Khatulistiwa: Jurnal Pendidikan dan Sosial Humaniora Vol.3, No.3, September 2023 e-ISSN: 2962-4010; pISSN: 2962-4444, Hal 83-101 DOI: https://doi.org/10.55606/khatulistiwa.v3i3. 1860
Received Mei 30, 2023; Juni, 2023; Acapted: Juli 2, 2023
* Siti Masrichah, [email protected]
Ancaman Dan Peluang Artificial Intelligence (AI)
Siti Masrichah
Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo Email : [email protected]
Abstrac The use of artificial intelligence (AI) has brought significant changes in various aspects of human life. However, these advancements also pose challenges and opportunities that need to be well understood. This research discusses the threats and opportunities associated with the use of AI in various contexts, such as privacy, the labor market, healthcare, and renewable energy. The findings reveal that the use of AI in the collection and analysis of personal data can threaten individual privacy. Additionally, certain types of human jobs are at risk of being replaced by AI, necessitating the adaptation and development of new skills.
However, AI also holds great potential in improving medical diagnosis and healthcare and optimizing the operations of renewable energy systems. Technical, ethical, and security challenges related to the use of AI must also be considered. Therefore, the use of AI must be conducted responsibly and based on strong ethical values. By understanding these challenges and opportunities, appropriate measures can be taken to maximize the benefits and mitigate the risks associated with the use of AI.
Keywords:Artificial Intelligence, Threats, Opportunities, Privacy, Labor Market, Healthcare, Renewable Energy.
Abstrak Penggunaan kecerdasan buatan (AI) telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Namun, kemajuan ini juga menimbulkan tantangan dan peluang yang perlu dipahami dengan baik. Penelitian ini membahas ancaman dan peluang yang terkait dengan penggunaan AI dalam berbagai konteks, seperti privasi, pasar tenaga kerja, perawatan kesehatan, dan energi terbarukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan AI dalam pengumpulan dan analisis data pribadi dapat mengancam privasi individu. Selain itu, beberapa jenis pekerjaan manusia berisiko tergantikan oleh perkembangan AI, yang memerlukan adaptasi dan pengembangan keterampilan baru. Namun, AI juga memiliki potensi besar dalam meningkatkan diagnosa medis dan perawatan kesehatan serta mengoptimalkan operasi sistem energi terbarukan. Tantangan teknis, etika, dan keamanan yang terkait dengan penggunaan AI juga perlu diperhatikan. Oleh karena itu, penggunaan AI harus dilakukan dengan tanggung jawab dan berlandaskan pada nilai-nilai etika yang kuat. Dengan memahami tantangan dan peluang ini, dapat diambil langkah-langkah yang tepat untuk mengoptimalkan manfaat dan mengurangi risiko yang terkait dengan penggunaan AI.
Kata Kunci: Energi Terbarukan, Kecerdasan Buatan, Pasar Tenaga Kerja, Peluang, Perawatan Kesehatan, Privasi.
Pendahuluan
Pada era digital yang terus berkembang pesat, teknologi Artificial Intelligence (AI) telah menjadi salah satu inovasi terpenting yang memiliki potensi besar dalam mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. AI mengacu pada kemampuan mesin untuk meniru atau
84 Khatulistiwa - Vol.3, No.3, September 2023
meniru kecerdasan manusia, termasuk kemampuan untuk belajar, memecahkan masalah, mengambil keputusan, dan berinteraksi dengan lingkungan mereka. AI telah diterapkan dalam berbagai sektor, seperti kesehatan, transportasi, finansial, manufaktur, dan banyak lagi, dengan tujuan meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas hidup manusia.
Namun, bersamaan dengan potensi yang menjanjikan, penggunaan AI juga membawa ancaman dan peluang yang perlu dipahami dengan baik oleh masyarakat. Keberadaan AI telah mempengaruhi lapangan kerja, dengan otomatisasi menggantikan pekerjaan manusia dalam beberapa kasus. Selain itu, ada kekhawatiran tentang privasi dan keamanan data, karena AI dapat mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data pribadi dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dalam hal ini, perlindungan data dan kebijakan privasi menjadi penting untuk mencegah penyalahgunaan dan pelanggaran privasi yang tidak diinginkan.
Selain ancaman, penggunaan AI juga menawarkan peluang yang signifikan. Dalam sektor kesehatan, misalnya, AI dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit, meramalkan hasil pengobatan, dan memberikan perawatan yang disesuaikan secara individual. Dalam industri manufaktur, AI dapat meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas produk. Di bidang transportasi, AI dapat digunakan untuk mengembangkan mobil otonom yang dapat mengurangi kecelakaan dan kemacetan lalu lintas. Peluang-peluang seperti ini menunjukkan potensi AI dalam menciptakan kemajuan yang signifikan dalam berbagai sektor dan memperbaiki kualitas hidup manusia.
Banyak penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang relevan telah dilakukan dalam konteks ancaman dan peluang AI. Berbagai kekhawatiran etis terkait penggunaan AI, termasuk masalah diskriminasi dan bias dalam sistem AI yang dapat memperburuk kesenjangan sosial (Mitchell et al., 2019). Mereka mengusulkan upaya untuk mengembangkan pedoman dan regulasi yang ketat dalam mengimplementasikan AI, dengan fokus pada keadilan, keberagaman, dan keterbukaan.
Pentingnya etika AI dan perlindungan privasi dalam menghadapi tantangan masa depan AI. Mereka menekankan perlunya mengembangkan kerangka kerja hukum dan etika yang berfokus pada keadilan, transparansi, dan akuntabilitas untuk mengatasi potensi penyalahgunaan dan ancaman terhadap privasi (Floridi et al., 2018).
Di sisi peluang, beberapa penelitian telah menunjukkan potensi AI dalam meningkatkan kualitas hidup manusia. Kemajuan dalam penerapan AI dalam bidang kesehatan, termasuk deteksi penyakit, prediksi hasil pengobatan, dan pengobatan yang dipersonalisasi (Topol,
2019). Kemajuan ini dapat membantu meningkatkan diagnosis, perawatan, dan pengurangan biaya kesehatan secara keseluruhan.
Dalam konteks ancaman dan peluang AI, tujuan pengabdian kepada masyarakat adalah untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang dampak AI dalam kehidupan sehari-hari. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan informasi yang obyektif, menjelaskan manfaat dan risiko AI, serta mengedukasi masyarakat tentang perlindungan privasi, etika, dan kebijakan yang relevan.
Selain itu, pengabdian juga bertujuan untuk mendorong dialog dan kolaborasi antara pemerintah, lembaga akademik, industri, dan masyarakat sipil dalam mengembangkan kerangka kerja yang sesuai untuk penggunaan AI yang bertanggung jawab dan beretika.
Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan yang menggalang kemitraan dan menjembatani kesenjangan pengetahuan antara berbagai pemangku kepentingan.
Metode Penelitian
Metode studi literatur merupakan pendekatan penelitian yang melibatkan analisis dan sintesis informasi yang diperoleh dari sumber-sumber literatur yang relevan. Dalam metode ini, terdapat langkah-langkah utama yang meliputi teknik pengumpulan data, analisis data, dan penyajian data.
1. Pengumpulan Data: Pada tahap pengumpulan data, peneliti melakukan pencarian dan seleksi sumber-sumber literatur yang relevan dengan topik penelitian. Teknik pengumpulan data dalam studi literatur meliputi(Ghufron, 2018):
Pencarian Literatur: Melakukan pencarian melalui basis data akademik, jurnal elektronik, perpustakaan online, dan mesin pencari seperti Google Scholar.
Pencarian dilakukan dengan menggunakan kata kunci yang sesuai dengan topik penelitian (Misalnya, "artificial intelligence" AND "threats" AND
"opportunities").
Seleksi Sumber: Menyaring sumber-sumber literatur yang paling relevan dengan topik penelitian. Evaluasi kualitas dan relevansi sumber dilakukan dengan membaca abstrak, cuplikan, atau ringkasan dari artikel atau buku yang ditemukan.
Pengumpulan Data: Membaca dan mengumpulkan informasi yang relevan dengan topik penelitian dari sumber-sumber literatur yang telah dipilih. Catat konsep, temuan, dan argumen yang penting dalam literatur yang dikumpulkan.
86 Khatulistiwa - Vol.3, No.3, September 2023
2. Analisis Data: Tahap analisis data dalam studi literatur dilakukan untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang topik penelitian. Beberapa teknik analisis data yang dapat digunakan meliputi(Morgan et al., 2020):
Kategorisasi dan Tematisasi: Mengidentifikasi pola, tema, atau konsep yang muncul secara konsisten dalam literatur yang dikumpulkan. Membuat kategori atau sub-topik yang sesuai dengan temuan yang ditemukan dan mengelompokkan informasi berdasarkan kategori tersebut.
Sintesis Informasi: Menggabungkan dan mensintesis informasi dari berbagai sumber literatur yang relevan. Mengidentifikasi kesamaan, perbedaan, dan pola yang muncul dalam pemikiran dan temuan yang ditemukan dalam literatur.
Evaluasi Kritis: Melakukan evaluasi kritis terhadap informasi yang diperoleh dari sumber-sumber literatur. Tinjau keandalan, validitas, dan relevansi sumber literatur yang digunakan dalam penelitian.
3. Penyajian Data: Tahap penyajian data merupakan langkah terakhir dalam metode studi literatur. Penyajian data bertujuan untuk menyusun dan menyajikan informasi yang ditemukan dalam bentuk yang jelas dan terstruktur. Beberapa cara penyajian data yang umum digunakan adalah(Cohen, 2020):
Sistematisasi Informasi: Mengorganisir informasi berdasarkan kategori atau sub-topik yang telah ditentukan. Menggunakan tabel, grafik, atau diagram untuk menggambarkan hubungan dan temuan yang relevan.
Sinopsis atau Ringkasan: Menyajikan ringkasan singkat dari informasi yang ditemukan dalam literatur. Merangkum temuan utama dan argumen yang muncul dalam studi literatur.
Kutipan dan Referensi: Mengutip sumber-sumber literatur yang digunakan dalam penelitian. Menyajikan kutipan langsung atau parafrasa dengan menyertakan referensi yang tepat.
Hasil Dan Pembahasan Hasil
Berikut ini adalah hasil penelitian terkait ancaman dan peluang Artificial Intelligence (AI) yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Dwork et al. pada tahun 2016 mengungkapkan adanya ancaman terhadap privasi yang terkait dengan penggunaan AI dalam pengumpulan dan
analisis data pribadi. Dalam konteks ini, algoritma AI digunakan untuk mengidentifikasi pola dalam data pribadi, yang pada gilirannya dapat mengungkapkan informasi sensitif tanpa persetujuan atau pengetahuan individu yang terkait(Dwork et al., 2016).
Penggunaan AI dalam pengumpulan dan analisis data pribadi membawa risiko yang signifikan terkait dengan privasi individu. Algoritma AI yang kompleks dan canggih dapat menganalisis data pribadi dengan sangat detail, mengidentifikasi pola, dan menghasilkan wawasan yang berharga. Namun, ini juga berarti bahwa ada potensi untuk mengungkapkan informasi sensitif, seperti informasi keuangan, kesehatan, preferensi pribadi, atau data identitas, tanpa izin atau pengetahuan individu yang bersangkutan.
Ancaman ini menuntut adanya perhatian yang serius terhadap perlindungan data pribadi dalam pengembangan dan implementasi AI. Langkah-langkah penting harus diambil untuk memastikan bahwa privasi individu terjaga dengan baik. Salah satu pendekatan yang mungkin adalah dengan menerapkan prinsip-prinsip privasi secara ketat, seperti prinsip privasi by design and default. Hal ini melibatkan pengembangan dan penerapan AI dengan mempertimbangkan faktor privasi sejak tahap perencanaan awal, serta mengadopsi pengaturan default yang melindungi privasi individu.
Selain itu, penting untuk mengembangkan kebijakan yang efektif dalam hal penggunaan dan perlindungan data pribadi dalam konteks AI. Kebijakan ini harus mencakup pengaturan tentang bagaimana data pribadi harus dikumpulkan, disimpan, diproses, dan digunakan dalam lingkungan AI. Regulasi yang ketat dan transparan dapat membantu dalam menjaga privasi individu, serta memberikan panduan dan standar yang jelas bagi para pengembang dan pengguna AI.
