• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of ANALISA PENGARUH UU HPP PPN TERHADAP PDB INDONESIA TAHUN 2010 S/D 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of ANALISA PENGARUH UU HPP PPN TERHADAP PDB INDONESIA TAHUN 2010 S/D 2021"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (260-268) ANALISA PENGARUH UU HPP PPN TERHADAP PDB INDONESIA

TAHUN 2010 S/D 2021

--- Sri Harjunawati, Syahrial Addin

Universitas Bina Sarana Informatika

(Naskah diterima: 1 Maret 2022, disetujui: 28 April 2022) Abstract

The Law on the Harmonization of Tax Regulations is a law that is highly expected to make a major contribution to Indonesia's economic recovery after the covid-19 pandemic. In accordance with its function as a budgetair which is a source of income for the Indonesian State Budget. One of the interesting parts of the Law on the Harmonization of Tax Regulations is the Value Added Tax due to the nature of the continuous collection of value additions for taxable goods/services so that it is expected to make a major contribution as a source of Indonesian state income.

Article 7 of Law Number 7 of 2021 concerning the Harmonization of Tax Regulations (UU HPP) announces that the increase in the VAT rate from 10 percent to 11 percent will officially increase starting April 1, 2022 and thereafter VAT will roll up gradually following the VAT rate applicable in Indonesia. other countries. This study aims to examine whether the Realization of VAT Revenue as an independent variable (X) has an effect on Gross Domestic Product (GDP) as the dependent variable (Y) and is Indonesia's National Income. This study resulted in the value of sig. = 0.000, the value of constant = 3555992,963, the value of B = 13.103 and the value of R Square = 0.944. This can be interpreted that the Realization of VAT Revenue has a very strong and positive effect on GDP.

Keywords: Tax, Value Added Tax, GDP

Abstrak

UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan merupakan undang-undang yang sangat diharapkan dapat memberikan kontribusi besar bagi pemulihan ekonomi Indonesia pascapandemi covid-19.

Sesuai dengan fungsinya sebagai budgetair yang merupakan sumber pemasukan bagi APBN Indonesia. Salah satu yang menarik dari Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan adalah Pajak Pertambahan Nilai karena sifat pemungutan pertambahan nilai barang/jasa kena pajak yang terus menerus sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar sebagai sumber devisa negara. pendapatan negara. Pasal 7 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) mengumumkan bahwa kenaikan tarif PPN dari 10 persen menjadi 11 persen akan resmi dinaikkan mulai 1 April 2022 dan selanjutnya PPN akan digulirkan secara bertahap mengikuti PPN tarif yang berlaku di Indonesia. negara-negara lain. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah Realisasi Penerimaan PPN sebagai variabel bebas (X) berpengaruh terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebagai variabel terikat (Y) dan terhadap Pendapatan Nasional Indonesia. Penelitian ini menghasilkan nilai sig. = 0,000, nilai

(2)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (260-268) konstanta = 3555992.963, nilai B = 13,103 dan nilai R Square = 0,944. Hal ini dapat diartikan bahwa Realisasi Penerimaan PPN berpengaruh sangat kuat dan positif terhadap PDB.

Kata Kunci: Pajak, Pajak Pertambahan Nilai, PDB

I. PENDAHULUAN

emulihan ekonomi Indonesia sangat diperlukan pasca keterpurukan ekono-mi akibat wabah covid 19.

Beberapa kebijakan tepat harus diambil oleh pemerintah untuk menutup pengeluaran besar yang telah digunakan dalam menanggulangi covid 19 serta pengeluaran untuk pembangunan infra struktur yang diharapkan dapat melejitkan angka pendapatan nasional fantastis meski dalam kurun waktu setelah sekian periode kedepan. Pajak adalah salah satu dari sumber pemasukan anggaran pemerintah sesuai dengan fungsinya yaitu budgetair. Pajak seharusnya dapat menyumbang kontribusi terhadap sumber APBN.

P

Paham akan langkah apa yang harus diambil, Sri Mulyani sebagai menteri keua- ngan segera mengambil langkah dengan mem- berlakukan Undang-Undang Harmonisasi peraturan Perpajakan. Salah satu faktor pen- ting dari UU Harmonisasi Peraturan Perpaja- kan adalah Pajak Pertambahan Nilai. Penger- tian dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ada- lah pajak yang dipungut dan dikenakan atas

penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak (Hakim et al., 2019). Pajak ini dipungut melalui Faktur Pajak Kinerja PPN Indonesia masih belum optimal, selama kurun waktu 2011-2020 menunjukkan hasil rasio C- efficiency PPN sebesar 56,51% dan VRR sebesar 0,60 termasuk dalam kategori rendah.

