• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of IbM Pemanfaatan Limbah Ternak Kelompok Tani Kedung Sumber Kab. Bojonegoro

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of IbM Pemanfaatan Limbah Ternak Kelompok Tani Kedung Sumber Kab. Bojonegoro"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

JIPEMAS: Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat ~

149

http://riset.unisma.ac.id/index.php/jipemas

ISSN 2621-783X Vol. 1 No. 2 September 2018 Hal. 149 -151

IbM PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK KELOMPOK TANI KEDUNG SUMBER KAB. BOJONEGORO

Eko Noerhayati1) Unung Lesmanah2)

1 Jurusan Teknik Sipil Univerditas Islam Malang email: [email protected]

2 Jurusan Teknik Mesin Universitas Islam Malang email: [email protected]

ABSTRAK

Desa Kedung Sumber merupakan sebuah desa yang terletak di Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur. Desa ini terkenal dengan hasil pertanian padi, lombok dan bawang merah. Kondisi tanahnya sedikit berkapur namun cukup subur untuk ditanami padi. Petani disini menggunakan sapi sebagai tenaga bantu dalam mengolah sawah dan sebagian sengaja diternakkan untuk dibudidayakan. Selama ini kotoran ternak di manfaatkan sebagai pupuk organik dengan cara dibiarkan di tempat terbuka namun beratap. Hal ini kurang efektif karena menimbulkan bau tak sedap dan pemanasan global.Tujuan kegiatan adalah untuk mengurangi kondisi pembuangan kotoran ternak sapi yang kurang sehat dan kurang menjaga lingkungan maka perlu dibuat alat yang dapat menangkap gas metan dari kotoran ternak dan memanfaatkannya sebagai energi alternatif berupa panas. Rencana kegiatan adalah membangun instalasi biogas sebagai penangkap gas metan yang dihasilkan kotoran sapi dan memberikan pengetahuan tentang biogas serta pupuk organik ke patani mitra di kab Bojonegoro. Tujuan khusus kegiatan IbM adalah : Meningkatkan kemandirian kelompok tani peternak sapi masyarakat desa Kedung Sumber melalui pengembangan pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas ; meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kelompok peternak sapi dalam mengelola kotoran ternak menjadi pupuk organik.Target khusus yang ingin dicapai : terbangunnya instalasi biogas, terlaksananya pelatihan biogas danpupuk cair, tersedianya kompor biogas, terlaksananya pedampingan pemanfaatan biogas.Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan adalah : Menerapkan teknologi tepat guna berupa instalasi biogas sebagai penangkap gas metan kotoran sapi ; melakukan pelatihan dan pendampingan dalam pemanfaatan, pengembangan dan perawatan instalasi biogas ; melakukan pelatihan pemanfaatan pupuk cair dari kotoran sapi.

Kata kunci : biogas, pupuk organik, petani, bawang merah, Lombok

I. Latar Belakang

Desa Kedung Sumber merupakan sebuah desa yang terletak di Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur. Desa ini terkenal dengan hasil pertanian padi, lombok dan bawang merah. Kondisi tanahnya sedikit berkapur namun cukup subur untuk ditanami padi. Petani disini menggunakan sapi sebagai tenaga bantu dalam mengolah sawah dan

(2)

Eko Noerhayati, Unung Lesmanah

150

~ Vol. 1 No. 2 Septembe 2018

sebagian sengaja diternakkan untuk dibudidayakan. Selama ini kotoran ternak di manfaatkan sebagai pupuk organik dengan cara dibiarkan di tempat terbuka namun beratap. Hal ini kurang efektif karena menimbulkan bau tak sedap dan pemanasan global.

Jumlah sapi di desa ini 67 ekor yang tersebar di RT 13 RW 2 Dukuh Sugihan desa Kedung Sumber. Mitra dalam kegiatan ini adalah:

1. Kelompoktani & Peternak Sapi Mekar Jaya desa Kedung Sumber Kec Temayang kab. Bojonegoro

2. Kelompoktani & Peternak Sapi Pacar Asri desa Kedung Sumber Kec Temayang kab Bojonegoro.

Produksi yang dihasilkan adalah : pupuk organik dari limbah sapi dengan kapasitas produksi perhari 1,72 ton / hari (basah) yang dijual ke pemilik tanaman yang membutuhkan pupuk kandang.

II. Permasalahan Mitra

Secaraumnumpersoalanmitraadalahsebagaiberikut :

(1) Kotoran sapi menimbulkan bau tak sedap saat dijadikan pupuk organik (2) Belum mengenal pengelolaan instalasi biogas

(3) Belum bisa membuat pupuk cair Solusi yang ditawarkan :

(1) Dibangun instalasi biogas (2) Pelatihan pemanfaatan biogas

(3) Pelatihan pembuatan dan pengemasan pupuk cair

II. TARGET DAN LUARAN

Target dan luaran hasil kegiatan secara ringkas adalahs ebagai berikut :

III. METODE PELAKSANAAN

Metode yang dilaksanakan dalam pelaksanaan pengabdian adalah sebagai berikut :

- Sosialisas ikegiatan kemitra UKM,

- Pembangunan instalasi biogas dan pelatihan biogas

- Pengujian instalasi biogas dilanjutkan dengan pendampingan pemakaian instalasi biogas kemitra

- Pemberian pelatihan perawatan dan pengoperasiannya ke UKM Mitra.

