• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Etika Komunikasi dan Pemanfaatan Gawai Secara Bijak Perspektif Al-Qur’an

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Etika Komunikasi dan Pemanfaatan Gawai Secara Bijak Perspektif Al-Qur’an"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Etika Komunikasi dan Pemanfaatan Gawai Secara Bijak Perspektif Al-Qur’an

Fairuzah

Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (INSTIKA) Sumenep [email protected]

Mohammad Afnan

Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (INSTIKA) Sumenep [email protected]

Izul Muttaqin

Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (INSTIKA) Sumenep [email protected]

Abstrak

Penelitian ini menguraikan tentang etika komunikasi dan pemanfaatan gawai secara prdokutif dan agar tidak terjebak dalam kesiasiaan. Dalam hal ini, penulis mengkajinya menggunakan perspektif al-Qur’an. Bahwa sebenarnya Al-Qur’an telah menggariskan nilai-nilai dan ajaran penting sebagai panduan agar manusia bisa menjaga etika dalam berkomunikasi dengan baik dan sesuai dengan ajaran Islam. Penelitian ini menyimpulkan ada 7 prinsip komunikasi dalam Al-Qur’an yakni: qaulan sadida, qaulan ma’rufa, qaulan baligha, qaulan karima, qaulan maysura, qaulan layyina, dan qaulan tsabit.

Kata Kunci: etika, komunikasi, gawai, Al-Qur’an

Pendahuluan

Manusia adalah homo communication, karenanya, komunikasi dan informasi adalah suatu keniscayaan, sesuatu yang tidak bisa dihindari manusia, bahkan dalam diam sekalipun. Komunikasi berupakan salah satu dari fitrah manusia.

Dalam menjalin komunikasi tentu harus memperhatikan etika dan norma-norma yang berlaku di masyarakat agar tujuan dari

(2)

komunikasi itu sendiri dapat tercapai dengan baik. Dengan komunikasi manusia dapat mengekspresikan dirinya, membentuk jaringan social dan mengembangkan kepribadiannya. Karena itu, kegagalan dalam berkomunikasi akan berakibat fatal baik secara individual maupun social. Kita sering mendengar dan menggunakan istilah mis komunikasi, ketika terjadi kesalah pahaman atau kegagalan dalam membangun memorandum of understanding. Akibat kegagalan komunikasi secar individual antara lain frustasi, demoralisasi, alienasi dan penyakit-penyakit jiwa lainnya. Sedangkan secara social, kegagalan kominukasi akan menghambat saling pengertian, kerja sama, pertemanan, toleransi dan norma-norma lainnya.

Saat ini kita menyaksikan betapa pesatnya perkembangan teknologi digital. Dengan semakin berkembangnya dunia teknologi digital ini membawa perubahan yang cukup besar di dunia. Lahirnya berbagai macam teknologi digital yang semakin maju telah banyak bermunculan, tak ketinggalan pula dalam bidang teknologi komunikasi. Berbagai kalangan telah dimudahkan dalam mengakses suatu informasi melalui banyak cara. Hal ini tentu akan membawa berbagai perubahan yang mempunyai dampak positif dan negative, tergantung cara kita menggunakannya.

(3)

Oleh karena itu, dalam tulisan ini penulis akan membahas tentang etika komunikasi dan penggunaan media komunikasi dengan berdasarkan pada prinsip-prinsip yang islami.

Makna Komunikasi dan Etika Komunikasi

Komunikasi adalah suatu aktivitas manusia yang saling berinteraksi antara satu orang maupun lebih. Komunikasi adalah proses dimana seseorang berusaha memberikan pengertian dengan cara memindahkan pesan. Komunikasi juga dapat diartikan sebagai proses antar pribadi dalam mengirimkan dan menerima simbol-simbol yang berarti bagi kepentingan mereka.1

Manusia adalah makhluk social, oleh karenanya komunikasi merupaka bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupannya, karena gerak langkahnya selalu disertai dengan komunikasi dan interaksi dengan orang lain.

