• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of IMPLEMENTASI PENDIDIKAN PUBERTAS PADA JENJANG SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "View of IMPLEMENTASI PENDIDIKAN PUBERTAS PADA JENJANG SEKOLAH DASAR"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ALTAFANI: JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN PUBERTAS PADA JENJANG SEKOLAH DASAR

1Nurfadhilah, 2Erry Utomo, 3Sonya Sinyanyuri, 4Azmi Al Bahij, 5Ony Linda, 6Hidayati,

7Tiursani Idawati Sinurat, 8Rika Sa’diyah

1,4,8 Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. K.H. Ahmad Dahlan, Tangerang Selatan, 15419

2,3Program Pascasarjana, Universitas Negeri Jakarta Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur

5Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA Jakarta Jl. Limau, Jakarta

6,7Pengurus Daerah Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia DKI Jakarta Rukan Tanjung Mas Raya Blok B1/11. Jl. Raya Lenteng Agung, Jagakarsa, Jaksel, DKI Jakarta 12530

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Pendidikan pubertas belum sepenuhnya diterapkan pada jenjang sekolah dasar di Indonesia, meskipun sudah tercantum dalam kurikulum nasional. Kegiatan ditujukan untuk memberi pendampingan kepada guru sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah dalam menyampaikan materi edukasi terkait pubertas. Bentuk kegiatan berupa webinar menghadirkan empat narasumber yang merupakan penyusun buku pubertas bagi guru dan peserta didik serta satu pembicara kunci dengan melibatkan personil dari Universitas Negeri Jakarta, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA, Pimpinan Wilayah Aisyiyah DKI Jakarta, dan Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia Pengda Jakarta. Peserta yang memberi respon sebanyak 286 guru dari Jakarta dan luar Jakarta. Partisipasi peserta dalam webinar berupa keikutsertaan mengikuti kuis dan mengajukan beberapa pertanyaan sebagai bahan diskusi.

Pertanyaan yang diajukan antara lain terkait orientasi seksual LGBT, antisipasi kecanduan pornografi, cara menghadapi peserta didik yang mengalami pubertas lebih awal, dan strategi edukasi kepada anak usia dini. Kegiatan ini perlu ditindaklanjuti dan dilaksanakan secara periodik mengingat kompleksnya permasalahan pubertas peserta didik pada jenjang sekolah dasar serta kebutuhan peningkatan kapasitas pedagogik dan konten guru.

Kata Kunci: Pubertas, Pendidikan, Sekolah Dasar

ABSTRACT

Puberty education has not been fully implemented at the primary school in Indonesia, even though it is included in the national curriculum. The activity is aimed at providing assistance to primary school and madrasah ibtidaiyah teachers in delivering educational material related to puberty. The activity of a webinar presents four resource persons who worked on puberty books for teachers and students as well as one key speaker from Jakarta State University, Muhammadiyah Jakarta University, Prof. Muhammadiyah University. Dr. HAMKA, and the Association of Indonesian Public Health Promoters and Educators of the Regional of Jakarta. Participants who gave responses were 286 teachers from Jakarta and outside Jakarta. Questions raised include LGBT sexual orientation, anticipation of pornography addiction, dealing with students who experience puberty earlier, and educational strategies for early childhood. This activity needs to be followed up and carried out periodically considering the complexity of the puberty problems of students at the primary school level and the need to increase the teachers’ professional competency and teaching pedagogy.

(2)

PENDAHULUAN

Visi Generasi Emas Indonesia 2045 semakin mendekati tenggat (Kemendikbud RI, 2017), namun pengembangan kualitas sumber daya manusia masih menyisakan permasalahan pelik. Situasi pandemi Covid-19 mengakibatkan tekanan sosial dan psikologi karena harus dilakukan strategi baru untuk menghambat penularan (Eaton & Kalichman, 2020; Rani et al., 2020). Situasi ini juga memberi andil tersendiri dalam pelaksanaan Pendidikan dan pembelajaran, terlebih terkait pubertas yang oleh sebagian besar guru masih dianggap tabu (Utomo et al., 2020). Edukasi pubertas yang dilakukan secara langsung sebelum masa pandemi Covid-19 dengan segala keterbatasan masih dilakukan, namun kesulitan semakin nyata ketika pembelajaran dilaksanakan dari rumah dan tatap muka atau maya belum dilaksanakan secara optimal.

