• Tidak ada hasil yang ditemukan

usulan penelitian internal - Unissula

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "usulan penelitian internal - Unissula"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

USULAN PENELITIAN INTERNAL UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

IDENTITAS PENELITIAN A. JUDUL PENELITIAN

PARENTING SELF EFFICACY IBU BEKERJA DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

B. BIDANG, TEMA, TOPIK, DAN RUMPUN BIDANG ILMU

Bidang Unggulan Perguruan Tinggi Topik Unggulan Penelitian Rumpun Bidang Ilmu

Penelitian Dasar - Kebidanan

C. KATEGORI, SKEMA, TARGET TKT, DAN LAMA PENELITIAN Kategori Skema Penelitian (Penelitian

Dasar/Terapan/Pengembangan/Berbasi s Nilai-nilai Islam/Penugasan)

Target Akhir

TKT Lama Penelitian (Tahun)

Penelitian Internal Penelitian Dasar 1 tahun

D. IDENTITAS PENGUSUL Nama,

Peran (Ketua, Anggota 1, Anggota 2)

Institusi (Fakultas) Program Studi Tugas ID Sinta H-Index

Endang Surani

S.Si,T.,M.Kes Fakultas

Kedokteran Kebidanan Ketua 6199644 H index

Scopus=

0/H index google=

1 Hanifatur

Rosydah, S.Si.T.,MPH

Fakultas

Kedokteran Kebidanan Anggota 6658956 H index

Scopus=

0/H index google=

1

E. MITRA KERJASAMA PENELITIAN (JIKA ADA)

Pelaksanaan penelitian dapat melibatkan mitra kerjasama, yaitu mitra kerjasama dalam melaksanakan penelitian, mitra sebagai calon pengguna hasil penelitian, atau mitra investor

Mitra Nama Mitra Peran

Mitra

(2)

F. LUARAN DAN TARGET CAPAIAN Luaran Wajib

Tahun

Luaran Jenis Luaran

Status target capaian (accepted, published, terdaftar atau granted, atau

status lainnya)

Keterangan (url dan nama jurnal, penerbit, url paten, keterangan

sejenis lainnya) 2022 Jurnal Nasional Terakreditasi

Luaran Tambahan Tahun

Luaran Jenis Luaran

Status target capaian (accepted, published, terdaftar atau granted, atau

status lainnya)

Keterangan (url dan nama jurnal, penerbit, url paten, keterangan

sejenis lainnya)

20211 Prosiding

G. ANGGARAN

Rencana anggaran biaya penelitian mengacu pada PMK yang berlaku dengan besaran minimum dan maksimum sebagaimana diatur pada buku Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNISSULA.

Total RAB: Rp. 10.000.000,-

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

PENGABDIAN INTERNAL PERGURUAN TINGGI UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

(4)

PARENTING SELF EFFICACY IBU BEKERJA DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

A. RINGKASAN Kemukakan tujuan dan target khusus yang ingin dicapai serta metode yang akan dipakai dalam pencapaian tujuan tersebut. Ringkasan harus mampu menguraikan secara cermat dan singkat tentang rencana kegiatan yang diusulkan. Maksimal 250 kata, Kata kunci maksimal 5 kata dipisah dengan tanda titik koma (;) satu spasi;

Jumlah tenaga kerja perempuan yang bekerja penuh waktu di Indonesia pada Februari 2016 hingga Februari 2019 meningkat sekitar 11% yaitu menjadi 52.045.163 orang, yang mana 58,5%

perempuan bekerja penuh waktu. Berdasarkan data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menunjukkan bahwa sebanyak 49,26% perempuan menikah memilih untuk bekerja. Seorang ibu yang bekerja melakukan tiga peran sekaligus yaitu sebagai seorang istri, seorang ibu rumah tangga dan juga sebagai seorang pekerja diluar rumah. Disinilah peran sebagai seorang ibu yang juga memiliki pekerjaan di luar rumah menjadi hal yang perlu diperhatikan karena tanggung jawab yang begitu besar atas tiga peran yang dilakukan sekaligus. Ibu yang bekerja mengalami beberapa masalah, seperti kelelahan kerja dan stres yang memengaruhi produksi ASI dan adanya persepsi bahwa ASI yang tidak mencukupi dapat memengaruhi keberhasilan pemberian ASI. Faktor psikologis ibu yang kurang mendukung dalam memberikan ASI Eksklusif merupakan salah satu faktor yang memengaruhi tingkat kepercayaan diri seseorang dalam melakukan sesuatu. self-efficacy merupakan persepsi diri sendiri mengenai seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situasi tertentu dan berhubungan dengan keyakinan bahwa diri mampu melakukan tindakan yang diharapkan. Self-efficacy dalam ranah parenting disebut dengan parenting self-efficacy. DiRumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang di dapatkan jumlah tenaga kerja yang aktif sebanyak 1035 orang, 530 (51,2%) adalah perempuan. Hasil wawancara terhadap 10 karyawan di ketahui 8 orang sebagai bidan 2 staff administrasi, dari 10 karyawan mempunyai riwayat menyusui tetapi tidak secara eksklusif dengan berbagai alasan, diantaranya ASI sedikit, kelelahan dan bayi lebih tenang saat di berikan susu formula. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui hubungan Parenting Self Efficacy Ibu Bekerja Dalam Memberikan Asi Eksklusif Di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Sampel dalam penelitian ini ibu yang pernah menyusui sebanyak 90 orang, jenis peneltian analitik dengan penedekatan cross sectional dan analisis data uji Chi Square, tetapi jika data berdistribusi tidak normal maka dilakukan uji Korelasi Spearman.

Kata Kunci : Parenting Self Efficacy, Ibu Bekerja, ASI Eksklusif

B. PENDAHULUAN Uraikan latar belakang pemilihan topik penelitian yang dilandasi oleh keingintahuan peneliti dalam mengungkapkan suatu gejala/konsep/dugaan untuk mencapai suatu tujuan. Perlu dikemukakan hal-hal yang melandasi atau argumentasi yang menguatkan bahwa penelitian tersebut penting untuk dilaksanakan. Masalah yang akan diteliti harus dirumuskan

(5)

secara jelas disertai dengan pendekatan dan konsep untuk menjawab permasalahan, pengujian hipotesis atau dugaan yang akan dibuktikan. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian. Pada bagian ini juga perlu dijelaskan tujuan penelitian secara ringkas dan target luaran yang ingin dicapai

1. Latar Belakang

Perempuan yang telah menikah dipandang sebagai sosok yang berperan untuk mengurus pekerjaan rumah dan mengasuh anak, namun seiring berkembangnya zaman, terjadi perubahan nilai dalam kehidupan masyarakat yang mana perempuan juga mempunyai kesempatan untuk dapat masuk ke dunia kerja. Data pertumbuhan jumlah tenaga kerja perempuan di Indonesia yang semakin meningkat setiap tahunnya. Menurut data Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS Indonesia; 2019), jumlah tenaga kerja perempuan yang bekerja penuh waktu di Indonesia pada Februari 2016 hingga Februari 2019 meningkat sekitar 11% yaitu menjadi 52.045.163 orang, yang mana 58,5%

perempuan bekerja penuh waktu. Berdasarkan data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA; 2016) yang bekerja sama dengan BPS menunjukkan bahwa sebanyak 49,26% perempuan menikah memilih untuk bekerja.

Dalam rumah tangga, ibu memiliki beberapa peran yang harus dilakukan. Ibu berperan untuk mengurus kebutuhan keluarga dan pekerjaan rumah. Sebuah survei di New York, yang terdapat dalam situs Working Mother (2015), dilakukan kepada lebih dari 1.000 orang tua yang bekerja. Hasil survei memperlihatkan bahwa 79% ibu yang memiliki anak di bawah 18 tahun bertanggung jawab mengurus laundry dan 57% ibu perlu menyiapkan makan malam. Sebuah artikel dalam situs The Asian Parent Indonesia yang ditulis oleh Fitria (n.d.) menunjukkan sebuah penelitian kepada 12.000 orang tua di Minnesota melaporkan bahwa ibu merasa lebih banyak melakukan bagian kerja daripada bagian yang menyenangkan sehingga ibu lebih merasa kurang menikmati peran pengasuhannya daripada ayah. Penelitian dari Akbar dan Kartika (2016) menunjukkan bahwa 53 dari 100 partisipan ibu yang bekerja dikatakan memiliki konflik dalam menjalankan peran pekerjaan dengan peran di keluarga. Adanya konflik peran ganda yang dialami oleh ibu bekerja menimbulkan ketegangan, rasa bersalah, kelelahan, dan frustasiAdanya perasaan negatif yang dialami oleh ibu bekerja dapat memengaruhi persepsi akan kompetensi dan kepercayaan diri dalam pengasuhan, atau yang disebut dengan parenting self-efficacy (Colalillo & Johnston, 2016). Parenting selfefficacy didefinisikan sebagai persepsi orang tua merasa kompeten dan percaya diri dalam menangani masalah anak (Johnston & Mash, 1989). Coleman dan Karraker (1997) mengatakan bahwa seseorang akan kesulitan mendapat kepuasan pada aktivitas yang di luar kemampuannya, sebaliknya seseorang akan kesulitan mendapat kemampuan pada aktivitas yang tidak memberikan kepuasan baginya.

Menurut Papalia, Olds dan Fieldman 2009 dalam Wahyuni 2016 menjelaskan bahwa dengan bekerja, seorang Wanita bisa memenuhi kebutuhannya untuk beraktualisasi, mengembangkan pertemanan lebih bnayak dan mengisi waktu Ketika anak mulai sekolah, serta bisa menambah biaya kebutuhan pribadi mereka tanpa harus bergantung pada suami. Seorang ibu yang bekerja melakukan tiga peran sekaligus yaitu sebagai seorang istri, seorang ibu rumah tangga dan juga sebagai seorang pekerja diluar rumah. Disinilah peran sebagai seorang ibu yang juga memiliki pekerjaan di luar rumah menjadi hal yang perlu diperhatikan karena tanggung jawab yang begitu besar atas tiga peran yang dilakukan sekaligus (Opie & Henn, 2013). Peran ini tentunya akan berdampak pada perkembangan dan pemenuhan kenutuhan anak. Salah satu kebutuhan dasar bayi baru lahir adalah mendapatkan ASI secara eksklusif. ASI eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberikan makanan lain, walaupun hanya air putih sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah itu diberi makanan padat pendamping yang cukup dan sesuai, sedangkan ASI tetap diberikan sampai usia 2 tahun atau lebih (Damayanti, 2013). Pemberian ASI secara eksklusif diberikan dalam jangka waktu 6 bulan. Setelah bayi berusia 6 bulan, ia harus diperkenalkan

(6)

dengan makanan padat, sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun. Manfaat ASI akan sangat meningkat bila bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya. Peningkatan ini sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian ASI bersama-sama dengan makanan padat setelah bayi berumur 6 bulan (Prasetyono, 2012).Hasil penelitian yang dilakukan Mudaharimbi tahun 2020 tidak ada informan yang berhasil memberikan ASI sampai dengan enam bulan, mereka hanya berhasil memberikan Air Susu Ibu (ASI) kurang dari satu bulan. Ibu yang bekerja mengalami beberapa masalah, seperti kelelahan kerja dan stres yang memengaruhi produksi ASI dan adanya persepsi bahwa ASI yang tidak mencukupi dapat memengaruhi keberhasilan pemberian ASI. Faktor psikologis ibu yang kurang mendukung dalam memberikan ASI Eksklusif merupakan salah satu faktor yang memengaruhi tingkat kepercayaan diri seseorang dalam melakukan sesuatu.