Rendahnya kinerja PPN Indonesia dspst diindentikasikan antara lain: pengenaan tarif PPN yang lebih rendah dari tarif standar, tingginya batasan threshhold, terlalu luasnya lingkup objek yang dikecualikan dari penge- naan PPN, serta pemberian fasilitas PPN untuk sektor kegiatan usaha tertentu(Sulfan, 2021).

Kembali merujuk pada Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan khususnya berkenaan dengan Pajak Pertambahan Nilai, menurut Pasal 7 ayat (1) huruf a UU PPN, tarif PPN ditetapkan naik menjadi sebesar 11% pada tanggal 1 April 2022, meskipun demikian, Pasal 7 ayat (3) menyatakan tarif PPN dapat diubah menjadi paling rendah 5%

dan paling tinggi 15%. Secara umum terjadi kenaikan PPN sebesar 1%. Permasalahannya disini adalah bagaimana pengaruh realisasi

(3)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (260-268) penerimaan dari PPN terhadap pendapatan

Nasional. Hasil penelitian akan menjawab apakah kebijakan kenaikan tarif PPN akan berpengaruh terhadap Pendapatan Domestik Bruto.

II. KAJIAN TEORI

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang pemungutannya dilakukan oleh pengusaha kena pajak dan dapat dikenakan berkali-kali setiap ada Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan dikreditkan(Anggraeni et al., 2020). Begitu pentingnya peran PPN terhadap pendapatan negara, maka dengan memanfaat- kan teknologi PPN tidak lagi dilaporkan dengan sistem manual, namun telah menggu- nakan sebuah program berupa e-faktur. Salah satu penelitian menunjukkan bahwa Pengusa- ha kena pajak merasakan manfaat dari pene- rapan e-Faktur dan menilai bahwa aplikasi e- faktur mudah untuk digunakan, serta pengu- saha kena pajak memiliki minat untuk meng- gunakan sistem e-Faktur (Yasa, 2016).

Sebuah penelitian yang menggunakan data penerimaan pajak dari tahun 1970 sampai dengan tahun 2010 pajak pertambahan nilai adalah jenis pajak dalam negeri yang mempu- nyai rasio besar terhadap total penerimaan pajak di bandingkan jenis pajak lainnya. Se- lain itu penelitian menghasilkan estimasi yang

menunjukkan tingkat penerimaan pemerintah memiliki dampak positif terhadap peningkatan rasio pajak pertambahan nilai terhadap total pendapatan pajak Indonesia, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia (Sihaloho, 2020)

Teori ekonomi makro menyatakan bah- wa untuk negara yang menggunakan sistem terbuka berlaku sebuah rumus economics balance yakni Y = C + I + G + (X-M) dimana Y adalah pendapatan Nasional, C adalah Konsumsi Rumah Tangga, I adalah Investasi, G adalah pengeluaran Pemerintah, X adalah Ekspor dan M adalah Impor. Pada model ini juga berlaku multipier effect, salah satunya adalah Tax multipier effect. (SETIAWATI &

SYAFARIANSYAH, 2019). Pajak akan berpengaruh negatif terhadap perubahan pendapatan nasional dan akan terjadi peruba- han yang berlipat terhadap perubahan penda- patan nasional tersebut, dan sudah barang tentu perubahan yang bersifat negatif. Koefi- sien multiplier pajak (kTx) memiliki rumus kTx = -MPC/MPS dimana MPC adalah Mar- ginal Propencity to Consume dan MPS adalah Marginal Propencity to Save. kTx bernilai negatif karena kenaikan pajak akan menurun- kan daya beli masyarakat sehingga akan terja- di penurunan pendapatan nasional. Perubahan pendapatan nasional (∆Y) akan terjadi sebesar

(4)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (260-268)

∆Y = kTx. ∆T dimana ∆T adalah perubahan pajak (Sadono Sukirno, 2016).