Sebagai perbandingan, di Pakistan sebagian masyarakat juga masih belum siap dalam melaksanakan edukasi pubertas, yaitu pada tahap penolakan, sehingga kampanye pendidikan pubertas dan seksualitas sangat penting dilakukan (Ahmed et al. 2021). Padahal, pendidikan pubertas yang diarahkan untuk membentuk dan mempertahankan perilaku abstinensi (absen/puasa seks) perlu dilaksanakan secara terencana dan konsisten untuk mencegah dan mengantisipasi perilaku tidak sehat dan bertanggung jawab remaja Indonesia (Nurfadhilah and Ariasih 2019; Sabilla and Nurfadhilah 2020; Nurfadhilah, Utomo, and Neolaka 2020). Tujuan kegiatan yaitu untuk memberi pendampingan kepada guru sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah dalam menyampaikan materi edukasi terkait pubertas. Pendampingan tidak terbatas pada konten/materi, tetapi juga strategi pedagogi dan teknis pemanfaatan media.

METODE

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka Milad (hari lahir) Aisyiyah ke-104 sekaligus sebagai pengabdian kepada masyarakat (P2M) yang diinisiasi LPPM UNJ-S2 Pendidikan Dasar, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr.

HAMKA, Majelis Kesehatan Pimpinan Wilayah Aisyiyah DKI Jakarta, dan Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia Pengurus Daerah DKI Jakarta. Kegiatan berupa webinar menggunakan Zoom Meeting. Waktu pelaksanaan: 8 April, 2021 pukul 13:00 WIB.

Sekitar satu bulan sebelum kegiatan dilaksanakan, dibuka link pendaftaran yang berisi formulir beserta asesmen awal pengetahuan calon partisipan. Sebanyak 140 peserta mendaftar, namun saat acara dilaksanakan 71 peserta hadir di ruang zoom, lainnya mengikuti melalui live streaming di laman https://youtu.be/k034MlXDvRk.

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bagian ini dibagi menjadi 3 yaitu sebelum intervensi, saat intervensi, dan pembahasan.

Sebelum intervensi

Informasi kegiatan melalui e- poster mulai ditayangkan pada Maret 2021, antara lain berisi tema dan bentuk kegiatan, lembaga mitra, pengisi acara, link pendaftaran, link zoom meeting, dan link live streaming. Tanggapan yang masuk direkam dan menjadi bahan bahasan webinar. E-poster dan contoh tanggapan dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. E-poster Kegiatan dan Contoh Tanggapan

Saat Intervensi

Intervensi dilaksanakan selama 2 jam. Sambutan dari Pimpinan Wilayah Aisyiyah DKI Jakarta disampaikan oleh Ibu Endang Pudyastuti dengan ucapan selamat milad (hari lahir) organisasi Aisyiyah ke-104 tahun Miladiyah atau 107 tahun Hijriyah. Dijelaskan juga bahwa Aisyiyah telah meluncurkan Gerakan Aisyiyah Sehat (GRASS) untuk menanggulangi masalah kesehatan masyarakat (Permatasari, Chairunnisa, and Herlina 2019; Nurfadhilah 2021). Pidato kunci sekaligus membuka webinar secara resmi disampaikan. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta, Prof. Dr. Nadiroh (lihat gambar 2).

(4)

Gambar 2. Pidato Kunci oleh Direktur Program Pascasarjana UNJ

Ruang zoom yang sedianya akan dibuka secara terpisah untuk guru dan peserta didik pada saat pelaksanaan tidak jadi dilaksanakan mengingat peserta yang masuk kategori peserta didik sangat terbatas. Keempat narasumber memberikan materi singkat secara panel masing-masing sekitar 10 menit. Erry Utomo, Ph.D menguraikan bahwa materi pubertas merupakan hidden curriculum sehinga perlu kreativitas guru untuk membelajarkan sesuai topik yang ada. Kondisi terkini yaitu situasi gizi super sehat, perkembangan media elektronik yang sangat pesat, dan karakteristik peserta didik yang digital native mengakibatkan pubertas terjadi pada masa lebih dini (berkembang terlalu cepat--premature puberty). Tema pubertas sangat berkaitan dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Bahasa, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, serta Pendidikan Agama dan Budi Pekerti. Oleh karena itu guru diharapkan menguasai konten dan memiliki kompetensi pedagogik yang memadai.

