Bagaimana pelaksanaan akad al-wad̄‟ah dalam produk Tabungan Haji di perbankan syariah Kabupaten Ponorogo. Bagaimana pelaksanaan akad mụ̄rabah mụlaqah dalam produk Tabungan Haji di perbankan syariah kabupaten Ponorogo.
Metode Penelitian
- Jenis dan Pendekatan Penelitian
- Kehadiran Peneliti
- Lokasi Penelitian
- Data dan Sumber Data a) Data
- Teknik Pengumpulan Data
- Analisis Data
- Pengecekan Keabsahan Data
- Sistematika Pembahasan
Data yang diperoleh adalah dari observasi di Bank Syariah Mandiri KCP Ponorogo, Bank Muamalat Indonesia KCP Ponorogo dan Bank Rakyat Indonesia Syariah melalui wawancara terkait dengan pelaksanaan Tabungan Haji. Dalam konteks ini yang menjadi subyek peneitian adalah para karyawan dari Bank Syariah Mandiri KCP Ponorogo, Bank Muamalat Indonesia KCP Ponorogo dan Bank Rakyat Indonesia Syariah yang berkompeten terhadap Produk Tabungan Haji.
PENDAHULUAN
Dalam penyusunan hasil penelitian ini, penulis akan membagi dalam lima bab yang dapat digambarkan sebagai berikut:.
LANDASAN TEORI
BAB III :PRODUK TABUNGAN HAJI DI PERBANKAN SYARIAH KABUPATEN PONOROGO
ANALISIS VARIASI PELAKSANAAN AKAD PRODUK TABUNGAN HAJI DI PERBANKAN
KESIMPULAN DAN SARAN
- Pengertian al- wad̄’ah
- Dasar hukum a) Al-Quran
- Hukum menerima al- wad̄’ah
- Rukun al- wad̄’ah
- Jenis al- wad̄’ah
- Pengertian Mụ̄rabah
Sedangkan dinamai wad̄‟a karena sesuatu yang ditinggalkan seseorang pada orang lain untuk dijaga dengan sebutan qad̄‟ah lantaran ia meninggalkannya pada orang yang menerima titipan.28. Secara terminologi al-wad̄‟ah adalah memberikan harta untuk dijaga pada penerimanya.29 Atau akad antara pemilik barang (m̄di‟) dengan penerima barang titipan (w̄di‟) untuk menjaga harta dari kerusakan atau kerugian dan untuk keamanan harta.30. Al-wad̄‟ah dapat diartikan pula sebagai titipan murni dan merupakan perjanjian yang bersifat percaya-mempercayai atau dilakukan atas dasar kepercayaan semata.
Maka, akad wad̄‟ah termasuk kategori akad yang bersifat kebajikan karena mengandung unsur tolong menolong antara sesama manusia di lingkungan sosialnya.31. Jaziri mengemukakan pendapat beberapa imam mazhab.. a) Menurut Mā likīah al-wad̄‟ah memiliki dua arti.. ibarat perwakilan untuk pemeliharaan harta secara mujarrad. Dari definisi al-wad̄‟ah tersebut, dapat dipahami bahwa al- wad̄‟ah adalah transaksi pemberian mandat dari seseorang yang menitipkan suatu benda kepada orang lain untuk dijaga sebagaimana semestinya.33.
Al-Wazir berkata, “para ulama sepakat bahwa al-wad̄‟ah (sesuatu yang diditipkan) adalah amanat murni yang penyimpannya tidak bertanggung jawab atas kerusakannya, kecuali. Al-wad̄‟ah sebagai salah satu akad dalam rangka tolong-menolong sesama insan yang disyari‟atkan dan dianjurkan dalam Islam. Jaziri mengungkapkan pendapat para imam mazhab tentang rukun al-wad̄‟ah.. a) Menurut Ḥ an̄fiyah rukun al-wad̄‟ah yaitu ij̄b dan qab̄l.
ﺶ ﺸﺶﺲ َ َﺛﺒ
ﺳ َﺟﺒ
- Jenis M ụ̄rabah
- Rukun mụ̄rabah
- Berakhirnya mụ̄rabah
- Tabungan Syariah menurut Hukum Positif 1. Pengertian Tabungan Syariah
Artinya: “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah”.48 .. Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu…49 b) ̣adits. Oleh karena itu, orang- orang yang sedang sibuk atau sakit menyerahkan modalnya kepada orang lain yang mengelolanya dengan imbalan mendapatkan bagian dari hasil keuntungannya.51. Seperti persyaratan bahwa pengusaha harus berdagang di daerah Bandung atau harus berdagang sepatu, atau membeli barang dari orang tertentu dan lain-lain.
