Analisis Partisipasi Anggota Kelompok Tani Hutan Pada Kegiatan KTH Di Kota Padang
1Mekar Sari Eka Putri,2Hery Bachrizal Tanjung, 3Zul Irfan
123Sekolah Pascasarjana, Universitas Andalas, Padang Korespondensi : [email protected]
Abstrak
Pengelolaan Perhutanan Sosial dilakukan oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) dalam bentuk kegiatan KTH meliputi kelola kelembagaan, kelola kawasan, dan kelola usaha. Dalam mencapai tujuan kegiatan KTH ini diperlukan partisipasi dari anggota KTH. Dalam wilayah Kota Padang terdapat 2 (dua) lokasi Perhutanan Sosial dengan skema Hutan Kemasyarakatan (HKm), namun partisipasi anggota kedua KTH ini masih rendah. Untuk itu, perlu penelitian mendalam untuk menjawab bagaimana partisipasi anggota KTH pada kegiatan KTH di KTH Sikayan Balumuik, KTH Padang Janiah, dan Kota Padang, serta faktor-faktor apa yang mempengaruhi partisipasi.
Penelitian ini merupakan penelitian explanatory (survei) dan kuantitatif. Selanjutnya dalam analisis data digunakan regresi linier berganda yang diolah menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistic 20. Tingkat partisipasi anggota KTH pada kegiatan KTH Sikayan Balumuik dalam kategori tinggi. Faktor yang mempengaruhinya adalah tingkat pendidikan formal, peran pendamping sebagai advokator, dan dukungan pasar. Tingkat partisipasi anggota KTH pada kegiatan KTH Padang Janiah dalam kategori rendah. Faktor yang mempengaruhinya adalah dukungan pemerintah, dan dukungan pasar. Selanjutnya untuk tingkat partisipasi anggota KTH pada kegiatan KTH di Kota Padang dalam kategori tinggi yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan formal dukungan pemerintah, dukungan stake holders lainnya, dan dukungan pasar.
.
Kata kunci: Perhutanan Sosial, Partisipasi, Kegiatan KTH
Abstract
Management Forestry Social conducted by Group farmer Forest (KTH) in shape activity KTH covers manage institutional, manage area, and manage effort. In reach purpose activity KTH this needed participation from member KTH. In Padang city area there is 2 (two) location Forestry Social with scheme Forest societal ( HKm ), however participation member second KTH this still low. For that, need study deep for answer how participation member KTH on activity KTH at KTH Sikayan Balumuik, KTH Padang Janiah, and Padang City, as well as factors what which influence participation. Study this is study explanatory ( survey ) and quantitative. Next in analysis data used regression linear double which processed use application IBM SPSS Statistics 20. Level participation member KTH on activity KTH Sikayan Balumuik in category tall. Factor which affect it is level education formal, role companion as advocate, and Support market. Level participation member KTH on activity KTH Padang Janiah in category low. Factor which affect it is Support government, and Support market. Next for level participation member KTH on activity KTH in Padang City in category tall which influenced by level education formal Support government, Support stake holders other, and Support market.
Keyword: Forestry Social , Participation , Activity KTH
1. PENDAHULUAN
Perhutanan Sosial merupakan program prioritas pemerintah sebagai sistim pengelolaan hutan lestari dalam kawasan hutan negara atau hutan hak/hutan adat. Program ini dilaksanakan oleh masyarakat setempat atau masyarakat hukum adat utama untuk meningkatkan kesejahteraannya, keseimbangan lingkungan dan dinamika sosial budaya. Pengelolaan Perhutanan Sosial dilakukan oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) dalam bentuk kegiatan KTH meliputi kelola kelembagaan, kelola kawasan, dan kelola usaha. Dalam mencapai tujuan kegiatan KTH ini diperlukan partisipasi dari anggota KTH dan dukungan dari berbagai stake holders seperti masyarakat sekitar hutan, pemerintah (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan/KLHK, Dinas Kehutanan, Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung/KPHL, kecamatan, dan kelurahan), lembaga masyarakat, perusahaan dan pasar.
Dalam wilayah Kota Padang terdapat 2 (dua) lokasi Perhutanan Sosial dengan skema Hutan Kemasyarakatan (HKm). Kedua lokasi ini berbatasan langsung dengan Hutan Lindung Bukit Barisan.
Hutan lindung mempunyai fungsi sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, dan memelihara kesuburan tanah. Perbatasan hutan ini berupa areal penggunaan lain (APL) yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar dengan berbagai aktifitas seperti berkebun dan mendirikan pemukiman. Dalam rangka mencegah gangguan terhadap hutan ini, sebagian kawasannya dikelola dalam Program Perhutanan Sosial dengan skema HKm untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga keseimbangan lingkungan sekitarnya Febri, Y dkk (2023).
Menurut laporan pelaksanaan fasilitasi peningkatan kelas KTH Sikayan Balumuik Tahun 2018 dan informasi dari penyuluh kehutanan atau pendamping di lokasi ini, partisipasi anggota KTH ini masih rendah sehingga pengelolaannya belum optimal Saputra dkk (2023). Kondisi yang hampir sama juga terjadi pada KTH Padang Janiah. Menurut penyuluh kehutanan (yang juga mendampingi KTH Sikayan Balumuik) tingkat partisipasi dan perkembangan pengelolaan perhutanan sosial pada KTH Padang Janiah lebih rendah dibandingkan KTH Sikayan Balumuik.
Untuk itu, perlu penelitian mendalam untuk menjawab pertanyaan pada penelitian ini yaitu bagaimana partisipasi anggota KTH pada kegiatan KTH di KTH Sikayan Balumuik, KTH Padang Janiah, dan Kota Padang, serta faktor-faktor apa yang mempengaruhi partisipasi yang digambarkan sesuai Gambar 1.