Respon berupa pertanyaan disampaikan melalui ruang chat. Peserta juga disilakan mengunduh secara gratis buku hypercontent pegangan guru Pubertas: Siap Menghadapi dan buku siswaRemaja Juara pada link https://fkm.umj.ac.id/launch-buku- pubertas-siap-menghadapi/. Buku tersebut telah lolos uji validitas dari ahli media, materi, dan Bahasa serta masyarakat (Nurfadhilah et al., 2021). Beberapa pertanyaan yang diajukan di antaranya terkait determinan dan pencegahan penyimpangan orientasi seksual (LGBT), antisipasi kecanduan pornografi, cara menghadapi peserta didik yang mengalami pubertas lebih awal, dan strategi edukasi kepada anak usia dini (lihat gambar 4).

(5)

Gambar 3. Respon Peserta saat Diskusi

Penutupan webinar secara resmi dilakukan oleh Ketua Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia (PPPKMI) Pengurus Daerah DKI Jakarta, Tiursani Idawati Sinurat, SST (gambar 5). PPPKMI merupakan salah satu organisasi profesi tenaga kesehatan, khususnya jabatan fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat (PKM). Diharapkan agar kemitraan organisasi profesi dengan organisasi social kemasyarakatan lain serta perguruan tinggi dapat terus dikembangkan demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia, khususnya melalui upaya promotif dan preventif. Pendidikan pubertas komprehensif juga sangat diperlukan untuk mencegah infeksi menular seksual (IMS), termasuk HIV dan AIDS yang pengidapnya di Indonesia masih cukup tinggi.

Gambar 5. Sesi Penutupan

Sebagai pernyataan penutup (closing statement) ditegaskan bahwa teacher professional development diperlukan untuk memastikan peningkatan kompetensi content dan pedagogi (sesuai kebutuhan pembelajaran di abad ke-21). Perubahan perilaku diupayakan melalui pembiasaan di sekolah dan keluarga sehingga pembelajaran harus deep meaning sesuai tingkat kronologis anak. Siaran (live streaming) melalui https://www.youtube.com/watch?v=k03 4MlXDvRk disaksikan 60 peserta.

Materi pubertas dianggap sangat terkait seksualitas (Ziapour et al. 2020). Salah satu pertanyaan yang segera disampaikan peserta yaitu faktor penyebab terjadinya orientasi seksual homo, keterkaitannya

(6)

staf salah satu LSM LGBT terbesar di Indonesia pada 2013 yang tidak dipublikasi menyebutkan bahwa penyebab langsung orientasi seks homo yaitu faktor ekonomi dan faktor preferensi. LGBT merupakan komunitas yang mendapat dukungan sebagian negara di dunia, bahkan PBB mengakui dan mendukung hak mereka serta memperjuangkannya (UN 2018). Perilaku kaum LGBT sendiri terbukti tidak banyak saling mendukung dalam upaya pencegahan Infeksi Menular Seksual, khususnya HIV (Widsono, A.F.

and Nurfadhilah 2020). Masyarakat Indonesia umumnya masih menganut heteroseksual sebagai orientasi seks normal dan sebagian merasa perlu melakukan antisipasi orientasi seks homo. Teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi (media) bersama gizi (intake/makanan) merupakan faktor yang mempengaruhi kejadian (onset) pubertas. Tetapi pada saat yang sama TIK banyak dimanfaatkan sebagai media pembelajaran pubertas (Ahmed et al. 2021; Bahij, Nurfadhilah, and Erlina

2020). Rekaman topik spesifik ini ditayangkan pada

https://www.youtube.com/watch?v=rveTth0l9Kc&t=57s dan

https://www.youtube.com/watch?v=ss20gr_XTOU&t=225s.

Upaya pencegahan yang harus dilakukan yaitu dengan memberikan edukasi komprehensif tentang pubertas kepada peserta didik sesuai kebutuhan dan tahap perkembangannya. Umumnya anak berpikir secara konkrit dan belajar dengan meniru, sehingga perlu teladan baik di sekolah maupun di rumah, terutama untuk anak SD. Pendidikan pubertas diupayakan untuk membentuk dan mempertahankan perilaku (termasuk perilaku seksualitas) sehat dan bertanggung jawab, yaitu abstinensi (Nurfadhilah, Utomo, and Neolaka 2020; Nurfadhilah 2019).

