• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Modernisasi Pengembangan Kurikulum PAI di Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Modernisasi Pengembangan Kurikulum PAI di Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

(JIPG)

Available online: http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/jipg/index

This is an open access article under the CC–BY-SA license.

DOI: https://doi.org/10.30738/jipg.vol4.no2.a15202

Modernisasi Pengembangan Kurikulum PAI di Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama

Tugastono Taufiq1,Hajar Sabda Setiawan2,Sukiman3, Nadziroh4

1,2,3 UIN Sunan Kalijaga, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281, Indonesia

4 Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa,Daerah Istimewa Yogyakarta 55167, Indonesia E-mail: [email protected], [email protected], [email protected],

[email protected]

* Corresponding Author

Received: 14 Juni 2023 ; Revised: 02 Juli 2023; Accepted: 02 Juli 2023

Abstrak: Pendidikan Islam merupakan salah satu cabang pendidikan nasional, sehingga setiap kali pendidikan nasional mengalami reformasi kurikulum, otomatis pendidikan Islam mengikuti kurikulum terbaru. Banyak umat Islam yang mendukung gagasan reformasi kurikulum untuk pendidikan Islam secara keseluruhan melakukannya karena pentingnya reformasi pendidikan dan pengembangan kurikulum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan kurikulum PAI di sekolah Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Desain penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan libarary research, Untuk mengumpulkan informasi, digunakan sumber data primer dan sekunder. Sumber primer merujuk pada kurikulum yang dikeluarkan oleh Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Sedangkan buku dan artikel jurnal yang berkaitan dengan pokok bahasan penelitian dijadikan sebagai sumber data sekunder untuk menganalisis data melalui penelitian reduksi data dan penambangan data. Berdasarkan temuan penelitian strategi pengembangan kurikulum di sekolah ma’arif yaitu kurikulum sebagai implementasi strategi menggunakan model Mutual Adaptive dengan tetap memperhatikan kondisi, situasi, dan kebutuhan individu yang sedang menggunakan mata pelajaran tersebut. Guru dalam menyajikan perubahan atau klarifikasi sesuai dengan kondisi dan keadaan sekolah serta kebutuhan siswa didik yang sedang belajar. Sedangkan Muhammadiyah menggunakan kurikulum kontemporer dalam bidang modernisasi kurikulum, termasuk mengajarkan mata pelajaran agama dan sekuler seperti tarikh islamiyah, fisika, biologi, dan geografi serta berbagai mata pelajaran lainnya.

Kata Kunci: Modernisasi, Pengembangan Kurikulum, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama

Modernizing The Development of The PAI Curriculum in Muhammadiyah and Nahdatul Ulama

Abstract: Islamic education is a branch of national education, so that every time national education undergoes curriculum reform, Islamic education automatically follows the latest curriculum. Many Muslims who support the idea of curriculum reform for Islamic education as a whole do so because of the importance of education reform and curriculum development. This study aims to determine the development of the PAI curriculum in Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah schools. The design of this study uses a type of qualitative research with a library research approach. To collect information, primary and secondary data sources are used. Primary sources refer to the curriculum issued by Muhammadiyah and Nahdlatul Ulama.

While books and journal articles related to the subject of research are used as secondary data sources to analyze data through data reduction research and data mining. Based on research findings on curriculum development strategies in ma'arif schools, namely the curriculum as an implementation of strategies using the Mutual Adaptive model while taking into account the conditions, situations and needs of individuals who are currently using these subjects. The teacher presents changes or clarifications according to the conditions and circumstances of the school and the needs of students who are studying. Whereas Muhammadiyah uses a contemporary curriculum in the field of curriculum modernization, including

(2)

Copyright ©2023, Tugastono Taufiq, Hajar Sabda Setiawan, Sukiman, Nadziroh 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

teaching religious and secular subjects such as Islamic history, physics, biology, and geography as well as various other subjects.

