Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (BRSPDM) Dharma Guna Kota Bengkulu serta seluruh peneliti yang secara terbuka dan tanpa pamrih memberikan waktu dan informasinya. Pelayanan terhadap penyandang disabilitas intelektual ada pada berbagai bidang seperti: pengembangan diri, spiritual, sosial dan lain-lain.
Rumusan Masalah
Bagaimana pelaksanaan bantuan pembangunan yang mungkin dilakukan bagi Penerima Manfaat Penyandang Disabilitas Mental di BRSPDM Dharma Guna Kota Bengkulu. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pelaksanaan pengembangan potensi Penerima Manfaat penyandang disabilitas mental di BRSPDM Dharma Guna Kota Bengkulu.
Batasan Masalah
Tujuan Penelitian
Bagi mahasiswa Bimbingan dan Konseling Islam (BKI), diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi mengenai pendampingan pengembangan potensi penyandang disabilitas mental di BRSPDM Dharma Guna Kota Bengkulu. Bagi lembaga penelitian diharapkan dapat memberikan pendampingan dalam pengembangan potensi penerima manfaat penyandang disabilitas mental, yang dapat digunakan untuk meningkatkan pelaksanaan pembinaan selanjutnya.
Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mengkaji potensi bantuan pengembangan bagi penerima manfaat penyandang disabilitas mental di BRSPDM Dharma Guna Kota Bengkulu. Penelitian ini mengkaji potensi bantuan pengembangan bagi penerima manfaat penyandang disabilitas mental di BRSPDM Dharma Guna Kota Bengkulu.
Sistematika Penulisan
Objek penelitian ini adalah warna pelatih yang mengikuti pelaksanaan layanan penguasaan konten dengan tingkat mental berada pada level baik. Hasil dari penelitian ini adalah (1) pelaksanaan layanan penguasaan konten bagi eks psikotik di Panti Sosial Bina Laras Dharma Guna Kota Bengkulu menggunakan pedoman dengan menggunakan metode pelatihan keterampilan dan demonstrasi; (2) Faktor pendukung dan penghambat dalam memberikan layanan penguasaan konten pada eks penderita psikotik di Laras Dharma Guna Bina Bengkulu Kota Bengkulu.12.
Pendampingan dan Pengembangan Potensi 1. Definisi Pendampingan
- Tujuan dan Fungsi Pendampingan
- Tahapan-Tahapan Pendampingan
- Peran dan Tugas Pendampingan
- Ciri-Ciri Pendampingan
- Tujuan Pengembangan Potensi Diri
Dari penjelasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa bidang pengembangan karir merupakan bidang layanan yang membantu individu dan kelompok dalam memahami dan mengevaluasi informasi. Dari penjelasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa bidang pengembangan kehidupan kerja membantu individu dan kelompok dalam memahami pekerjaan.
Disabilitas Mental
Pengertian Disabilitas
Sedangkan pengertian penyandang disabilitas mental adalah seseorang yang mempunyai kelainan jiwa atau gangguan jiwa (pernah dirawat di rumah sakit jiwa dan dianjurkan dalam keadaan sehat) yang oleh karena itu merupakan hambatan atau hambatan baginya. menjalankan fungsi sosial (pemenuhan kebutuhan, penyelesaian masalah dan aktivitas sehari-hari).33. Dari penjelasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa disabilitas adalah suatu kelainan yang dimiliki seseorang yang disebabkan oleh faktor organik, biologis dan fungsional yang menyebabkan terjadinya perubahan pada sifat pikiran, perasaan dan perubahan.
Jenis-jenis Disabilitas
Seseorang yang mengalami penderitaan berat karena sebab organik atau fungsional terganggu dari nilai realitas, sehingga yang bersangkutan tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan hidupnya dan terhambatnya fungsi sosialnya. Psikosis organik merupakan gangguan psikotik akibat gangguan fisik atau cedera atau sering juga disebut gangguan jiwa organik. Psikosis organik disebabkan oleh berbagai faktor yang mengakibatkan gangguan jiwa yang sangat parah sehingga individu menjadi lumpuh secara sosial dan tidak mampu beradaptasi sama sekali.
Pada psikosis fungsional, proses mental penderitanya hanya terganggu, pikiran utamanya menjadi kabur dan tidak tepat sasaran dengan dunia luar, seringkali tidak berhubungan dengan realitas kehidupan, gangguan kepribadian atau fungsi kepribadian, serta bersifat psikogenik. Berdasarkan penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa psikosis fungsional adalah seseorang yang mengalami gangguan kepribadian dimana penderitanya hanya mengalami gangguan pada proses berpikir dengan pokok pikiran saja.