Pertanyaan berikutnya yaitu antisipasi kecanduan pornografi. Indonesia sejak lama dikenal bukan hanya konsumen, tetapi juga produsen produk pornografi dan pedofili. Banyaknya anak terlantar (orphan), baik yang hidup di jalanan (anak jalanan, terutama di kawasan urban) maupun saat situasi bencana merupakan situasi yang mendukung para fotografer pornografi dan pedofili. KPPPA telah menerbitkan buku panduan dalam memberikan dukungan psikososial bagi anak korban bencana dan mencegah kekerasan, termasuk kejahatan pornografi (KPPPA 2019; 2017a; 2017b). Peserta didik yang memiliki konsep diri yang kuat, memahami potensi dan kekuatan, serta dapat mengantisipasi kelemahan akan terhindar dari permasalahan pornografi. Kesibukannya dalam melakukan aktivitas yang menyenangkan dan bermanfaat mencegah waktu luang terbuang percuma atau terjerumus dalam kegiatan merusak (destruktif).

Selanjutnya ada pertanyaan tentang cara menghadapi peserta didik yang mengalami pubertas lebih awal (premature/immature). Peserta webinar memahami bahwa saat ini peserta didik cenderung mengalami pubertas pada usia lebih dini, yaitu mulai Kelas III SD. Sepatutnya peserta didik sudah diberi edukasi tentang pubertas sebelum mereka mengalaminya agar tidak bingung atau takut/cemas saat merasakan perubahan yang terjadi (fisik dan psikologis). Kebutuhan gizi remaja untuk menunjang tumbuh kembang optimal juga harus dipenuhi secara adekuat (cukup). Masalah beban ganda gizi (malnutrisi) remaja hingga kini masih banyak terjadi, yaitu gizi kurang (kurang energi kronik, anemia,

(7)

makan seperti diet ketat, anoreksia nervosa, dan bulimia juga sering muncul pada masa pubertas.

Diperlukan peran guru dan orang tua untuk mendampingi dan mempersiapkan anak menghadapi pubertas dengan percaya diri (Nurfadhilah et al. 2021).

Terakhir, diajukan pertanyaan tentang strategi edukasi kepada anak usia dini. Anak yang masih berpikir dan belajar secara konkret perlu mendapat penjelasan rinci dan contoh nyata, namun sederhana sehingga informasi mudah dicerna/diserap. Diperlukan juga teladan orang tua dan guru karena anak belajar secara observasional. Mengenal diri dan penguatan konsep diri sudah dapat diajarkan sejak PAUD dan TK. Rekaman pembahasan topik ini dapat disaksikan pada laman https://www.youtube.com/watch?v=ChunzpukMB0&t=66s.

KESIMPULAN DAN SARAN

Pendidikan pubertas diperlukan pada jenjang sekolah dasar di Indonesia untuk mendukung tercapainya visi Generasi Emas Indonesia 2045. Permasalahan yang muncul terkait pemahaman dan persepsi terkait seksualitas, gizi, tumbuh kembang, dan materi serta strategi edukasi itu sendiri dapat dibahas dalam diskusi bersama pakar dan praktisi. Peningkatan kapasitas pedagogik dan penguasaan konten guru SD/MI perlu dilaksanakan secara periodik mengingat situasi dan kondisi masyarakat dan teknologi yang berkembang pesat. Kemitraan antara LSM dan perguruan tinggi serta pemerintah harus terus digalang agar intervensi yang dilakukan dapat berdampak lebih luas bagi masyarakat.

UCAPAN TERIMA KASIH

Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada segenap panitia dan peserta yang telah berkontribusi dan memfasilitasi kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. Penghargaan secara khusus disampaikan kepada Ibu Rizki Zulfina, Ibu Suryana Agustin, Ibu Siti Jamilah Siregar, Bapak Agus Sarjito, Badriatul Ilmiah, Mitha Kustiana, Nella Oktyafani, Cyntia Dwi Rahmawati, dan Andri Muhammad Rifai. Dukungan dana diberikan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta, dan Pimpinan Wilayah Aisyiyah DKI Jakarta.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat UMJ kelas promosi kesehatan dan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP UMJ kelas Pendidikan Gizi dan Kesehatan serta Pendidikan IPA 1.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, Furqan, Ghufran Ahmad, Katharina Paff, Florence Samkange-Zeeb, and Tilman Brand. 2021.

“A Cross-Sectional Community Readiness Assessment for Implementing School-Based Comprehensive Sexuality Education in Islamabad, Pakistan.” International Journal of Environmental Research and Public Health 18 (4): 1–14.

https://doi.org/10.3390/ijerph18041497.