Gambar 1.Fokus skema partisipasi anggota KTH pada kegiatan KTH
Kegiatan KTH : - Kelola Kelembagaan - Kelola Kawasan - Kelola Usaha Partisipasi KTH
- Pengurus - Anggota
- KLHK - Dinas Kehutanan - KPHL
Kecamatan/ Kelurahan Masyarakat
sekitar Hutan
Pasar Perusahaan, LSM, dll
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi partisipasi?
Partisipasi anggota KTH pada Kegiatan KTH?
Secara Empiris:
Partisipasi anggota KTH penting
Beberapa Penelitian:
Partisipasi anggota KTH masih rendah
Kegiatan KTH : - Kelola Kelembagaan - Kelola Kawasan - Kelola Usaha
Selanjutnya peneliti akan menganalisis hubungan beberapa variabel untuk membuktikan hipotesa dan konsep tersebut serta menjawab tujuan penelitian yaitu untuk menganalisa partisipasi anggota KTH di Kota Padang serta faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam Kegiatan KTH.
Hubungan antara variabel tersebut dapat divisualisasikan dalam kerangka konseptual pada Gambar 4.
Gambar 4. Kerangka pikir penelitian.
2. METODE
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pauh, Kota Padang tepatnya di Kelurahan Limau Manis Selatan dan Kelurahan Padang Busuk. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa lokasi Perhutanan Sosial dengan skema HKm ini merupakan hutan lindung yang mempunyai fungsi sangat penting bagi wilayah Kota Padang yaitu sebagai pengatur tata air, pencegah banjir, pengendali erosi, dan untuk memelihara kesuburan tanah.
Penelitian ini merupakan penelitian explanatory (survei) yang menjelaskan atas suatu fenomena dengan menganalisis hubungan antar variabel untuk menguji teori atau hipotesis yang digunakan.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Selain memperoleh data primer, data sekunder juga dikumpulkan seperti data publikasi BPS, jurnal-jurnal penelitian terdahulu, dan juga buku rujukan.
Adapun penjelasan tentang teknik pengumpulan data dilakukan sebagai berikut:
a. Observation (pengamatan), yaitu data dikumpulkan dengan mempelajari dan mencatat langsung fenomena-fenomena yang terjadi di lokasi penelitian.
b. Questioner (kuesioner), yaitu sejumlah pertanyaan tertutup dan terbuka untuk mengukur variabel penelitian yang ditujukan bagi responden.
c. Interview (wawancara), yaitu melakukan tanyajawab secara lisan dan langsung kepada responden penelitian dan informan untuk mengumpulkan data daninformasi yang diperlukan. Informan dipilih secara purposif dengan alasan mereka diduga dapat memberikan keterangan yang lebih mendalam mengenai data penelitian.
Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara acak sederhana (Simple Random Sampling).
Cara ini dilakukan karena populasinya homogen, dimana seluruh anggota KTH mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Ukuran sampel dihitung dengan rumus (Syahni, 2019):
Karakteristik Individu X1 Umur
X2 Tingkat Pendidikan Formal X3 Jenis Kelamin
X4 Proporsi Pendapatan dari Kegiatan KTH
Peran Pendamping X5 Fasilitator
X6 Edukator X7 Advokator
1ukungan X8 Dukungan pemerintah X9 Dukungan stake holders lainnya X10 Dukungan Pasar
Tingkat Partisipasi anggota KTH pada Kegiatan KTH:
Y1.1 Merencanakan Kegiatan KTH Y1.2 Melaksanakan Kegiatan KTH
Y1.3 Memanfaatakan Hasil Kegiatan KTH
Y1.4 Mengevaluasi Kegiatan KTH
n = (NZ2S2) / (NG2 + Z2S2) Keterangan;
G : Toleransi penyimpangan S : Simpangan baku
N : Ukuran populasi n : jumlah sampel
Z : Tingkat Keyakinan 97%
Berdasarkan survei pra penelitian yang dilakukan diperoleh; G=0,1, S=0,9, dengan Z=2,17 sehingga diperoleh jumlah sampel anggota KTH Sikayan Balumuik sebanyak 58 orang. Untuk KTH Padang Janiah diperoleh; G=0,07, S=0,35, dengan Z=2,17 sehingga diperoleh jumlah sampel anggota KTH Sikayan Balumuik sebanyak 23 orang.
Standar besarnya kelas partisipasi ditentukan dengan menggunakan rumus statistik sebagai berikut:
I=R / Jumlah Kelas Keterangan;
I = Lebar Interval R = Rt – Rr Rt = Skor tertinggi
Rr = Skor terendah (Abdul Syani, 1995 dalam Junaedi, 2010)
Berdasarkan rumus diatas maka dapat diperoleh hasil klasifikasi tingkat partisipasi masyarakat adalah sebagai berikut: I= (60−1) / 3 = 19,67 (pembulatan = 20). Maka dapat ditentukan kelompok tingkat partisipasi masyarakat yaitu:
1. Tingkat partisipasi rendah yaitu 1– 20 2. Tingkat partisipasi sedang yaitu 21 – 40 3. Tingkat partisipasi tinggi yaitu 41 – 60
Selanjutnya dalam analisis data digunakan regresi linier berganda yang diolah menggunakan aplikasi Microsoft Excel 2010 dan IBM SPSS Statistic 20.
3.HASIL DAN PEMBAHASAN
Proporsi Pendapatan dari Kegiatan KTH
Proporsi pendapatan dari kegiatan KTH merupakan persentase penghasilan individu anggota KTH yang diperoleh dari kegiatan KTH terhadap total pendapatannya per bulan. Proporsi pendapatan dari hutan menurut Tanjung (2016) dibagi ke dalam kategori: rendah (< 20%), sedang (20% - 49%), dan tinggi (> 50%). Pada KTH di Kota Padang, proporsi pendapatan dari hutan dijabarkan pada Tabel 4.
