• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of IMPLEMENTASI MANAJEMEN KELAS: SEBAGAI UPAYA MEMBANGUN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "View of IMPLEMENTASI MANAJEMEN KELAS: SEBAGAI UPAYA MEMBANGUN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Inisiasi : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 3 Nomor 2 September 2022

Doi: 10.56997/

The article is published with Open Access at: http://ejournal.iaingawi.ac.id/index.php/inisiasi

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KELAS: SEBAGAI UPAYA MEMBANGUN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN

Al Darmono1

Institut Agama Islam (IAI) Ngawi Email: el.masdar@gmail.com

Abstract: Class management is very important to be considered and carried out by the teacher in the learning activities carried out. Learning does not only prioritize the learning process, but class management must be carried out in creating effective learning. By creating a conducive and comfortable learning atmosphere, it can encourage students to learn more optimally. The purpose of this study 1) to know the concept of classroom management, 2) to know the scope of classroom management. This research uses qualitative methods, data collection techniques using library research. Methods of data collection is done by documentation techniques, and literature. The results of this study conceptually class management is class management or class management is an activity to regulate and organize within the scope of the class so that the learning process runs optimally. The scope of classroom management includes planning, implementing, monitoring, and evaluating.

Key Word: Management, class, learning

Abstrak: Manjemen kelas sangat penting diperhatikan dan dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Pembelajaran tidak hanya memprioritaskan proses pembelajaran semata, namun manajemen kelas harus dilakukan dalam menciptakan pembelajaran yang efektif. Dengan tercipta suasana pembelajaran yang kondusif dan nyaman mampu mendorong siswa belajar dengan lebih maksimal. Tujuan penelitian ini 1) untuk mengetahui konsep manajemen kelas, 2) untuk mengetahui ruang lingkup manajemen kelas.

3) untuk mengetahui implementasi manajemen kelas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi, dan kepustakaan. Hasil penelitian ini secara konseptual manajemen kelas adalah manajemen kelas atau pengelolaan kelas merupakan kegiatan mengatur dan menata dalam lingkup kelas agar proses pembelajaran berjalan optimal. Ruang lingkup manajemen kelas meliputi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi.

Kata Kunci: manajemen, kelas, pembelajaran,

Received ; Accepted ; Published

Citation: Al Darmono. (2022). IMPLEMENTASI MANAJEMEN KELAS: SEBAGAI UPAYA MEMBANGUN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN. Inisiasi : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 3 (2), 1-6. Doi: 10.56997/

Copyright ©2022 Inisiasi : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam

Published by Institut Agama Islam Ngawi. This work is licensed under the Creative Commons Attribution-NonCommercial- ShareAlike 4.0 International License.

(2)

PENDAHULUAN

Pengelolaan kelas atau manajemen kelas memiliki peran penting dalam menciptakan suasana yang kondusif dalam kegiatan pembelajaran. Manjemen kelas dilakukan bertujuan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru bersama peserta didik dapat berjalan dengan lancar sesuai yang direncanakan. Pengelolaan kelas atau manajemen kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam rangka mewujudkan proses pembelajaran di kelas mampu berjalan seoptimal mungkin. Dalam melaksanakan kegiatan manajemen kelas guru menetapkan dan menerapkan norma secara kolektif yang produktif, terkait pengaturan orang (siswa) dan fasilitas yang ada, serta menghentikan perilaku siswa yang mengalihkan perhatian kelas. Tindakan tersebut juga berkaitan erat dengan upaya menciptakan dan memelihara kondisi yang optimal agar proses pembelajaran dapat berlangsung. Melalui manajemen kelas lingkungan belajar menjadi lebih tertata dan teratur, sehingga berdampak pada kegiatan pembelajaran berjalan dengan tertib dan lancar. Manajemen kelas juga menciptakan suasana interaksi antara guru dan siswa menjadi lebih komunikatif dalam proses pembelajaran. Selain itu manajemen kelas dilakukan untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Dengan demikian manajemen kelas harus dilakukan dengan baik agar pembelajaran mampu berjalan secara efektif.

Manajemen kelas dilakukan oleh guru sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan harus mengatur dan menata ruang kelas agar tertata untuk kenyamanan bagi siswa dalam belajar. Kondisi ruang kelas yang tidak tertata dapat menyebabkan siswa sulit berkonsentrasi dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini guru harus memiliki perhatian terhadap kondisi ruang kelas ketika pembelajaran sebelum dilakukan. Pembelajaran yang tertib dan teratur dapat tercipta karena responsibilitas para guru melihat kondisi kelas yang tertata dengan rapi.

Selanjutnya dalam proses pembelajaran guru juga harus berperan menciptakan iklim pembelajaran yang efektif untuk mendorong belajar siswa. Iklim yang kondusif hanya tercipta ketika lingkungan belajar memegang teguh aturan dan tata tertib yang berlaku di dalam kelas.

Penerapan reward dan punishment mendorong para siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan suasana yang kondusif. Selain itu dalam proses pembelajaran berlangsung guru berusaha menciptakan suasana interaksi dengan peserta didik secara komunikatif timbal balik.

Komunikasi dua arah mendorong siswa berani menyampaikan sesuatu berkaitan dengan pembelajaran yang dilaksanakan. Hal ini juga tidak kalah penting untuk dilakukan guru dalam usaha menciptakan suasana yang harmonis dan kondusif dalam kegatan pembelajaran bersama peserta didik, sehingga apa yang menjadi tujuan pembelajaran mampu dicapai secara efektif.

Sering kali proses pembelajaran tidak berjalan sesuai dengan rencana dikarenakan guru tidak melakukan pengelolaan kelas dengan baik. Pencapaian hasil belajar siswa tidak optimal disebabkan karena kegagalan dalam manajemen kelas yang dilakukan oleh seorang guru.

Kegagalan dalam melakukan manajemen kelas, suasana belajar mengajar menjadi tidak kondusif dimana guru mengalami kendala dan hambatan dalam menyajikan materi kepada peserta didik, sementara peserta didik sendiri kesulitan melakukan belajar dan mempelajari materi yang dikaji. Hal ini harus menjadi memperhatian para guru akan pentingnya manajemen kelas. Manajemen kelas dilaksanakan tidak sekedar dengan menata dan mengatur fisik ruang kelas, namun juga peserta didik untuk diarahkan sesuai petunjuk dan terciptanya iklim yang mendukung dalam kegiatan belajar siswa.

Berdasarkan permasalahan tersebut dapat, maka dalam penelitian ini bertujuan untuk 1) untuk mengetahui konsep manajemen kelas, 2) untuk mengetahui ruang lingkup manajemen kelas, dan 3) untuk mengetahui implementasi manajemen kelas. Sehingga dalam penelitian ini akan dibahas terkait dengan implementasi manajemen kelas sebagai upaya membangun efektivitas pembelajaran.

(3)

METODE

Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif, yakni pendekatan kualiatatif adalah pendekatan yang dapat menghasilkan data bersifat deskriptif berupa kata-kata1. Penelitian ini bersifat kajian literatur dengan menggunakan metode penelitian pustaka atau biasa disebut juga dengan penelitian kepustakaan (library research) yakni penelitian yang dilakukan dengan menggunakan sumber kepustakaan, seperti buku, majalah, dokumen, dan arsip catatan sejarah2.

PEMBAHASAN

Manajemen adalah ilmu dan seni dalam memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan3. Manajemen dipahami sebagai suatu upaya di dalam memberdayakan semua sumber daya baik secara efektif dan efisien dalam mewujudkan tujuan yang diharapkan. Sementara kelas adalah ruang dengan empat dinding tempat sejumlah siswa berkumpul untuk terlibat dalam proses pembelajaran4. Manajemen kelas atau pengelolaan kelas merupakan kegiatan mengatur dan menata dalam lingkup kelas agar proses pembelajaran berjalan optimal. Lingkungan kelas perlu diatur sedemikian rupa melalui kegiatan manajemen kelas untuk merangsang dan memotivasi siswa untuk belajar dengan maksimal. Manajemen kelas sangat penting dilakukan guru untuk menciptakan suasana yang kondusif dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

Menurut Suharsimi manajemen kelas adalah para guru sebagai penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau mereka yang membantu berusaha untuk tercipta kondisi yang terbaik dan memungkinkan terlaksananya kegiatan pembelajaran dengan baik5. Pendapat yang senada juga diungkapkan oleh Mulyasa bahwa manajemen kelas adalah kemampuan seorang guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan memeliharanya ketika terjadi gangguan dalam proses pembelajaran6. Manajemen kelas dilakukan oleh guru sebagai bagian dari tanggung jawab terhadap terselenggaranya kegiatan pembelajaran yang optimal dengan adanya dukungan situasi lingkungan yang kondusif. Berbagai kendala-kendala yang timbul dalam proses pembelajaran dapat ditangangi dan diantisispasi melalui pengelolan kelas yang baik baik, sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran yang dilakukan.

Manajemen kelas dalam pelaksanaanya menurut Wiyani7 setidaknya ada tiga kegiatan inti pengelolaan di dalam kelas, yaitu menyiapkan lingkungan belajar yang kondusif, menata area belajar, dan mengelola interaksi kegiatan pembelajaran. Pertama menyiapkan lingkungan belajar yang kondusif, manajemen kelas dilakukan dengan mengatur lingkungan pembelajaran yang mendukung bagi siswa belajar. Dalam hal ini yang dilakukan guru menciptakan suasana yang kondusif bagi siswa dalam kegiatan belajar secara efektif. Iklim yang kondusif dipengaruhi beberapa faktor diantaranya: pembelajaran dilakukan dengan berorientasi pada siswa, guru memberikan apresiasi kepada siswa yang berpartisipasi aktif, guru yang demokratis, lingkungan belajar yang disetting untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, dan memfasilitasi belajar siswa dengan sarana belajar yang mendukung8. Kedua menata area belajar, menejemen kelas dilakukan dengan pengaturan ruang belajar atau ruang

1Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 193

2 Abdul Rahman Sholeh, Pendidikan Agama dan Pengembangn untuk Bangsa, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 63

3Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 54

4Saiful Sagala, Manajemen Strategi Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2010) h. 52

5 Djamarah, Syaiful Bahri, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. Cet. II, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), h. 177.

6 E. Mulayasa Manajemen Berbasis Sekolah. Cet. I, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), h. 91

7 Wiyani, Novan Ardy, Manajemen Kelas Teori Dan Aplikasi Unuk Menciptakan Kelas Yang Kondusif.

(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013)

8Ali Muhtadi, Menciptakan Iklim Kelas (Classroom Climate) Yang Kondusif dan Berkualitas Dalam Proses Pembelajaran, Majalah Ilmiah Pembelajaran, No. 2, Vol 1, Oktober 2005

(4)

kelas secara tertata dan rapi. Suasana lingkungan belajar yang kotor dan terlihat acak-acakan dapat mengganggu kenyamanan dan konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran9. Kondisi ruang kelas tidak kalah penting untuk diperhatikan oleh seorang guru sebelum proses pembelajaran dilakukan. Suasana yang bersih dan tertata indah rapi harus diupayakan dalam rangka menumbuhkan rasa nyaman dan membangun daya konsentrasi belajar siswa, sehingga prestasi belajar mampu diraih dengan optimal. Ketiga mengelola interaksi kegiatan pembelajaran, dilakukan untuk menjalin keharmonisan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan peran masing-masing. Guru sebagai pendidik harus berusaha memposisikan sebagai partner dalam pembelajaran. Guru tahu akan kondisi yang dialami para muridnya termasuk kendala-kendala yang dihadapi dalam belajar. Maka sebagai partner beusaha membantu mengatasi masalah atau kendala yang dihadapi para muridnya. Disamping itu yang juga harus dilakukan guru adalah menjalin komunikasi yang nyaman bagi para siswa.

Komunikasi yang baik, maka akan memudahkan guru dalam menyajikan informasi atau pengetahuan kepada para peserta didik serta memudahkan para peserta didik dalam menerimanya.

Adapaun ruang lingkup manajemen kelas meliputi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi. Dalam meimplementasi manajemen kelas, berikut langkah- langkah yang dilakukan dalam mewujudkan pembelajaran yang efektif.