- Pelatihan pembuatan pupuk cair.

- Evaluasi kegiatan yang dilakukan antara tim pengabdi PT bersamaMitra UKM.

No Kegiatan Target Luaran

1 Membangun instalasi biogas UKM kelompok tani instalasi biogas 2 Pelatihan pupuk cair UKM kelompok tani Metode (pembuatan

pupuk cair)

(3)

IbM Pemanfaatan Limbah Ternak Kelompok Tani…

JIPEMAS: Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat ~

151

Dalam kegiatan ini mitra peternak diminta partisipasinya dalam bentuk : 1. Memberi bantuan tenaga kerja sebagai pembantu dalam pelaksanaan

berbagai kegiatan yang dilangsungkan.

2. Mitramem beribantuan dalam bentuk peralatan kerja atau sejenisnya dalam melengkapi penyempurnaan hasil kegiatan.

3. Menyediakan tempat tinggal untuk tim pengabd ikarena kegiatanakan berlangsung cukup lama dan tempat tinggal pengabdi jauh dari lokasi kegiatan.

V. HASIL YANG DICAPAI

1. Mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan dengan mitra peternak sapi 2. Menguji dan mendampingi masyarakat dalam menggunakan biogas

sebagai sumber energi alternatif

3. Diklat pemanfaatan pupuk cair organic dari sisa biogas.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan :

1. Masyarakat sangat membantu dalam pelaksanaan kegiatan dalam bentuk tenaga kerja, tempat tinggal, akomodasi, transportasi dan informasi

2. Desa Kedung Sumber ,Kec. Temayang ,Kab. Bojonegoro merupakan wilayah yang potensial untuk dikembangkan menjadi desa mandiri berdasarkan potensinya berupa air yang berlimpah, dekat area hutan perhutani serta masyarakat yang gemar bekerja keras.

DAFTAR PUSTAKA

Deublein, D. and Steinhauser, A, 2008. Biogas fromWaste and Renewable Resource, Wiley-VCHVerlag GmbH & Co. KGaA ,Weinheim.

Hartono, R. danKurniawan, T. 2009. Produksi Biogas dari Jerami Padi dengan Penambahan Kotoran Kerbau, Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia- SNTKI 2009, Bandung ,19-20 Oktober 2009.

Lateng, N. 2010. Pengaruh Jumlah Biostarter dan Waktu Fermentas ipada Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Kakao Sebagai Bahan Baku Pembuatan Biogas. Tesis. Program Pascasarjana.UNHAS, Makassar.

Prajayana, F. I., Romli, M danSuprihatin. 2011. Kajian Konversi Limbah Padat Jerami Padi Manjadi Biogas.Tesis.Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Wahyuni, Sri. 2008. Biogas.Penebar Swadaya: Depok

Referensi

Dokumen terkait

Apakah tingkat adopsi inovasi mampu merubah perubahan perilaku peternak pengolahan limbah kakao dalam pakan ternak sapi potong pada Kelompok Tani Karya Abadi di Kecamatan Batang

Di daerah ini terdapat usaha peternakan penggemukan sapi potong yang dikelolah oleh peternak yang tergabung dalam kelompok usaha tani “Sumber Hidup Sejati”.. Usaha

Pupuk Olahan (Bokashi) Dari Kotoran Sapi Potong Dengan Bioativator EM-4 Di Kelompok Tani Sumber Makmur Desa Ketindan Kecamatan Lawang Kabupaten Malang. Sebagai Pembimbing pertama

Pemanfaatan Limbah Biogas (Slury) Sebagai Media Budidaya Cacing Tanah (Lumbricuss Rubelluss) Fokus Kajian Perilaku Sikap Peternak Di Kelompok Ternak Sumber Hasil

Pengabdian kepada masyarakat dengan judul Pelatihan Pembuatan Bokashi Pupuk Kandang Kotoran Sapi Kelompok Tani Replita Desa Sukaramai Dua Kabupaten Aceh Tamiang 2.. Pelatihan pembuatan

Persepsi Peternak Sapi Potong Terhadap Inseminasi Buatan IB Persepsi peternak terhadap inseminasi buatan merupakan tanggapan para peternak sapi potong terhadap inseminasi buatan,

29 PENDAMPINGAN MASYARAKAT MELALUI PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK DAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN PAKAN TERNAK SAPI POTONG ALTERNATIF DI DESA PANCA TUNGGAL KABUPATEN BANGKA SELATAN 1Yulia,

PERMASALAHAN MITRA Secara umnum persoalan mitra adalah sebagai berikut : 1 Kotoran sapi menimbulkan bau tak sedap saat dijadikan pupuk organik 2 Belum mengenal pengelolaan instalasi