Tabel 4. Proporsi pendapatan anggota KTH (responden) di Kota Padang Proporsi Pendapatan
dari Hutan (Rp)
Kota Padang
KTH Sikayan Balumuik KTH Padang Janiah Juml
ah (ora ng)
%
Juml ah (ora ng)
%
Jum lah (ora ng)
% Rendah
(< 20%)
1
8 22,2 1 1,7 1
7 73,9
Sedang (20%-49%) 1
4 17,3 1
2 20,7 2 8,7
Tinggi (> 50%)
4
9 60,5 4
5 77,6 4 17,4
Sumber: Data diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat terdapat perbedaan nyata proporsi pendapatan responden dari kegiatan KTH. Di Kota Padang, responden yang proporsi pendapatannya dari kegiatan KTH tergolong tinggi sebanyak 60,5%, di KTH Sikayan Balumuik sebesar 77,6% dan KTH Padang Janiah hanya 17,4%. Di KTH Padang Janiah, sebagian besar (73,9%) responden memperoleh proporsi pendapatan dari kegiatan KTH tergolong rendah. Hal ini disebabkan karena pada KTH Padang Janiah baru terdapat tujuh orang responden yang telah melaksanakan budidaya dan memanen HHBK di lahan mereka, artinya hanya tujuh anggota KTH yang telah memperoleh pendapatan dari kegiatan KTH.
Hal ini disebabkan karena pada KTH Padang Janiah baru terdapat 7 (tujuh) orang responden yang telah melaksanakan budidaya dan memanen HHBK yang ada di lahan mereka. Kondisi tersebut menunjukan bahwa hanya 7 (tujuh) anggota KTH yang telah memperoleh pendapatan dari kegiatan KTH.
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa HHBK masih menjadi faktor jaminan ekonomi rumah tangga bagi anggota KTH di Kota Padang oleh karena itu mereka berupaya meningkatkan hasil produksinya HHBK melalui berbagai teknik.
A. Deskripsi Peran Pendamping Fasilitator
Peran pendamping sebagai fasilitator pada KTH di Kota Padang dideskripsikan pada Tabel 5 dan Tabel 6.
Tabel 5.Sebaran responden berdasarkan penilaian mengenai peran pendamping sebagai fasilitator pada kegiatan KTH di Kota Padang
Peran Pendamping Kategori
Kota Padang
KTH Sikayan
Balumuik KTH Padang Janiah Juml
ah (oran
g)
% Ju mla
h (or ang
)
%
Jum lah (ora ng)
%
Fasilitator Sedang Tinggi
24 57
29,6 70,4
14 44
24,1 75,9
10 13
43,5 57,5
Jumlah 81 100,0 58 100,0 23 100,0
Sumber: Data diolah, 2021
Tabel 6. Nilai peran pendamping sebagai fasilitator pada kegiatan KTH di Kota Padang Peran
Pendamping Kategori
Kota Padang
KTH Sikayan
Balumuik KTH Padang Janiah
Jumlah Jumlah Jumlah
Fasilitator Sedang Tinggi
0 26,20
0 26,28
0 26,13 Kriteria; Rendah (11-18), Sedang (>18-25), dan Tinggi (>25-33).
Berdasarkan Tabel 5 dan Tabel 6, peran pendamping sebagai fasilitator pada kegiatan KTH di Kota Padang, KTH Sikayan Balumuik, KTH Padang Janiah dinilai tinggi oleh responden dengan nilai masing- masing sebesar 26,20 (70,4%), 26,68 (75,9%), dan 26,13 (57,5%).
Berdasarkan wawancara diperoleh informasi bahwa pendamping KTH di Kota Padang secara umum sudah memfasilitasi berbagai jenis kegiatan KTH didukung letak wilayah kedua KTH ini yang dekat dengan jalan poros dan kondisi jalan yang cukup bagus.
Peran Pendamping sebagai Edukator
Sebaran responden berdasarkan penilaian mereka mengenai peran pendamping sebagai edukator pada KTH di Kota Padang disajikan pada Tabel 7 dan Tabel 8.
Tabel 7. Sebaran responden berdasarkan penilaian mengenai peran pendamping sebagai edukator pada Kegiatan KTH di Kota Padang
Peran
Pendamping Kategori
Kota Padang
KTH Sikayan
Balumuik KTH Padang Janiah Juml
ah (oran
g)
%
Ju mla
h (or ang
)
%
Jum lah (ora ng)
%
Edukator Rendah Sedang Tinggi
1 57 23
1,2 70,4 28,4
1 48
9
1,2 82,8
16
0 9 14
0 39,1 60,9
Jumlah 81 100,0 58 100,0 23 100,0
Sumber: Data diolah, 2021
Tabel 8. Nilai peran pendamping sebagai edukator pada Kegiatan KTH di Kota Padang Peran
Pendamping
Katego ri
Kota Padang
KTH Sikayan
Balumuik KTH Padang Janiah
Jumlah Jumlah Jumlah
Edukator Sedan
g Tingg i
11,67 0
11,26 0
0 12,78 Kriteria; Rendah (5-8), Sedang (>8-12), dan Tinggi (>12-15).
Nilai peran pendamping sebagai edukator pada KTH di Kota Padang dan KTH Sikayan Balumuik berada pada kategori sedang dengan nilai masing-masing sebesar 11,67 dan 11,26, sedangkan di KTH Padang Janiah dalam kategori tinggi dengan nilai 12,78. Nilai ini menggambarkan intensitas kegiatan pendamping mengedukasi petani anggota KTH dalam melaksanakan kegiatan KTH.