1. Perencanaan

Perencanaan merupakan suatu proses merancang dan mempersiapkan segala sesuatu sebelum dilakukan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan. Menurut Tjokroamidjojo perencanaan adalah proses menyusun secara sistematis tugas-tugas yang harus diselesaikan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pada tahap perencanaan manajemen kelas yang dilakukan adalah merancang tujuan atau target yang diharapkan mampu dicapai melalui strategi tertentu. Terkait dengan tujuan manajemen kelas adalah terwujudnya suasana yang kondusif dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan tersebut terlihat dari suasana kelas yang nyaman untuk digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik mampu belajar dengan maksimal. Guru harus mampu mengidentifikasi persoalan atau masalah yang timbul dalam kelas untuk dipersiapkan strategi yang ditempuh untuk mengatasi permasalahan tersebut. Sehingga tujuan dan strategi yang ditempuh memiliki kesesuaian untuk digunakan dalam memecahkan permasalahan. Menurut Sri Warsono perencanaan dilakukan dengan penyusunan rencana pengelolaan sarana prasarana kelas, pengelolaan pengajaran, administrasi siswa, dan administrasi kelas diantaranya pengaturan tempat duduk, penerangan ruangan, perencanaan pengajaran, perencanaan administrasi, dan perencanaan daftar hadir siswa, merupakan tugas perencanaan yang harus diselesaikan oleh guru10. Perencanaan sebagai langkah pertama dan utama dalam kegiatan manajemen, sehingga tujuan dan strategi yang akan ditempuh harus dirumuskan secara matang untuk dijadikan sebagai acuan di dalam melaksanakan pada tahap-tahap kegiatan selanjutmnya.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan menerapkan atau mengimplementasikan sesuatu yang telah direncanakan. Implementasi mengacu pada tindakan yang diambil untuk menerapkan semua rencana dan kebijakan setelah dikembangkan dan diputuskan, termasuk alat dan sumber daya yang diperlukan, serta siapa yang akan melaksanakan implementasi dan di mana akan dilakukan11. Kegiatan pelaksanaan seorang guru melaksanakan segala sesuatu yang telah direncanakan dan dirancang sebelumnya terkait dengan manajemen kelas siapa untuk melakukan apa. Dalam kaitannya ini guru sebagai seorang fasilitator berusaha menyiapkan

9 Anisah Nur Khasanah, Analisis Lingkungan SMA 02 Batang Terhadap Proses Pembelajaran Kimia, Jurnal Pendidikan Sains, Vol. 3 No. 1 Maret 2015

10Sri Warsono, Pengelolaan Kelas dalam meningkatkan belajar siswa, Jurnal Manajer Pendidikan, Vol. 10, No. 5, November 2016, h. 469-476

11Westra Adisasmita, Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h. 24

(5)

berbagai sarana belajar yang dibutuhkan siswa, melengkapi berbagai peralatan dan media yang belum tersedia. Disamping itu guru melakukan penataan ruangan dibantu para peserta didik dan mengatur tempat duduk sesuai yang diinginkan agar kegiatan pembelajaran mampu berjalan secara aktif dan efektif. Proses pembelajaran juga harus dilakukan dengan menjalin interaksi melalui komunikasi yang efektif antara guru dan peserta didik agar dapat saling tukar pemikiran, dialog berkaitan materi yang dipelajari. Dalam pelaksanaan juga kegiatan dilakukan dengan menciptakan iklim yang kondusif, dimana guru dan peserta didik menyepakati ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi selama proses pembelajaran. Siapa saja yang melanggar ketentuan akan mendapatkan hukuman, dan sebaliknya yang berhasil melaksanakan ketententaun dengan baik akan mendapat hadiah atau apresiasi. Hal ini dilakukan untuk mendisiplinkan dan motivasi peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran dengan maksimal.

3. Pemantauan

Pemantauan suatu kegiatan yang dilakukan dengan memantau atau mengawasi pelaksanaan agar sesuai dengan tujuan. Siagian mendefinisikan pengawasan sebagai upaya keseluruhan yang dilakukan untuk mengawasi bagaimana kegiatan operasional dilakukan untuk memastikan bahwa semuanya mengikuti rencana yang telah ditentukan sebelumnya12. Pemantauan kegiatan yang dilakukan dengan mengawasi lingkungan kelas dan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Guru harus cermat terhadap kondisi kelas, iklim pembelajaran, dan interaksi yang tercipta antara guru dan siswa agar proses pembeajaran tetap berjalan lancar sesuai yang diharapkan. Dalam kegiatan pemantauan guru harus memberi teguran kapada peserta didik, jika ada yang melakukan pelanggaran atau sikap menyimpang dari peraturan yang ditetapkan. Hal ini sangat penting dilakukan dalam rangka untuk menertibkan kelas dan menjaga kondusivitas lingkungan belajar. Penegakan aturan menjadi kunci pokok terwujudnya situasi iklim lingkungan belajar yang kondusif, ketertiban rung kelas, dan interkasi yang intensif guru dan peserta didik.

4. Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui hasil yang dicapai setelah pelaksanaan selesai dilakukan. Menurut Fruchey evaluasi adalah suatu proses tindakan yang saling terkait yang dimulai dengan pengumpulan data dan penetapan kriteria, membuat penilaian, mencapai penilaian, dan membuat keputusan13. Kegiatan evaluasi dilakukan untuk mengetahuai hasil berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pelakasanaan manajemen kelas yang telah dilakukan menetukan pencapain tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga hal ini dapat dijadikan sebagai dasar kebijakan bagi para guru terkait manajemen kelas selanjutnya. Guru dapat menilai bagaimana pencapaian penataan ruang kelas yang dilakukan selama ini, kemudian iklim kelas dan interkasi antara guru dan peserta didik, apakah telah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan apa belum. Sehingga guru dapat mengetahui kekurangan dan kelemahan yang muncul dapat dijadikan sebagai bahan perbaikan dan tindak lanjut di masa yang akan datang.

Dengan demikian implementasi manajemen kelas dilakukan dengan rangkaian proses yang sistematis dan berkesinabungan dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Tahap demi tahapan kegiatan dilakukan dengan berorientasi pada perencanaan yang dipersiapkan terutama pada tahap pelaksanaan. Agar pelaksanaan tidak menyimpang dari perencaan harus dilakukan pemantauan secara berkala, sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Untuk mengetahui hasil yang dicapai apakah sesuai dengan tujuan ataukah tidak, maka dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan sekaligus untuk mengetahui kekurangan dan kendala yang dihadapi sebagai bahan dalam perbaikan dimas yang akan datang.

12Sondang P. Siagian, Filsafat Administrasi Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 54

13Fruchey, Evaluation What it is, dalam Evaluation in Extension. (United State: Departement of Agriculture, 1973), h. 5

(6)

KESIMPULAN

Manajemen kelas terdiri dari dua kata yakni manajemen dan kelas. Manajemen dipahami sebagai suatu upaya di dalam memberdayakan semua sumber daya baik secara efektif dan efisien dalam mewujudkan tujuan yang diharapkan. Sementara kelas adalah ruang dengan empat dinding tempat sejumlah siswa berkumpul untuk terlibat dalam proses pembelajaran. Manajemen kelas merupakan kegiatan mengelola kelas sedemikian rupa dengan menata ruang kelas, menciptakan iklim yang kondusif dan interkasi efektif yang dijalin antara guru dan peserta didik. Ruang lingkup manajemen kelas meliputi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi. Perencanaan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan mengidentifikasi tujuan dan strategi yang dilakukan dalam manajemen kelas.

Pelaksanaan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan mengimplementasikan perencanaan manajemen kelas agar tujuan dapat tercapai. Evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui hasil yang dicapai berdasarkan tujuan yang ditetapkan. Sehingga dengan pencapaian evaluasi dapat diketahui kekurangan dan kelemahannya untuk dijadikan bahan perbaikan atau tindak lanjut di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Westra, Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.

Djamarah, Syaiful Bahri, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. Cet. II, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006.

Hasibuan, Malayu S.P., Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta: Bumi Aksara, 2004 .

Khasanah, Anisah Nur Analisis Lingkungan SMA 02 Batang Terhadap Proses Pembelajaran Kimia, Jurnal Pendidikan Sains, Vol. 3 No. 1 Maret 2015.

Muhtadi, Ali, Menciptakan Iklim Kelas (Classroom Climate) Yang Kondusif dan Berkualitas Dalam Proses Pembelajaran, Majalah Ilmiah Pembelajaran, No. 2, Vol 1, Oktober 2005.

Mulayasa, E., Manajemen Berbasis Sekolah. Cet. I, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002 Sagala, Saiful, Manajemen Strategi Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Bandung :

Alfabeta, 2010.

Sholeh, Abdul Rahman, Pendidikan Agama dan Pengembangn untuk Bangsa, Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2005.

Siagian, Sondang P. Filsafat Administrasi Edisi Revisi, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Fruchey, Evaluation What it is, dalam Evaluation in Extension, United State: Departement of Agriculture, 1973.

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2008.

Warsono, Sri, Pengelolaan Kelas dalam meningkatkan belajar siswa, Jurnal Manajer Pendidikan, Vol. 10, No. 5, November 2016, h. 469-476

Wiyani, Novan Ardy, Manajemen Kelas Teori Dan Aplikasi Unuk Menciptakan Kelas Yang Kondusif, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Iklim kelas yang kondusif mendukung peserta didik untuk berperilaku disiplin dan terlebih lagi menentukan keberhasilan dalam penerapan sikap disiplin peserta didik di

The formula for the propensity matched estimate is thus a weighted average of the form: 1 where si = the i 'th distinct propensity score; ~; = the difference in outcomes between