Menyusui merupakan salah satu pengalaman paling indah yang dialami ibu dan bayi.

Sayangnya tidak semua ibu menyadari akan pentingnya menyusui bayinya. Air Susu Ibu (ASI) diciptakan oleh Tuhan dengan segala kelebihannya. ASI mengandung semua nutrisi penting yang diperlukan bayi untuk tumbuh kembangnya, disamping itu juga mengandung antibodi yang akan membantu bayi membangun sistem kekebalan tubuh dalam masa pertumbuhannya. Menyusui juga dapat menciptakan ikatan psikologis dan kasih sayang yang kuat antara ibu dan bayi. Begitu pentingnya manfaat ASI bagi bayi maka para ahli menyarankan agar ibu menyusui bayinya selama 6 bulan sejak kelahiran yang dikenal dengan istilah Asi Eksklusif. Dalam era globalisasi banyak ibu yang bekerja, keadaan ini sering menjadi kendala bagi ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. sehingga pemberian ASI Eksklusif mungkin tidak tercapai. Agar ibu yang bekerja juga dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayinya perlu pengetahuan dan cara pemberian ASI yang benar. Efikasi diri sangat berperan dalam keberhasilan pemberian ASI secara eksklusif.

Efikasi diri atau self-efficacy merupakan salah satu karakteristik kepribadian yang ada dalam diri indvidu. Bandura (dalam Alwisol, 2009) mengungkapkan bahwa self- efficacy merupakan persepsi diri sendiri mengenai seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situasi tertentu dan berhubungan dengan keyakinan bahwa diri mampu melakukan tindakan yang diharapkan. Self-efficacy dalam ranah parenting disebut dengan parenting self-efficacy yang kemudian didefinisikan oleh Coleman & Karraker (2000) sebagai penilaian diri orangtua terhadap kompetensinya dalam peran sebagai orangtua untuk secara positif memengaruhi perilaku dan perkembangan anak. Penilaian tersebut dapat memengaruhi bagaimana orangtua menampilkan parenting yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan anak dalam upaya mendukung perkembangan anak.

Orangtua yang memiliki parenting self-efficacy yang rendah cenderung merasa terlalu dibebani oleh tanggung jawabnya sebagai orangtua (Coleman & Karraker, 2003). Mereka cenderung merasa tidak yakin pada kemampuan dirinya sebagai orangtua, sehingga tampak tidak mampu melakukan tugas parenting yang sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki, menjadi preokupasi dengan diri mereka sendiri, sering mengalami rangsangan emosional yang tinggi, dan tidak menunjukkan persistensi dalam parenting (Grusec, Hastings, & Mammone, dalam Coleman & Karraker, 1997). Sebaliknya, orangtua dengan parenting self-efficacy yang tinggi memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk melihat proses membesarkan anak sebagai sebuah tantangan daripada sebuah ancaman, percaya terhadap kemampuan yang dimiliki, menunjukkan ketekunan dalam menghadapi kesulitan dan jarang menghadapi stres dalam menghadapi tuntutan sebagai orangtua (Sansom, 2010).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati dkk tahun 2018 menunjukkan hubungan negatif yang signifikan diantara kedua variabel. Hasil negatif pada koefisien korelasi menunjukkan semakin tinggi parenting self-efficacy yang dimiliki, maka semakin rendah konflik pekerjaaan-keluarga yang terjadi. Sebaliknya, semakin rendah parenting self-efficacy yang dimiliki, maka semakin tinggi konflik pekerjaaan-keluarga yang terjadi, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara parenting

(7)

self-efficacy dan konflik pekerjaan-keluarga diterima. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Widuri dkk tahun 2018 menginterpretasikan bahwa adanya harapan dan motivasi ibu, adanya persiapan dan ketrampilan yang dimiliki ibu mampu memberikan kepercayaan diri pada ibu bekerja dalam menyusui eksklusif pada bayinya meskipun melalui kesulitan fisik, memiliki beban psikologis, mengakami keterbatasan waktu dan fasilitas yang dirasakan ibu bekerja dalam proses memberikan ASI eksklusif. Ibu bekerja dalam memberikan ASI eksklusif mengalami hal-hal yang menyenangkan dan kurang menyenangkan. Hal menyenangkan yang mereka rasakan adalah harapan, motivasi, memiliki persiapan dan ketrampilan, sedangkan hal kurang menyenangkan adalah adanya masalah fisik, psikologis, minimalnya support system, kurangnyaa fasilitas dan keterbatasan waktu bersama bayinya.

Berdasarkan survey di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang di dapatkan jumlah tenaga kerja yang aktif sebanyak 1035 orang, 530 (51,2%) adalah perempuan. Hasil wawancara terhadap 10 karyawan di ketahui 8 orang sebagai bidan 2 staff administrasi, dari 10 karyawan mempunyai riwayat menyusui tetapi tidak secara eksklusif dengan berbagai alasan, diantaranya ASI sedikit, kelelahan dan bayi lebih tenang saat di berikan susu formula.

Keberhasilan dalam memberikan ASI eksklusif pada ibu bekerja sangat bergantung dari lingkungan terutama dukungan suami, keluarga, rekan kerja, atasan dan komitmen ibu sendiri sehingga ibu nyaman memberikan ASI secara eksklusif sambal bekerja.

Memberikan ASI eksklusif bukan hanya masalah ibu saja namun juga merupakan masalah bagi keluarga dan masyarakat (IDAI, 2010).