Dalam perkembangannya, menurut responden saat ini pendamping telah membantu anggota KTH untuk membangkitkan kesadaran, melatih, membimbing, dan menyampaikan informasi terkait kegiatan KTH.
Pentingnya peran pendamping sebagai edukator diperkuat dengan hasil penelitian Suprayitno (2011) yang menyatakan bahwa intensitas peran penyuluh kehutanan akan meningkatkan kemampuan petani dalam mengelola hutan kemiri di Kabupaten Maros.
Peran Pendamping sebagai Advokator
Peran penyuluh sebagai advokat merupakan peran dimana pendamping memposisikan dirinya sebagai wakil anggota KTH dalam rangka membela dan membantu mengartikulasikan kebutuhan dan aspirasi anggota KTH kepada pemangku kepentingan tertentu terutama pemerintah untuk mempengaruhi pandangan, pendapat serta kebijakan pengelolaan hutan kemiri sehingga dapat lebih berpihak kepada anggota KTH atau petani.
Hasil penelitian terhadap variabel peran pendamping sebagai advokator pada KTH di Kota Padang yang dideskripsikan pada Tabel 9 dan Tabel 10.
Tabel 9.Sebaran responden berdasarkan penilaian mengenai peran pendamping sebagai advokator pada kegiatan KTH di Kota Padang
Peran
Pendamping Kategori
Kota Padang
KTH Sikayan
Balumuik KTH Padang Janiah Juml
ah (oran
g)
% Ju mla
h (or ang
)
%
Jum lah (ora ng)
%
Advokator Rendah Sedang Tinggi
3 70
8
3,7 86,4
9,9 3 53
2
5,2 91,4
3,6
0 17
6
0 73,9 26,1
Jumlah 81 100,0 58 100,0 23 100,0
Sumber: Data diolah, 2021
Tabel 10. Nilai peran pendamping sebagai advokator pada Kegiatan KTH di Kota Padang Peran Pendamping Kategori
Kota Padang
KTH Sikayan
Balumuik KTH Padang Janiah
Jumlah Jumlah Jumlah
Advokator Sedang
Tinggi
0 11,26
7,97 0
8,70 0 Kriteria; Rendah (4-6), Sedang (>6-9), dan Tinggi (>9-12).
Penilaian responden terhadap peran pendamping sebagai advokator dinilai responden pada KTH di Kota Padang dalam kategori tinggi sebesar 11,26 dan kedua KTH dalam kategori sedang dengan nilai sebesar 7,97 dan 8,7. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor misalnya berdasarkan observasi dan wawancara pada responden diketahui bahwa masing-masing PKSM baru 9 (sembilan) bulan mendampingi KTH,sehingga dapat membuat kedekatan dan ikatan emosional dengan anggota KTH belum cukup kuat khususnya dalam memahami permasalahan KTH.
Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor misalnya berdasarkan observasi dan wawancara pada responden diketahui bahwa masing-masing PKSM sudah 9 (sembilan) bulan mendampingi KTH,
sehingga dapat membuat kedekatan dan ikatan emosional dengan anggota KTH belum cukup kuat khususnya dalam memahami permasalahan KTH.
B. Deskripsi Aspek Dukungan
Aspek dukungan pada penelitian ini difokuskan pada tiga indikator, yaitu: dukungan pemerintah, dukungan stakeholders lainnya dan dukungan pasar.
Dukungan Pemerintah
Dukungan pemerintah dapat berupa peraturan, kebijakan, bantuan, dan pendampingan pada kelompok masyarakat atau masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian, kondisi dukungan pemerintah pada KTH di Kota Padang dideskripsikan pada Tabel 11 dan Tabel 12.
Tabel 11.Sebaran responden berdasarkan penilaian mengenai dukungan pemerintah pada kegiatan KTH di Kota Padang
Aspek Dukungan Kategori
Kota Padang
KTH Sikayan
Balumuik KTH Padang Janiah Jumlah
(orang) % Jumlah (orang) % Juml
ah (ora ng)
% Dukungan
pemerintah
Rendah Tinggi
16 62
19, 8 80,
2
7 51
12 ,1 87
,9 10 13
43,5 56,5
Jumlah 81 100,
0
58 100
,0
23 100,0
Sumber: Data diolah, 2021
Tabel 12. Nilai dukungan pemerintah pada Kegiatan KTH di Kota Padang Aspek
Dukungan Kategori
Kota
Padang KTH Sikayan Balumuik KTH Padang Janiah
Jumlah Jumlah Jumlah
Dukungan pemerintah
Rendah Tinggi
0 6,46
0 7,07
0 5,04 Kriteria; Rendah (0-4,5), dan Tinggi (>4,5-9).
Penilaian responden terhadap dukungan pemerintah pada KTH di Kota Padang, KTH Sikayan Balumuik, dan KTH Padang Janiah dalam kategori tinggi dengan nilai secara berurutan sebesar 6,46, 7,07, dan 5,04. Data tersebut menggambarkan kesungguhan pemerintah dalam memberikan dukungan pada kegiatan masing-masing KTH dalam mengelola hutan.
Pemerintah pada penelitian ini difokuskan pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dinas Kehutanan Propinsi Sumatera Barat, dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Bukit Barisan. Pada KTH Sikayan Balumuik dukungan pemerintah dimulai dari kebijakan, pendampingan, sarana prasarana, dan pelatihan. Seiring perkembangan KTH ini dukungan pemerintah ditingkatkan sesuai kebutuhan KTH seperti pelatihan pengolahan biji kopi dan dibantu pemasarannya secara online.