Menurut ulama fiqih akad mụ̄rabah bisa berakhir karena berbagai hal.. masing pihak menyatakan akad batal b) Salah seorang yang berakad meninggal dunia. Menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh Islam, karena dengan menabung berarti seorang Muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perencanaan masa yang akan datang sekaligus hal-hal yang tidak diinginkan.54.
Mekanisme
Filosofi ini hanya bisa berjalan jika nisbah laba ditentukan dalam bentuk prosentase, bukan dalam bentuk nominal rupiah. Tetapi untuk menghindari moral hazard dari pihak mụ̄rib yang lalai atau menyalahi kontrak ini, maka ̣̣̄ib al- m̄l dibolehkan meminta jaminan tertentu kepada mụ̄rib. Jaminan ini akan disita oleh ̣̣̄ib al-m̄l jika ternyata timbul kerugian karena mụ̄rib melakukan kesalahan, yakni lalai dan atau ingkar janji.
Jadi tujuan pengenaan jaminan dalam akad mụ̄rabah adalah untuk menghindari moral hazard mụ̄rib, bukan untuk “mengamankan” nilai investasi kita jika terjadi kerugian karena faktor risiko bisnis. yang timbul disebabkan karena faktor risiko bisnis, jaminan mụ̄rib tidak dapat disita oleh ̣̣̄ib al-m̄l.69. d) Menentukan besarnya nisbah, besarnya nisbah ditentukan berdasarkan kesepakatan masing-masing pihak yang berkontrak. Jadi, angka besarnya nisbah ini muncul sebagai hasil tawar- menawar antara ̣̣̄ib al-m̄l dan mụ̄rib. Dalam praktiknya di perbankan modern, tawar-menawar nisbah antara pemilik modal (yakni investor atau deposan) dengan bank syariah hanya terjadi bagi deposan/investor dengan jumlah besar, karena mereka ini memiliki daya tawar yang relatif tinggi.
Bank syariah hanya akan mencantumkan nisbah yang ditawarkan, setelah itu deposan boleh setuju boleh tidak.
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ponorogo 1. Sejarah
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momen yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya.
Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia.74. Bank Syariah Terdepan dan Modern”.. mengartikan bahwa menjadi bank syariah yang selalu unggul di antara pelaku industri perbankan syariah di Indonesia pada segmen consumer, micro, SME, commercial, dan corporate.77. Sementara Bank Syariah Modern adalah menjadi bank syariah dengan sistem layanan dan tegnologi mutakhir yang melampaui harapan nasabah.78.
Untuk menarik nasabah, Bank Syariah mandiri memberikan beragam manfaat pada produk BSM Tabungan Mabrur yang dicantumkan pada brosur. Sesuai dengan wawancara yang peneliti lakukan dengan customor service Bank Syariah Mandiri KCP Ponorogo saudara Yunias Agil, beliau mengatakan bahwa dana yang dihimpun dari masyarakat diinvestasikan ke dalam produk-produk pembiayaan yang dijalankan seperti produk pembiayaan Rumah Hunian serta BSM warung mikro.86 B. Dan untuk memperluas jaringan dan memperkenalkan bank syariah pertama di Indonesia maka Bank Muamalat Indonesia mulai memperluas jaringannya dengan membuka kantor cabang Devisa dan Muamalat Center.
Bank Rakyat Indonesia Syariah Kantor Cabang Ponorogo 1. Sejarah
Aktivitas PT Bank BRI Syariah semakin kokoh setelah pada 19 Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk untuk melebur ke dalam PT Bank BRI Syariah (proses spin off) yang berlaku efektif pada tanggal 1 januari 2009. PT BRI Syariah menjadi bank syariah ketiga terbesar berdasarkan asset PT BRI Syariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi asset, jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Fokus pada segmen menengah bawah, PT Bank BRI Syariah menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan pelayanan perbankan.100.
Bak BRI Syariah adalah unit usaha BRI Syariah yang mulai membuka cabang pada bulan Oktober 2002. BRI Syariah melengkapi produk penghimpunan dananya dengan Giro al-wadi‟ah, Tabungan mudarabah dan Depositi Berjangka mudarabah. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pelayanan BRI Syariah kepada masyarakat dibukalah kantor cabang diseluruh Indonesia.salah satunya yaitu BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu Ponorogo.