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang Tersebut Maka Rumusan Masalah Dalam Penelitian Ini Adalah Bagaimana Parenting Self Efficacy Ibu Bekerja Dalam Memberikan Asi Eksklusif Di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang

3. Tujuan Penelitian

Mengetahui hubungan Parenting Self Efficacy Ibu Bekerja Dalam Memberikan Asi Eksklusif Di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang

C. TINJAUAN PUSTAKA Uraikan secara jelas kajian pustaka yang melandasi timbulnya gagasan dan permasalahan yang akan diteliti dengan menguraikan teori, temuan, dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari acuan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan penelitian. Pustaka yang digunakan sebaiknya mutakhir (maksimum 10 tahun terakhir) dengan mengutamakan artikel pada jurnal ilmiah yang relevan dan up to date.

A. PARENTING SELF EFFICACY 1. Pengertian Efikasi Diri

Bandura merupakan tokoh yang memperkenalkan istilah efikasi diri (self- efficacy). Bandura (2001) mendefinisikan bahwa efikasi diri merupakan keyakinan seseorang terhadap kemampuan atau kompetisinya untuk melakukan sebuah tugas, mencapai tujuan, atau mengatasi hambatan tertentu. Lebih lanjut Bandura menjelaskan efikasi diri adalah kepercayaan seseorang bahwa orang tersebut dapat menguasi sebuah situasi dan menghasilkan keluaran yang positif.

Efikasi diri tidak hanya dapat dipahami sebagai keyakinan seseorang pada kemampuannya, tetapi juga dapat dilihat sebagai penilaian atas kemampuan yang dimiliki diri sendiri. Pikiran individu terhadap efikasi diri kemudian menentukan seberapa besar usaha yang dicurahkan dan seberapa lama individu akan tetap bertahan dalam menghadapi hambatan yang sedang dialami.

Bandura (1997) menjelaskan kepercayaan seseorang dalam keyakinan dirinya memiliki berbagai dampak, Seperti pengaruh kepercayaan dalam mengambil keputusan untuk mencari kebahagiaan, seberapa banyak usaha yang dilakukan dalam mencurahkan kerja kerasnya, seberapa lama seseorang akan gigih menghadapi rintangan dan kegagalan, penyesuaian dalam keadaan sengsara, pola

(8)

apa yang akan dilakukan antara menghindari atau menghadapinya, seberapa banyak stres dan depresi pengalaman seseorang dengan beban yang dituntut oleh lingkungan, dan tingkat penyelesaian tugas yang dapat diselesaikan. Bagian inilah yang menentukan seperti apa seseorang akan tergambarkan secara alami dan alternatif gambaran dari terbentuknya seseorang.

Sedangkan menurut Baron & Byrne (1991) menyatakan bahwa efikasi diri merupakan salah satu bagian dari konsep diri yang meliputi suatu kumpulan keyakinan mengenai kemampuan individu untuk menghadapi tugas-tugas secara efektif dan menyelesaikan tugas tersebut. Myers (2012) mengemukakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, efikasi diri mengarahkan kepada sekumpulan target yang menantang dan tidak pantang menyerah dalam mendapatkannya. Kurniawan (2004) mengatakan bahwa keyakinan diri merupakan panduan untuk tindakan, yang telah dikonstruksikan dalam perjalanan pengalaman interaksi sepanjang hidup individu. Crick & Dodge (dalam Kurniawan, 2004) menjelaskan keyakinan diri merupakan representasi mental individu atas realitas, terbentuk oleh pengalaman pengalaman masa lalu dan masa kini, dan disimpan dalam memori jangka panjang.

Jones & Prinz (2005) mengemukakan efikasi diri parenting merupakan sebuah gagasan kognitif yang penting sebab ia berkaitan dengan fungsi anak dan keluarga.

Efikasi diri parenting awalnya muncul dari teori efikasi diri umum yang dikemukakan oleh Albert Bandura. Menurut Coleman & Karraker (1997) salah satu keyakinan yang berpengaruh kuat dalam pengasuhan bagi orangtua adalah keyakinan akan efikasi diri (self-efficacy beliefs).

Efikasi diri mengacu pada keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk sukses melakukan suatu tingkah laku tertentu (Bandura, 1997). Menurut bandura, efikasi diri sendiri penting untuk keberfungsian manusia sebab ia mempengaruhi emosi, pemikiran, motivasi dan perilaku manusia, sehingga dalam ranah parenting, keyakinan akan efikasi diri inilah yang kemudian disebut dengan efikasi diri parenting (parenting self-efficacy).

Coleman & Karraker (2000) menyatakan efikasi diri parenting didefinisikan sebagai penilaian orangtua tentang kompetensi dirinya dalam peran sebagai orangtua atau persepsi orangtua tentang kemampuannya secara positif mempengaruhi perilaku dan perkembangan anak-anaknya. Hal ini senada dengan pernyataan Teti dan Gelfard (dalam Coleman & Karraker, 1997) Efikasi diri parenting juga dapat diterangkan sebagai kemampuan yang dipersepsikan seseorang untuk memberikan pengaruh positif pada perkembangan anak. Jadi efikasi diri parenting sendiri mengacu pada harapan orangtua tentang derajat dimana seseorang mampu berperan secara kompeten dan efektif sebagai orangtua. Ahli lain, Jones dan Prinz (2005) menyatakan Efikasi diri parenting dapat didefinisikan secara luas sebagai harapan yang dipegang oleh pengasuh tentang kemampuannya untuk dapat mengasuh dengan sukses.

Berdasarkan uraian diatas, efikasi diri parenting adalah penilaian orangtua terhadap kompetensi dirinya dalam menjalankan perannya sebagai orangtua atau persepsi tentang kemampuannya secara positif dimana seseorang mampu berperan secara efektif sebagai orangtua tentang kemampuannyaagardapat mengasuh dengan sukses dalam mempengaruhi perilaku dan perkembangan anak-anaknya.