Dukungan Stake holders lainnya
Keberadaan stakeholders juga dapat mendampingi kelompok masyarakat menuju peningkatan kesejahteraan hidup dalam bentuk bantuan dan pendampingan peningkatan kapasitas KTH. Kondisi dukungan stakeholders pada KTH di Kota Padang dideskripsikan pada Tabel 13 dan Tabel 14.
Tabel 13.Sebaran responden berdasarkan penilaian mengenai aspek dukungan stake holders lainnya pada kegiatan KTH di Kota Padang
Aspek
Dukungan Kategori
Kota Padang
KTH Sikayan
Balumuik KTH Padang Janiah Juml
ah (oran
g)
%
Juml ah (ora ng)
%
Jum lah (ora ng)
% Dukungan
stake holders lainnya
Rendah Tinggi
39 39
50 50
17 41
29,3 70,7
23 0
100 0
Jumlah 81 100 58 100,0 23 100
Sumber: Data diolah, 2021
Tabel 14. Nilai dukungan stake holders lainnya pada Kegiatan KTH di Kota Padang Aspek Dukungan Kategori
Kota Padang
KTH Sikayan
Balumuik KTH Padang Janiah
Jumlah Jumlah Jumlah
Dukungan stake holders lainnya
Rendah Tinggi
0 4,60
0 5,40
2,87 0 Kriteria; Rendah (0-4) dan Tinggi (>4-8).
Tabel 13 dan Tabel 14 menunjukan bahwa penilaian responden terhadap dukungan stakeholders lainnya pada KTH di Kota Padang dan KTH Sikayan Balumuik berada pada kategori tinggi sedangkan pada KTH Padang Janiah dalam kategori rendah. Terdapat perbedaan yang nyata dukungan stakeholders lainnya pada kedua KTH. Hal ini dapat disebabkan oleh perkembangan pelaksanaan kegiatan kedua KTH yang juga berbeda.
Dukungan Pasar
Dukungan atau kepastian pasar merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong kesinambungan kegiatan KTH dalam usaha kelola HHBK KTH. KTH Sikayan Balumuik dalam kelola usaha sudah menghasilkan beberapa HHBK sepertidurian dan manggis yang dipasarkan secara konvensional serta kopi yang telah dipasarkan secara konvensional dan online. Sedangkan pada KTH Padang Janiah beberapa anggota KTH telah memanfaatkan HHBK berupa durian dan manggis yang dipasarkan secara konvensional. Kondisi aspek dukungan pasar pada kegiatan KTH di Kota Padang ditampilkan pada Tabel 15 dan Tabel 16.
Tabel 15.Sebaran responden berdasarkan penilaian mengenai dukungan pasar pada kegiatan KTH di Kota Padang
Aspek Dukungan Kategori
Kota Padang
KTH Sikayan
Balumuik KTH Padang Janiah Juml
ah (oran
g)
%
Juml ah (ora ng)
%
Jum lah (ora ng)
% Dukungan pasar Rendah
Tinggi
69 9
85,2 14,8
49 9
84,5 55,5
23 0
100 0
Jumlah 81 100,0 58 100,0 23 100
Sumber: Data Diolah, 2021
Tabel 16. Nilai dukungan pasar pada kegiatan KTH di Kota Padang Aspek
Dukungan Kategori
Kota Padang
KTH Sikayan
Balumuik KTH Padang Janiah
Jumlah Jumlah Jumlah
Dukungan pasar
Rendah 1,36 1,76 0,43
Kriteria; Rendah (0-2) dan Tinggi (>2-4).
Dukungan pasar terhadap kegiatan KTH di Kota Padang, KTH Sikayan Balumuik, dan KTH Padang Janiah dinilai rendah oleh responden dengan nilai masing-masing berturut-turut 1,36 (85,2%), 1,76 (845%), dan 0,43 (100%). Rendahnya dukungan pasar ini menyebabkan pemasaran hasil budidaya HHBK umumnya masih dilaksanakan secara konvensional ke pedagang pengumpul. Pemasaran secara online dan pameran baru dilakukan pada biji kopi yang telah dikemas dengan baik.
C. Tingkat Partisipasi Anggota KTH dalam Kegiatan KTH
Sebaran responden berdasarkan penilaian partisipasi pada kegiatan KTH di Kota Padang ditampilkan pada Tabel 17 dan Tabel 18.
Tabel 17.Sebaran responden berdasarkan penilaian mengenai tingkat partisipasi pada kegiatan KTH di Kota Padang
Tingkat Partisipasi Anggota KTH
Kategori
Kota Padang
KTH Sikayan
Balumuik KTH Padang Janiah Juml
ah (oran
g)
%
Juml ah (ora ng)
%
Jum lah (ora ng)
% Rendah
Tinggi 1 8 6 3
27,2 72,8
0 5 8
0 100
1 8 5
78,3 21,7 Jumlah 81 100,0 58 100,0 23 100,0 Sumber: Data Diolah, 2021
Tabel 18. Nilai partisipasi pada kegiatan KTH di Kota Padang Tingkat Partisipasi
Anggota KTH
Kategori
Kota
Padang KTH Sikayan Balumuik KTH Padang Janiah
Jumlah Jumlah Jumlah
Rendah Tinggi
0 12,21
0 15,17
7,35 0 Kriteria; Rendah (0-10) dan Tinggi (>10-20).
Berdasarkan Tabel 17 dan Tabel 18 diketahui bahwa tingkat partisipasi anggota KTH pada kegiatan KTH di Kota Padang dan KTH Sikayan Balumuik dan dinilai oleh responden dengan kategori tinggi dengan jumlah sebesar 12,21 (72,8%) dan 15,17 (100%). Sedangkan tingkat partisipasi anggota KTH pada kegiatan KTH Padang Janiah dalam kategori rendah dengan jumlah rendah sebesar 7,35 (78,3%).