Bagaimana dengan pendapatan nasional yang sesungguhnya? Secara umum pendapa- tan nasional adalah suatu alat ukur untuk menentukan tingkat perekonomian suatu nega- ra. Pendapatan nasonal dapat dihitung setelah diketahui nilai dari unsur ekonomi, antara lain Gross Domestic Product atau GDP. Gross Domestic Product atau GDP atau disebut juga dengan Produk Domestik Bruto (PDB) adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di wila- yah suatu negara. Yang dimaksud dengan nilai barang dan jasa adalah nilai tambah yang dihasilkan oleh unit ekonomi yang bersang- kutan, yang diperoleh dari selisih antara out- put yang dihasilkan dengan input yang digunakan unit ekonomi tersebut. Output yang dihasilkan merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan barangatau jasa sedangkan input yang digunakan merupa- kan pengeluaran atau biaya yang digunakan untuk memperoleh output (Harjunawati &

Hendarsih, 2020)

III. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, di mana penelitian ini menggambarkan determinan Pendapatan Na-

sional Broto (PDB) Indonesia melalui pengolahan data kuantitatif. Data dari peneli- tian ini merupakan data sekunder, atau data eksternal dimana data yang digunakan pada penelitian ini diambil dari data yang dirilis oleh pihak berwenang, yaitu Badan Pusat Statistika (BPS) yang dipublikasikan pada web resmi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia tahun 2022. Data sekunder yang dimaksud adalah Data PDB Indonesia 2010 s/d 2021 dan Data Realisasi Penerimaan PPN Indonesia tahun 2010 s/d 2021.

Kerangka penelitian pada penelitian ini dapat dijelaskan secara visual seperti terlihat pada gambar 2 berikut ini.

Sumber: dokumen peneliti (2022) Gambar 1. Kerangka Penelitian

Olah data pada penelitian ini mengguna- kan SPSS.22 dengan uji normalitas, uji autokorelasi, uji t dan uji korelasi sederhana.

IV. HASIL PENELITIAN

Data Pajak Pertambahan Nilai dari Ba-

(5)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (260-268) dan Pusat Statistika Indonesia tahun 2010

sampai dengan tahun 2021 dalam Milyar Rupiah seperti terlihat pada Tabel 1 berikut (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2022)

Tabel 1. Data Realisasi Penerimaan PPN dan PDB tahun 2010-2021

Tahun Realisasi Penerimaan PPN PDB

2010 230.605,00 6.864.133,10

2011 277.800,00 7.287.635,30

2012 337.584,60 7.727.083,40

2013 384.713,50 8.156.497,80

2014 409.181,60 8.564.866,60

2015 423.710,82 8.982.517,10

2016 412.213,50 9.434.613,40

2017 480.724,60 9.912.928,10

2018 537.267,90 10.425.851,90

2019 531.577,30 10.949.155,40

2020 450.328,06 10.723.054,80

2021 501.780,00 11.118.868,50

Sumber: BPS (2022)

Dari tabel diatas dapat diperoleh bahwa pada tahun 2010 Realisasi Penerimaan PPN sebesar Rp. 230.605,00 Milyar dengan PDB sebesar Rp.6.864.133,10 Milyar dan angka angka tersebut terus mengalami kanaikan baik Realisasi penerimaan PPN maupun PDB. Un- tuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1 berikut.

Sumber: BPS (2022)

Gambar 2. Grafik Realisasi penerimaan PPn dan PDB tahun 2010-2021

Dari Gambar 2 diatas terlihat bahwa baik Realisasi penerimaan PPn maupun PDB selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun meskipun terjadi kontribusi yang men- colok Realisasi penerimaan PPN terhadap PDB.

Uji Normalitas.

Karena banyaknya data yang diuji pada penelitian ini kurang dari 50 maka uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk.

Hasil olah data spss.22 untuk variable Realisasi penerimaan PPN nampak pada Tabel 2 berikut.

(6)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (260-268) Tabel 2. Uji Normalitas Variabel Realisasi

Penerimaan PPN dengan Shapiro-Wilk

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Realisasi Penerimaan

PPN ,130 10 ,200* ,955 10 ,725

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Sumber: Olah data SPSS.22 (2022)

Dari tabel 2 diatas terlihat bahwa angka Shapiro-Wilk sebesar 0,725 dimana angka tersebut lebih besar dari 0,05. Dengan demi- kian dapat disimpulkan bahwa data variabel Realisasi Penerimaan PPN berdistribusi normal.