Yakni 10% untuk nasabah dan 90% untuk pihak bank.105 Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan oleh seorang nasabah bahwa prosentase bagi hasil yang diperolehnya adalah sebesar 10% yang diketahuinya sejak awal pembukaan rekening.106Untuk dana yang telah terkumpul oleh pihak bank diinvestasikan kedalam produk pembiayaan seperti Kredit Usaha Rakyat mikro IB dan KPR Faedah BRI Syariah.107. BRI Syariah juga memberikan beragam fasilitas seperti asuransi jiwa ketika nasabah atau calon peserta haji mengalami kecelakaan ketika melakukan ibadah haji. Banyak juga kemudahan yang didapatkan seperti setoran awal mulai dari lima puluh ribu rupiah diikuti setoran selanjutnya sebesar seratus ribu rupiah, bebas setiap saat menambahkan saldo, gratis biaya administrasi, dapat bertransaksi diseluruh jaringan kantor cabang BRI Syariah secara online, pemotongan zakat secara otomatis dari bagi hasil yang didapatkan, dan transaksi online dengan Siskohat untuk kepastian porsi keberangka.108.
Analisis Teori Tabungan terhadap Pelaksanaan Akad al-W ad̄’ah dalam Produk Tabungan Haji di Perbankan Syariah Kabupaten
Analisis Teori Tabungan terhadap Pelaksanaan Akad al-Wad̄’ah dalam Produk Tabungan Haji di Perbankan Syariah Kabupaten. Setelah nasabah mengisi semuanya maka terjadilah kesepakatan antara kedua belah pihak, maka akad al-wad̄‟ah mulai berlaku dalam Tabungan Muamalat IB Haji.111. Dari produk Tabungan Muamalat IB Haji barang yang dititipkan berupa dana yang akan digunakan untuk BPIH calon jamaah haji.
Seperti syarat dan ketentuan akad yang digunakan.115 Hal tersebut sesuai dengan ketentuan pasal 2 angka (2) Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/6/PBI/2005 Tentang Transparansi. 114 Peraturan Bank Indonesia nomor 9/19/PBI/2007 tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa Bank Syariah. Dari penjelasan di atas ada kelebihan produk Tabungan Muamalat IB Haji di antaranya terdapat fasilitas standing instruction (SI).
Selain itu produk Tabungan Muamalat IB Haji telah sesuai dengan fiqh, Fatwa Dewan Syariah Nasional No.02/DSN/MUI/IV/2000 tentang Tabungan, ketentuan pasal 3 Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/19/PBI/2007 tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa Bank Syariah dan ketentuan pasal 2 angka (2) Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/6/PBI/2005 Tentang Transparansi Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah. 116 Peraturan Bank Indonesia Nomor: 7/6/PBI/2005 Tentang Transparansi Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah. Analisis Teori Tabungan Terhadap Pelaksanaan Akad Mụ̄rabah Mụlaqah dalam Produk Tabungan Haji di Perbankan Syariah.
Analisis Teori Tabungan Terhadap Pelaksanaan Akad Mụ̄rabah M ụlaqah dalam Produk Tabungan Haji di Perbankan Syariah
119 Peraturan Bank Indonesia Nomor: 7/6/PBI/2005 Tentang Transparansi Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah. Mandiri seperti pembiayaan Rumah Hunian dan keuntungan diberikan pihak bank setiap bulan ketika dana yang diinvestasikan mendapatkan hasil.120 Sesuai konsep fiqh, suatu akad dikatakan sah apabila sesuai dengan rukun dan syarat mụ̄rabah terpenuhi. Seperti tidak mencantumkan nisbah bagi hasil yang sudah menjadi rukun dari akan yang digunakan yaitu mụ̄rabah mụl̄qah.
Kedua, adanya (objek mụ̄rabah yang menjadi objek disini adalah uang tabungan nasabah yang dikelola oleh pihak bank. Terdapat empat rukun dalam akad mụ̄rabah yaitu: Faktor pertama (pelaku) dalam akad mụ̄rabah, harus ada minimal dua pelaku. Faktor kedua (objek mụ̄rabah), pemilik modal menyerahkan modalnya sebagai objek mụ̄rabah, sedangkan pelaksana usaha menyerahkan kerjanya sebagai objek mụ̄rabah.
Pelaksanaan akad Tabungan BRI Syariah IB telah sesuai dengan konsep fiqh serta ketentuan fatwa DSN No.02/DSN-MUI/IV/2000 tentang akad mụ̄rabah. Karena dalam akad mụ̄rabah yang dijalankan oleh Bank BRI Syariah telah memenuhi rukun dan syarat mụ̄rabah yang ada. Serta telah sesuai dengan ketentuan pasal 2 angka (2) Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/6/PBI/2005 Tentang Transparansi Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah.
PENUTUP
Saran
Perbankan syariah di Kabupaten Ponorogo sebaiknya menjalankan ketentuan yang telah ditetapkan terkait akad yang digunakan dalam produk yang dijalankannya. Peraturan Bank Indonesia nomor 9/19/PBI/2007 tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa Bank Syariah. Peraturan Bank Indonesia Nomor: 7/6/PBI/2005 Tentang Transparansi Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/46/PBI/2005 Tentang Akad Penghimpunan Dan Penyaluran Dana Bagi Bank Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah.