• Tidak ada hasil yang ditemukan

UU 27 TAHUN 2009 SUSDUK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "UU 27 TAHUN 2009 SUSDUK"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

UU NOMOR 27 TAHUN 2009 Tentang

MPR, DPR, DPD DAN DPRD UU NOMOR 27 TAHUN 2009

Tentang

MPR, DPR, DPD DAN DPRD

IPDN-KEMDAGRI

(2)

Biodata Narasumber

Nama : Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP, M.Si

Lahir : Jambi, 4 Maret 1977

NIP : 19770304 1995 11 1 001

Jabatan : Dosen Fungsional (Lektor Kepala)

Pangkat : Pembina TK. I (IV/b)

Instansi : Kampus IPDN Jatinangor

Alamat : Komp. Singgasana Pradana

Jl. Karangkamulyan No.2 A Cibaduyut-Bandung

Email/HP : kisankiel@yahoo.co.id - 08122445916

(3)

UNDANGUNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 PEMBUKAAN

( P r e a m b u l e )

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah

kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan

oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.

Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara

Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UndangUndang

Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan

Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia dan ………

(4)

4

1. Penguatan lembaga perwakilan rakyat (a.l.: fraksi dan alat kelengkapan, penggunaan hak, anggaran dan keuangan, sistem pendukung).

2. Pemantapan mekanisme check and balances (a.l. materi TATIB MPR, DPR, dan DPD dijadikan materi muatan UU).

3. Penguatan peran dan fungsi DPD (a.l. keterlibatan DPD dalam pembahasan RUU di DPR).

4. Penegasan posisi dan peran DPRD dlm sistem penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri;

5. Pemberian political reward bagi parpol peraih kursi/suara terbanyak dlm Pemilu berupa posisi kepemimpinan di DPR dan DPRD.

SEMANGAT DAN ARAH PEMBENTUKAN

UU NOMOR 27 TAHUN 2009

(5)

M P R D P R PRESIDEN

DAERAH OTONOM DESENTRALISASI

SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR &

INSTANSI VERTIKAL

DEKONSENTRASI

BADAN PENGELOLA BUMN, OTORITA,DLL DELEGASI

(DESENTRALISASI FUNGSIONAL)

LEMBAGA NEGARA LAINNYA

B P K M A M K

TUGAS

PEMBANTUAN

PEMERINTAHAN DAERAH/

PEMERINTAHAN DESA

MENTERI2

MENTERI-2

2

D P D

(6)

6

TNI/POLRI dewan pertimbangan

KY

UUD 1945

Kementerian Negara

PUSAT

DAERAH

TUN Militer Agama Umum Lingkungan

Peradilan

KAB/KOTA DPRD PEMDA

KPUKPU

BANK SENTRAL

DPR MPR DPD

PERWAKILAN BPK PROV PRESIDEN/

WAPRES MA MK BPK

DPRD PEMDA

PROVINSI

LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

(7)

PEMERINTAH PUSAT

TERGANTUNG & SUBORDINASI

DAERAH OTONOM PROVINSI

DAERAH OTONOM KAB / KOTA

HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH

SEBAGAI DAERAH OTONOM

(8)

GUBERNUR (WAKIL PEMERINTAH)

Pembinaan, Pengawasan,

Supervisi, Monev

Fasilitasi Kab/Kota

melaksanakan Otda

PELAYANAN OPTIMAL

PERAN GUBERNUR

SEBAGAI

WAKIL PEMERINTAH

(9)

PASAL 1 AYAT (1) UUD 1945:

(1) Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik.

ARTINYA APA?

Pemegang kekuasaan pemerintahan hanya satu:

Presiden!

Tidak ada pemegang kekuasaan lain menurut UUD dalam sistem negara kesatuan (unitary state system).

BENTUK NEGARA

(10)

10

PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

1.

PASAL 4 DAN 5 BAB III UUD 1945

(KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA)

Pasal 4:

(1) Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.