Kurva Normal Q-Q Plot untuk data Realisasi Penerimaan PPN terlihat pada gambar 3 berikut.

Sumber: Olah data SPSS.22 (2022)

Gambar 3. Kurva Normal Q-Q Plot untuk data Realisasi Penerimaan PPN

Gambar 3 menunjukkan titik-titik mem- bentuk pola garis tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa data Realisasi Penerimaan PPN berdistribusi normal.

Hasil olah data spss.22 untuk variable Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nampak pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Uji Normalitas Variabel PDB dengan Shapiro-Wilk

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PDB ,092 10 ,200* ,974 10 ,923

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Sumber: Olah data SPSS.22 (2022)

Dari tabel 3 diatas terlihat bahwa angka Shapiro-Wilk sebesar 0,923 dimana angka tersebut lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data variabel PDB berdistribusi normal.

Kurva Normal Q-Q Plot untuk data PDB terlihat pada gambar 4 berikut.

(7)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (260-268)

Sumber: Olah data SPSS.22 (2022)

Gambar 4. Kurva Normal Q-Q Plot untuk data PDB

Gambar 4 menunjukkan titik-titik mem- bentuk pola garis tertentu sehingga dapat di- simpulkan bahwa data PDB berdistribusi normal.

Uji Autokorelasi

Untuk mendeteksi terjadinya autokore- lasi pada nilai residual (prediction errors) pada penelitian ini menggunakan uji Durbin Wat- son. Hasil olah data dengan menggunakan SPSS.23 terlihat pada Tabel. 4 berikut.

Tabel 5. Uji Durbin Watson

Model Summaryb Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin- Watson

1 ,972a ,944 ,937 341211,5304

1 1,288

a. Predictors: (Constant), Realisasi Penerimaan PPN b. Dependent Variable: PDB

Sumber: Olah data SPSS.22 (2022)

Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa nilai durbin watson sebesar 1,288. Dari tabel dur-

bin watson dengan (k;N) = (2;11) diperoleh nilai dL sebesar 0.92733 dan dU sebesar 1.32409. Dengan demikian 4-dU = 2,67591 dan 4-dL = 3,07267. Posisi nilai Durbin- Watson terlihat pada gambar 5 berikut.

Sumber: Olah data (2022)

Gambar.5 Analisis Durbin-Watson Dari gambar 5 diatas menunjukkan bahwa nilai durbin Watson terletak diantara dL dan dU dimana dL (=0,91733) < DW (=1,288) < dU (1,32409) sehingga pada penelitian ini autokorelasi tidak dapat disim- pulkan. Hal ini berarti persamaan yang ter- bentuk antara Realisasi penerimaan PPN de- ngan PDB bukan berupa persamaan linier.

Analisa Regresi Linier Sederhana (Uji t) Analisa Regresi Linier Sederhana (Uji t) pada penelitian ini bertujuan untuk menge- tahui seberapa besar pengaruh antara Reali- sasi penerimaan PPN sebagai variabel bebas terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sebagai terikat. Hasil olah data untuk koefi- sien korelasi dengan menggunakan SPSS.22

(8)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (260-268) seperti terlihat pada tabel.6 berikut ini.

Tabel 6. Uji Regresi Linier Sederhana (Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 3555992,963 467535,138 7,606 ,000

Realisasi Penerimaan

PPN 13,103 1,130 ,972 11,595 ,000

a. Dependent Variable: PDB Sumber: Olah data SPSS.22 (2022)

Dart tabel 6 diatas diperoleh nilai sig.

0,000 dimana nilai ini lebih kecil dari 0,05 maka dapat diartikan bahwa Realisasi Peneri- maan PPN berpengaruh pada PDB. Dengan demikian H1 diterima dan H0 ditolak.

Nilai Constant = 3555992,963 dan nilai B untuk Realisasi Penerimaan PPN sebesar 13,103 dan jika diterapkan pada persamaan linier akan membentuk fungsi Y = 3555992,963 + 13,103X + e.

Dari persamaan fungsi ataupun tabel 6 dijelaskan bahwa B bernilai positif sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara Realisasi penerimaan PPN de- ngan PDB, srtinya kenaikan tarif PPN akan meningkatkan Pendapatan Nasional Indonesia atau Pendapatan Domestik Bruto.

Analisis Korelasi Sederhana

Olah data dengan SPSS.22 menghasil- kan output moddel summarydan sebagai beri- kut.

