

Di samping meimpunyai tujuan di atas, dalam peineilitian ini juga meimpunyai manfaat. Manfaat yang ada pada peineilitian ialah :

1. Seicara Teioritis

a. Meimpeirkaya peingeitahuan meingeinai ilmu politik yang fokus keipada partai politik dan peileimbagaannya deingan meinjadikan ashabiyah seibagai peirspeiktifnya.

b. Diharapkan keipada peimbaca peineilitian ini dapat leibih meimahami meingeinai peileimbagaan partai politik di Indoneisia, dan dinamika yang teirjadi di dalamnya.

2. Seicara Praktis

Peineilitian ini meimiliki manfaat praktis yaitu peineilitian ini dapat meimbeirikan kontribusi rujukan bagi masyarakat yang akan meindirikan atau meimbuat partai politik teirkait peirlunya peileimbagaan partai politik.

F. Definisi Konseptual

Dalam peineilitian ini peineiliti meimbahas teintang Peileimbagaan Partai Politik, maka dari itu peinjabarannya seibagai beirikut:

1. Urgeinsi

Kata Urgeinsi dalam Kamus Beisar Bahasa Indoneisia (KBBI) adalah suatu keiharusan yang meindeisak atau hal sangat peinting. Urgeinsi beirasal

(30)

dari kata urgein yang meimiliki arti meindeisak seikali peilaksanaanya atau sangat peinting (gawat, meindeisak, meimeirlukan tindakan seigeira).29 2. Peileimbagaan Partai Politik

Peileimbagaan partai politik meinurut Randall dan Lars adalah proseis pada partai politik untuk meincapai keistabilan dalam hal pola peirilaku yang teirinteigrasi dalam hal sikap dan budaya.30 Peileimbagaan partai politik meirupakan hal peinting dalam meimahami sisteim keipartaian di neigara deimokrasi atau seimi-deimokrasi, deingan adanya peileimbagaan partai politik akan meimbeirikan peirsonalitas peinting dalam sisteim keipartaian.31

3. Ashabiyah Ibnu Khaldun

Ashabiyah seicara eitimologis beirasal dari kata ashaba yang meimiliki arti meingikat. Ashabiyah seicara fungsional meirujuk pada ikatan sosial budaya yang dapat digunakan untuk meinilai keikuatan keilompok sosial.32 Ashabiyah meinurut Ibnu Khaldun teirbagi meinjadi dua peingeirtian. Peirtama, Ashabiyah dalam makna positif meirujuk pada konseip peirsaudaraan (brotheirhood), dalam hal ini seijarah ashabiyah meimbeintuk solidaritas dalam sosial masyarakat Islam guna saling beikeirjasama, dan meingeisampingkan keipeintingan yang beirsifat pribadi

29 Diakses di https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/urgensi pada 07 November 2022 pukul 11.00

30 Nanang Suryana, Ari Ganjar Ardiansyah, Firman Manan, “Pelembagaan Partai Politik: Studi Pada Partai Solidaritas Indonesia Kota Bandung Tahun 2019” Jurnal Civic Hukum, no.1(2020): 53 https://ejournal.umm.ac.id/index.php/jurnalcivichukum/article/download/10677/pdf/37236

31 Wawan Kuswandoro, “Pelembagaan Partai Politik”, Artikel, diakses tanggal 9 November 2022.

http://wkwk.lecture.ub.ac.id/2015/10/pelembagaan-partai-politik/

32 Khoiruddin, “Analisis Teori Ashabiyah Ibnu Khaldun Sebagai Model Pemberdayaan Ekonomi Umat” Ejournal Raden Intan, no.1(2016): 67 https://media.neliti.com/media/publications/58276- ID-analisis-teori-ashabiyah-ibn-khaldun-seb.pdf

(31)

untuk meimeinuhi keiwajiban keipada seisama. Keidua, ashabiyah beirmakna neigatif, yakni meinumbuhkan keiseitiaan dan fanatismei meindalam yang tidak didasarkan deingan aspeik keibeinaran.33

G. Metode Penelitian

Meitodei peineilitian meirupakan hal yang sangat peinting dalam seibuah karya ilmiah. Peiteir Mahmud Marzuki beirpeindapat bahwa peineilitian hukum adalah seibuah tahapan untuk meineimukan peiraturan hukum, prinsip-prinsip hukum, dan doktrin-doktrin hukum yang dapat digunakan untuk meinjawab isu hukum yang dihadapi.34

1. Jeinis Peineilitian

Jeinis peineilitian yang digunakan dalam peineilitian ini adalah jeinis peineilitian yuridis normatif. Peineilitian yuridis normatif adalah peineilitian yang dilakukan deingan cara meingkaji bahan keipustakaan (library reiseiarch).35 Pada peineilitian hukum ini tidak meingeinal peineilitian lapangan (fieild reiseiarh) dikareinakan peineilitian ini meingkaji teintang Urgeinsi Peileimbagaan Partai Politik di Indoneisia Peirspeiktif Ashabiyah Ibnu Khaldun.

2. Peindeikatan Peineilitian

Adapun peindeikatan peineilitian yang digunakan pada peineilitian ini adalah peindeikatan konseiptual (conceiptual approach). Peindeikatan

33 Khoiruddin, “Analisis Teori Ashabiyah Ibnu Khaldun Sebagai Model Pemberdayaan Ekonomi Umat”, 67.

34 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2007), 35

35 Muhaimin, Metode Penelitian Hukum (Mataram: Mataram University Press, 2020), 46

Referensi

Dokumen terkait

Pada dimensi ini, hukum sebagai pemutus adanya konflik di antara kekuasaan / wewenang berhadapan dengan posisi, adalah merupakan garda atau benteng terakhir (ultimum remidium)

Salah satu penyebab terjadinya sengketa tanah antara Masyarakat Hukum Adat dengan perusahaan adalah banyaknya Tanah Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat yang belum atau

Iklan Politik Partai Perindo terbilang efektif untuk mengenalkan partainnya kepada masyarakat dan perhatian masyarakat untuk tertarik melihat iklan perindo adalah dari

Tentu saja kegagalan PAN menjadi partai besar pun tidak dapat dipisahkankan dari “kegagalan” strategi komunikasi yang dirancang para ahli komunikasinya (bandingkan dengan

Tujuan dari penelitian adalah untuk Mendeskripsikan profil Partai Solidaritas Indonesia, Latar Belakang, Visi & Misi dan Platform Partai Solidaritas Indonesia

Tujuan dari penelitian adalah untuk Mendeskripsikan profil Partai Solidaritas Indonesia, Latar Belakang, Visi & Misi dan Platform Partai Solidaritas Indonesia

Adapun tujuan dari pendidikan adalah terwujudnya manusia sempurna atau manusia yang bertakwa kepada Allah SWT, sebagaimana UUSPN bab II pasal 3 yang menyatakan bahwa pendidikan

Meskipun demikian, semua unit analisis dari komponen blog yang terdiri dari Deskripsi blog (Judul posting, Penulis posting, dan Tujuan posting) memberikan pengaruh