Informan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan, yaitu berupa suatu proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif, baik berupa tulisan maupun ungkapan yang diambil langsung dari lapangan atau daerah penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif, mendeskripsikan dengan kata-kata menurut responden, apa adanya sesuai dengan pertanyaan penulis, kemudian menganalisis dengan kata-kata apa yang melatarbelakangi responden berperilaku seperti itu (berpikir, merasakan, dan bertindak) berbeda dengan lainnya, direduksi, ditriangulasi, disimpulkan (makna yang diberikan oleh peneliti) dan diverifikasi (dikonsultasikan kembali dengan responden dan rekan sejawat). Jumlah PM yang dilatih di BRSPDM pada tahun pertama 2022 sebanyak 60 orang penyandang disabilitas intelektual.
Sampel dipilih berdasarkan karakteristik subjek sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan. Informan penelitian ini berjumlah 12 orang yang terdiri dari informan utama dan pendukung, dipilih dengan beberapa pertimbangan.Informan utama penelitian ini adalah subjek yang terlibat langsung dalam membantu pengembangan potensi pribadi di BRSPDM.
Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penerima manfaat sebanyak 7 orang, pendamping/pembimbing sebanyak 3 orang, dan penyuluh di Balai Rehabilitasi Sosial Dharma Guna 2 orang Kota Bengkulu.
Sumber Data
Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh melalui pengumpulan data dan pengelolaan data berupa studi dokumentasi (document source analysis). Studi dokumentasi adalah penelaahan terhadap dokumen pribadi, resmi, lembaga, referensi atau peraturan (laporan literatur, tulisan, dll) yang relevan dengan objek penelitian.6 Data sekunder adalah data tidak langsung yang diperoleh peneliti dari subjek, sebagai data tambahan seperti dokumentasi. , foto dan laporan di BRSPDM Bengkulu.
Teknik Pengumpulan Data
Dapat disimpulkan bahwa observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti secara langsung untuk memperoleh data untuk melihat secara dekat kegiatan yang dilakukan dalam penelitian terkait bantuan pengembangan potensi diri untuk memasuki dunia kerja bagi penerima manfaat disabilitas intelektual di BRSPDM. Kota Bengkulu. Wawancara melibatkan proses interaksi antara pewawancara dan responden.8 Peneliti menggunakan wawancara terstruktur sebagai teknik pengumpulan data yang diterapkan peneliti untuk memperoleh data-data kunci dalam penelitian ini, yang secara otomatis akan berkembang sesuai dengan keadaan yang ada. Teknik dokumentasi digunakan untuk melengkapi dan meningkatkan keakuratan dan kebenaran data atau informasi yang dikumpulkan dari bahan dokumentasi di lapangan dan dapat digunakan sebagai bahan pemeriksaan keabsahan data.
Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data dari arsip dan dokumen yang berada di dalam atau di luar lokasi penelitian dan berkaitan dengan penelitian.
Teknik Analisis Data
Teknik Keabsahan Data
- Visi, Misi dan Moto Visi Visi
- Sarana dan Prasarana Kantor
- Struktur
- Lama Pelayanan
- Sasaran
Terwujudnya BRSPDM Dharma Guna di Bengkulu sebagai lembaga yang menyelenggarakan rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas mental secara holistik, sistemik, terstandar, terpercaya dan profesional.” 5. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dan mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana di Bengkulu. pelaksanaan rehabilitasi sosial 6. Dasar hukum BRSPDM adalah peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor: 18 Tahun 2018 pasal 74 huruf b dan pasal 77 tentang organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis untuk rehabilitasi sosial penyandang disabilitas di .
Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental Dharma Guna di Bengkulu merupakan UPT yang berada di bawah Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI.9. Luas tanah Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental Dharma Guna Bengkulu seluas 49.967 M2 dan luas bangunan 4.428 M2, terdiri dari perkantoran, gedung rawat jalan, aula, tempat ibadah, dapur dan lain-lain. seperti terlihat pada tabel dibawah ini:11.
Profil Informan
Informan Agus berjenis kelamin laki-laki, berusia 35 tahun, dan merupakan instruktur di bidang pendampingan hidroponik. Informan YG adalah laki-laki, berusia 42 tahun dan berasal dari Pasar Minggu (Bengkulu). Informan ZI adalah laki-laki, berusia 32 tahun dan berasal dari Kota Bengkulu Utara.