2. Aspek - Aspek Efikasi Diri Parenting

Bandura (1997) menyatakan terdapat tiga hal penting yang dapat digunakan untuk membentuk efikasi diri, yaitu sebagai berikut :

a) level

Dimensi ini mengacu pada taraf kesulitan tugas yang diyakini individu akan mampu mengatasinya. Apabila tugas-tugas yang dibebankan pada individu

(9)

disusun menurut tingkat kesulitannya, maka perbedaan efikasi diri secara individual mungkin terbatas pada tugas-tugas yang sederhana, menengah, atau tinggi. Individu akan melakukan tindakan yang dirasakan mampu untuk dilaksanaknnya dan akan tugas-tugas yang diperkirakan di luar batas kemampuan yang dimilikinya.

b) Generality

Dimensi ini mengacu pada variasi situasi di mana penilaian tentang efikasi diri dapat diterapkan. Aspek ini berhubungan luas bidang tugas atau tingkah laku. Beberapa pengalaman berangsur-angsur menimbulkan penguasaan terhadap pengharapan pada bidang tugas atau tingkah laku yang khusus sedangkan pengalaman lain membangkitkan keyakinan yang meliputi berbagai tugas.

c) Strength

Dimensi ini terkait dengan kekuatan atau kemantapan dari efikasi diri seseorang ketika berhadapan dengan tuntutan tugas atau suatu permasalahan. Tingkat efikasi diri yang lebih rendah mudah digoyangkan oleh pengalaman-pengalaman yang memperlemahnya, sedangkan seseorang yang memiliki efikasi diri yang kuat tekun dalam meningkatkan usahanya meskipun dijumpai pengalaman yang memperlemahnya.

Corsini (dalam Hambawany, 2007) mengemukakan terdapat empat aspek yang dapat mempengaruhi efikasi diri yaitu:

a) Kognitif.

Kemampuan seseorang untuk memikirkan cara-cara yang digunakan dan merancang tindakan yang akan diambil untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Asumsi yang timbul dari dari aspek kognitif ini adalah semakin efektif kemampuan berfikir dan dalam berlatih mengungkapkan ide-ide atau gagasan- gagasan pribadi, maka akan mendukung seseorang bertindak dengan tepat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

b) Motivasi.

Kemampuan seseorang untuk memotivasi diri melalui pikirannya untuk melakukan suatu tindakan dan keputusan dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Motivasi seseorang timbul dari pemikiran optimis dalam diri untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan. Motivasi dalam efikasi diri digunakan untuk memprediksi kesuksesan dan kegagalan individu.

c) Afeksi.

Kemampuan mengatasi emosi yang timbul pada diri sendiri untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Afeksi terjadi secara alami dalam diri seseorang dan berperan dalam menentukan intensitas pengalaman emosional.

Afeksi ditunjukkan dengan mengontrol kecemasan dan perasaan depresif yang menghalangi pola-pola pikir yang benar untuk mencapai tujuan.

d) Seleksi.

Kemampuan seseorang untuk menyeleksi tingkah laku dan lingkungan yang tepat sehinnga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Asumsi yang timbul dalam aspek ini yaitu ketidakmampuan orang dalam melakukan seleksi, tingkah laku membuat orang tidak percaya diri, bingung dan mudah menyerah ketika menghadapi masalah atau situasi yang sulit.

Aspek efikasi diri yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Bandura (2001) yaitu level, generality dan strengh. Karena aspek- aspek efikasi diri ini sesuai dan mencakup secara keseluruhan tentang efikasi diri yang ingin diteliti.

(10)

B. ASI EKSKLUSIF 1. Pengertian

ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan pada bayi selama 6 bulan pertama kehidupannya tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, dan nasi tim (Prasetyono, 2012).

ASI eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberikan makanan lain, walaupun hanya air putih sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah itu diberi makanan padat pendamping yang cukup dan sesuai, sedangkan ASI tetap diberikan sampai usia 2 tahun atau lebih (Damayanti, 2013).

Pemberian ASI secara eksklusif diberikan dalam jangka waktu 6 bulan. Setelah bayi berusia 6 bulan, ia harus diperkenalkan dengan makanan padat, sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun. Manfaat ASI akan sangat meningkat bila bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya. Peningkatan ini sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian ASI bersama-sama dengan makanan padat setelah bayi berumur 6 bulan (Prasetyono, 2012).

2. Jenis ASI

Berdasarkan waktu produksinya, ASI dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu kolostrum, foremilk, dan handmilk.

a. Kolostrum

Kolostrum adalah cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae yang mengandung tissue debris dan redual material, yang terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum dan sesudah melahirkan anak.

Kolostrum disekresi oleh kelenjar mamae pada hari pertama hingga ketiga atau keempat sejak masa laktasi. Kolostrum mengandung banyak protein dan antibody. Wujudnya sangat kental dan jumlahnya sangat sedikit (Prasetyono, 2012).

b. Foremilk

Air susu yang keluar pertama kali disebut susu awal (foremilk). Air susu ini hanya mengandung sekitar 1-2% lemak dan terlihat encer, serta tersimpan dalam saluran penyimpanan. Air susu tersebut sangat banyak dan membantu menghilangkan rasa haus pada bayi (Prasetyono, 2012).

c. Handmilk

Hindmilk keluar setelah foremilk habis, yakni saat menyusui hampir selesai.

Hindmilk sangat kaya, kental, dan penuh lemak bervitamin, sebagaimana hidangan utama setela sup pembuka. Hindmilk yang lebih kaya lemak inilah yang memberikan efek kenyang pada bayi. Airsusu ini memberikan sebagian besar energi yang dibutuhkan oleh bayi. Hindmilk juga sangat bermanfaat dalam pertumbuhan fisik anak (Prasetyono, 2012).

3. Komposisi ASI

Menurut Prasetyono (2012), ASI merupakan suatu emulsi lemak daam larutan protein, laktosa, vitamin, dan mineral ynag berfungsi sebagai makanan bagi bayi. Oleh karena itu, ASI dalam jumlah cukup dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama setelah kelahiran. Komposisi zat gizi dalam ASI adalah sebagai berikut :

a. Karbohidrat

Karbohidrat dalam ASI berbentuk laktosa (gula susu) yang jumlahnya tidak terlalu bervariasi setiap hari, dan jumlahnya lebih banyak ketimbang dalam

(11)

PASI. Rasio jumlah laktosa dalam ASI dan PASI adalah 7:4, sehingga ASI terasa lebih manis dibandingkan PASI. Hal ini menyebabkan bayi yang sudah mengenal ASI dengan baik cenderung tidak mau minum MPASI.Dengan demikian, pemberian ASI semakin berhasil.

Hidrat arang dalam ASI merupakan nutrisi penting yang berperan dalam pertumbuhan sel saraf. Di dalam usus, sebagian laktosa akan diubah menjadi asam laktat, yang berfungsi mencegah pertumbuhan bakteri yang berbahaya, serta membantu penyerapan kalsium dan mineral lain-lain.

b. Protein

Kandungan protein dalam ASI berbentuk whey 70% dan kasein 30%, dengan variasi komposisi whey : kasein adalah 90:10 pada hari ke-4 sampai 10 setelah melahirkan, 60:40 pada ASI matur (hari ke-11 sampai 240), dan 50:50 setelah hari ke-240. Pada susu sapi perbandingan whey : kasein adalah 18:82. Protein whey tahan terhadap susasana asam dan lebih mudah diserap sehingga akan mempercepat pengosongan lambung. Selain itu protein whey memunyai fraksi asam amino fenilalanin, tirosin, dan metionin dalam jumlah lebih rendah disbanding kasein, tetapi dengan kadar taurin lebih tinggi.

c. Lemak

Sekitar setengah dari energy yang terkandung dalam ASI berasal darri lemak yang lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi daripada PASI.Hal ini dikarenakan ASI lebih banyak mengandng enzim pemecah lemak (lipase).

Kandungan total lemak dalam ASI para ibu bervariasi satu sama lain, dan berbeda-beda dari satu fase ke fase berikutnya. Pada mulanya kandunga lemak rendah, kemudian meningkat jumlahnya.Komposisi lemak pada menit- menit awal menyusui berbeda dengan 10 menit kemudian. Demikian halnya dengan kadar lemak pada hari pertama, kedua, dan seterusnya.Jenis lemak dalam ASI mengandung banyak omega-3, omega-6, dan DHA yang dibutuhkan dalam pembentukan sel-sel jaringan otak.

d. Mineral

ASI mengandung mineral yang lengkap.Walaupun kadarnya relative rendah, tetapi bisa mencukupi kebutuhan bayi sampai berumur 6 bulan.Zat besi dan kalsium dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil, mudah diserap tubuh, dan berjumlah sangat sedikit.Sekitar 75% dari zat besi yang terdapat di ASI dapat diserap oleh usus. Lain halnya dengan zat besi yang ada di PASI, yang hanya berjumlah sekitar 5-10%.ASI juga mengandung natrium, kalsium, fosfor, dan klor yang lebih sedikit daripada PASI. Tetapi meskipun sedikit, ia tetap mencukupi kebutuhan bayi.

e. Vitamin

Apabila makanan yang dikonsumsi oleh ibu memadai, maka semua vitamin yang diperlukan bayi selama 6 bulan pertama kehidupannya dapat diperoleh dari ASI. Jumlah vitamin D, vitamin A, vitamin C, dan tiamin bervariasi sesuai makanan yang dikonsumsi oleh ibu.

4. Manfaat ASI Eksklusif

Menurut Megasari (2014), banyak manfaat pemberian ASI khususnya ASI eksklusif yang dapat dirasakan. Berikut manfaat terpenting yang diperoleh bayi:

a. ASI sebagai nutrisi

ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya.

(12)

Dengan tatalaksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan.

b. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi

Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat imunoglbulin dari ibunya melalui ari-ari. Namun, kadar zat ini akan cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir. Badan bayi sendiri baru membuat zat kekebalan cukup banyk sehingga mencapai kadar protektif pada waktu berusia 9 sampai 12 bulan, pada saat kadar zat kekebalan bawaan menurun, sedangkan yang dibentuk oleh badan bayi belum mencukupi, maka akan terjadi kesenjangan zat pada kekebalan bayi. Kesenjangan akan hilang atau berkurang apabila bayi diberi ASI, karena ASI adaah cairan hidup yang mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasir dan jamur.

c. ASI meningkatkan kecerdasan

Kecerdasan dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor genetic dan lingkungan.

Secara garis besar, terdapat tiga jenis kebutuhan untuk faktor lingkungan yaitu kebutuhan untuk pertumbuhan fisik-otak (ASUH), kebutuhan untuk perkembangan emosional dan spiritual (ASIH), serta kebutuhan untuk perkembanga intelektual dan sosialisasi (ASAH).Bayi memerlukan nutrisi dan makanan yang bergizi dan dalap didapatkan dari ASI. Bayi yang merasa nyaman dan aman, karena merasa dilindungi akan berkembang menjadi orang dewasa yang mandiri dengan emosi yang stabil. Selain itu seringnya bayi mennyusu membuatnya terbiasa berhubungan dengan manusi lain sehingga perkembangan sosialisasinya akan baik. Sehingga ASI dan menyusui secara eksklusif akan menciptakan faktor lingkungan yang optimal untuk meningkatkan kecerdasan bayi malalui pemenuhan senua kebutuhan awal dari faktor-faktor lingkungan.

d. Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang

Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu akan merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga kana merasa aman dan tenteram, terutama karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya yang telah ia kenal sejak dalam kandungan. Perasaan terlindung dan disayangi inilah yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik.