Keywords: Modernizing; Curriculum Development, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama How to Cite: Taufiq, T., Setiawan, H. S., Sukiman, & Nadziroh. (2023). Modernisasi Pengembangan Kurikulum PAI di Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Jurnal Ilmiah Profesi Guru (JIPG), 4(2), 99–106. https://doi.org/10.30738/jipg.vol4.no2.a15202

Pendahuluan

Pendidikan merupakan aspek penting dalam upaya mengembangkan sumber daya manusia, karena merupakan sarana atau alat yang membebaskan manusia tidak hanya dari ketertinggalan tetapi juga dari kebodohan dan kemiskinan (Yuliana, 2018). Setiap orang dapat memperoleh keterampilan baru melalui pendidikan mandiri, memungkinkan mereka mengembangkan pengetahuan dan kemampuan baru untuk menjadi manusia yang produktif.

Di satu bagian, pendidikan dipromosikan sebagai alat untuk meningkatkan interaksi sosial dan mobilitas sosial baik dalam bidang horizontal maupun vertical (Qalam et al., 2023).

Dunia pendidikan selalu dinamis, terus menerus mengalami perubahan menuju kesempurnaan, baik dalam menyesuaikan diri dengan ruang dan waktu di sekitarnya maupun dalam mempersiapkan masa depan. Pendidikan yang menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan dunia adalah pemahaman yang progresif. Mereka memahami bahwa peserta didik memiliki keinginan untuk belajar dan memahami dunia dan lingkungannya. Di satu sisi, mereka futuristik dan menggunakan pendidikan sebagai alat untuk mengkaji masa lalu.

Dengan kata lain, menjamin agar proses pendidikan tetap berjalan lancar dan dilakukan secara beretika untuk menumbuhkan rasa aman bagi generasi mendatang (Azmy et al., 2017).

Perubahan saat ini dimaksudkan untuk meningkatkan pendidikan dengan menggabungkan konsep-konsep yang sebelumnya berhasil dengan yang baru dikembangkan untuk memaksimalkan pencapaian tujuan pendidikan. Islam sendiri cukup mendukung perubahan yang mengarah pada hasil yang lebih positif (Bahri, 2017). A. Janan Asifuddin menjelaskan bahwa Islam bukan tentang hukum dan ketertiban; sebaliknya, itu adalah alat yang ampuh untuk perubahan positif, dan perubahan positif ini memerlukan kemajuan dan perbaikan kunci.

Pemahaman seperti ini harus didiskusikan di kalangan siswa, terutama di kalangan guru yang akan membimbing generasi penerus para orang tua. Sangat penting untuk mengendalikan emosi Anda dan mengembangkan toleransi Anda terhadap perubahan tanpa melupakan tujuan dan nilai inti Anda. Karena itu kemajuan Sunatura memerlukan perubahan (Handayani

& Suliswiyadi, 2019).

Padahal perubahan adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa diselesaikan, itu mempengaruhi semua bidang pendidikan, tidak hanya beberapa mata pelajaran inti. Dalam hal ini, perubahan juga mempengaruhi cara penyelenggaraan pendidikan, tidak hanya kurikulum secara keseluruhan. Dalam konteks Indonesia, beberapa perubahan kurikulum dilakukan. Menurut catatan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum Indonesia diperkenalkan pada tahun 1947 dengan nama Kurikulum RPP, Kurikulum RPP Penjelasan, dan Kurikulum RPP pada tahun 1964. Lahir pada tahun 1968, 1975, 1984, 1994 (semuanya menggunakan tahun sebagai nama kurikulumnya). , 2004 (menggunakan nama Kurikulum Berbasis Kompetensi), 2006 (menggunakan nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), dan tahun 2013 atau lebih tepatnya K-13 yang merupakan kurikulum terbaru yang diperkenalkan (Nahriym, 2017).

Begitu pula dengan Nahdhatul Ulama, pesantren yang sangat terkenal, yang dulu dianggap sebagai pesantren tradisional dan klasik, kini menjadi sejumlah pesantren di basis NU.

(3)

Copyright ©2023, Tugastono Taufiq, Hajar Sabda Setiawan, Sukiman, Nadziroh 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

Pesantren sebelumnya berkembang menjadi pesantren kontemporer. Akibatnya, inovasi tidak terbatas pada perspektif kelembagaan, tetapi dapat dilihat dari berbagai sudut seperti status dan sejarah, status dan prasarana, dan sumber daya manusia. Semua ini merupakan inovasi baru bagi sistem pendidikan Islam di Indonesia (Saihu, 2019).

Pendidikan Islam merupakan salah satu cabang pendidikan nasional, sehingga setiap kali pendidikan nasional mengalami reformasi kurikulum, otomatis pendidikan Islam mengikuti kurikulum terbaru. Banyak umat Islam yang mendukung gagasan reformasi kurikulum untuk pendidikan Islam secara keseluruhan melakukannya karena pentingnya reformasi pendidikan dan pengembangan kurikulum. Dalam hal ini, penulis berkeinginan untuk menulis laporan implementasi kurikulum PAI di sekolah Maarif (Ishak, 2021).

Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan penelitian kepustakaan, yang merupakan sebuah penyelidikan yang menggunakan data dari buku-buku sebagai sumber informasinya. Sumber data terdiri dari dua jenis, yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer dalam penelitian ini merujuk pada kurikulum yang dikeluarkan oleh Muhammadiyah dan sekolah Islam terpadu. Sementara itu, sumber sekunder berasal dari buku, artikel jurnal, dan hasil penelitian terkait yang relevan dengan topik penelitian (Sugiyono, 2013).

Data dikumpulkan menggunakan teknik dokumentasi, yang berarti mengumpulkan data dari berbagai sumber bacaan yang menjadi referensi penelitian. Data kemudian disusun berdasarkan kategori permasalahan, dan selanjutnya dianalisis untuk diinterpretasikan sebagai temuan penelitian. Penarikan kesimpulan dapat dilakukan ketika sejumlah data yang terkumpul telah memenuhi kriteria keabsahan data. Keabsahan data ini diperiksa menggunakan teknik content check point, yaitu teknik yang digunakan untuk memverifikasi kebenaran setiap titik informasi yang digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan. Jika beberapa sumber data menunjukkan kesamaan informasi, kesimpulan dapat ditarik. Namun, jika terdapat perbedaan, maka informasi tersebut akan terus diperjelas, dan jika terdapat perbedaan yang signifikan, hal tersebut akan disajikan sebagai temuan baru dalam penelitian (Sugiyono, 2013).

Hasil dan Pembahasan

Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya bahwa temuan penelitian akan diarahkan untuk menjawab dua fokus penelitian yakni aspek-aspek dari modernisasi pendidikan Islam Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, dan kontribusinya terhadap kebijakan pendidikan Nasional (G/Tsadik et al., 2020).

Aspek Modernisasi Pendidikan Pada Lembaga Pendidikan Muhammadiyah dan NU Modernisasi dalam konteks pendidikan, seperti yang dijelaskan oleh Haidar Putra Daulay, disertai dengan beberapa pernyataan yang tegas, meliputi: 1) Untuk memajukan dakwah Islam, pendidikan harus menggunakan cara-cara efektif yang dapat membantu peserta didik mengembangkan kesadaran diri akan status mereka sebagai Muslim atau didik; jika tidak, akan sulit untuk mengajari mereka tentang Islam Barok. 2) Guru Islam harus membedakan siswa yang beragama dan yang tidak beragama karena semua ilmu bersumber dari sumber yang kosa, dan Islam tidak pernah membedakan antara dua cabang ilmu tersebut. 3) Sistem administrasi pendidikan yang lebih tertata dan sesuai sasaran (Ma’arif, 2018).

Muhammadiyah, saat mengalami modernisasi pada Muktamar 42 tahun 1989, menegaskan bahwa tujuan pembaharuan atau tajdid adalah untuk membangun kembali hubungan Islam dengan ajaran agamanya. Hal ini dilakukan untuk menjadikan Islam sebagai fokus utama dari

(4)

Copyright ©2023, Tugastono Taufiq, Hajar Sabda Setiawan, Sukiman, Nadziroh 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

seluruh pendidikan Islam, meskipun berbagai sumber telah mengadopsinya, dan menjadikan akidah Islam sebagai sumber rahmat bagi seluruh umat manusia yang hidup di dunia (Saihu, 2019). Oleh karena itu, khusus mengenai tujuan pendidikan sebagaimana dikemukakan dalam Muktamar Muhammadiyah tahun 1936 di Jakarta, dijelaskan bahwa Islam adalah agama yang suci, dan bahwa iman, ilmu, dan amal adalah syiar yang dapat tidak dapat diabaikan karena iman berfungsi sebagai alat untuk melanjutkan studi Islam sedangkan ilmu hanyalah batang pohon yang akan memiliki sifat baik hati. Dengan demikian, tujuan pendidikan dalam konteks pendidikan Islam menurut Muhammadiyah dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Memegang teguh, membela, dan berjuang untuk ajaran Islam; (2) Meningkatkan kehormatan ajaran agama melalui praktik dan implementasi yang konsisten; (3) Mengikuti ajaran Islam sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah (SAW) dengan niat murni untuk memajukan manusia menjadi individu yang paling suci.Aspek lain dari modernisasi tujuan pendidikan Nahdlatul Ulama, seperti yang ditemukan di sekolah, adalah penekanan mereka pada prinsip-prinsip moral- spiritual yang mendorong ketegangan antara pengetahuan agama dan nonagama. Alhasil, seluruh tenaga kependidikan, termasuk guru dan murid, lebih realistis dan mampu menyeimbangkan urusan duniawi dan agama, sebagaimana terlihat di sekolah-sekolah yang didirikan para pimpinan NU (Fathoni, 2020).

Muhammadiyah menggunakan kurikulum kontemporer dalam bidang modernisasi kurikulum, termasuk mengajarkan mata pelajaran agama dan sekuler seperti tarikh islamiyah, fisika, biologi, dan geografi serta berbagai mata pelajaran lainnya. Adapun fokus pertama kurikulum NU adalah pada studi agama karena diharapkan akan mengarah pada pengembangan generasi ulama masa depan.Seiring berjalannya waktu, terjadi perubahan dalam kurikulum NU yang melibatkan penggabungan ilmu agama dengan ilmu pengetahuan serta berbagi keterampilan lainnya. Perubahan ini terjadi setelah pemerintah mengesahkan Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga Menteri. Dengan menjadikannya lebih relevan dan sejalan dengan konteks sosio-historis, Nahdlatul Ulama melakukan modernisasi kurikulum di lembaga pendidik (Handayani & Suliswiyadi, 2019). Untuk itu, hal ini menandakan bahwa NU terus menggunakan sistem-sistem baru untuk membantu mahasiswa dalam berbagai rintangan di masa mendatang.Pembaharuan pendidikan juga terjadi dalam berbagai aspek lainnya, termasuk dalam metode pendidikan. Muhammadiyah dan NU terus melakukan berbagai pembaharuan dalam metode Pendidikan (Pelani et al., 2018).

