• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagaimana Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Bisa Naik Kelas?

N/A
N/A
bahrul ulum

Academic year: 2024

Membagikan "Bagaimana Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Bisa Naik Kelas?"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

UMKM NAIK KELAS Bahrul ulum Ilham

Konsultan PLUT KUMKM Sulsel

Dalam perspektif global sudah diakui bahwa usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memainkan suatu peran yang sangat vital di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Demikian pula dalam sejarah perekonomian bangsa Indonesia semua pihak mengakui keberadaan usaha mikro, keci dan menengah (UMKM) sebagai penopang perekonomian nasional. Saat bangsa Indonesia dilanda krisis moneter dan krisis ekonomi, terbukti para pelaku UMKM yang masih mampu bertahan menggerakkan ekonomi kerakyatan.

Dalam kondisi semakin melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika, usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi (UMKMK) tetap bertahan terhadap krisis moneter, dan memiliki peran dan kontribusi yang penting dalam perekonomian Indonesia. Seperti mampu menyediakan lapangan kerja sebesar 97,2% dari total lapangan kerja yang tersedia, dan menyumbang sekitar 56,5% pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) pada Tahun 2014.

Pelaku usaha UMKM menempati bagian terbesar dari seluruh aktivitas ekonomi rakyat Indonesia. Mulai dari petani, nelayan, peternak, petambang, pengrajin, pedagang, dan penyedia berbagai jasa. Jumlah UMKM pada tahun 2014 tercatat mencapai 57,9 juta unit usaha, meningkat dari 52,8 juta unit pada tahun 2010. Jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam UMKM mencapai 114,1 juta orang pada tahun 2014 dan meningkat dari 96,2 juta orang pada tahun 2010.

Dalam rangka peningkatan daya saing UMKM, Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu mengundang para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ke Istana Merdeka. Jokowi ingin mendengar masukan dari para pelaku usaha sehingga dapat mencari solusi bagi para pengusaha.Pemerintah ingin mengembangkan dan memperkuat seluruh potensi UMKM. Jokowi juga ingin para pengusaha bisa terus berkembang dan naik kelas.

UMKM naik kelas telah digagas Asosiasi Business Development Services Indonesia (ABDSI) melalui gerakan satu juta UMKM Naik Kelas. Pendekatan gerakan untuk memacu daya saing UMKM dengan tema “UMKM Naik Kelas” bergulir sejak akhir 2013 melalui berbagai pertemuan, diskusi, workshop dilakukan guna mematangkan konsep dan rangkul banyak pihak agar bersedia mendukung gagasan tersebut.

Kini gerakan satu juta umkm naik kelas menjasi salah satu akselerasi yang dilakukan pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM dalam membangun daya saing UMKM. Gerakan ini akan dirumuskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019. Salah satu tujuannya adalah agar pelaku UMKM siap menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.

Definisi UMKM naik kelas ini secara sederhana apabila usahanya semakin berkembang, produktivitas bertambah, dan daya saingnya meningkat, sehingga semua usaha mikro punya potensi sama untuk naik kelas ke kategori yang lebih tinggi. Usaha mikro bisa naik kelas menjadi usaha kecil, usaha kecil bisa menjadi usaha menengah, usaha menengah bisa naik menjadi usaha besar.

Beberapa indikator UMKM naik kelas diantaranya, usahanya menjadi formal, total penjualan dan aset meningkat. Selain itu jumlah pelanggan yang dilayani, pajak yang dibayarkannya, dan jumlah karyawan meningkat, serta kualitas SDM bertambah.

(2)

Indikator lainnya adalah sistem administrasi dan keuangan meningkat. Barang yang diproduksi meningkat, terakhir dana yang diakses dari perbankan juga meningkat.

Sejalan dengan strategi tersebut dan dengan mempertimbangkan kondisi internal maupun eksternal ke depan, maka arah kebijakan prioritas bidang pemberdayaan Koperasi dan UMKM yang akan ditempuh dalam periode lima tahun mendatang melalui 5 (lima) fokus prioritas, meliputi:

a. Peningkatan iklim usaha yang kondusif bagi Koperasi dan UMKM.

b. Peningkatan akses terhadap sumberdaya produktif.

c. Pengembangan produk dan pemasaran bagi Koperasi dan UMKM.

d. Peningkatan daya saing SDM Koperasi dan UMKM.

e. Penguatan kelembagaan Koperasi.

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan sektor yang sangat penting dalam menunjang struktur ekonomi nasional yang kuat. Meskipun besarnya jumlah UMKM yang ada cukup menggembirakan, banyaknya permasalahan UMKM yang ada juga merupakan persoalan yang harus mendapatkan prioritas penanganan yang tepat.

Permasalahan UMKM di bidang permodalan adalah akses modal yang terbatas yang berkaitan dengan jaminan pinjaman yang terbatas atau tidak memiliki jaminan dan tidak memiliki asset atau asset yang dimiliki tidak bersertifikat. Permasalahan yang dihadapi UMKM yang berkaitan dengan pemasaran adalah akses pasar yang terbatas, posisi tawar dan manajemen usaha yang lemah. Permasalahan UMKM di bidang produksi adalah ijin usaha terbatas, kualitas produk yang rendah dan tidak stabil dan kontinuitas produksi yang tidak stabil. Sedangkan permasalahan yang berkaitan dengan SDM adalah kualitas SDM dan tingkat pendidikan yang rendah.

Pelaksanaan gerakan satu juta umkm naik kelas akan merangkul semua stakeholders, dilakukan dengan pendekatan INTEGRATIF, PARTISIPATIF, AKSELERATIF. Selain itu akan diupayakan lahirnya perlu payung hukum berbentuk INPRES untuk mengawal pelaksanaan satu juta UMKM Naik Kelas serta akan disosialisasikan secara luas, salah satunya melalui Rakernas Kemenkop, dan forum- forum dan media-media lainnya. Selain itu perlu ada apresiasi pemerintah terhadap kinerja UMKM dan akan dibentuk klaster usaha yang potensial untuk dikembangkan guna wujudkan satu juta umkm naik kelas, juga akan dibuat pilot project di beberapa wilayah yang potensial dengan berbagai model pendampingan.

(Dimuat di harian Upeks hal. 1 rubrik Dimensi, tanggal 1 Desember 2016)

Referensi

Dokumen terkait