Manfaat lain pemberian ASI eksklusif bagi bayi ialah :

a. Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan bayi sampai usia 6 bulan.

b. Meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung berbagai zat anti kekebalan sehingga akan lebih jarang sakit. ASI juga akan mengurangi terjadinya mencret, sakit telinga, dan infeksi saluran pernafasan.

c. Melindungi anak dari serangan alergi.

d. Mengandung asam lemak yang diperlukan oleh pertumbuhan otak sehingga bayi ASI eksklusif potensial lebih pandai.

e. Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara.

f. Membantu pembentukan rahang yang bagus

g. Mengurangi risiko terkena penyakit kencing manis, kanker pada anak, dan diduga mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung

h. Menunjang perkembangan motorik sehingga bayi ASI eksklusif akan lebih cepat bisa jalan.

i. Menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional, kematangan spiritual, dan hubungan sosial yang baik.

Sedangkan manfaat memberikan ASI eksklusif bagi ibu ialah :

(13)

a. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan karena kadar oksitoksin meningkat sehingga pembuluh darah menutup dan perdarahan akan cepat berhenti.

b. Mengurangi terjadinya anemia

c. Menjarangkan kehamilan. Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah, dan cukup berhasil. Selama ibu memberi ASI eksklusif dan eblum haid, 98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setalah melahirkan dan 96%

tidak akan hamil sampai bayi brusia 12 bulan.

d. Mengecilkan Rahim. Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan sangat membantu Rahim kembali ke ukuran sebelum hamil. Proses pengecilan ini akan lebih cepat disbanding pada ibu yang tidak menyusui.

e. Menurunkan risiko kanker payudara.

f. Membantu mengurangi beban kerja ibu karena ASI tersedia kapan dan dimana saja.

g. ASI selalu bersih, sehat, dan tersedia dalam suhu yang cocok.

h. Lebih ekonomis dan murah.

i. Dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan memasak air dan tanpa harus mencuci botol.

j. Memberi kepuasan bagi ibu.

k. Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan merasakan kepuasan, kebanggaan dan kebahagiaan yang mendalam.

C. IBU BEKERJA

Ibu bekerja merupakan kelompok yang berisiko tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi. Hal ini disebabkan karena rata-rata masa cuti kerja melahirkan ialah selama 3 bulan sehingga intensitas ibu untuk bertemu si bayi pada bulan ke 4 dan seterusnnya menjadi kurang apabila dibandingkan dengan ibu rumah tangga.Namun pada ibu bekerja yang sebelumnya punya pengalaman menyusui biasanya lebih berhasil untuk memberikan ASI eksklusif. Dukungan dari tempat ibu bekerja sangat diperlukan, dengan cara :

a. Menyediakan tempat penitipan bayi di tempat kerja, maka ibu dapat menyusui anaknya pada jam istirahat.

b. Pada 6 bulan pertama pasca persalinan, jam kerja dibuat lebih pendek untuk memberi kesempatan ibu menyusui.

c. Menyediakan tempat untuk memerah ASI.

d. Cuti pasca persalinan diperpanjang (IDAI, 2010).

Kerangka Konsep

Hipotesis

HO : Tidak ada hubungan Parenting Self Efficacy Ibu Bekerja dengan pemberian ASI Eksklusif H1 : Ada hubungan Parenting Self Efficacy Ibu Bekerja dengan pemberian ASI Eksklusif H0:

Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan dukungan bidan terhadap pelayanan syariah.

Parenting Self Efficacy Ibu Bekerja

ASI Eksklusif

(14)

D. METODE PENELITIAN 1. Subjek Penelitian

Subyek dalam penelitian adalah ibu bekerja Di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu, ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2016). Sedangkan menurut (Arikunto, 2006) populasi adalah keseluruhan dari subjek yang akan diteliti.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang yang bekerja di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Jumlah populasi 520 orang.

b. .Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dalam penelitian dan dapat dijangkau peneliti serta dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2016).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Non Probability Sampling untuk menghindari bias.

Pemilihan subjek dilakukan berdasarkan kesediaan subjek untuk ikut serta dalam penelitian yang memenuhi kriteria inklusi.

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu bekerja sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi, dengan rincian sebagai berikut:

a. Kriteria inklusi 1) Sudah menikah

2) Pernah melahirkan dan menyusui 3) Ibu bersedia menjadi responden b. Kriteria Eksklusi

1) Usia lebih dari 35 tahun

2) Mempunyai riwayat penyakit yang menjadi kontraindikasi menyusui 2. Variabel Penelitian

a. Variabel Independen

Variabel independen atau juga disebut dengan variabel bebas merupakan variabel yang dapat mempengaruhi atau dapat menjadi sebab perubahan pada variabel terikat (Jaya, 2020). Variabel independen pada penelitian ini adalah Parenting Self Efficacy Ibu Bekerja

.

b. Variabel Dependen

Variabel dependen atau bisa disebut dengan variabel terikat merupakan variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel independen (Jaya, 2020). Variabel dependen pada penelitian ini adalah ASI Eksklusif

.

3. Definisi Operasional

Variabel Definisi Opersional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Independen

Parenting Self Efficacy Ibu Bekerja

Keyakinan diri ibu bekerja dalam memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya

Kuesioner 1. Tinggi

2. Rendah Nominal

(15)

Dependen

ASI Eksklusif Praktik pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan makanan ataupun cairan apapun yang dilakukan oleh ibu bekerja kepada bayinya

Kuesioner 1. YA : jika ibu hanya memberikan ASI saja tanpa tambahan makanan atau cairan apapun sampai usia bayi 6 bulan

2. TIDAK : jika ibu memberikan ASI dengan tambahan makanan atau cairan lain sebelum bayi usia 6 bulan

Nominal

4. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data a. Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Data Primer

Data primer merupakan data yang didapatkan dari responden secara langsung, cara untuk memperoleh data primer ini biasanya melalui wawancara, kuesioner kelompok fokus, dan panel yang dilakukan oleh peneliti kepada narasumber (Jaya, 2020). Data primer pada penelitian ini didapatkan secara langsung dari responden melalui pengisian kuesioner.