(2) Dalam melaksanakan kewajibannya Presiden dibantu oleh satu orang Wakil Presiden.

Pasal 5:

(1) Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

(2) Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya.

(11)

2. PASAL 17 BAB V UUD 1945 (KEMENTERIAN NEGARA) Pasal 17:

(1) Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara.

(2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.

(3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.

(4) Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur dalam undang-

undang.

(12)

12

3. PASAL 18, 18A DAN 18B BAB VI UUD 1945 (PEMERINTAHAN DAERAH)

Pasal 18:

(1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas Daerah- daerah Provinsi dan Daerah Provinsi itu dibagi atas Kabupaten dan Kota, yang tiap-tiap Provinsi, Kabupaten

dan Kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang.

(2) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.

(3) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.

(4) Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis.

(13)

Lanjutan Pasal 18:

(5) Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat.

(6) Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi

dan tugas pembantuan.

(7) Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undang-undang.

Pasal 18A:

(1) Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota, atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang- undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah.

(14)

14

Lanjutan Pasal 18A:

(2) Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang- undang.

Pasal 18B:

(1) Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan

pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang.

(2) Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang.

(15)

IV. ANATOMI URUSAN PEMERINTAHAN

URUSAN PEMERINTAHAN

ABSOLUT

(Mutlak urusan Pusat)

CONCURRENT

(Urusan bersama

Pusat, Provinsi, dan Kab/Kota)

PILIHAN/OPTIONAL

(Sektor Unggulan) WAJIB/OBLIGATORY (Pelayanan Dasar)

SPM

(Standar Pelayanan Minimal)

- Pertahanan - Keamanan - Moneter - Yustisi

- Politik Luar Negeri - Agama

Contoh: kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, pekerjaan umum, dan perhubungan

Contoh: pertanian, industri, perdagangan, pariwisata, kelautan dsb

(16)

16 April 2008 16

R A K Y A T

PEMILU PARLEMEN PEMILU PRESIDEN

DPR RI

MEMBENTUK UUKEKUASAAN

PRESIDEN

UU PEMDA

DPRD KDH

PEMILU PARLEMEN DAERAH

PEMILUKEPALA DAERAH

PEMERINTAHAN DAERAH

ALUR KEDAULATAN DALAM RANGKA PEMERINTAHAN

MENTERI2

16

(17)

1. DPRD SEBAGAI BAGIAN DARI PEMERINTAHAN DAERAH;

Ref.: UUD 1945, UU 32/2004, dan UU 27/2009:

DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

2. SEBAGAI BAGIAN DARI PEMERINTAHAN DAERAH, DPRD BERWENANG MENETAPKAN PERATURAN DAERAH (DGN PERSETUJUAN BERSAMA KEPALA DAERAH) UNTUK MELAKSANAKAN OTONOMI DAN TUGAS PEMBANTUAN.

POSISI, WEWENANG, DAN FUNGSI

KONSTITUSIONAL DPRD:

(18)

18

3. FUNGSI DPRD:

a. fungsi legislasi, dalam arti

fungsi pembentukan peraturan daerah bersama kepala daerah;

b. fungsi anggaran, dalam arti

fungsi pembahasan dan persetujuan

anggaran pendapatan dan belanja daerah bersama kepala daerah; dan

c. fungsi pengawasan, dalam arti

fungsi pengawasan pelaksanaan peraturan daerah dan APBD.

Ketiga fungsi tersebut di atas dijalankan dalam

kerangka representasi rakyat di daerah.