Tabel 7. Hasil Analisis Korelasi Berganda

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,972a ,944 ,937 341211,5304

1 a. Predictors: (Constant), Realisasi Penerimaan PPN

Sumber: Olah data SPSS.22 (2022)

Dari tabel 7 diatas diperoleh bahwa nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0.972 dengan angka R Square sebesar 0,944 sehing- ga dapat diartikan bahwa Realisasi Peneri- maan PPN memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap PDB.

V. KESIMPULAN

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa Realisasi Penerimaan PPN berpenga- ruh positif terhadap PDB. Hal ini ditunjukkan dengan nilai sig. 0,000 dimana 0,000 < 0,05.

Nilai B =13,103 menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara Realiasai Penerimaan PPN dengan PDB. Besarnya pengaruh tergo- long sangat kuat antara Realisasi Penerimaan PPN dengan PDB, terbukti dengan nilai R Square hasil penelitian sebesar 0,944.

Untuk itu disarankan agar pemerintah tetap melanjutkan kebijakan dengan menaik- kan tarif PPN untuk meningkatkan PDB, na- mun harus tetap diikuti dengan kebijakan lain yang dapat meredam inflasi akibat kenaikan

(9)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 2 Edisi Mei 2022 (260-268) tarif PPN mengingat PPN adalah pajak yang

dipunguat atas setiap nilai tambah suatu barang / jasa kena pajak dan ini sudah dapat dipastikan dapat meningkatkan harga secara umum apabila tidak diimbangi dengan kebija- kan lain, diantaranya penurunan Pajak Peng- hasilan (Pph) sehingga dapat meningkatkan daya beli masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, R. D., Yunus, N. R., & Rezki, A.

(2020). Value Added Tax Enforcement problem in Indonesia. ’ADALAH, 4(2).

https://doi.org/10.15408/adalah.v4i2.185 92

Badan Pusat Statistik Indonesia. (2022).

Statistik Indonesia 2022. In 03200.2205

(Vol. 1101001).

https://www.bps.go.id/publication/2020/

04/29/e9011b3155d45d70823c141f/

statistik-indonesia-2020.html

Hakim, L., Sabil, S., Lestiningsih, A. S., &

Widodo, D. P. (2019). PENGARUH

PEMUNGUTAN PAJAK

PERTAMBAHAN NILAI TERHADAP LAPORAN KEUANGAN. Jurnal SIKAP (Sistem Informasi, Keuangan, Auditing Dan Perpajakan), 4(1), 1.

https://doi.org/10.32897/jsikap.v4i1.119 Harjunawati, S., & Hendarsih, I. (2020).

PENGARUH PENGANGGURAN

DAN INFLASI TERHADAP PRODUK

DOMESTIK BRUTO INDONESIA TAHUN 2009-2019. Jurnal Pendidikan Dan Kewirausahaan, 7(2), 13–24.

https://doi.org/10.1017/CBO978110741 5324.004

Sadono Sukirno. (2016). Teori Pengantar Makroekonomi. In Rajawali Press.

SETIAWATI, E., & SYAFARIANSYAH, R.

(2019). ANALISIS MULTIPLIER EFFECT PAJAK, INVESTASI DAN

PENGELUARAN PEMERINTAH

TERHADAP PERTUMBUHAN

EKONOMI KALIMANTAN TIMUR.

Jurnal Ekonomika : Manajemen, Akuntansi, Dan Perbankan Syari’ah,

8(1), 8.

https://doi.org/10.24903/je.v8i1.754 Sihaloho, E. D. (2020). Analisis pengaruh

penerimaan pajak terhadap pertumbuhan ekonomi indonesia : pendekatan vektor autoregressive Analisis pengaruh penerimaan pajak terhadap pertumbuhan ekonomi indonesia : pendekatan vektor autoregressive. Forum Ekonomi, 22(2), 202–209.

Sulfan, S. (2021). KINERJA PPN DI INDONESIA TAHUN 2011-2020.

JURNAL PAJAK INDONESIA (Indonesian Tax Review), 5(2), 206–

216.

https://doi.org/10.31092/jpi.v5i2.1414 Yasa, I. N. P. (2016). Penerapan E-Faktur dan

Persepsi Pengusaha Kena Pajak (PKP).

In Jurnal Riset Akuntansi JUARA (Vol.

6, Issue 4, pp. 79–84).

Referensi

Dokumen terkait