Di samping itu, pendidikan dan kesadaran publik tentang risiko privasi yang terkait dengan AI juga sangat penting. Individu harus memiliki pemahaman yang baik tentang bagaimana data pribadi mereka digunakan dan dilindungi dalam konteks AI. Dengan memahami risiko dan hak-hak mereka terkait dengan privasi, individu dapat mengambil langkah-langkah yang tepat dalam melindungi informasi pribadi mereka dan berpartisipasi secara aktif dalam pengaturan kebijakan terkait privasi.
2. Studi yang dilakukan oleh Frey dan Osborne pada tahun 2017 menyoroti ancaman terhadap tenaga kerja manusia yang disebabkan oleh perkembangan AI. Penelitian mereka menunjukkan bahwa beberapa jenis pekerjaan yang saat ini dilakukan oleh manusia berisiko tergantikan oleh kemajuan AI. Hal ini disebabkan oleh kemampuan
88 Khatulistiwa - Vol.3, No.3, September 2023
AI untuk melakukan tugas-tugas rutin dan berulang dengan efisiensi yang tinggi(Benedikt Frey & Osborne, 2013).
AI memiliki kemampuan untuk mengotomatisasi sejumlah tugas yang sebelumnya hanya dapat dilakukan oleh manusia. Misalnya, algoritma pembelajaran mesin dan kecerdasan buatan dapat digunakan untuk menganalisis data, melakukan prediksi, mengelola inventaris, atau bahkan mengoperasikan mesin. Dalam beberapa kasus, AI dapat melakukannya dengan lebih cepat, akurat, dan tanpa kelelahan dibandingkan dengan pekerja manusia.
Ancaman terhadap tenaga kerja manusia terkait dengan AI memerlukan adaptasi dan pengembangan keterampilan baru untuk menghadapi perubahan yang terjadi di pasar tenaga kerja. Pekerja yang terpengaruh oleh perkembangan AI perlu mengubah dan meningkatkan keterampilan mereka agar tetap relevan dalam lingkungan kerja yang semakin terotomatisasi.
Salah satu pendekatan yang dapat diambil adalah dengan mengalihkan fokus pada keterampilan yang lebih berorientasi pada kreativitas, inovasi, dan interaksi manusia.
Keterampilan seperti pemecahan masalah kompleks, analisis yang mendalam, kepemimpinan, dan kolaborasi antarmanusia tetap sangat dibutuhkan dalam konteks AI. Selain itu, keterampilan yang terkait dengan pengembangan dan manajemen AI juga dapat menjadi area yang menjanjikan untuk dikembangkan.
Selain itu, perlu ada upaya yang kuat dalam hal pendidikan dan pelatihan untuk mempersiapkan tenaga kerja menghadapi perubahan ini. Pendidikan yang berfokus pada STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika) dan keterampilan digital menjadi penting dalam memberikan dasar yang kuat bagi individu untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi AI.
Selain itu, kebijakan sosial dan ekonomi juga perlu diperhatikan. Penting untuk mempertimbangkan langkah-langkah seperti pelatihan ulang pekerja yang terkena dampak, jaminan keamanan ekonomi, dan pembangunan infrastruktur untuk mendukung transformasi pekerjaan yang disebabkan oleh perkembangan AI.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Rajkomar et al. pada tahun 2019 menyoroti potensi besar AI dalam meningkatkan diagnosa medis dan perawatan kesehatan. Dalam konteks ini, penggunaan AI dalam analisis data medis dan pengambilan keputusan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan akurasi diagnosa dan mempersonalisasi perawatan untuk pasien(Rajkomar et al., 2019).
AI memiliki kemampuan untuk menganalisis jumlah besar data medis dengan kecepatan dan akurasi yang tinggi. Dengan menggunakan algoritma pembelajaran mesin dan teknik kecerdasan buatan, AI dapat mengidentifikasi pola dan tren yang mungkin sulit atau tidak terdeteksi oleh manusia. Hal ini dapat membantu dokter dalam membuat diagnosis yang lebih tepat dan memahami risiko dan prognosis pasien dengan lebih baik.
Selain itu, AI juga dapat mempersonalisasi perawatan kesehatan dengan mempertimbangkan karakteristik individu pasien. Dengan menggunakan data pasien yang terkumpul, AI dapat memberikan rekomendasi yang disesuaikan dengan kondisi medis, riwayat kesehatan, faktor risiko, dan respons terhadap pengobatan sebelumnya.
Hal ini dapat membantu meningkatkan efisiensi perawatan kesehatan dan mengoptimalkan hasil klinis bagi pasien.
Potensi penggunaan AI dalam diagnosa medis dan perawatan kesehatan sangat besar.
Beberapa contoh aplikasi AI dalam bidang ini termasuk sistem pengenalan pola dalam citra medis, seperti pemindaian MRI atau CT untuk deteksi kanker atau penyakit jantung, serta algoritma prediktif untuk mengidentifikasi risiko penyakit atau respons terhadap terapi.
Peluang ini memungkinkan pengembangan sistem perawatan kesehatan yang lebih efisien dan peningkatan hasil klinis. Dengan menerapkan AI dalam praktik medis, dokter dapat mengambil keputusan yang lebih informasional dan memanfaatkan wawasan yang dihasilkan oleh algoritma AI. Ini dapat mengarah pada pengurangan kesalahan diagnosa, pengurangan biaya perawatan yang tidak perlu, dan peningkatan tingkat kesembuhan pasien.
4. Studi yang dilakukan oleh Luo et al. pada tahun 2020 mengungkapkan peluang yang signifikan dalam penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam pengembangan energi terbarukan. AI dapat memainkan peran penting dalam menganalisis dan memprediksi pola cuaca, permintaan energi, serta dalam mengoptimalkan operasi sistem energi terbarukan, dengan tujuan meningkatkan efisiensi penggunaan energi secara keseluruhan(Luo et al., 2020).
Salah satu bidang di mana AI dapat diterapkan adalah dalam analisis dan prediksi pola cuaca. Dengan menggabungkan data cuaca historis dan waktu nyata dengan teknik pembelajaran mesin, AI dapat memahami hubungan antara kondisi cuaca dan produksi energi terbarukan. Dengan begitu, sistem AI dapat memberikan perkiraan yang lebih
90 Khatulistiwa - Vol.3, No.3, September 2023
akurat tentang produksi energi terbarukan di masa depan, yang memungkinkan perencanaan yang lebih efisien dan pengelolaan yang lebih baik.