Sebagai corak khas LP Ma’arif NU mengimplementasikan kurikulum Ahlussunnah wal Jama’ah dan Ke-Nahdlatul Ulama-an (Aswaja dan Ke-NU-an) untuk membekali kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang menjadi nilai-nilai, ciri khas dan jati diri Ahlussunnah wal Jama’ah Annahdliyah. Adapun cakupan materi (kurikulum) Aswaja dan ke- NU-an dalam LP Ma'arif NU adalah sebagai berikut: 1) Paham Ahlussunnah Waljama’ah; 2) Firqah-firqah dan sumber hukum Islam; 3) Sunnah dan bid’ah; 4) Madzhab dalam Islam, ijtihad dan taqlid; 5) Sejarah dan perkembangan Islam di Indonesia; 6) Pondok pesantren sebagai pusat penyebaran Islam dan perannya dalam pembangunan masyarakat Islam di Indonesia; 7) Qaidah fiqhiyah, pemikiran dan amaliyah Nahdlatul Ulama; 8) Mabadi Khaira Ummah; 9) Sejarah kelahiran Nahdlatul Ulama; 10) Amaliyah, syakhsiyah dan ukhuwwah Nahdliyah; 11) Kepemimpinan dalam Nahdlatul Ulama; 12) Khittah perjuangan Nahdlatul Ulama; 13) Kiprah Nahdlatul Ulama dalam kehidupan masyarakat beragama, berbangsa dan bernegara; dan 14) Bentuk dan sistem keorganisasian Nahdlatul Ulama (Dhaifi, 2018).

Sekolah umum yang memasukkan ilmu agama Islam dan madrasah yang memasukkan ilmu-ilmu umum adalah dua cara Muhammadiyah secara kelembagaan menjawab tuntutan masyarakat. Kurikulum yang terus dikembangkan sesuai dengan kondisi internal dan eksternal

(5)

Copyright ©2023, Tugastono Taufiq, Hajar Sabda Setiawan, Sukiman, Nadziroh 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

mendukung sistem pendidikan Islam ini. Kerangka kurikulum yang digunakan pada setiap jenjang menunjukkan bagaimana Muhammadiyah secara khusus memiliki corak yang berbeda dengan bentuk pendidikan lainnya. Muhammadiyah telah mengembangkan kurikulum unggulan yang disebut Al-Islam Kemuhammadiyahan dan Kurikulum Bahasa Arab (ISMUBA) sebagai bagian dari kontribusinya terhadap kemajuan pendidikan di masyarakat Indonesia.

Dengan sistem pendidikan Islam modern yang integratif-holistik, sekolah Muhammadiyah dan Madrasah bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang mahir dalam bahasa Arab, Islam, dan pengetahuan umum sesuai dengan jenjangnya. Karena keunikan dan keistimewaan inilah masyarakat menilai dan menaruh harapan yang tinggi terhadap pendidikan Muhammadiyah (Ulfa et al., 2019).

Dalam konteks modernisasi yang mengandung arti memperbaharui yang lama menjadi yang baru, baik dalam aspek pendidikan ataupun non pendidikan, meskipun telah menggunakan berbagai metode modern, bukan berarti metode yang lama langsung dihilangkan. Beberapa lembaga pendidikan juga menggabungkan metode klasik dengan metode modern sebagai pendekatan yang digunakan. Seperti pada Muhammadiyah dan NU, dua Lembaga ini masih menggabungkan metode yang lama dengan memodernisadi dengan yang baru, baik dari kurikulum, metode pembelajaran dan lain sebagainya (Fathoni, 2020) Kontribusi Pengembangan Pendidikan Islam Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama Terhadap Pendidikan Nasional

Hingga saat tulisan ini dibuat, Muhammadiyah tetap menjadi satu-satunya organisasi di Indonesia yang telah didirikan dan berkelanjutan.Kontribusi dan ajaran yang ditawarkan oleh Muhammadiyah juga melampaui bidang sosial termasuk bidang pendidikan. Modernisasi pendidikan dengan cara ini akan terus meningkatkan infrastruktur pendidikan Indonesia dan membantu penduduk Muslim maju setelah Muhammadiyah berhasil memperkenalkan diri kepada umat Islam negara dan mendapatkan rasa hormat mereka. Sebagai organisasi yang mendukung prakarsa pemerintah,Muhammadiyah juga sering mendorong gagasan-gagasan inovatif kepada lembaga pendidikan tinggi yang berada di bawah naungan Muhammadiyah, dengan harapan mereka dapat menjadi contoh dan teladan bagi institusi pendidikan lainnya (Syarifuddin, 2020).

Selain ide-ide yang telah diusung, Muhammadiyah telah mendirikan berbagai sekolah formal yang bertujuan melayani masyarakat umum dengan pendekatan estetika kontemporer.

Sekolah-sekolah ini memberikan kesempatan bagi masyarakat umum untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu, termasuk mata pelajaran agama dan sekuler, dengan tujuan mencapai kehidupan yang harmonis dan seimbang antara dunia dan agama. Ini berkaitan dengan pernyataan Mitsuo Nakamura yang menyatakan bahwa Muhammadiyah telah berhasil mengubah sistem pendidikan klasik tanpa memerlukan penelitian yang lebih lanjut (Nursabila

& Nuraini, 2022). Muhammadiyah juga telah berhasil memberikan kesadaran nasional kepada masyarakat luas melalui pendidikan Islam.Berkat pendirian organisasi Muhammadiyah, umat Islam di Indonesia sekarang lebih mudah mendapatkan akses, menerima, dan mengungkapkan berbagai gagasan pembaharuan. Dalam konteks ini, dapat disimpulkan bahwa Muhammadiyah telah memberikan kontribusi yang penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat kontemporer di Indonesia (Handayani & Suliswiyadi, 2019).

Dengan memperhatikan kontribusi dan prestasinya, NU juga berupaya keras untuk menyediakan pendidikan terbaik bagi masyarakat Indonesia. Ini terlihat melalui pengembangan sistem pendidikan swasta oleh NU, serta dalam pengurangan dan transformasi sistem pendidikan mandarin menjadi satu-satunya panduan yang penting dalam upaya menciptakan sistem pendidikan nasional yang lebih disiplin.Selain itu, NU sudah memberikan

(6)

Copyright ©2023, Tugastono Taufiq, Hajar Sabda Setiawan, Sukiman, Nadziroh 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

nasehat kepada kelompok yang akan sangat menentukan dalam melakukan pembaharuan dan memajukan (Bygrave, 2010). Sebagai sebuah contoh kontribusi awal NU, terdapat UNUSU (Universitas Nahdlatul Ulama Sumatera Utara) di Padang Sidimpuan, yang saat ini dikenal sebagai UINSU (Universitas Islam Negeri Sumatera Utara) karena kurangnya dukungan dari pemerintah atau pemimpin agama untuk memindahkannya ke wilayah yang lebih dekat dengan pusat kekuasaan pemerintah. Proses dimulai dengan pendirian beberapa lembaga, seperti Perguruan Tinggi Agama Islam Tapanuli Selatan pada tahun 1960, PERTINU pada tahun 1962, UNU SU, Fakultas Tarbiyah pada tahun 1963, Fakultas Ushuluddin pada tahun 1965, Fakultas Dakwah pada tahun 1970, Fakultas Pengetahuan Masyarakat pada tahun 1978, dan UNUSU/Yayasan KH pada tahun 1967 (Lp et al., 2021).

Pendekatan Nahdlatul Ulama terhadap modernisasi pendidikan seperti yang dipraktikkan di perguruan tinggi adalah menitikberatkan pada prinsip-prinsip moral dan spiritual yang mendorong pemisahan ilmu agama dan nonagama. Hal ini membuat semua peran pendidikan, termasuk guru dan murid, lebih realistis dan mampu menyeimbangkan urusan duniawi dan agama, seperti yang terjadi di universitas-universitas yang didirikan oleh warga NU saat ini.

Oleh karena itu, NU telah memberikan kontribusi yang penting dan mendapatkan otoritas yang besar dalam perkembangan pendidikan Islam di Indonesia melalui serangkaian modernisasi terkini. Organisasi Ma'arif, mulai dari tingkat dasar, menengah, hingga tingkat tinggi, termasuk perguruan tinggi, telah mengembangkan sistem yang sesuai dengan perkembangan zaman (Winarsih, 2014).

Simpulan

Dari penjelasan di atas, terdapat beberapa aspek yang terkait dengan modernisasi, salah satunya adalah modernisasi dalam misi pendidikan. Muhammadiyah mengedepankan aspek- aspek tersebut dengan menitikberatkan pada ajaran Islam yang perlu diajarkan secara teguh dan dengan menekankan perlunya diajarkan, disebarkan, dan dikembangkan. Saripuddin Daulay dan Rasyid Anwar Dalimuthe|139 Fitrah: Jurnal Pendidikan Islam. sebagai agama yang sempurna dalam keinginannya untuk mengangkat orang-orang yang sempurna. Sebaliknya, Nahdlatul Ulama bertujuan untuk memodernisasi pendidikan dengan fokus pada prinsip- prinsip moral-spiritual yang mendorong integrasi ilmu agama dan nonagama. Akibatnya, semua pemangku kepentingan pendidikan, termasuk guru dan siswa, lebih realistis dan mampu menyeimbangkan urusan duniawi dan agama. Muhammadiyah dan NU memiliki tujuan yang sama dalam hal kurikulum, yaitu memasukkan ilmu-ilmu keselamatan dalam bidang-bidang kurikulum yang sebelumnya tidak tercakup.Demikian juga dalam hal metode, terdapat sedikit perbedaan antara keduanya, meskipun NU masih mempertahankan beberapa metode klasik seperti Wetonan, Sorogan, dan Bandongan. Dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM), keduanya mendorong agar SDM memiliki karakteristik keilmuan yang khas, seperti Muhammadiyah dengan Ikatan Guru Muhammadiyah, dan NU dengan personal guru Nahdatul Ulama. Berbeda dengan NU yang menambahkan pondok pesatren modern, bahkan terkadang sampai ke jenjang pendidikan tertinggi nasional, Versi Muhammadiyah menambahkan sekolah yang pada akhirnya akan mengajarkan kurikulum keislaman yang bertentangan dengan kurikulum sakramental yang diajarkan selama ini.

(7)

Copyright ©2023, Tugastono Taufiq, Hajar Sabda Setiawan, Sukiman, Nadziroh 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

Daftar Pustaka

Azmy, R. I. A., Haryono, & Utanto, Y. (2017). Legitimasi Budaya Lokal Islam dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama. Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies, 5(2), 77–89.

Bahri, S. (2017). Pengembangan Kurikulum Dasar Dan Tujuannya. Jurnal Ilmiah Islam Futura, 11(1), 15. https://doi.org/10.22373/jiif.v11i1.61

Bygrave. (2010). Kontribusi Soft Skill Dalam Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan. Jurnal Ilmiah

Among Makarti, 3(5), 95–104.

http://jurnal.stieama.ac.id/index.php/ama/article/view/20/18

Dhaifi, A. (2018). Perkembangan Kurikulum Pai Di Indonesia. Edureligia; Jurnal Pendidikan Agama Islam, 1(2), 76–88. https://doi.org/10.33650/edureligia.v1i2.47

Fathoni, H. (2020). Perkembangan Kurikulum Madrasah di Indonesia. Prosiding Pascasarjana

IAIN Kediri, 51, 73–98.

http://prosiding.iainkediri.ac.id/index.php/pascasarjana/article/view/41

G/Tsadik, D., Berhane, Y., Worku, A., Luo, D., Cheng, Y., Zhang, H. H., Ba, M., Chen, P., Li, H., Chen, K., Sha, W., Zhang, C., Chen, H. H., Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Ansar J, Dwinata I, M. A., Agus Triono, I. H., Fitriayani, Y., Wuni, C., Wolfe, D. T., … Haris, A. (2020).

Handayani, T., & Suliswiyadi. (2019). Telaah Kritis Konten Kurikulum Pai Madrasah Ibtidaiyah Di Mi Ma’Arif Bumiharjo Borobudur Magelang. Conference on Islamic Studies (CoIS ), 157–

174. http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/cois/article/view/8009

Ishak, I. (2021). Karakteristik Pendidikan Agama Islam Pada Lembaga Pendidikan. FiTUA: Jurnal Studi Islam, 2(2), 52–63. https://doi.org/10.47625/fitua.v2i2.316

Lp, T., Arif, M. A., Jepara, K. A. B., & Era, D. I. (2021). Pengembangan Model Kurikulum Madrasah Diniyyah. 4(1), 33–48.

Ma’arif, M. A. (2018). Paradigma Baru Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam.

Jurnal Pedagogik, 05(01), 109–123.

https://www.ejournal.unuja.ac.id/index.php/pedagogik/article/view/227

Nahriym, A. L. B. (2017). UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI ) DAN PENGARUHNYA DALAM MENGATASI 1CASUS INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TAR13IYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM.

Nursabila, E., & Nuraini, I. A. (2022). Manajemen Pengembangan Kurikulum Berbasis Madrasah di MTs Ma’arif NU Kota Malang. Ar-Rosikhun: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 1(3), 185–192. https://doi.org/10.18860/rosikhun.v1i3.15233

Pelani, H., Rama, B., & Naro, W. (2018). Kegiatan Keagamaan Sebagai Pilar Perbaikan Perilaku Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas Iia Sungguminasa Gowa. Jurnal Diskursus Islam, 6(3), 444–458. https://doi.org/10.24252/jdi.v6i3.6545

Qalam, A., Keagamaan, J. I., Cimahi, S. M. K. W., Cimahi, S. M. K. W., Islam, P. A., Cimahi, S. M. K.

W., Lokal, M., & Islam, P. A. (2023). PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK WIRASWASTA CIMAHI Nurul Firdaus Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Shinta Sri Pillawaty Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Syaefan Abdan Syakuro Universitas Islam Neger. 17(2), 1099–1107.

Saihu, S. (2019). Modernisasi Pendidikan Islam Di Indonesia. Al Amin: Jurnal Kajian Ilmu Dan Budaya Islam, 1(1), 1–33. https://doi.org/10.36670/alamin.v1i1.1

(8)

Copyright ©2023, Tugastono Taufiq, Hajar Sabda Setiawan, Sukiman, Nadziroh 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

Sugiyono. (2013). No Title (Cetakan ke). Alfabeta.

Syarifuddin, N. (2020). Azas Sosial-Budaya, Organisatoris, dan Iptek dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Multikultural di MTs. Ma’arif I Teluk Jati Dawang Tambak …. Indonesian Journal of Humanities and Social Sciences, 1(2), 109–118.

https://ejournal.iai-

tribakti.ac.id/index.php/IJHSS/article/view/1330%0Ahttps://ejournal.iai- tribakti.ac.id/index.php/IJHSS/article/download/1330/762

Ulfa, M., Janah, N. U. R., Guru, P., Dasar, S., Keguruan, F., Ilmu, D. A. N., & Surakarta, U. M. (2019).

Sd Negeri Gajahan Kecamatan Colomadu.

Winarsih, T. Y. (2014). Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam Pengembangan Kurikulum SMP Islam Ma’arif 02 Malang. Jurnal Kebijakan Dan Pengembangan Pendidikan, 2(2), 107–113.

Yuliana. (2018). Stategi Guru Bimbingan Konseling Dalam Mengatasi Siswa Merokok di SMP Negeri 03 Jujuhan Kabupaten Muara Bungo. 66.

Referensi

Dokumen terkait

The sixth hypothesis testing is related to the effect of sustainability report on the environmental performance aspect of the company's performance carried out in the SEM- PLS can be

Therefore, this study aimed to capture the general distribution of total Fe, Cu, and Zn in peat at the oil palm plantation and assess their relationship with several environmental