Terdapat perbedayaan nyata terhadap tingkat partisipasi anggota KTH pada kegiatan KTH di Kota Padang, KTH Sikayan Balumuik, dan KTH Padang Janiah disebabkan oleh beberapa faktor seperti hasil dianalisa diatas.
Analisa selanjutnya dilakukan pada setiap tahapan kegiatan KTH. Diperkuat oleh hasil penelitian Adi (2001) dalam Meliala (2018), partisipasi masyarakat dalam pembangunan dapat dilihat dari tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Adapun tahapan tersebut dijabarkan dibawah ini:
Merencanakan Kegiatan KTH
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diperoleh sebaran responden berdasarkan penilaian partisipasi dalam merencanakan kegiatan KTH di Kota Padang yang diuraikan pada Tabel 19 dan Tabel 20.
Tabel 19.Sebaran responden berdasarkan penilaian mengenai tingkat partisipasi anggota KTH dalam merencanakan kegiatan KTH di Kota Padang
Tingkat Partisipasi Anggota KTH
Kateg ori
Kota
Padang KTH Sikayan Balumuik KTH Padang Janiah Juml
ah (oran
g)
%
Juml ah (ora ng)
%
Juml ah (ora ng)
% Meren-canakan
Kegiatan KTH
Ren dah Ting gi
5 0 3 1
61,7 38,3
3 7 2 1
63,8 36,2
13 10
56,5 43,5 Jum
lah
81 100,0 58 100,0 23 100,0
Sumber: Data Diolah, 2021
Tabel 20.Nilai partisipasi tingkat partisipasi anggota KTH dalam merencanakan kegiatan KTH di Kota Padang
Tingkat Partisipasi Anggota KTH
Katego ri
Kota Padang
KTH Sikayan
Balumuik KTH Padang Janiah
Jumlah Jumlah Jumlah
Meren-canakan Kegiatan KTH
Tingg i
3,46 3,48 3,52
Kriteria; Rendah (0-2) dan Tinggi (>2-4).
Tingkat partisipasi anggota KTH dalam merencanakan kegiatan KTH dinilai tinggi oleh responden pada KTH di Kota Padang dan kedua KTH dengan jumlah sebesar 3,46, 3,48 dan 3,52. Hasil tersebut menunjukkan bahwa anggota KTH secara umum di Kota Padang menyadari bahwa perencanaan merupakan langkah awal yang penting bagi keberhasilan suatu kegiatan khususnya kegiatan KTH.
Mereka berusaha untuk hadir dalam berbagai rapat KTH termasuk merencanakan kegiatan KTH.
Melaksanakan Kegiatan KTH
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diperoleh hasil sebaran tingkat partisipasi anggota KTH dalam melaksanakan kegiatan KTH di Kota Padang yang diuraikan pada Tabel 21 dan Tabel 22.
Tabel 21. Sebaran responden berdasarkan penilaian mengenai tingkat partisipasi anggota KTH dalam melaksanakan kegiatan KTH di Kota Padang
Tingkat Partisipasi Anggota KTH
Kate gori
Kota
Padang KTH Sikayan Balumuik KTH Padang Janiah Juml
ah (oran
g)
% Juml
ah (ora ng)
%
Juml ah (oran
g)
% Melaksa-nakan
Kegiatan KTH
Ren dah Ting gi
18 63
22,2 2 77,7
8 0 58
0 100
18 5
78,3 32,7 Jum
lah
81 100, 0
58 100,0 23 100,0
Sumber: Data Diolah, 2021
Tabel 22.Nilai partisipasi tingkat partisipasi anggota KTH dalam melaksanakan kegiatan KTH di Kota Padang
Tingkat Partisipasi
Anggota KTH Kategori
Kota Padang
KTH Sikayan Balumuik
KTH Padang Janiah
Jumlah Jumlah Jumlah
Melaksa-nakan Kegiatan KTH
Rendah Tinggi
0 3,15
0 3,87
1,09 0 Kriteria; Rendah (0-2) dan Tinggi (>2-4).
Secara statistik, terdapat perbedaan nyata partisipasi pada tahapan melaksanakan kegiatan yang ditunjukkan dengan penilaian responden pada KTH di Kota Padang dan KTH Sikayan Balumuik dan berada dalam kategori tinggi yang ditunjukkan oleh nilai jumlah sebesar 3,15 (77,78%), dan 3,87 (100%)
sedangkan KTH Padang Janiah dalam kategori rendah dengan jumlah sebesar 1,09 (78,3%). Hal ini berhubungan dengan perkembangan masing-masing KTH di Kota Padang tersebut sampai bulan September 2021 saat penelitian ini dilakukan.
Kegiatan KTH Sikayan Balumuik untuk RKT Tahun 2021 sudah berjalan sampai pada pemeliharaan dan pemanfaatan HHBK (durian manggis, dan kopi) pemeliharaan, pemanfaatan, mengikuti pelatihan roasting kopi dan memasarkan hasil produski KTH secara konvensial dan online. Sedangkan pada KTH Padang Janiah belum seluruhnya anggota KTH yang melakukan kegiatan penamanan HHBK.
Memanfaatkan Kegiatan KTH
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diperoleh hasil sebaran tingkat partisipasi anggota KTH dalam kegiatan KTH di Kota Padang yang ditunjukkan pada Tabel 23 dan Tabel 24.
Tabel 23.Sebaran responden berdasarkan penilaian mengenai tingkat partisipasi anggota KTH dalam memanfaatkan hasil kegiatan KTH di Kota Padang
Tingkat Partisipasi Anggota KTH
Kate gori
Kota
Padang KTH Sikayan Balumuik KTH Padang Janiah Juml
ah (oran
g)
%
Juml ah (ora ng)
%
Juml ah (oran
g)
% Meman-faatkan
Hasil Kegiatan KTH
Ren dah Ting gi
20 61
24,7 75,3
2 56
3,4 97,6
18 5
78,3 21,7 Jum
lah
81 100,0 58 100,0 23 100,0
Sumber: Data Diolah, 2021
Tabel 24.Nilai partisipasi tingkat partisipasi anggota KTH dalam memanfaatkan hasil kegiatan KTH di Kota Padang
Tingkat Partisipasi Anggota KTH
Kate gori
Kota Padang
KTH Sikayan
Balumuik KTH Padang Janiah
Jumlah Jumlah Jumlah
Meman-faatkan Hasil Kegiatan KTH
Ren dah Tin ggi
0 3,31
0 3,76
0 2,17 Kriteria; Rendah (0-2) dan Tinggi (>2-4).
Tingkat partisipasi anggota KTH dalam memanfaatkan hasil kegiatan KTH dipersepsikan tinggi oleh responden pada KTH di Kota Padang, KTH Sikayan Balumuik,dan KTH Padang Janiah dengan jumlah masing-masing sebesar 3,31 (75,3%), 3,76 (97,6%), dan 2,17 (78,3%). Terkait dengan tahapan melaksanakan kegiatan KTH, dimana KTH Sikayan Balumuik seluruh anggotanya sudah melaksanakan budidaya HHBK sehingga dapat memanfaatkan hasil kegiatan KTH secara lebih banyak dibandingkan pada KTH Padang Janiah yang baru 7 (tujuh) orang melakukan budidaya HHBK.
Mengevaluasi Kegiatan KTH
Menurut Adi (2001) dalam Meliala (2018), partisipasi masyarakat pada tahap monitoring dan evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah pelaksanaan program sesuai dengan rencana yang ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diperoleh hasil sebaran tingkat partisipasi anggota KTH dalam mengevaluasi hasil kegiatan KTH di Kota Padang yang ditampilkan pada Tabel 25 dan 26.
Tabel 25.Sebaran responden berdasarkan penilaian mengenai tingkat partisipasi anggota KTH dalam mengevaluasi kegiatan KTH di Kota Padang
Tingkat Partisipasi Anggota KTH
Kateg ori
Kota
Padang KTH Sikayan Balumuik KTH Padang Janiah Juml
ah (oran
g)
% Juml
ah (ora ng)
%
Juml ah (ora ng)
% Mengeva-luasi
Kegiatan KTH Ren dah Ting gi
62 19
76,6 23,4
38 20
65,5 34,5
23 0
100 0 Jum
lah
81 100, 0
58 100,0 23 100,0
Sumber: Data Diolah, 2021
Tabel 26.Nilai partisipasi tingkat partisipasi anggota KTH dalam mengevaluasi kegiatan KTH di Kota Padang
Tingkat Partisipasi Anggota KTH
Kate gori
Kota Padang
KTH Sikayan
Balumuik KTH Padang Janiah Jumla
h Jumlah Jumlah
Mengeva-luasi Kegiatan KTH
Ren dah Tin ggi
2,30 0
0 3,97
0,57 0 Kriteria; Rendah (0-3) dan Tinggi (>3-6).
Partisipasi responden dalam mengevaluasi kegiatan KTH di Kota Padang dan KTH Padang Janiah dalam kategori rendah dengan jumlah sebesar 2,30 dan 0,57 sedangkan pada KTH Sikayan Balumuik berada dalam kategori tinggi dengan jumlah sebesar 3,97. Pada Terdapat perbedaan nyata antara penilai responden dalam mengevaluasi kegiatan pada kedua KTH tersebut, hal ini disebabkan karena perkembangan kegiatan yang lebih banyak pada KTH Sikayan Balumuik sehingga kegiatan yang evaluasi ditambah keikutsertaan anggota KTH menyebabkan nilai jumlah tahap mengevaluasi kegiatan KTH Sikayan Balumuik menjadi tinggi.
D. Hubungan Karakter Individu, Peran Pendamping, Aspek Dukungan Tingkat Partisipasi Anggota pada Kegiatan KTH.
Kota Padang
Berdasarkan Tabel 47 (lampiran 6), diketahui bahwa besarnya nilai F-hitung > F-tabel = 9.856 > 1.95 dan nilai signifikan-F yang nilainya sebesar 0.000 < 0.05 sehingga untuk Kota Padang dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas berpengaruh secara serempak terhadap tingkat partisipasi anggota KTH pada Kegiatan KTH.
Tabel 48 (lampiran 6), menunjukkan bahwa nilai R sebesar 0.765, dapat diartikan adanya hubungan bersifat kuat antara variabel dependen dengan variabel independen. Koefisien determinasi (R2) yang dihasilkan sebesar 0.585 artinya naik turunnya nilai variabel dependen secara bersama-sama dipengaruhi oleh variabel independen hanya sebesar 58,5%, sisanya dipengaruhi sebesar 42,5% dipengaruh oleh faktor-faktor lain. Pada variabel dependen, Adjusted R Square diperoleh sebesar 0.525. Hal ini menunjukkan bahwa 52,5% tingkat partisipasi ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang diteliti sedangkan sisanya sebesar 48,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
Secara parsial, tingkat pendidikan formal, dukungan pemerintah, dan dukungan stake holders lainnya berpengaruh terhadap tingkat partisipasi dalam kegiatan KTH di Kota Padang dengan persamaan regresi linear berganda berikut:
Y = -1.669 + 0.054X1 + 0.408X2 + 0.601X3 + 0.001X4 - 0.101X5 - 0.395X6 + 0.367X7 + 0.963X8 + 0.810X9 + 0.725X10
Pada KTH Sikayan Balumuik
Nilai F-hitung < F-tabel = 2.503 < 2.98 dan nilai signifikan-F yang nilainya sebesar 0.065 > 0.05 sehingga pada KTH Padang Janiah dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas secara serempak tidak berpengaruh terhadap tingkat partisipasi anggota pada kegiatan KTH.
Nilai R sebesar 0.654 dapat diartikan bahwa terjadi hubungan (korelasi) yang erat antara variabel dependen dengan variabel-variabel independen.
Koefisien determinasi (R2) diperoleh adalah 0.427 yang berarti bahwa naik turunnya nilai variabel tingkat partisipasi (Y) secara bersama-sama dipengaruhi oleh variabel independen hanya sebesar 42,7% sisanya sebesar 58,3% dipengaruh oleh faktor-faktor lain atau variabel-variabel lain yang tidak diteliti.
Secara parsial, tingkat pendidikan formal, dan peran pendamping sebagai advokator berpengaruh terhadap tingkat partisipasi dalam kegiatan KTH Sikayan Balumuik dengan persamaan regresi linear berganda berikut:
Y = 8.525 – 0.041X1 + 0.278X2 + 0.982X3 - 0.0214X4 - 0.198X5 - 0.010X6 + 0.803X7 + 0.177X8 + 0.414X9 + 0.445X10
Pada KTH Padang Janiah
Besarnya nilai F-hitung < F-tabel = 2.503 < 2.98 dan nilai signifikan-F yang nilainya sebesar 0.065
> 0.05 sehingga pada KTH Padang Janiah dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas secara serempak tidak berpengaruh terhadap tingkat partisipasi anggota pada kegiatan KTH.
Nilai R sebesar 0.795 dapat diartikan adanya hubungan kuat antara variabel dependen dengan variabel-variabel independen.
Koefisien determinasi (R2) yang dihasilkan sebesar 0.634 yang berarti bahwa naik turunnya nilai variabel dependen secara bersama-sama dipengaruhi oleh variabel independen hanya sebesar 63,4% sisanya dipengaruhi sebesar 36,6% dipengaruh oleh faktor-faktor lain.
Secara parsial, dukungan pemerintah dan dukungan pasar berpengaruh terhadap tingkat partisipasi anggota KTH pada kegiatan KTH Padang Janiah dengan persamaan regresi linear berganda berikut:
Y = -10.979 + 0.148X1 + 0.367X2 – 0.052X4 – 0.116X5 – 0.060X6 + 0.403X7 + 1.451X8 + 3.699X10.
4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penellitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Tingkat partisipasi anggota KTH pada kegiatan KTH Sikayan Balumuik dalam kategori tinggi.
Faktor yang mempengaruhinya adalah tingkat pendidikan formal, peran pendamping sebagai advokator, dan dukungan pasar. Tingkat partisipasi anggota KTH pada kegiatan KTH Padang Janiah dalam kategori rendah. Faktor yang mempengaruhinya adalah dukungan pemerintah, dan dukungan pasar. Selanjutnya untuk tingkat partisipasi anggota KTH pada kegiatan KTH di Kota Padang dalam kategori tinggi yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan formal dukungan pemerintah, dukungan stake holders lainnya, dan dukungan pasar.
2. Hasil regresi linear berganda dengan aplikasi SPSS. 20 menunjukan bahwa secara serempak, seluruh variabel bebas pada penelitian ini meliputi karakteristik individu (umur, tingkat pendidikan formal, jenis kelamin, proporsi pendapatan dari kegiatan KTH), peran pendamping (fasilitator, edukator, dan advokator), dan aspek dukungan (pemerintah, stakeholders lainnya, dan pasar) mempengaruhi tingkat partisipasi anggota KTH dalam kegiatan KTH Sikayan Balumuik, KTH Padang Janiah, dan di Kota Padang.
5. SARAN
Berdasarkan hasil pembahasan, diberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Perlu penelitian lebih lanjut untuk melihat faktor-faktor lain yang belum diteliti tentang tingkat partisipasi anggota KTH di Kota Padang.
2. Perlu penelitian lebih lanjut untuk melihat persepsi terhadap tingkat partisipasi anggota KTH di Kota Padang.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Nurhidayat, M., A. Tjoneng., dan Saida. 2019. Tingkat Partisipasi Masyarakat
[2] Saputra, T., Nurpeni, N., Astuti, W., Harsini, H., Nasution, S. R., Eka, E., & Zuhdi, S. (2022).
Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Bank Sampah. Jurnal Kebijakan Publik, 13(3), 246-251.
[3] Sarmila. 2012. Persepsi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Kawasan Konservasi Hutan Mangrove di Kelurahan Terusan, Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Pontianak [Tesis].
Jakarta. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Terbuka. 130 hal.
[4] Suprayitno, A.R. 2011. Model Peningkatan Partisipasi Petani Sekitar Hutan dalam Mengelola Hutan Kemiri Rakyat (Kasus Pengelolaan Hutan Kemiri Kawasan Pegunungan Bulusaraung Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan) [Disertasi]. Bogor. Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. 321 hal.
[5] Syahyuti. 2014. Mau Ini Apa Itu?. Jakarta: PT. Nagakusuma Media Kreatif. 430 hal.
[6] Trio, S., Sulaiman, Z., Reno, A., Khairul, A., & Arya, P. R. (2023). Civil Society Participation In Natural Resource Management In Conservation Areas: An Empirical Study Of Tesso Nilo National Park, Riau Province. Вопросы государственного и муниципального управления, (5S1), 48-68.
[7] Yuliani, F., & Saputr, T. (2023). Policies For Overcoming Forest And Land Fires On Peatlands From The Perspective Of Inter-Organizational Networks In Indonesia. BiLD Law Journal, 8(1), 53-61.