Selain itu, AI juga dapat digunakan untuk mengoptimalkan operasi sistem energi terbarukan. Dengan memanfaatkan algoritma AI, sistem energi dapat menyesuaikan produksi dan konsumsi energi secara real-time berdasarkan kondisi cuaca, permintaan energi, dan faktor-faktor lainnya. Penggunaan AI dalam sistem manajemen energi terbarukan dapat membantu meningkatkan efisiensi penggunaan energi, mengoptimalkan alokasi sumber daya, dan mengurangi biaya operasional.
Penerapan AI dalam pengembangan energi terbarukan juga berpotensi untuk memfasilitasi transisi yang lebih cepat dan lebih efektif menuju sumber energi yang lebih berkelanjutan. Dengan menggabungkan data historis dan waktu nyata tentang produksi energi terbarukan, permintaan energi, dan faktor-faktor lainnya, AI dapat membantu mengidentifikasi pola, tren, dan peluang yang dapat digunakan untuk merancang strategi pengembangan energi terbarukan yang lebih efektif.
Selain itu, AI juga dapat berkontribusi dalam meningkatkan efisiensi penggunaan energi. Dengan menggunakan teknik AI, seperti analisis data besar dan pembelajaran mesin, sistem AI dapat mengidentifikasi pola konsumsi energi dan memberikan rekomendasi tentang praktik yang dapat meningkatkan efisiensi energi, baik pada tingkat individu maupun pada tingkat bangunan atau infrastruktur.
Penggunaan AI dalam pengembangan energi terbarukan memerlukan kerjasama yang erat antara para peneliti, industri, dan pemerintah. Penting untuk mengumpulkan data yang berkualitas, memvalidasi model AI yang dikembangkan, dan mengintegrasikan sistem AI dengan infrastruktur energi yang ada. Selain itu, perlu juga diperhatikan aspek privasi dan keamanan dalam pengumpulan dan penggunaan data energi.
Namun, perlu dicatat bahwa penggunaan AI dalam diagnosa medis dan perawatan kesehatan juga memiliki tantangan dan risiko. Validitas dan keandalan algoritma AI perlu dikonfirmasi melalui validasi lintas-dataset dan validasi klinis yang kuat. Selain itu, isu etika seperti privasi data, keamanan, dan pengambilan keputusan yang transparan juga harus dipertimbangkan dengan serius.
Pembahasan
Penggunaan AI dalam Pengumpulan dan Analisis Data Pribadi Berpotensi Mengancam Privasi Individu
Penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam pengumpulan dan analisis data pribadi memunculkan keprihatinan serius terkait dengan privasi individu. Penelitian oleh Dwork et al.
(2013) mengungkapkan bahwa penggunaan AI dalam konteks ini dapat meningkatkan risiko pelanggaran privasi.
Salah satu alasan utama mengapa penggunaan AI dapat menjadi ancaman terhadap privasi individu adalah karena kemampuannya untuk mengidentifikasi pola dalam data pribadi.
Algoritma AI dapat menganalisis data dengan tingkat keakuratan dan kecepatan yang tidak dapat dicapai oleh metode tradisional. Namun, dalam proses ini, informasi sensitif yang terkandung dalam data pribadi dapat terungkap tanpa persetujuan atau pengetahuan individu yang terkait.
Sebagai contoh, algoritma AI yang digunakan untuk analisis perilaku online dapat mengumpulkan dan mengintegrasikan data dari berbagai sumber seperti media sosial, riwayat penelusuran, dan transaksi online. Dalam hal ini, informasi yang terkait dengan preferensi, minat, kebiasaan, atau bahkan informasi pribadi seperti alamat atau nomor telepon dapat diungkapkan secara tidak sengaja melalui analisis pola yang dilakukan oleh AI.
Implikasi ini menjadi lebih signifikan ketika data pribadi digunakan dalam konteks yang lebih sensitif, seperti data medis atau keuangan. Penelitian oleh Dwork et al. (2016) menyoroti bahwa penggunaan AI dalam analisis data medis dapat mengungkapkan informasi sensitif seperti riwayat penyakit, hasil tes laboratorium, atau kondisi genetik tanpa persetujuan individu(Dwork et al., 2016). Hal ini menimbulkan risiko serius terhadap privasi individu dan kerentanan terhadap penyalahgunaan data.
Oleh karena itu, penting untuk memberikan perhatian yang serius pada perlindungan data pribadi dalam pengembangan dan implementasi AI. Langkah-langkah yang perlu dipertimbangkan termasuk pemisahan dan anonimisasi data, pengaturan akses yang ketat, mekanisme enkripsi yang aman, serta kebijakan privasi yang jelas dan transparan. Selain itu, diperlukan juga regulasi yang kuat dan pemantauan yang efektif untuk memastikan kepatuhan terhadap standar privasi yang relevan.
Dalam kesimpulannya, penggunaan AI dalam pengumpulan dan analisis data pribadi memiliki potensi untuk mengancam privasi individu. Kemampuan AI dalam mengidentifikasi pola dalam data dapat mengungkapkan informasi sensitif tanpa persetujuan individu yang terkait. Oleh karena itu, perlindungan data pribadi harus menjadi perhatian utama dalam
92 Khatulistiwa - Vol.3, No.3, September 2023
pengembangan dan implementasi AI. Penting untuk mengadopsi langkah-langkah keamanan yang tepat dan mengikuti regulasi privasi yang berlaku untuk memastikan penggunaan AI yang bertanggung jawab dan melindungi privasi individu.
Jenis Pekerjaan yang Berisiko Tergantikan oleh Perkembangan AI, dan Bagaimana Dampaknya Terhadap Pasar Tenaga Kerja Manusia
Studi oleh Frey dan Osborne (2017) telah mengidentifikasi beberapa jenis pekerjaan yang berisiko tergantikan oleh perkembangan Artificial Intelligence (AI). Penelitian ini menyoroti bahwa kemampuan AI untuk melakukan tugas-tugas rutin dan berulang secara efisien dapat mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja manusia dalam beberapa sektor(Benedikt Frey & Osborne, 2013).
Salah satu sektor yang rentan terhadap penggantian oleh AI adalah sektor pekerjaan yang terdiri dari tugas-tugas rutin dan terstruktur. Contohnya termasuk pekerjaan administratif, seperti pengolahan data dan dokumen, serta pekerjaan produksi yang melibatkan operasi mesin yang repetitif. Penggunaan robotika dan otomatisasi yang didukung oleh AI dapat menggantikan tugas-tugas ini dengan lebih cepat dan efisien, mengurangi kebutuhan akan keterlibatan manusia.