(19)

TUGAS DAN WEWENANG DPRD:

1. membentuk peraturan daerah bersama kepala daerah;

2. membahas dan memberikan persetujuan rancangan peraturan daerah mengenai anggaran pendapatan dan belanja daerah yang diajukan oleh kepala daerah;

3. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan

peraturan daerah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah;

4. mengusulkan pengangkatan dan/atau pemberhentian kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah kepada

Presiden melalui Menteri Dalam Negeri bagi DPRD provinsi dan kepada Menteri Dalam Negeri melalui gubernur bagi DPRD kabupaten/kota, untuk mendapatkan pengesahan pengangkatan dan/atau pemberhentian;

(20)

TUGAS DAN WEWENANG DPRD (lanjutan):

5. memilih wakil kepala daerah dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil kepala daerah;

6. memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah terhadap rencana perjanjian internasional di daerah;

7. memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama internasional yang dilakukan oleh pemerintah daerah;

8. meminta laporan keterangan pertanggungjawaban kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah;

9. memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama dengan daerah lain atau dengan pihak ketiga yang

membebani masyarakat dan daerah;

20

(21)

TUGAS DAN WEWENANG DPRD (lanjutan):

10. mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan 11. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur

dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

(22)

22

1. Hak interpelasi;

2. Hak angket; dan

3. Hak menyatakan pendapat.

HAK DPRD:

(23)

1. Hak mengajukan rancangan perda;

2. Hak mengajukan pertanyaan;

3. Hak menyampaikan usul dan pendapat;

4. Hak memilih dan dipilih;

5. Hak membela diri;

6. Hak imunitas;

7. Hak mengikuti orientasi dan pendalaman tugas;

8. Hak protokoler; dan

9. Hak keuangan dan administratif.

HAK ANGGOTA DPRD:

(24)

24

1. Anggota DPRD tdk dpt dituntut di depan pengadilan karena pernyataan, pertanyaan, dan/atau pendapat yg

dikemukakannya baik secara lisan maupun tertulis di dlm rapat DPRD ataupun di luar rapat DPRD yg berkaitan dgn fungsi serta tugas dan wewenang DPRD.

2. Anggota DPRD tdk dpt diganti antarwaktu karena pernyataan, pertanyaan, dan/atau pendapat yg

dikemukakannya baik di dlm rapat DPRD maupun di luar rapat DPRD yg berkaitan dgn fungsi serta tugas dan

wewenang DPRD.

3. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 1 tdk berlaku dlm hal anggota ybs mengumumkan materi yg telah disepakati dlm rapat tertutup utk dirahasiakan atau hal lain yg dimaksud dlm ketentuan mengenai rahasia negara sesuai dengan ketentuan pertrn per-uu-an.

HAK IMUNITAS ANGGOTA DPRD:

(25)

1. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila;

2. melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan menaati peraturan perundang-undangan;

3. mempertahankan dan memelihara kerukunan

nasional dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

4. mendahulukan kepentingan negara di atas

kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan;

5. memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat;

6. menaati prinsip demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah;

KEWAJIBAN ANGGOTA DPRD:

(26)

26

7. menaati tata tertib dan kode etik;

8. menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga lain dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah provinsi;

9. menyerap dan menghimpun aspirasi konstituen melalui kunjungan kerja secara berkala;

10. menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan masyarakat; dan

11. memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada konstituen di daerah pemilihannya.

KEWAJIBAN ANGGOTA DPRD (lanjutan):

(27)

1. Setiap anggota DPRD harus menjadi anggota salah satu fraksi.

2. Anggota setiap fraksi: paling sedikit sama dengan jumlah komisi di DPRD.

3. Partai politik yang jumlah anggotanya di DPRD mencapai ketentuan pada angka 2 atau lebih, dapat membentuk 1 (satu) fraksi.

4. Partai politik yang jumlah anggotanya di DPRD tidak memenuhi ketentuan pada angka 2,

anggotanya dapat bergabung dengan fraksi yang ada atau membentuk fraksi gabungan.

FRAKSI:

(28)

28

5. Dalam hal tidak ada satu partai politik yang

memenuhi persyaratan untuk membentuk fraksi menurut ketentuan pada angka 2, dibentuk fraksi gabungan.

6. Jumlah fraksi gabungan paling banyak 2 (dua).

7. Fraksi mempunyai sekretariat.

8. Sekretariat DPRD menyediakan sarana,

anggaran, dan tenaga ahli guna kelancaran pelaksanaan tugas fraksi sesuai dengan kebutuhan dan dengan memperhatikan kemampuan APBD.

FRAKSI (lanjutan):

(29)

1. Pimpinan;

2. Badan Musyawarah;

3. Komisi;

4. Badan Legislasi Daerah;

5. Badan Anggaran;

6. Badan Kehormatan; dan

7. Alat kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat paripurna.

ALAT KELENGKAPAN DPRD:

(30)

30

Jumlah anggota 35 – 44: 1 ketua dan 2 wakil ketua;

Jumlah anggota 45 – 84: 1 ketua dan 3 wakil ketua;

Jumlah anggota 85 – 100: 1 ketua dan 4 wakil ketua.

PIMPINAN DPRD PROVINSI:

Jumlah anggota 20 – 44: 1 ketua dan 2 wakil ketua;

Jumlah anggota 45 – 50: 1 ketua dan 3 wakil ketua.

PIMPINAN DPRD KAB/KOTA:

(31)

1.

Kursi terbanyak;

2.

Suara terbanyak; atau

3.

Persebaran wilayah perolehan suara partai politik yg lebih luas secara

berjenjang.

PENDEKATAN DALAM PENENTUAN

PIMPINAN DPRD:

(32)

32

1. Bamus terdiri atas unsur fraksi berdasarkan jumlah anggota dan

sebanyak-banyaknya tdk lebih dr setengah jumlah anggota DPRD.

2. Ketua dan wakil ketua DPRD karena jabatannya adalah Pimpinan Bamus merangkap anggota.

BADAN MUSYAWARAH:

(33)

Jumlah Komisi DPRD provinsi:

Jumlah anggota 35 – 55: 4 komisi;

Jumlah anggota lebih dr 55: 5 komisi.

Jumlah Komisi DPRD kab/kota:

Jumlah anggota 20 – 35: 3 komisi;

Jumlah anggota lebih dr 35: 4 komisi.

KOMISI:

(34)

34

1. Setiap anggota DPRD, kecuali yg

berkedudukan sbg pimpinan DPRD, wajib menjadi anggota salah satu komisi.

2. Jumlah anggota setiap komisi diupayakan sama.

3. Ketua, wakil ketua, dan sekretaris komisi dipilih dari dan oleh anggota komisi, dan dilaporkan dalam rapat paripurna DPRD.

KOMISI:

(35)

1. Jumlah anggota BLD ditetapkan dlm rapat paripurna menurut perimbangan dan

pemerataan jumlah anggota komisi.

2. Jumlah anggota BLD setara dgn jumlah anggota satu komisi di DPRD ybs.

3. Anggota BLD diusulkan oleh fraksi.

4. Pimpinan BLD terdiri atas satu orang ketua dan satu orang wakil ketua yg dipilih dari dan oleh anggota BLD berdasarkan prinsip musyawarah utk mufakat.

BADAN LEGISLASI DAERAH:

(36)

36

1. BA terdiri atas satu orang wakil dari tiap2 komisi dan utusan fraksi berdasarkan

perimbangan jumlah anggota.

2. Ketua dan wakil ketua BA berasal dari pimpinan DPRD.

BADAN ANGGARAN:

(37)

SINKRONISASI PENYUSUNAN RANCANGAN APBD & APBN SINKRONISASI PENYUSUNAN RANCANGAN APBD & APBN

(UU 17/2003, UU 25/2004 UU 32/2004, UU 33/2004) (UU 17/2003, UU 25/2004 UU 32/2004, UU 33/2004) SINKRONISASI PENYUSUNAN RANCANGAN APBD & APBN SINKRONISASI PENYUSUNAN RANCANGAN APBD & APBN

(UU 17/2003, UU 25/2004 UU 32/2004, UU 33/2004) (UU 17/2003, UU 25/2004 UU 32/2004, UU 33/2004)

RPJMD RPJMD

Renstra SKPD Renstra

SKPD

Renja SKPD Renja

SKPD RKPDRKPD

KUAKUA PPASPPAS

PEDOMAN PENYUSUNAN

RKA-SKPD PEDOMAN PENYUSUNAN

RKA-SKPD

RAPERDA RAPERDA

TAPDTAPD RKA-SKPD

RKA-SKPD

Dibahas bersama

DPRD 5 tahun

5 tahun

1 tahun 1 tahun

RKPRKP RPJMRPJM

NOTA KESEPAKATAN PIMPINAN DPRD DGN KDH

NOTA KESEPAKATAN PIMPINAN DPRD DGN KDH

1 tahun 1 tahun

5 tahun

1 tahun

(38)

38

BADAN KEHORMATAN:

Jumlah Anggota BK DPRD provinsi:

Jumlah anggota s.d. 74: 5 orang;

Jumlah anggota 75 s.d. 100: 7 orang.

Jumlah Anggota BK DPRD kab/kota:

Jumlah anggota s.d. 34: 3 orang;

Jumlah anggota 35 s.d. 50: 5 orang.

(39)

1. Pimpinan BK terdiri atas seorang ketua dan seorang wakil ketua yg dipilih dari dan oleh anggota BK.

2. Anggota BK diusulkan oleh fraksi

berdasarkan perimbangan jumlah kursi tiap2 fraksi.

BADAN KEHORMATAN:

(40)

40

1. Jumlah anggota Pansus

mempertimbangkan jumlah anggota setiap komisi yg terkait dan disesuaikan dgn

program/kegiatan serta kemampuan anggaran.

2. Anggota Pansus terdiri atas anggota

komisi terkait yg mewakili semua unsur fraksi.

PANITIA KHUSUS:

(41)

1. Merangkap jabatan sebagai:

a. pejabat negara atau pejabat daerah lainnya;

b. hakim pada badan peradilan; atau

c. PNS, anggota TNI/POLRI, pegawai pada BUMN,

BUMD, atau badan lain yang anggarannya bersumber dari APBN/APBD.

2. melakukan pekerjaan sebagai pejabat struktural pada lembaga pendidikan swasta, akuntan publik, konsultan, advokat atau pengacara, notaris, dan pekerjaan lain

yang ada hubungannya dengan tugas dan wewenang DPRD serta hak sebagai anggota DPRD.

3. melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta dilarang menerima gratifikasi.

Anggota DPRD dilarang:

(42)

42

1. Yg karena tdk melaksanakan kewajiban anggota DPRD, dikenai sanksi berdasarkan keputusan Badan

Kehormatan. (berupa: teguran lisan, teguran tertulis, dan/atau diberhentikan dari pimpinan pd alat

kelengkapan).

2. Yg terbukti melanggar larangan rangkap jabatan dan/atau pekerjaan dikenai sanksi pemberhentian sebagai anggota DPRD.

3. Yg terbukti melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta menerima gratifikasi, berdasarkan putusan

pengadilan yg telah mempunyai kekuatan hukum tetap, dikenai sanksi pemberhentian sebagai anggota DPRD.

Sanksi Bagi Anggota DPRD:

(43)

1. meninggal dunia;

2. mengundurkan diri; atau 3. diberhentikan.

Pemberhentian Antarwaktu, Penggantian Antarwaktu, dan Pemberhentian

Sementara Anggota DPRD:

Anggota DPRD berhenti antarwaktu

karena:

(44)

44

1. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap sebagai anggota DPRD selama 3 (tiga) bulan berturut-turut tanpa keterangan apa pun;

2. melanggar sumpah/janji jabatan dan kode etik DPRD;

3. dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;

4. tidak menghadiri rapat paripurna dan/atau rapat alat kelengkapan DPRD yang menjadi tugas dan

kewajibannya sebanyak 6 (enam) kali berturut-turut tanpa alasan yang sah;

Anggota DPRD diberhentikan antarwaktu

karena:

(45)

5. diusulkan oleh partai politiknya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

6. tidak lagi memenuhi syarat sebagai calon anggota

DPRD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan mengenai pemilihan umum;

7. melanggar ketentuan larangan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini;

8. diberhentikan sebagai anggota partai politik sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; atau 9. menjadi anggota partai politik lain.

Anggota DPRD diberhentikan antarwaktu

karena (lanjutan):

(46)

46

1. Anggt DPRD yg berhenti antarwaktu digantikan oleh calon anggt DPRD yg memperoleh suara terbanyak urutan

berikutnya dlm daftar peringkat perolehan suara dr partai politik yg sama pd daerah pemilihan yang sama.

2. Dlm hal calon anggt DPRD yg memperoleh suara terbanyak urutan berikutnya sebagaimana dimaksud pd angka 1

mengundurkan diri, meninggal dunia, atau tdk lg memenuhi syarat sbg calon anggt DPRD, anggt DPRD sebagaimana dimaksud pd angka 1 digantikan oleh calon anggt DPRD yg memperoleh suara terbanyak urutan berikutnya dr partai politik yang sama pd daerah pemilihan yg sama.

3. Masa jabatan anggt DPRD pengganti antarwaktu melanjutkan sisa masa jabatan anggt DPRD yg digantikannya.

Penggantian Antarwaktu:

(47)

a. menjadi terdakwa dalam perkara tindak pidana

umum yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih; atau

b. menjadi terdakwa dalam perkara tindak pidana khusus.

Pemberhentian Sementara:

Anggota DPRD diberhentikan sementara karena:

Anggota DPRD yg diberhentikan sementara, tetap mendapatkan hak keuangan tertentu.

(uang representasi, uang paket, tunjangan keluarga,

dan tunjangan beras, serta tunjangan pemeliharaan

kesehatan sesuai dgn ketentuan per-uu-an)

(48)

48

1. Pemanggilan dan permintaan keterangan utk penyidikan terhadap anggota DPRD provinsi yg

disangka melakukan tindak pidana harus mendapat persetujuan tertulis dari Menteri Dalam Negeri utk anggota DPRD provinsi dan dari gubernur utk

anggota DPRD kabupaten/kota.

2. Dalam hal persetujuan tertulis sebagaimana

dimaksud pd angka 1 tdk diberikan oleh Menteri Dalam Negeri atau gubernur dlm waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak

diterimanya permohonan, proses pemanggilan dan permintaan keterangan utk penyidikan sebagaimana dimaksud pd angkat 1 dpt dilakukan.

Penyidikan:

(49)

3. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 1 tdk berlaku apabila anggota DPRD:

Penyidikan (lanjutan):

a. tertangkap tangan melakukan tindak pidana;

b. disangka melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana mati atau pidana seumur hidup atau tindak pidana kejahatan

terhadap kemanusiaan dan keamanan negara

berdasarkan bukti permulaan yang cukup; atau

c. disangka melakukan tindak pidana khusus.

(50)

Bagimu Negeri Jiwa Raga Kami

Amiin.

Hatur Nuhun

Semoga Tuhan Selalu Memberi Yang Terbaik

Hatur Nuhun

Semoga Tuhan Selalu Memberi Yang Terbaik

(51)

TERIMAKASIH TERIMAKASIH

Atas Perhatiannya Atas Perhatiannya

Mohon Maaf Kalau Mohon Maaf Kalau

Kurang Kurang

Memuaskan!!!!

Memuaskan!!!!

Referensi

Dokumen terkait

Menurut UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2019 Tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020 pada pasal 1 ayat 18 bahwa Dana Insentif Daerah

LIST OF TABLES Table TITLE Page 1.1 Total Education Expenditure of the Philippines, 1991 – 1998 20 1.2 Total Health Expenditure of the Philippines, 1997 – 2005 21 2.1 Education