Di dalam al-Qur’an Allah SWT. berfirman:

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan ka,u dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi allah ialah orang yang paling bertakwa di antara

1 Moh. Zuhdi, Komunikasi Politik di Era Virtual, Dinamika Komunikasi dan Media pasca Pemilu Serentak 2019 (Yogyakarta: Buku Litera, 2020), 15

(4)

kamu. Sesungguhnya allah Maha Mengerahui lagi Maha Mengenal” (Q.S. Al-Hujurat [49]: 13)

Dalam Islam komunikasi memiliki etika agar menjadi sarana hubungan social yang baik dan harmonis. Etika sendiri merupakan nilai dan standar manusia dalam bertindak dan bertingkah laku. Dalam kaitannya dengan komunikasi, etika komunikasi mencakup segala nilai dan norma yang menjadi standar atau acuan manusia dalam berkomunikasi dengan orang lain. Etika komunikasi menilai mana tindakan yang benar dan salah, baik dan buruk, berdasarkan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Tanpa adanya etika komunikasi, dapat terjadi hal yang tidak diinginkan seperti kesalahpahaman, pertengkaran, perselisihan dan lain sebagainya. Selain itu, etika kominikasi yang terabaikan akan menyebabkan hubungan social yang buruk.

Dalam perspektif Islam, komunikasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dalan kehidupan manusia karena komunikasi berupakan sarana untuk saling mengenal antar manusia, dalam Islam kita mengenal istilah hablun min al-nȃs yang hanya dapat terjalin melalui adanya komunikasi dan interaksi sosial.2 Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang islami, yaitu berlandaskan pada akhlaq al-karȋmah yaitu komunikasi yang tata caranya bersumber pada al-Qur’an dan

2 Jalaluddin Rahmat, Islam Aktual (Jakarta: Mizan,1996), 23

(5)

hadis. Begitu pentingnya penerapan akhlak dalam berkomunikasi sehingga Nabi saw. Bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, yang artinya:

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka berkatalah yang baik atau ( lebih baik) diamlah”

Prinsip-prinsip komunikasi dalam Islam

Telah banyak dalam kajian terdahulu baik dari kalangan mufasir ataupun para pengkaji al-Qur’an yang membahas tentang prinsip komunikasi dalam Islam. Namun di sini penulis merasa perlu memaparkan kembali tentang prinsip-prinsip tersebut sebagai bahan acuan untuk mengetahui etika dalam berkomunikasi yang islami.

Ada tujuh prinsip komunikasi yang digariskan oleh al- Qur’an agar proses

komunikasi dapat terlaksana dengan baik3: 1. Qaulan Sadȋda (QS. Al-Nisa’[4]: 9)

“dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”.

3 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbȃh, Pesan, Kesan dan Keserasian Al- Qur’an (Jakarta: Lentera Hati, 2002), 78-102

(6)

Sesuai dengan maknanya, prinsip komunikasi yang pertama adalah berkata yang benar. Artinya sesuai dengan kriteria kebenaran, yaitu berbicara berdasarkan ilmu, petunjuk (hidayah) dan Kitab Allah. Qaulan Sadȋda berfungsi untuk mencegah terjadinya kemungkaran dan kezhaliman. Perkataan ini juga bermakna tidak bohong atau jujur. Kejujuran dalam bebicara menjadi kunci sukses dan modal utama terjalinnya komunikasi yang baik dengan orang lain. Bukti ketaqwaan seorang mukmin diantaranya gemar mengucapkan perkataan ini (QS. Al-Ahzab[33]: 70)

2. Qaulan Ma’rufȃ (QS. Al-Ahzab[33]: 32)

“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik”

Perkataan jenis ini identik dengan kesantunan dan kerendahan hati. Al-Qur’an mensinyalir bahwa mengucapkan Qaulun Ma’ruf lebih baik dari pada bersedekah yang disertai kedengkian, sebagaimana termaktub dalam ayat berukt:

(7)

“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti.

Dan Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun” (QS. Al- Baqarah [02]: 263)

3. Qaulan Balȋghȃ (QS. Al-Nisa’[4]: 63)

“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka, karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka”.

Ini adalah jenis ucapan yang cermat, padat berisis, mudah dipahami dan tepat mengenai sasaran. Oleh karena itu prinsip qaulan balighȃ ini dapat diterjemahkan sebagai prinsip komunikasi yang efektif.

4. Qaulan Karȋmȃ (QS. Al-Isra’[17]: 23)

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuar baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan”ah” dan jangan

(8)

engkau membentak keduanya dan ucapkanlah kaepada keduanya perkataan yang baik”.

Yaitu tutur kata yang bersih dari kecongkakan dan nada merendahkan atau meremehkan lawan bicara. Terdapat semangat memuliakan, menghormati dan menghargai terhadap lawan bicara.

5. Qaulan Maysȗrȃ (QS. Al-Isra’[17]: 28)

“Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahnat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kapada mereka ucapan yang pantas”.

Maysȗr artinya yang memudahkan. Ucapan ini mengandung unsur memudahkan segala kesukaran yang menimpa orang lain dan menghiburnya guna meringankan beban kesedihannya. Menurut Jalaluddin Rahmat perkataan ini diartikan “ucapan yang menyenangkan” lawannya adalah ucapan yang menyulitkan. Bila Qaulan Ma’rufȃ berisi petunjuk via perkataan yang baik, Qaulan Maysȗrȃ berisi hal-hal yang menggembirakan via perkataan yang mudah dan pantas.

6. Qaulan Layyinȃ (QS. Thaha[20]: 44)

“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut”.

(9)

Yaitu tutur kata yang lembut. Kelembutan diharapkan dapat menundukkan kekerasan.

Ayat di atas adalah perintah Allah kepada Nabi Musa dan Harun agar berbicara lemah lembut, tidak kasar kepada Fir’aun. Dengan perkataan ini hati komunikan (orang yang diajak bicara) akan merasa tersentuh dan jiwanya tergerak untuk menerima pesan komunikasi kita.

7. Qaulan Tsȃbit (QS. Ibrahim[14]: 27)

“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (dalam kehidupan) di dunia dan akhirat. Dan allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki”.

Bermakna ucapan yang teguh, perkataan ini punya argumetasi yang kuat serta dilandasi keimanan yang kokoh. Kezaliman yang nyata dapat dihadapi dengan perkataan ini.

Sekilas tentang Munculnya Teknologi Komunikasi

Beberapa dekade terakhir, dunia dikejutkan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang sangat terasa di berbagai sektor. Salah satu bukti nyata bagaimana perkembangan teknologi terletak pada berbagai perangkat (device) yang tidak terlepas dari aktifitas sehari-hari dalam penggunaan komunikasi melalui social media, seperti internet,

(10)

facebook, whatsapp, twitter, instagram, media daring, media streaming, dan lain-lain. Teknologi ini membuat kehidupan manusia menjadi sederhana, mudah dan fleksibel. Munculnya perkembangan teknologi ada karena dalam rangka memenuhi ekspektasi, kebutuhan sosial, keinginan dan memecahkan masalah yang ada di lingkungan masyarakat. Dengan semakin berkembangnya dunia teknologi komunikasi ini memunculkan semacam seperangkat alat komunikasi dalam upaya memberikan kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari.4

Dengan berkembangnya era digital teknologi komunikasi, tentu akan mengalami benyak tantangan dan hambatan di abad modern saat ini. Munculnya teknologi komunikasi semakin mempertegas bahwa teknologi menjadi alat yang mampu membantu sebagian besar kebutuhan manusia. Gaya hidup baru manusia di era ini tidak bisa dilepaskan dari dunia elektronik yang dapat membantu mempermudah melakukan aktivitas apapun, kapanpun dan di manapun sehingga pekerjaan terasa semakin mudah. Hal ini tidak lepas dari perkembangan teknologi modern yang makin canggih.5

Diantara teknologi komunikasi yang sangat digandrungi saat ini adalah ”smartphone” atau ponsel pintar. Menoleh sekilas tentang sejarah munculnya ponsel pertama digunakan pada 1995, meskipun gawai itu sendiri diciptakan tiga tahun

4 Nicola Morgan, Life Online (Jakarta: BACA, 2020), 43

5 Ibid., 44

(11)

sebelumnya. Sebelum itu dunia komunikasi dikenalkan dengan pensel sederhana yang lebih sering hanya digunakan untuk menelpon dan mengirim SMS (short massage cervice). Namun pada 2007 semua berubah dengan munculnya iPhone pertama Apple. Stave Job, bos Apple, menyebutnya “produk revolusioner dan ajaib:. Tapi hal ini tidak bertahan lama, setelah kemudian Google meluncurkan system operasi Android. Sejak saat itu, Apple, Google, Microsofr dan Samsung bersaing menawarkan system operasi paling populer atau perangkat terlaris, sehingga banyak perusahaan lain gulung tikar akibat persaingan besar.6

Menurut hasil penelitian di situs web Satatista penjualan ponsel pintar dari tahun ke tahun terus meningkat sebagai berikut:

2007 122,3 juta 2010 296 juta

2014 1,244 juta (1,24 miliar) 2016 1,495 juta (1,49 miliar) 2020 1,571 juta (1,57 miliar)7

Data tersebut menunjukkan lonjakan yang fantastis, hal ini membuktikan bahwa alat konumikasi modern semakin diminati oleh manusia tak terkecuali umat islam tentunya.

6 Ibid.

7 www.republika.co.id diakses pada tanggal 2 Januari 2022

(12)

Sebenarnya jauh sebelum teknologi kemunikasi ini hadir dan diciptakan di muka bumi, al-Qur’an sudah memberikan isyarat tentang adanya media komunikasi jarak jauh. Hal ini tersirat dalam penggalan ayat ke 35 surat Saba’:

“……. dan mereka menduga-duga tentang yang ghaib dari tempat terjauh”.

Dalam kajian tafsir-tafsir dengan pendekatan kebahasaan, kalimat “wayaqdifȗna al-ghaiba” dengan arti keadaan seseorang yang melontarkan sesuatu yang tidak dilihatnya dan dari tempat yang jauh pula sehingga pastilah lontarannya tidak mengenai sasaran. Ada juga yang memahami penggalan ayat ini dalam arti mereka berbicara tentang masalah- masalah akhirat dan metafisika tanpa dasar pengetahuan yang benar. Namun sebagian ulama ada yang menafsirkan penggalan ayat tersebut dengan menggunakan pendekatan tafsir ‘ilmy, mereka memaknai ayat ini sebagai isyarat akan terjadinya komunikasi jarak jauh baik secara visual maupun lisan, seperti terciptanya televisi, radio dan telepon. Hal ini sebagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain dari tempat yang jauh melalui perantara telepon, juga sebagaimana dapat pula mendengarkan siaran dari berbagai Negara yang jauh yang dikenal dengan radio dan lain sebagainya dari berbagai jenis alat komunikasi canggih.8

8 Muhammad Kamil Abdushshamad, Mukjizat ilmiah dalam Al-Qur’an (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2002), 69

(13)

Dugaan yang diungkapkan di dalam al-Qur’an kini telah menjadi kenyataan. Kehadirannya telah mempengaruhi kehidupan social di dalam masyarakat. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan social (social relationships) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan-hubungan social dan segala perubahan-perubahan menyangkut nilai-nilai sikap maupun perilaku di antara kelompok-kelompok yang ada di dalam masyarakat.

Dampak Penggunaan Gawai terhadap Kehidupan Pribadi dan Sosial

Dinamika kehidupan masyarakat mengalami perkembangan yang sangat pesat. Akulturasi budaya dengan sentuhan teknologi informasi saat ini merupakan pendorong perubahan tersebut. Kebebasan personal dalam menympaikan ide, kritik, saran dan bahkan “hujatan” sering dijumpai saat melalui berbagai varian media yang digunakan masyarakat.

Pengaruh teknologi gawai terhadap perubahan social memiliki dampak yang positif maupun negative. Dampak positif penggunaan gawai secara nyata telah membawa pengaruh terhadap perubahan-perubahan social masyarakat ke arah yang lebih baik. Tetapi dampak negative cenderung membawa perubahan-perubahan social pada kedaan masyarakat yang mengabaikan nilai-nilai agama dan norma-norma yang ada di dalam masyarakat.

(14)

Adapun dampak positif secara umum dari penggunaan gawai antara lain:

1. Informasi apapun yang dibutuhkan dapat lebih cepat dan lebih mudah dalam mengaksesnya.

2. Tumbuhnya inovasi dalam berbagai bidang yang berorientasi pada teknologi digital yang memudahkan kita dalam proses pekerjaannya.

3. Munculnya media massa berbasis digital, khususnya media elektronik sebagai sumber pengetahuan dan informasi bagi masyarakat.

4. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan dan pemnfaat teknologi informasi dan kominukasi.

5. Munculnya berbagai sumber belajar seperti perpustakaan online, media pembelajaran online, diskusi online, meeting online dan lain sebagainya yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

6. Munculnya e-bisnis seperti toko online yang menyediakan berbagai barang kebutuhan masyarakat dan memudahkan mendapatkannya.

Sedangkan dampak negative yang harus diantisipasi dan dicarikan solusinya untuk menghindari kerugian dan bahaya, antara lain:

(15)

1. Ancaman pelanggaran atas Hak Kekayaan Intelektual (HKI) karena akses data yang mudah dan memudahkan orang melakukan plagiasi dan kecurangan.

2. Ancaman terjadinya pikiran pintas di masa anak-anak yang akan mempengaruhi pola pikirnya, seperti terlatih untuk berpikir pendek dan kurang konsentrasi.

3. Ancaman menururunnya moralitas seperti mempertontonkan aurat, dan penyalahgunaan pengetahuan untuk melakukan tidak kejahatan atau pidana seperti penipuan melalui telepon, menerobos system perbankan dan lain-lain.

4. Tidak mengefektifkan teknologi informasi sebagai sarana belajar, tetapi justeru menyalahgunakan pemakaiannya, misalnya men-download e-book- kemudian mencetaknya secara illegal dan lain-lain.

Saat ini gawai sudah menjadi kebutuhan pokok bagi manusia dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Seorang yang bertahan tidak menggunakan gawai akan seolah menjadi

‘terasing’ dari dunia social, penyataan ini tentulah tidak berlebihan sebab kebutuhan akan komunikasi melalui gawai ini sudah merambah segala aspek kehidupan social tanpa memandang usia, pendidikan dan pekerjaan. Oleh karenanya, secara lebih khusus penggunaan gawai dalam kehidupan sehari- hari tentu memberikan dampak positif dan negatif.

Diantara dampak positifnya, antara lain:

(16)

1. Menjadi sarana silaturrahim. Dengan penggunaan gawai dapat memudahkan kita dalam menjalin dan mempertahankan persaudaraan dan pertemanan walaupun terpisah jarak dan rentang waktu pertemuan yang lama.

2. Dapat menyelesaikan beberapa pekerjaan dalam waktu yang bersamaan, misalnya, ngobrol dengan teman sambil berjualan atau berbelanja online, walaupun sedang dalam perjalanan, dan lain sebagainya.

3. Dapat melaksanakan pengajaran dan pembelajaran jarak- jauh dan melaksanakan bimbingan terhadap peserta didik pada saat tatap muka langsung tidak bisa dilakukan.

4. Menjadi sarana dakwah dan saling mengingatkan untuk kebaikan. Dalam hal ini salah satu fenomena yang kami temui, melalui gawai ajakan-ajakan untuk kebaikan sangat mudah dan marak terjadi, seperti mengingatkan waktu-waktu puasa sunah, mengingatkan amalan-amalan di hari Jum’at seperti membaca surat Al-Kahfi dan lain- lain.

5. Mudah menemukan orang yang setipe dengan kita.

Seperti terbentuknya Grup whatsapp yang beranggotakan teman-teman yang memiliki profesi atau hobi yang sama.

Adapun dampak negatifnya antara lain:

(17)

1. Berisiko tidak memiliki waktu untuk hal-hal yang penting bagi kehidupan soasial dan pribadi seperti bertamu, bergotong royong dan memperhatikan kesehatan atau sekedar ngumpul santai bersama keluarga dan teman.

2. Cederung mengabaikan orang-orang di sekitar. Saat berkumpul dengan orang banyak, para pengguna gawai sering lupa diri dan mengabaikan orang yang hadir karena terlalu focus dengan gawainya. Seharusnya dalam etika komunikasi kita harus lebih menghormati dan memperhatikan orang yang ada di depan kita.

3. Beresiko kecanduan pada gawai. Kita mungkin menjadi bergantung padanya dan merasa semakin susah berhenti, hal ini menjadi sangat berbahaya karena kita akan kehilangan kendali. Hal ini sangat berbahaya terutama bagi anak-anak kita

4. Penggunaan gawai yang kurang bijak dapat berpotensi membawa seorang pada perbuatan riya’. Banyak orang yang suka membagikan informasi pribadi secara berlebihan sehingga menjadi kebiasaan yang kurang baik dan menimbulkan dosa.

5. Berisiko menjadi lebih boros dan konsumtif karena kebutuhan paket data yang terus meningkat, hobi berbelanja secara online yang tidak terkendali dan lain sebagainya.

(18)

6. Kebalikan dari dorongan naluriah manusia untuk bersikap social adalah kebutuhan untuk mendapatkan privasi. Beberapa orang tampaknya tidak terlalu keberatan dengan hal ini, tetapi yang lain sebaliknya yaitu sangat menjaga privasinya dari orang lain. Melalui penggunaan gawai seseorang dapat saja tergelincir atau mungkin melanggar privasi kita dengan cara membagikan hal-hal yang bertentengan dengan keinginan kita.

Jika kita telusuri lebih lanjut tentu masih banyak dampak positif dan negatif dari penggunaan gawai ini. Untuk mengatasi dampak negatif penggunaan gawai, maka tentunya kita harus bersikap bijak agar pemanfaatan media komunikasi ini dapat bermanfaat bagi kehidupan pribadi dan social.

Ada beberapa hal yang patut kita perhatikan dalam berkomunikasi dengan orang lain, diantaranya:

1. Selalu perhatikan prinsip-prinsip komunikasi sebagaimana dicontohkan di dalam al-Qur’an dengan cara memperhatikan teman bicara kita (komunikan) sehingga pesan-pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik dan lebih bermanfaat.

2. Untuk mengatasi penggunaan gawai secara berlebihan buatlah jadwal dan planning kegiatan harian agar setiap waktu yang kita miliki dapat diisi dengan kegiatan yang bermanfaat. Menyia-nyiakan

(19)

waktu dengan hal-hal yang kurang bermanfaat seperti ber’main’ gawai secara berlebihan dapat merugikan diri sendiri. Allah SWT. berfirman dalam QS. Al-

‘Ashr: 1-3;

“Demi masa. Sungguh manusia berada dalam kerugian. Kecualu orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan menasehati untuk kesabaran”.

3. Agar tidak terjebak pada perbuatan riya’, jangan mengunggah apapun yang bersifat pribadi sebelum memikirkan dengan baik kira-kira apa manfaat atau mudaratnya. Ingatlah bahwa orang-orang dapat dengan mudah mendapatkan kesan yang keliru tentang diri kita. Sikap riya’ merupakan perbuatan yang dilarang oleh Agama, bahkan di dalam al- Qur’an sikap ini disifatkan bagi orang-orang munafik; “Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka.

Apabila mereka berdiri untuk salat mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud riya’ (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali” (QS. Al-Nisa’[4]:142)9

9 Warsono Abdul Ghafur, M.Ag, Tafsir Sosial, Mendialogkan Teks dan Konteks (Yogyakarta: eLSAQ Press, 2005), 59

(20)

4. Ketika sedang ngobrol bersama dengan orang lain atau sedang menghadiri suatu acara, kalau sekiranya gawai dapat merebut perhatian kita, maka akan lebih baik jika kita me-non aktifkan paket data untuk sementara waktu.

Simpulan

Sebagai penutup, saya kutipkan terjemahan ayat al- Qur’an untuk mengingatkan kepada kita bahwa apa yang kita ucapkan baik dalam bentuk lisan maupun tulisan, termasuk apa yang kita unggah dan kita sebar luaskan semuanya kelak akan ada pertangung jawabannya di hadapan yang Maha Bijaksana, sebab Allah SWT. telah mengingatkan melalui firman-Nya dalam QS. Qaf [50]: 18 “Tiada suatu ucapan pun yang diucapkan, melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)”.

Semoga tulisan yang sangat sederhana dan jauh dari sempurna ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca. Ktitik dan saran sangat dibutuhkan demi kesempurnaan tulisan ini. Semoga kita senatiasa mendapakan tuntunan dan hidayah dari Allah SWT.

untuk selalu menjaga etika dalam berkomunikasi dan bertingkah laku.

(21)

Daftar Pustaka

Abdushshamad, Muhammad Kamil. Mukjizat ilmiah dalam Al- Qur’an. Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2002.

Ghafur, Warsono Abdul. Tafsir Sosial, Mendialogkan Teks dan Konteks. Yogyakarta: eLSAQ Press, 2005

Morgan, Nicola. Life Online. Jakarta: BACA, 2020.

Rahmat, Jalaluddin. Islam Aktual. Jakarta: Mizan, 1996.

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Mishbȃh, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an. Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Zuhdi, Moh. Komunikasi Politik di Era Virtual, Dinamika Komunikasi dan Media pasca Pemilu Serentak 2019.

Yogyakarta: Buku Litera, 2020.

Referensi

Dokumen terkait