Selain itu, pekerjaan yang melibatkan analisis data besar dan pengambilan keputusan berdasarkan pola dan tren juga rentan terhadap pengaruh AI. Misalnya, pekerjaan dalam bidang keuangan, seperti analis keuangan atau manajer investasi, dapat terpengaruh oleh kemampuan AI dalam menganalisis data pasar secara cepat dan akurat. AI dapat digunakan untuk mengidentifikasi pola pasar, menghitung risiko, dan memberikan rekomendasi investasi, yang dalam beberapa kasus dapat menggantikan peran analis manusia.
Dampak penggantian pekerjaan oleh AI terhadap pasar tenaga kerja manusia dapat bervariasi. Bagi pekerja yang terlibat dalam pekerjaan rutin dan berulang, risiko penggantian oleh AI mungkin menyebabkan kehilangan pekerjaan secara keseluruhan. Ini dapat berdampak pada tingkat pengangguran dan memicu ketidakstabilan ekonomi dalam jangka pendek.
Namun, dampak jangka panjang dari penggunaan AI pada pasar tenaga kerja juga dapat menciptakan peluang baru. Studi oleh Frey dan Osborne (2017) menunjukkan bahwa sementara beberapa pekerjaan dapat tergantikan, pekerjaan yang melibatkan keterampilan yang kompleks, kreativitas, dan interaksi manusia masih memiliki tingkat proteksi yang lebih tinggi dari pengaruh AI. Dalam hal ini, pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan emosional, penyelesaian masalah yang kompleks, dan kemampuan beradaptasi dapat menjadi lebih penting dalam lingkungan kerja yang didukung oleh AI.
Oleh karena itu, dalam menghadapi perkembangan AI, adaptasi dan pengembangan keterampilan baru menjadi penting bagi pekerja manusia. Pendidikan dan pelatihan yang berfokus pada keterampilan yang sulit digantikan oleh AI, seperti kreativitas, kemampuan berpikir kritis, kolaborasi, dan keterampilan interpersonal, dapat membantu pekerja untuk mengatasi perubahan dalam pasar tenaga kerja yang diakibatkan oleh AI.
Dalam kesimpulannya, perkembangan AI berpotensi menggantikan beberapa jenis pekerjaan yang rutin dan terstruktur, serta tugas analisis data yang berulang. Hal ini dapat mempengaruhi pasar tenaga kerja manusia dengan menimbulkan risiko pengangguran dan ketidakstabilan ekonomi dalam jangka pendek. Namun, dalam jangka panjang, adaptasi dan pengembangan keterampilan baru dapat membantu pekerja manusia menghadapi perubahan tersebut.
Cara Adaptasi dan Pengembangan Keterampilan Baru Dapat Mengatasi Ancaman Terhadap Tenaga Kerja Manusia yang Disebabkan oleh AI
Adaptasi dan pengembangan keterampilan baru menjadi kunci dalam menghadapi ancaman terhadap tenaga kerja manusia yang disebabkan oleh perkembangan Artificial Intelligence (AI). Seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan dalam kebutuhan pasar tenaga kerja, pekerja manusia perlu mengasah dan melengkapi keterampilan yang sulit digantikan oleh AI. Dalam konteks ini, ada beberapa cara di mana adaptasi dan pengembangan keterampilan baru dapat membantu mengatasi ancaman tersebut(Benedikt Frey & Osborne, 2013).
1. Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan: Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan merupakan langkah penting untuk mempersiapkan tenaga kerja dalam menghadapi perubahan yang disebabkan oleh AI. Institusi pendidikan dan pelatihan dapat menyediakan program yang fokus pada keterampilan yang lebih kompleks, seperti kemampuan analisis tingkat lanjut, kreativitas, pemecahan masalah kompleks, dan kemampuan beradaptasi. Program ini dapat membantu pekerja untuk mengembangkan keterampilan yang sulit digantikan oleh AI dan memperoleh keunggulan kompetitif dalam pasar tenaga kerja.
2. Kolaborasi Manusia-AI: Alih-alih melihat AI sebagai ancaman yang menggantikan pekerja manusia, kolaborasi antara manusia dan AI dapat menjadi solusi yang efektif.
Pekerja dapat memanfaatkan kecerdasan buatan untuk meningkatkan efisiensi kerja mereka. Misalnya, mereka dapat belajar untuk menggunakan alat dan platform AI untuk membantu dalam analisis data, pengambilan keputusan, dan otomatisasi tugas-tugas
94 Khatulistiwa - Vol.3, No.3, September 2023
rutin. Dengan demikian, pekerja manusia dapat mengoptimalkan penggunaan AI sebagai alat pendukung dalam pekerjaan mereka, sambil tetap memegang kendali dan memberikan kontribusi nilai tambah yang khas dari kecerdasan manusia, seperti pemahaman konteks, empati, dan keterampilan interaksi sosial.
3. Peningkatan Keterampilan Lunak (Soft Skills): AI mungkin memiliki keunggulan dalam keterampilan teknis dan analitis, tetapi keterampilan lunak (soft skills) tetap menjadi aspek penting dalam dunia kerja. Keterampilan seperti komunikasi efektif, kerjasama tim, keterampilan kepemimpinan, adaptabilitas, dan kreativitas adalah keterampilan yang sulit digantikan oleh AI. Peningkatan keterampilan lunak ini dapat membantu pekerja dalam berinteraksi dengan rekan kerja, beradaptasi dengan perubahan yang cepat, dan berinovasi dalam menghadapi tantangan yang kompleks.
4. Penciptaan Pekerjaan Baru: Meskipun AI dapat menggantikan beberapa jenis pekerjaan, seiring dengan perkembangannya, teknologi ini juga menciptakan peluang pekerjaan baru yang tidak ada sebelumnya. Adanya AI membuka peluang dalam bidang seperti pengembangan dan pemeliharaan sistem AI, manajemen data yang kompleks, pengembangan solusi AI yang inovatif, dan interaksi manusia-AI. Oleh karena itu, pekerja manusia perlu mengidentifikasi peluang baru yang muncul dan memperoleh keterampilan yang relevan untuk mengisi kekosongan pekerjaan di bidang-bidang ini.
Dalam kesimpulannya, adaptasi dan pengembangan keterampilan baru merupakan strategi penting dalam menghadapi ancaman terhadap tenaga kerja manusia yang disebabkan oleh AI. Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, kolaborasi manusia-AI, peningkatan keterampilan lunak, dan penciptaan pekerjaan baru adalah beberapa pendekatan yang dapat membantu pekerja manusia memperoleh keunggulan kompetitif dan tetap relevan dalam era AI. Dengan menggabungkan kecerdasan buatan dengan kecerdasan manusia, kita dapat mencapai keseimbangan yang optimal antara teknologi dan tenaga kerja manusia.
Peluang Penggunaan AI dalam Meningkatkan Diagnosa Medis dan Perawatan Kesehatan
Penelitian oleh Rajkomar et al. (2019) telah mengungkapkan potensi besar penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam meningkatkan diagnosa medis dan perawatan kesehatan. AI memiliki kemampuan untuk menganalisis data medis yang besar dan kompleks, mengidentifikasi pola, serta membantu dokter dalam membuat keputusan yang lebih akurat dan tepat waktu(Rajkomar et al., 2019).
Salah satu peluang utama penggunaan AI dalam diagnosa medis adalah dalam interpretasi gambar medis. AI dapat dilatih untuk menganalisis gambar radiologi seperti CT scan, MRI, dan mammografi, serta mengidentifikasi kelainan dan penyakit. Studi telah menunjukkan bahwa AI dapat mencapai tingkat keakuratan yang setara atau bahkan melebihi dokter manusia dalam membedakan dan mengklasifikasikan lesi atau tumor. Keakuratan ini dapat membantu meningkatkan deteksi dini penyakit, memungkinkan penanganan yang lebih cepat dan tepat, serta mengurangi kesalahan interpretasi.
Selain itu, AI juga dapat digunakan untuk menganalisis data klinis pasien, seperti riwayat medis, catatan laboratorium, dan data genomik. Dengan algoritma yang tepat, AI dapat mengidentifikasi pola dan hubungan antara variabel-variabel ini, membantu dokter dalam membuat diagnosis yang lebih tepat dan mempersonalisasi rencana perawatan untuk pasien. AI dapat memberikan rekomendasi terkait pengobatan yang optimal berdasarkan karakteristik individu pasien, termasuk respons terhadap terapi tertentu atau risiko efek samping.
Selain di bidang diagnosa, penggunaan AI juga dapat meningkatkan efisiensi perawatan kesehatan secara keseluruhan. AI dapat digunakan untuk mengoptimalkan manajemen dan pengalokasian sumber daya, seperti jadwal operasi, penjadwalan kunjungan pasien, dan manajemen stok obat. Algoritma AI dapat menganalisis data historis, memprediksi permintaan dan pola pelayanan, serta membantu dalam pengambilan keputusan terkait alokasi sumber daya yang efektif dan efisien.
Meskipun potensi penggunaan AI dalam meningkatkan diagnosa medis dan perawatan kesehatan sangat menjanjikan, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Masalah keamanan data dan privasi merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan, mengingat penggunaan data medis yang sensitif. Diperlukan upaya untuk mengembangkan kerangka regulasi dan etika yang kuat untuk melindungi privasi pasien dan menjaga keamanan data.
Selain itu, integrasi AI dalam praktik medis juga memerlukan kolaborasi yang erat antara dokter dan sistem AI. Dokter perlu memahami hasil yang dihasilkan oleh AI dan menggabungkannya dengan penilaian klinis mereka sendiri untuk membuat keputusan yang terbaik bagi pasien. Sistem AI juga perlu terus dikembangkan dan disempurnakan melalui pembelajaran terus-menerus dari data yang diperoleh, serta validasi dan uji klinis yang lebih lanjut.
96 Khatulistiwa - Vol.3, No.3, September 2023
AI dapat Membantu dalam Menganalisis dan Memprediksi Pola Cuaca serta Permintaan Energi Dalam Konteks Energi Terbarukan
Penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam konteks energi terbarukan memiliki potensi besar untuk menganalisis dan memprediksi pola cuaca serta permintaan energi. Studi oleh Luo et al. (2020) telah menyoroti peluang yang ada dalam penggunaan AI untuk pengembangan energi terbarukan (Luo et al., 2020).
Salah satu aspek penting dalam pengembangan energi terbarukan adalah memahami dan memprediksi pola cuaca yang kompleks. AI dapat digunakan untuk menganalisis data cuaca historis dan saat ini, serta memprediksi perubahan cuaca di masa depan. Dengan menggunakan algoritma pembelajaran mesin, AI dapat mengidentifikasi pola, hubungan, dan tren dalam data cuaca yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan operasi sistem energi terbarukan. Hal ini dapat membantu dalam pengambilan keputusan terkait penjadwalan produksi energi, pengaturan kapasitas penyimpanan energi, dan manajemen jaringan energi secara lebih efisien.
Selain itu, AI juga dapat memainkan peran penting dalam memprediksi permintaan energi. Dengan menganalisis data historis dan variabel lainnya seperti kegiatan manusia, tren ekonomi, dan faktor lingkungan, AI dapat memberikan estimasi yang lebih akurat tentang permintaan energi di berbagai skala waktu. Informasi ini dapat membantu dalam perencanaan dan pengelolaan pasokan energi terbarukan, memastikan pasokan energi yang memadai, dan mengurangi pemborosan energi.
Selain analisis dan prediksi, AI juga dapat digunakan untuk mengoptimalkan operasi dan efisiensi penggunaan energi terbarukan. Dengan memanfaatkan teknik optimasi dan algoritma cerdas, AI dapat mengidentifikasi skenario terbaik dalam pengaturan pembangkitan energi terbarukan, penyimpanan energi, dan alokasi sumber daya. Hal ini dapat membantu meningkatkan efisiensi penggunaan energi, mengurangi biaya operasional, dan mendukung transisi yang lebih cepat menuju sumber energi yang lebih berkelanjutan.
Meskipun potensi penggunaan AI dalam pengembangan energi terbarukan sangat menjanjikan, masih ada beberapa tantangan yang harus diatasi. Salah satunya adalah keterbatasan data yang tersedia, terutama dalam konteks energi terbarukan yang masih relatif baru. Diperlukan upaya dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan data yang relevan untuk memastikan analisis dan prediksi yang akurat. Selain itu, perlu juga perhatian terhadap aspek keamanan data dan privasi dalam penggunaan AI dalam konteks energi.
Peluang dan Manfaat Penggunaan AI dalam Mengoptimalkan Operasi Sistem Energi Terbarukan dan Meningkatkan Efisiensi Penggunaan Energi
Penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam mengoptimalkan operasi sistem energi terbarukan dan meningkatkan efisiensi penggunaan energi memiliki peluang dan manfaat yang signifikan. Berbagai penelitian dan studi telah mengungkapkan potensi penuh penggunaan AI dalam konteks energi terbarukan. Menyoroti beberapa peluang dan manfaat penting dari penggunaan AI dalam bidang ini (Dellosa & Palconit, 2021).
Salah satu peluang utama penggunaan AI adalah dalam mengoptimalkan operasi sistem energi terbarukan. AI dapat digunakan untuk menganalisis data yang kompleks, seperti data cuaca, data pemantauan sistem energi, dan data operasional lainnya. Dengan menggunakan algoritma pembelajaran mesin dan teknik optimisasi, AI dapat mengidentifikasi pola, hubungan, dan tren dalam data tersebut. Hal ini memungkinkan AI untuk memberikan rekomendasi yang cerdas dan berdasarkan data untuk mengoptimalkan produksi energi terbarukan, pengaturan kapasitas penyimpanan energi, dan manajemen jaringan energi secara efisien.
Selain itu, penggunaan AI dalam meningkatkan efisiensi penggunaan energi juga memiliki manfaat yang signifikan. AI dapat digunakan untuk menganalisis dan memprediksi pola konsumsi energi, mengidentifikasi sumber-sumber pemborosan energi, dan memberikan rekomendasi untuk mengurangi konsumsi energi yang tidak efisien. Melalui pemantauan dan pengendalian yang cerdas, AI dapat membantu mengoptimalkan penggunaan energi di berbagai sektor, termasuk rumah tangga, industri, dan infrastruktur publik. Hal ini dapat menghasilkan penghematan energi yang signifikan, mengurangi biaya operasional, dan membantu dalam mencapai tujuan keberlanjutan energi.
Selain peluang dan manfaat tersebut, penggunaan AI juga dapat membantu dalam meningkatkan integrasi dan koordinasi sistem energi terbarukan. AI dapat digunakan untuk mengoptimalkan jaringan dan manajemen pasokan energi terbarukan, serta memfasilitasi interaksi yang lebih efisien antara pembangkitan energi terbarukan, penyimpanan energi, dan konsumsi energi. Dengan memanfaatkan teknologi AI, sistem energi dapat menjadi lebih adaptif, responsif, dan dapat diandalkan, sehingga mendorong penggunaan energi terbarukan secara lebih luas.
Namun, penting untuk diingat bahwa implementasi AI dalam konteks energi terbarukan juga menghadapi beberapa tantangan. Diperlukan akses yang memadai terhadap data yang berkualitas, perangkat keras yang kuat, dan kemampuan komputasi yang memadai untuk
98 Khatulistiwa - Vol.3, No.3, September 2023
mendukung analisis dan prediksi yang kompleks. Selain itu, aspek privasi dan keamanan data juga menjadi perhatian penting dalam penggunaan AI dalam energi terbarukan.
Tantangan Teknis, Etika, dan Keamanan yang Terkait dengan Penggunaan AI dalam Menghadapi Ancaman dan Peluang AI
Penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam menghadapi ancaman dan peluang AI tidak terlepas dari tantangan teknis, etika, dan keamanan yang perlu diperhatikan. Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai penelitian telah mengidentifikasi beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam penggunaan AI yang bertanggung jawab. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang perlu dipertimbangkan (Morgan et al., 2020):
1. Tantangan Teknis: Tantangan teknis terkait dengan AI meliputi pengumpulan dan pengolahan data yang berkualitas, kehandalan dan akurasi algoritma, serta kapasitas komputasi yang memadai. Untuk memaksimalkan potensi AI, diperlukan akses terhadap data yang cukup, relevan, dan berkualitas tinggi. Selain itu, pengembangan algoritma yang andal dan akurat sangat penting untuk mendapatkan hasil yang tepat dan dapat diandalkan. Selanjutnya, AI membutuhkan sumber daya komputasi yang memadai, termasuk kecepatan pemrosesan dan kapasitas penyimpanan yang cukup untuk menangani tugas yang kompleks dan besar.
2. Tantangan Etika: Penggunaan AI juga menghadirkan tantangan etika yang signifikan.
Salah satu isu utama adalah keadilan dan bias. Algoritma AI dapat mencerminkan bias yang ada dalam data pelatihan atau menerapkan keputusan yang tidak adil. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa algoritma AI dikembangkan dan diterapkan dengan prinsip keadilan, kesetaraan, dan non-diskriminasi. Selain itu, pertimbangan etika juga mencakup privasi dan perlindungan data pribadi. Dalam pengumpulan dan analisis data yang sensitif, seperti data medis atau data keuangan, penting untuk menjaga privasi individu dan memastikan keamanan data yang memadai.
3. Tantangan Keamanan: Penggunaan AI juga memberikan tantangan keamanan yang harus diatasi. Sistem AI rentan terhadap serangan dan manipulasi, baik melalui serangan siber atau manipulasi data. Keamanan AI harus menjadi prioritas utama dalam mengembangkan dan menerapkan teknologi ini. Diperlukan langkah-langkah yang kuat untuk melindungi sistem AI dari ancaman keamanan, termasuk perlindungan data, pengamanan infrastruktur komputasi, dan pengujian keamanan yang cermat.
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan pendekatan yang holistik yang melibatkan para ahli, peneliti, regulator, dan praktisi terkait. Perkembangan kerangka kerja etis untuk penggunaan
AI, standar keamanan yang ketat, dan penelitian yang berkelanjutan dalam bidang ini sangat penting untuk mengoptimalkan manfaat dan mengurangi risiko terkait dengan penggunaan AI.
Kesimpulan
Dalam kesimpulan, penggunaan Artificial Intelligence (AI) memiliki potensi besar dalam menghadapi ancaman dan peluang yang ada. Namun, perlu diperhatikan beberapa aspek penting dalam penggunaan AI yang bertanggung jawab.
Pertama, penggunaan AI dalam pengumpulan dan analisis data pribadi dapat mengancam privasi individu. Diperlukan perlindungan data pribadi yang kuat dan kebijakan privasi yang tepat untuk memastikan bahwa informasi sensitif tidak disalahgunakan atau diakses tanpa persetujuan individu terkait (Dwork et al., 2016).
Kedua, perkembangan AI berpotensi menggantikan beberapa jenis pekerjaan manusia.
Namun, adaptasi dan pengembangan keterampilan baru oleh tenaga kerja manusia dapat mengatasi ancaman ini. Pendidikan dan pelatihan yang berfokus pada keterampilan yang unik manusia, seperti kreativitas, pemecahan masalah kompleks, dan interaksi sosial, akan menjadi kunci dalam menghadapi perubahan pasar tenaga kerja yang disebabkan oleh AI (Frey &
Osborne, 2017).
Ketiga, AI dapat meningkatkan diagnosa medis dan perawatan kesehatan dengan analisis data yang cermat dan pembuatan keputusan yang lebih akurat. Ini membuka peluang untuk pengembangan sistem perawatan kesehatan yang lebih efisien dan peningkatan hasil klinis (Rajkomar et al., 2019).
Keempat, AI dapat digunakan dalam mengoptimalkan operasi sistem energi terbarukan dan meningkatkan efisiensi penggunaan energi. Dengan menganalisis pola cuaca dan permintaan energi, AI dapat membantu mengoptimalkan produksi energi terbarukan, mengatur kapasitas penyimpanan energi, dan mengelola jaringan energi dengan lebih efisien (Luo et al., 2019).
Namun, dalam menghadapi ancaman dan peluang AI, perlu diatasi beberapa tantangan.
Tantangan teknis meliputi pengolahan data yang berkualitas, pengembangan algoritma yang andal, dan kapasitas komputasi yang memadai. Tantangan etika melibatkan keadilan, privasi, dan perlindungan data pribadi. Sementara itu, tantangan keamanan melibatkan perlindungan terhadap serangan dan manipulasi terhadap sistem AI (Floridi et al., 2018).
Dalam menghadapi tantangan ini, perlu adanya kerja sama antara para ahli, regulator, dan praktisi terkait. Diperlukan pengembangan kerangka kerja etis, standar keamanan yang
100 Khatulistiwa - Vol.3, No.3, September 2023
ketat, dan penelitian yang berkelanjutan untuk memastikan penggunaan AI yang bertanggung jawab dan mengoptimalkan manfaatnya.
Dengan memperhatikan aspek-aspek ini, penggunaan AI dapat menjadi alat yang kuat untuk mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang dalam berbagai bidang, termasuk privasi, pasar tenaga kerja, perawatan kesehatan, dan energi terbarukan. Penting untuk memastikan bahwa penggunaan AI dilakukan dengan tanggung jawab dan berlandaskan pada nilai-nilai etika yang kuat, sehingga memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat secara keseluruhan.
Daftar Pustaka
Benedikt Frey, C., & Osborne, M. (2013). The Future of Employment.
Cohen, I. G. (2020). Informed Consent and Medical Artificial Intelligence: What to Tell the Patient? https://www.thelancet.com/journals/lanhiv/article/PIIS2352-3018
Dellosa, J. T., & Palconit, E. C. (2021). Artificial Intelligence (AI) in Renewable Energy Systems: A Condensed Review of its Applications and Techniques. 21st IEEE International Conference on Environment and Electrical Engineering and 2021 5th IEEE Industrial and Commercial Power System Europe, EEEIC / I and CPS Europe 2021 - Proceedings. https://doi.org/10.1109/EEEIC/ICPSEurope51590.2021.9584587
Dwork, C., Mcsherry, F., Nissim, K., & Smith, A. (2016). Calibrating Noise to Sensitivity in Private Data Analysis. In Journal of Privacy and Confidentiality (Vol. 7).
http://repository.cmu.edu/jpc
Floridi, L., Cowls, J., Beltrametti, M., Chatila, R., Chazerand, P., Dignum, V., Luetge, C., Madelin, R., Pagallo, U., Rossi, F., Schafer, B., Valcke, P., & Vayena, E. (2018).
AI4People—An Ethical Framework for a Good AI Society: Opportunities, Risks, Principles, and Recommendations. Minds and Machines, 28(4), 689–707.
https://doi.org/10.1007/s11023-018-9482-5
Ghufron, M. A. (2018). Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian &
Pengabdian kepada Masyarakat, Jakarta, 2 Agustus 2018 REVOLUSI INDUSTRI 4.0:
TANTANGAN, PELUANG DAN SOLUSI BAGI DUNIA PENDIDIKAN.
Luo, Z., Yang, X., Wang, Y., Liu, W., Liu, S., Zhu, Y., Huang, Z., Zhang, H., Dou, S., Xu, J., Tian, J., Xu, K., Zhang, X., Hu, W., & Deng, Y. (2020). A Survey of Artificial Intelligence Techniques Applied in Energy Storage Materials R&D. In Frontiers in Energy Research (Vol. 8). Frontiers Media S.A. https://doi.org/10.3389/fenrg.2020.00116
Mitchell, M., Wu, S., Zaldivar, A., Barnes, P., Vasserman, L., Hutchinson, B., Spitzer, E., Raji, I. D., & Gebru, T. (2019). Model cards for model reporting. FAT* 2019 - Proceedings of the 2019 Conference on Fairness, Accountability, and Transparency, 220–229.
https://doi.org/10.1145/3287560.3287596
Morgan, F. E., Boudreaux, B., Lohn, A. J., Ashby, M., Curriden, C., Klima, K., Grossman, D., Project Air Force (U.S.). Strategy and Doctrine Program., & Rand Corporation. (2020).
Military applications of artificial intelligence : ethical concerns in an uncertain world.
Rajkomar, A., Dean, J., & Kohane, I. (2019). Machine Learning in Medicine. New England Journal of Medicine, 380(14), 1347–1358. https://doi.org/10.1056/nejmra1814259 Topol, E. J. (2019). High-performance medicine: the convergence of human and artificial
intelligence. In Nature Medicine (Vol. 25, Issue 1, pp. 44–56). Nature Publishing Group.
https://doi.org/10.1038/s41591-018-0300-7