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan dari sumber yang tidak langsung, biasanya data diperoleh dari buku, catatan ataupun majalah (Jaya, 2020). Data sekunder pada penelitian ini adalah data jumlah tenagaa kerja di rumah sakit.

b. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk dijawab oleh responden (Suiraoka, Budiyani and Sarihati, 2019).

5. Instrumen Penelitian

Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner akan diberikan pada responden dan responden menjawab sesuai apa yang telah disediakan. Kuesioner digunakan untuk mengetahui Parenting Self Efficacy Ibu Bekerja terhadap pemberian ASI Eksklusif.

. 6. Analisis Data

Analisis data diolah menggunakan SPSS dan analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan analisis univariat dan bivariat.

a. Analisis univariat digunakan untuk menganalisis dari masing-masing variabel. Analisis univariat ini berfungsi untuk meringkas kumpulan data hasil pengukuran sedemikian rupa, pengolahan data ini hanya satu variable saja sehingga dinamakan univariat.

b.Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antar dua variable dengan uji Chi Square, tetapi jika data berdistribusi tidak normal maka dilakukan uji Korelasi Spearman.

7. Biaya Dan Jadwal Penelitian a. Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya yang diusulkan

1 Honorarium pelaksana (sesuai ketentuan maksimum 30% Rp. 3.000.000;

2 Bahan habis pakai dan peralatan (maksimum 40%) Rp. 4.000.000;

3 Perjalanan maksimum 15% Rp. 1.500.000;

4 Lain-lain: publikasi, seminar, lainnya (maksimum 15%) Rp. 1.500.000;

(16)

Jumlah Rp. 10.000.000;

b. Justifikasi Anggaran

Honorarium pelaksana (sesuai ketentuan maksimum 30%)

Item Satuan Volume Biaya Satuan Total

Survey lapangan Kali 2 125.000 250.000

Ijin penelitian Kali 1 250.000 250.000

Honor tendik Kali 1 250.000 250.000

Honor Diklat Orang 5 200.000 1.000.000

Subsidi kuota tim Orang 5 100.000 500.000

Transportasi Lapangan Orang 3 250.000 750.000

Sub Jumlah: 3.000.000

Bahan habis pakai dan peralatan (maksimum 40%)

Item Satuan Volume Biaya Satuan Total

Kertas Rim 4 125.000 500.000

ATK (pensil, Bolpoint, spidol,

tinta) Paket 1 750.000 750.000

Literatur Buah 4 175.000 700.000

Fotokopi kuesioner Eks 70 2.500 175.000

Flasdisk Buah 1 125.000 125.000

Banner Buah 1 250.000 250.000

Breast Feeding Simulasi Paket 1 1.500.000 1.500.000

Sub Jumlah: 4.000.000

Perjalanan maksimum 15%

Item Satuan Volume Biaya Satuan Total

Souvenir Responden Kali 60 25.000 1.500.000

Sub Jumlah: 1.500.000

Lain-lain: publikasi, seminar, lainnya (maksimum 15%)

Item Satuan Volume Biaya Satuan Total Jurnal nasional terakreditasi

sinta 2/3 Seat 1 800.000 800.000

Booklet Buah 1 450.000 450.000

Oral presntasi Seat 1 250.000 250.000

Sub Jumlah: 1.500.000

(17)

c. Jadwal Penelitian

Jadwal pelaksanaan penelitian dibuat dengan tahapan yang jelas untuk maksimal 1 tahun dalam bentuk diagram batang (bar chart).

No. Kegiatan Bulan Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Persiapan

a. Survey pendahuluan b. Pembuatan proposal 2 Pelaksanaan

a. Ijin pelaksanaan b. Melakukan penelitian c. Analisis data 3 Laporan Kemajuan

a. Pembuatan draft artikel 4 Laporan Akhir

a. Finalisasi laporan b. Finalisasi artikel c. Publikasi d. Oral presentasi E. DAFTAR PUSTAKA

1. Alwisol. (2012). Psikologi kepribadian (edisi revisi). Malang: UMM Press 2. BPS. (2019) Statistik Indonesia 2015. Jakarta: BPS

3. Coleman, P. K., & Karraker, K. H. (2000). Parenting self-efficacy among mothers of school-age children:

Conceptualization, measurement, and correlates. Family Relations, 49, 13-24. doi:10.1111/j.1741- 3729.2000.000ss13.x.

4. Coleman, P. K., & Karraker., K. H. (2003). Maternal self-efficacy beliefs, competence in parenting and toddlers behaviour and developmental status. Infant Mental Health Journal, 24, 126-148. doi: 10.1002/imhj.10048.

5. Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R.D. (2009). Life span development. New York, NY: McGraw Hill 6. Sansom, L. (2010). Confident parenting- a book proposal. Tesis. University of Pennsylvania, Philadelphia 7. Ida, 2012, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif 6 bulan di Wilayah Kerja di

Puskesmas Kemiri Muka Kota Depok Tahun 2011, Depok : Universitas Indonesia.

8. IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), 2010, Indonesia Menyusui, Jakarta : Badan Penerbit IDAI.

9. Prasetyono, Dwi Sunar, 2012, Buku Pintar ASI eksklusif, Jogjakarta : DIVA Press Priyoto, 2014, Teori sikap dan Perilaku dalam Kesehatan Dilengkapi Contoh Kuesioner, Yogyakarta : Nuha Medika

(18)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Referensi

Dokumen terkait