Informan JM adalah laki-laki, berusia 37 tahun, berasal dari kota Manna, Bengkulu Selatan. Informan IS adalah laki-laki, berusia 43 tahun dan berasal dari Padang (Sumatera Barat).
Penyajian Temuan Penelitian
Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pendampingan Pengembangan Potensi Diri
Dalam pelaksanaannya terdapat faktor-faktor dan faktor penghambat dalam prosesnya untuk membantu pelaksana mengembangkan potensi pribadinya. Saya kesulitan memahami ketika teman saya sedang berbicara, jadi saya tidak mendengarkan apa yang dikatakan supervisor.” Saya kesulitan memahami ketika ada teman yang mengajak saya ngobrol, sehingga saya tidak bisa fokus mendengarkan materinya.”
Berdasarkan hasil penelitian pada tahap evaluasi, peneliti sampai pada kesimpulan bahwa dalam pelaksanaan pendampingan untuk mengembangkan potensi pribadi, ditemukan bahwa faktor penghambat dalam pelaksanaannya adalah para PM yang kesulitan memahami materi pembelajaran dan juga waktu pendampingan yang relatif singkat. , pola pikir perdana menteri yang terbatas, perdana menteri yang tiba-tiba kembali pada saat pelaksanaan bantuan dan respon perdana menteri yang masih lambat. Sedangkan faktor pendukungnya adalah kepala pusat memberikan respon yang positif, juga kepala dinas sosial memberikan dukungan terhadap kegiatan pendampingan untuk mengembangkan potensi diri khususnya dalam melaksanakan kegiatan PM, terdapat hal yang positif.
Pembahasan Hasil Penelitian
Pelaksanaan Pendampingan Pengembangan Potensi Diri Memasuki Dunia Kerja
Dengan diberikannya fasilitas tersebut, kami berharap proses pelaksanaan pendampingan pengembangan potensi diri dapat berjalan lancar. Berdasarkan temuan peneliti mengenai tahap perencanaan yang menjelaskan penjadwalan dan durasi layanan bantuan untuk pengembangan potensi pribadi. Berdasarkan temuan peneliti pada tingkat implementasi menjelaskan berapa lama kegiatan pendampingan dilakukan untuk pengembangan potensi pribadi.
Berdasarkan temuan peneliti dari tahap evaluasi menjelaskan perubahan yang dialami penerima manfaat setelah mengikuti pendampingan untuk pengembangan potensi pribadi. Kegiatan pendampingan pengembangan potensi diri dilaksanakan pada hari Senin sampai dengan Kamis, waktu pelaksanaannya berlangsung selama dua jam, mulai pukul 09-11 WIB.
Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Pelaksanaan Pengambangan Potensi Bagi Penerima Manfaat Disabilitas
Hasil penelitian dan observasi yang dilakukan peneliti sesuai dengan tujuan dan fungsi pendampingan. Pendampingan yang terus-menerus memungkinkan pengikutnya menjadi agen perubahan bagi dirinya dan lingkungan; (2) membantu klien mencapai pemahaman diri secara penuh dan utuh; Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa faktor penghambat dalam pelaksanaannya adalah PM yang sulit memahami materi bimbingan dan waktu pendampingan yang relatif singkat, pola pikir PM yang terbatas, PM yang tiba-tiba mengulang saat pendampingan, dan jawaban PM yang masih lambat.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan sebagaimana diuraikan pada pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut, pelaksanaan pendampingan pengembangan potensi pribadi penyandang disabilitas mental di BRSPDM "Dharma Guna" kota Bengkulu. Dalam pelaksanaan kegiatan pendampingan juga ada faktor penyebabnya yaitu PM yang mentalnya lamban, penyakit PMnya tiba-tiba hilang dengan sendirinya.
Saran
Tahap Assesment
Bagaimana pendekatan pengawas dalam mengajak penerima manfaat mengikuti kegiatan pendampingan untuk mengembangkan potensi diri di BRSPDM? Apakah pendamping/pekerja sosial memberikan layanan konseling individu dan kelompok kepada penerima manfaat sebelum mereka menerima pendampingan pengembangan potensi pribadi di BRSPDM?
Tahap Perencanaan
Tahap Pelaksanaan
Tahap Evaluasi
Apakah ada penerima manfaat yang bekerja di masyarakat sesuai dengan pelatihan yang diberikan di BRSPDM?