PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA MATERI
SEGIEMPAT DAN SEGITIGA KELAS VII
Oleh:
Ramadoni*), Anny Sovia**), Hamdunah**)
*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat
**)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
The background of this research is related to the implementation of assessment which is done continuosly, and can be used to assess the ability including cognitive, affective, and psychomotor domain. In fact, the teachers use assessment in cognitive domain only. As a result, it is needed an assessment which can assess students’ ability in the three domain. One of them is by using assessment instrument that is discovery learning model. The purpose of this research is to develop instrument assessment which is valid and practice. It is a kind of developmental research by using 4-D model. 4-D model consists of four steps, namely 1) defining, 2) designing, 3) developing, and 4) disseminating. This research just focuses only in 3 steps, namely defining, designing, and developing.
The result of validity test by validator is 85,78%. The result of practicality test by the teacher is 83,11%. In conclusion, developing instrument assessment by using discovery learning model which is implemented in quadrileteral and triangle material is valid and practice.
Key Words : Development, Instrument Assessment, Discovery Learning, Quadrilateral and Triangle
PENDAHULUAN
Pelaksanaan penilaian pada hakikatnya harus dilakukan secara berkala dan berkesinambungan.
Disamping itu, penilaian juga harus dapat menaksir kemampuan secara menyeluruh yang meliputi proses dan hasil yang dicapai dalam belajar.
Penilaian bukan hanya diambil dari hasil akhir saja tetapi juga dari proses pembelajaran. Menurut Ansyar dan
Nurtain (1992:35) ”Guru terikat pada pola mengajar tradisional, bersifat statis dan kurang terbuka pada pembaharuan, sehingga menghambat peningkatan pembelajaran”.
Kenyataan yang terjadi di lapangan seperti yang dikatakan Ansyar dan Nurtain, ini berakibat pada proses penilaian yang dilakukan oleh guru masih sebatas ranah kognitif saja dan
belum memperhatikan ranah afektif dan psikomotor.
Hal demikian ditemukan di SMPN 22 Padang, penilaian yang dilakukan guru kebanyakan menyangkut ranah kognitif saja, belum meliputi ranah lain seperti sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor). Padahal dalam penilaian ada tiga ranah yang harus diperhatikan yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik siswa. Model penilaian seperti ini belum dapat memberikan gambaran tingkat kemampuan siswa secara komprehensif.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan dengan guru matematika di SMPN 22 Padang pada tanggal 19 Agustus 2014, diperoleh informasi bahwa guru belum melakukan penilaian secara menyeluruh. Penilaian yang digunakan oleh guru matematika masih cenderung untuk menilai kognitif saja, penilaian yang digunakan guru masih banyak difokuskan pada hasil belajar setelah berakhir suatu kegiatan pembelajaran, sehingga guru masih menilai kemampuan siswa dengan
tes saja. Informasi yang diperoleh dari guru matematika sekolah tersebut yaitu mereka belum pernah menggunakan instrumen-instrumen penilaian dalam pembelajaran matematika yang mencakup ketiga ranah. Berdasarkan hal itu, peneliti menanyakan kepada guru tersebut tentang instrumen penilaian dan didapat jawaban kalau guru belum paham tentang cara membuat instrumen penilaian.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan instrumen penilaian yang valid dan praktis dengan model pembelajaran discovery learning pada materi segiempat dan segitiga kelas VII SMPN 22 Padang.
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ade Dewi Maharani (2013) dengan judul
“Pengembangan Instrumen Penilaian Psikomotor pada Mata Pelajaran Biologi kelas XI SMA Semester Genap”. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah instrumen penilaian yang dikembangkan sangat valid dan sangat praktis dari aspek yang dinilai.
METODE PENGEMBANGAN Jenis penelitian adalah penelitian pengembangan, atau yang lebih dikenal dengan development research. Menurut Setyosari
(2010:194) “Penelitian
pengembangan yaitu suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan, memvalidasi dan kepraktisan produk pendidikan”.
Desain penelitian ini menggunakan model pengembangan 4D yang dikemukakan oleh Trianto (2011: 189). Prosedur Penelitian terdiri dari 4 tahap yaitu pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (desseminate).
Tahap-tahap yang dilalui peneliti hanya sampai tahap develop yaitu uji praktikalitas. Pada tahap define yang dilakukan adalah menganalisis silabus, menganalisis RPP, menganalisis SK dan KD, wawancara dengan guru dan menganalisis penilaian yang selama ini digunakan guru. Pada tahap design yang dilakukan adalah mereview literatur, menentukan tujuan dan fokus penelitian dan menentukan isi instrumen penilaian.
Pada tahap develop yang dilakukan adalah validasi dan praktikalitas instrumen penilaian yang telah dirancang.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi, angket praktikalitas dan pedoman wawancara. Data yang diperoleh dari lembar validasi dan praktikalitas dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil validasi dari validator terhadap seluruh aspek yang dinilai, disajikan dalam bentuk tabel. Selanjutnya dicari rerata skor tersebut.
Teknik analisis data pada validasi dan praktikalitas menggunakan rumus persentase (%) dengan kriteria yang terbagi lima selang, Riduwan (2010:89).
Sedangkan untuk analisis data pada wawancara menggunakan teknik deskriptif, Basrowi dan Suwandi (2008:142).
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil persentase validitas instrumen penilaian oleh validator adalah 85,78%. Maka kesimpulan dari validasi terhadap instrumen
penilaian dapat dikategorikan sangat valid, seperti pada tabel 1.
Tabel 1. Hasil Penilaian Validator terhadap Instrumen Penilaian
Aspek validasi
Persentase (%)
Kategori
Materi 82,22 Sangat valid
Isi 84 Sangat
valid Penyajian 91,11 Sangat
valid Rerata 85,78 Sangat
valid
Hasil persentase praktikalitas instrumen penilaian oleh guru pada aspek yang dinilai secara keseluruhan adalah 83,11%. Maka kesimpulan dari praktikalitas terhadap instrumen penilaian dapat dikategorikan sangat praktis, seperti pada tabel 2.
Table 2. Hasil Penilaian Praktikalitas Guru terhadap Instrumen Penilaian
Aspek praktikalitas
Persenta se (%)
Katego ri Kemudahan
mengadminis trasi
75,56 Praktis
Waktu yang disediakan
untuk melancarkan
penilaian
66,67 Praktis
Kemudahan memberi skor
100 Sangat praktis
Kemudahan interprestasi dan aplikasi
82,22 Sangat praktis Tersedianya
bentuk instrumen
penilaian yang ekuivalen
atau sebanding
91,11 Sangat praktis
Rerata 83,11 Sangat praktis
Instrumen penilaian juga sangat praktis dilihat dari hasil wawancara dengan guru yang dilakukan dengan teknik deskriptif.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Instrumen penilaian dengan model pembelajaran discovery learning pada materi segiempat dan segitiga yang dikembangkan sangat valid menurut praktisi pembelajaran matematika. Jadi instrumen penilaian sudah layak diuji cobakan.
2. Instrumen penilaian dengan model pembelajaran discovery learning pada materi segiempat dan segitiga yang dikembangkan
sangat praktis digunakan menurut guru setelah diujicobakan dalam pembelajaran matematika, sehingga instrumen penilaian sudah layak untuk digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Ansyar dan Nurtain. 1992. Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio. Bandung: Remaja.
Basrowi dan Suwandi. 2008.
Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Maharani, Ade dewi. 2011.
Pengembangan Instrumen Penilaian Psikomotor pada Mata Pelajaran Biologi kelas XI SMA Semester Genap.
Padang: Penelitian Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat.
Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Group.