• Tidak ada hasil yang ditemukan

Validitas dan Reliabilitas - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Validitas dan Reliabilitas - Spada UNS"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Validitas dan

Reliabilitas

(2)

Validitas

Reliabilitas

Validitas Internal (internal validity)

Validitas Eksternal (external validity)

Validitas Isi (content validity)

Validitas Konstruk (construct validity)

Reliabilitas Eksternal (external reliability)

Reliabilitas Internal (internal reliability)

Metode bentuk paralel (equivalent method) Metode tes berulang (test-retest method)

Instrumen skor diskrit

Instrumen skor non diskrit

(3)

• Instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang diukur dengan tepat.

• Validitas berkaitan dengan “ketepatan” dengan alat ukur.

• Instrumen yang valid akan menghasilkan data yang valid.

Validitas Instrumen

(4)

1. Validitas isi (content validity)

validitas ini merupakan syarat yang

harus dipenuhi oleh instrumen yang berbentuk tes untuk mengukur hasil belajar. Uji validitas isi sering dijela skan melalui validitas tampang dan validitas logis (Djemari Mardapi)

2. Validitas konstruk (construct validity)

Validitas konstruk mengacu pada seja uh mana suatu instrumen mengukur k onsep dari suatu teori, yaitu yang menj adi dasar penyusunan instrumen

Validitas Internal

Internal validitas dapat pula disebut sebagai

validitas logis yang berarti penalaran atau

rasional

(5)

Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk menguji validit as instrumen.Oleh karena itu instrumen yang valid dapat dipa stikan reliabel, namun Pengujian reliabilitas instrumen perlu d ilakukan

Reliabilitas Instrumen

(6)

1. Reliabilitas Eksternal (External Reliability)

a. Metode bentuk paralel (equivalent method)

Metode paralel dilakukan dengan cara menyusun dua instrumen yang hamp ir sama, kemudian diuji cobakan pada sekelompok siswa yang samapula.

b. Metode tes berulang (test-retest method)

Metode ini dilakukan untuk menghindari penyusunan instrumen dua kali. Ins trumen yang diuji coba cukup 1 instrumen dengan kelompok siswa yang sa

ma Reliabilitas Instrumen

Berdasarkan cara-cara melakukan pengujian tin gkat realiabilitas instrumen, secara garis besar ada dua jenis reliabilitas yaitu reliabilitas ekstern al dan reliabilitas internal:

2. Reliabilitas Internal (Internal Reliability)

a. Instrumen skor diskrit

Instrumen skor diskrit, nominal, atau pilah adalah instrumen skor jawaban/ pil ihan responhya hanya ada dua yaitu 1(satu) dan 0 (nol).

b. Instrumenskor non diskrit

Instrumenskor non diskrit adalah instrument pengukuran yang dalam

sistem penskorannya tidak menggunakan 1 dan 0 (satu dan nol), tetapi

bersifat gradual, yaitu ada penjenjangan skor, mulai dari skor tertingi

sampai skor terendah

(7)

a. tingkat kesukaran b. daya pembeda

c. berfungsinya pengecoh

01.

Tes

konsistensi internal (daya beda angket)

02.

Angket

Analisis Butir Instrumen

(8)

Tingkat Kesukaran Butir Soal

• Tingkat kesukaran butir soal adalah proporsi banyakn ya peserta yang menjawab benar butir soal tersebut t erhadap seluruh peserta tes

N

P = B

0 . 1 P

0 .

0  

• Makin besar nilai P, butir soal semakin mudah

• Makin kecil nilai P, butir soal semakin sukar

• Rentangan nilai P adalah:

(9)

Tingkat Kesukaran Butir Soal

Sebuah butir mempunyai tingkat kesu karan baik, dalam arti dapat memberik an distribusi yang menyebar, jika tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah

Tidak ada uji signifikansi untuk tingkat kesulitan

Pada instrumen untuk variabel terikat dituntut mempunyai tingkat kesukaran

yang memadai dalam rangka untuk m embuat variansi yang besar pada vari

abel terikat

(10)

Tingkat Kesukaran Butir Soal

7 . 0 P

3 .

0  

• Untuk memperoleh skor yang menyebar , nilai P harus makin mendekati 0,5

• Biasanya kriterianya adalah sebagai beri

kut:

(11)

N

P = B

• Butir 1: P = 1.0

• Butir 2: P = 0.0

• Butir 3: P = 0.5

• Butir 4: P = 0.5

• Butir 5: P = 0.5

• Butir 6: P = 0.625

Contoh Mencari P

(12)

Daya Beda Butir Soal

Suatu butir soal mempunyai daya pe mbeda baik jika kelompok siswa pand

ai menjawab benar butir soal lebih ba nyak daripada kelompok siswa tidak p

andai

Daya beda suatu butir soal dapat dipa kai untuk membedakan siswa yang pa

ndai dan tidak pandai

Sebagai tolok ukur pandai atau tidak p andai adalah skor total dari sekumpul

an butir yang dianalisis

(13)

• Tidak ada uji signifikansi untuk daya pembeda

• Rentangan daya beda adalah -1.0 ≤ D ≤ 1.0

• Butir soal mempunyai daya pembeda baik jika D ≥ 0.30.

• Ada beberapa cara untuk mengukur daya pem beda

Daya Beda Butir Soal

(14)

Daya Beda Butir Soal

Cara Pertama:

N b B b N a

B a

D = −

p x 1

p x Y

1 Y Y

r pbis

D

 

= 

= Cara Kedua:

Cara Ketiga:

dengan 2

n Y n

Y 2

Y 

 

 

−  

= 

(15)

 

 

 

 

 

= 

=

) z ( f

p x Y

1 Y Y

r bis

D

2 z 2

2 1 e )

z (

f

= 

Cara keempat: dengan korelasi biserial (biserial correlation)

z dihitung dari p x , dengan p x merupakan luas daerah pada kurva normal, dihitun g dari kanan

Asumsi: X dan Y mempunyai distribusi normal bivariat.

The distribution of Y among examinees who have the same (fixed) value of X is a normal distribution.

Daya Beda Butir Soal

Notes: Cara kedua dan ketiga disebut korelasi biserial titik (point biserial correlation). Rumus ketiga adalah turunan dari rumus ke dua.

Pada ITEMAN, untuk mencari daya beda, digunakan korelasi bi

serial titik dan korelasi biserial. Bisa juga dengan SPSS.

(16)

Contoh Mencari Daya Beda dengan Rumus Pertama

• Butir 1: D = 0.0

• Butir 2: D = 0.0

• Butir 3: D = 1.0

• Butir 4: D = -1.0

• Butir 5: D = 0.5

• Butir 6: D = 0.75

• Butir 7: D = 0.0

N b B b N a

B a

D = −

Dalam hal ini: Aa, Bb, Cc, dan Dd merupakan

kelompok atas dan Ee, Ff, Gg, dan Hh merup

akan kelompok bawah

(17)

Contoh Mencari Daya Beda dengan

Rumus Kedua untuk Butir Ketiga

(18)

( 7 1 5 798 375 ) 1 0 0 5 5 1 1 798 625 0 . 903

D .

. .

. .

. = =

=

Contoh Mencari Daya Beda dengan

Rumus Ketiga untuk Butir Ketiga

(19)

Contoh Mencari Daya Beda dengan Rumus Keempat untuk Butir Ketiga

( )( ) 1 . 13

D 0 . 3989 5 . 0 798

. 1

375 .

5

7 =

=

 

 

 

 

 

= 

=

) z ( f

p x Y

1 Y Y

r bis

D

p

x

= 0.5; z = 0; f(z) = 0.3989

(20)

Pengecoh disebut berfungsi jika a. dipilih oleh sebagian siswa b. siswa kelompok pandai memil

ih lebih sedikit daripada siswa kelompok tidak pandai

Berfungsinya Pengecoh

Butir Soal

Suatu butir soal mempunyai pengecoh y ang baik jika banyaknya siswa yang me milih pengecoh tersebut sekurang-kuran gnya 2,5% (atau 5%) dan siswa kelomp ok pandai memilih lebih sedikit daripada siswa kelompok tidak pandai

(21)

%

) 100

1 /(

)

( x

IP N B n P −

= −

Berfungsinya Pengecoh Butir Soal

• Ada yang mengatakan bahwa pada suatu butir soal, pengecoh harus dipilih secara merata oleh peserta tes

• Indeks Pengecoh (IP) dirumuskan sebagai berikut:

dengan:

P = banyaknya peserta tes yang memilih pengecoh tertentu N = banyaknya seluruh peserta tes

B = banyaknya peserta tes yang menjawab benar butir soal yang bersangkutan

n = banyaknya alternatif jawaban

(22)

Dalam suatu angket, semua butir harus ko heren, mempunyai ar ah yang sama, tidak ada butir-butir yang b

erlawanan arah

Ini berarti, semua butir dalam suatu an gket harus saling kon sisten satu sama lain

Hal yang demikian ini menunjukkan bahwa semua butir mempun yai dimensi yang

sama

Yang dianggap seba gai arah adalah skor total dari sejumlah bu

tir yang dianalisis

Diperlukan indeks ko nsistensi internal (ya ng oleh sementara or

ang disebut validitas butir, tetapi ini bukan

validitas angket)

1 2 3 4 5

Konsistensi Internal Butir Angket

(23)

Ukuran konsistensi in ternal suatu butir ang ket adalah korelasi rX

Yantara skor butir an gket dengan skor tot

al

Tidak ada uji signifik ansi untuk ukuran ko

nsistensi internal

Pada umumnya, suat u butir angket disebu t mempunyai konsist ensi internal yang bai

k jika rXY≥ 0.30

Pada tes, konsistensi internal suatu butir s oal berfungsi sebagai

daya pembeda

6 7 8 9

Konsistensi Internal Butir Angket

(24)

Ini berarti, butir 1 dapat dipakai

Contoh Mencari

Konsistensi Internal Butir 1

(25)

Ini berarti, butir 2 tidak dapat dipakai

Contoh Mencari

Konsistensi Internal Butir 2

(26)

Instrumen disebut valid apabila mengukur apa yang

seharusnya diukur

Ada tiga jenis validitas:validitas isi, validitas berdasar kriteria,

dan validitas konstruks

Validitas

Instrumen

(27)

Untuk melihat validitas isi suatu instrumen, diperlukan seorang atau lebih validator

Tugas pokok validator adalah melakukan penilaian konten (content analysis) terhadap instrumen, antara lain:

1. mencocokkan kisi-kisi dengan definisi konseptual/oper asional variabel dan

2. melakukan penelaahan terhadap butir-butir instrumen

Validitas Instrumen

(28)

• Apakah variabel telah didefinisikan dengan be nar?

• Apakah kisi-kisi telah sesuai dengan definisi v ariabel?

• Apakah diperlukan revisi pada kisi-kisi?

• Jika diperlukan revisi, pada bagian mana?

Contoh Pertanyaan Kepada Validator Mengenai

Kesesuaian Kisi-kisi Dengan Definisi Variabel

(29)

Segi Materi (Substansi)

(1) Materi sudah dipelajari oleh siswa (2) Butir soal sesuai dengan indikator (3) Antar butir tidak saling tergantung

Segi Konstruksi

(1) Pokok soal dirumuskan dengan singkat dan jelas

(2) Pokok soal bebas dari pernyataan yang dapat menimbulkan penafsira n ganda

(3) Butir soal tidak tergantung kepada jawaban butir soal yang lain (4) Pengecohnya sudah disusun dengan baik

Segi Bahasa

(1) Soal menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (2) Soal menggunakan bahasa yang komunikatif

(3) Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat

Contoh Penelaahan Butir-butir Instrumen

(30)

Contoh Pertanyaan Kepada Validator Mengenai Penelaahan Butir Tes Dengan Kisi-kisi

Berilah tanda check pada kolom yang sesuai, jika butir soal telah

memenuhi kriteria penelaahan

(31)

Reliabilitas Instrumen

• Secara teoretik, konsep reliabilitas dikembangkan dari teori-teori p ada teori tes klasik.

• Asumsi pada teori tes klasik:

(32)

Reliabilitas Instrumen

• Dari asumsi-asumsi teori tes klasik tersebut di atas dapat dibuktikan berlakunya

formula berikut:

(33)

Instrumen disebut rel iabel jika menghasilk an skor yang konsist

en

Instrumen disebut rel iabel jika menghasilk an skor dengan kesal

ahan yang kecil

Ada berbagai macam cara untuk mengesti masi koefisien reliabil

itas, misalnya rumus Cronbach alpha atau rumus Kuder-Richard

son (KR)

Jika koefisien reliabili tas disebut r11 maka

tidak dilakukan uji si gnifikansi untuk r11,

tetapi ditentukan nilai ambang batas

tertentu untuk r11

Biasanya digunakan nilai 0.70 sebagai ambang batas. Jadi,

suatu instrumen dikatakan reliabel

jika r11≥ 0.70

1 2 3 4 5

Reliabilitas Instrumen

(34)

Dengan rumus KR-20 (untuk tes pilihan ganda)

q = 1 - p

Reliabilitas Instrumen

(35)

Dengan rumus Cronbach Alpha (untuk angket , atau tes pilihan ganda, atau tes uraian)

Reliabilitas Instrumen

(36)

Mengestimasi Koefisien Reliabilitas

Dengan KR-20

(37)

Mengestimasi Koefisien Reliabilitas

Dengan Cronbach Alpha

(38)

Ini berarti, angket tersebut reliabel

Mencari Koefisien Reliabilitas

Dengan Cronbach Alpha (Untuk Angket)

(39)

Tugas:

Mencari :

1. Tingkat kesukaran 2. Daya beda

3. Validitas

4. Reliabelitas Bahan:

1. Cari 10 soal pilihan ganda, gabungan dari KD yang berbeda dalam kelas anda (tidak boleh KD yang sama)

2. Uji cobakan 10 soal tersebut kepada mahasiswa semester 1/3 sebanyak 10 mahasiswa

3. Gunakan googleform untuk membagikan soal kepada peserta uji coba

4. Tabulasi hasilnya.

Referensi

Dokumen terkait