(8)

Bahij, Al Azmi, Nurfadhilah, and Indarti Erlina. 2020. Remaja Juara Cerdas Menghadapi Pubertas.

Puskurbuk. 1st ed. Jakarta. https://fkm.umj.ac.id/launch-buku-pubertas-siap-menghadapi/.

KPPPA. 2017a. “Mengakhiri Kekerasan Terhadap Perempuan Dan Anak Di Indonesia,” 1–123.

———. 2017b. “STATISTIK GENDER TEMATIK Mengakhiri Perempuan, Terhadap Anak, Dan Di

Indonesia,.” KPPPA & BPS.

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&v ed=2ahUKEwjy05y0gv7zAhWNbysKHVo4DM4QFnoECAYQAQ&url=https%3A%2F%2F www.kemenpppa.go.id%2Flib%2Fuploads%2Flist%2F71ad6-buku-ktpa-meneg-pp-

2017.pdf&usg=AOvVaw384d2BtVDVcL8j62jKLLhH.

———. 2019. Buku Panduan Dukungan Psikososial Bagi Anak Korban Bencana Alam.

Kemenpppa.Go.Id. Jakarta: KPPPA.

Nurfadhilah. 2019. “Analisis Pendidikan Karakter Dalam Mempersiapkan Pubertas Menuju Generasi Emas Indonesia 2045.” JPD: Jurnal Pendidikan Dasar 10 (31-05–2019): 85–100.

https://doi.org/10.21009/JPD.010.09.

———. 2021. Membaca Muhammadiyah: Esai-Esai Kritis Tentang Persyarikatan, Amal Usaha, Dan Gerakan Dakwahnya. Edited by Ahmad Faizin Karimi and David Efendi. Gresik, Jawa Timur:

Caremedia Communication. https://books.google.co.id/books?id=iQM5EAAAQBAJ.

Nurfadhilah, and Arum RR Ariasih. 2019. “Abstinensi Dan Pendidikan Seks Remaja: Survei Cepat Di Jakarta Dan Sekitarnya.” Pendidikan Lingkungan Dan Pembangunan Berkelanjutan XX (Maret 2019): 17–28.

Nurfadhilah, Erry Utomo, and Amos Neolaka. 2020. “Pendidikan Abstinensi Dalam Kurikulum Pendidikan Dasar Indonesia.” Jurnal Pendidikan Dasar 1 (31 Mei 2020): 12.

http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpd/article/view/15435.

Nurfadhilah, Erry Utomo, Amos Neolaka, Al Azmi Bahij, and Sonya Sinyanyuri. 2021. “Puberty Education in Primary School: Situation and Solution.” International Journal of Mechanical Engineering 6 (January): 1110–17. https://kalaharijournals.com/resources/121- 140/IJME_Vol7.1_134.pdf.

Permatasari, T.A.E., Chairunnisa, and L. Herlina. 2019. “Penguatan Kapasitas Kader Melalui Gerakan

’Aisyiyah Sehat (GRASS) Sebagai Upaya Pencegahan Penyakit Tidak Menular Dan Stunting, Serta Peningkatan Kesehatan Ibu Dan Anak Di Provinsi Kalimantan Tengah.” In Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPm UMJ, 1–5.

Sabilla, Mizna, and Nurfadhilah Nurfadhilah. 2020. “Abstinensi Seksual Remaja SMP Di Kota Tangerang Selatan.” Jurnal Kesehatan Reproduksi 11 (2): 125–36.

https://doi.org/10.22435/kespro.v11i2.3814.125-136.

UN. 2018. “Human Rights Report 2018.”

Widsono, A.F. and Nurfadhilah, N. 2020. “Pemanfaatan Voluntary Counseling and Testing (VCT) Pada

(9)

Utilization among MSM in Jakarta).” Media Komunikasi Gender 16 (1): 56–65.

https://doi.org/10.15408/harkat.v16i1.14783.

Ziapour, Arash, Manoj Sharma, Nazila Nejhaddadgar, Afrouz Mardi, and Sedigheh Sadat Tavafian.

2020. “Educational Needs Assessment among 10-14-Year-Old Girls about Puberty Adolescent Health of Ardebil.” Archives of Public Health 78 (1): 1–7. https://doi.org/10.1186/s13690-019- 0388-3.

Referensi

Dokumen terkait

Direktur Pascasarjana pada PTN/ PTS di seluruh Indonesia Dengan hormat kami sampaikan bahwa Direktorat Pengelolaan Kekayaan Intelektual Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan