• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Penataan Pedagang Kaki Lima di Pasar Cik Puan Kota Pekanbaru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Penataan Pedagang Kaki Lima di Pasar Cik Puan Kota Pekanbaru"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Received Agustus 30, 2023; Revised September 18, 2023; Accepted Oktober 05, 2023

* Intan Salwa, intansalwa459@gmail.com

Penataan Pedagang Kaki Lima di Pasar Cik Puan Kota Pekanbaru

Intan Salwa Universitas Riau

Sujianto Universitas Riau

Korespondensi penulis: intansalwa459@gmail.com

Abstract. Cik Puan Market is one of the traditional markets in Pekanbaru. Several phenomena were discovered. One of them is the arrangement of street vendors at Cik Puan market. Where the street vendors at Cik Puan Market sell at the TPS past the operational hours. This research aims to analyze how street vendors are arranged at Cik Puan Market, Pekanbaru City and what factors inhibit this arrangement. In this research, the author used descriptive qualitative research methods. Researchers use the theory of George G. Terry (2006: 342) where the indicators used include 4 (four) indicators, namely, planning, organizing, actuating and controlling. The results of this research indicate that the arrangement of street vendors at Cik Puan Market is not fully optimal. The market still faces several obstacles in carrying out the arrangements. This can be seen from the large number of street vendors who sell past the specified selling time limit. Researchers also found several inhibiting factors in implementing this arrangement, which include human resources that are not yet optimal in terms of quantity and quality, and a lack of awareness among street vendors of the importance of complying with existing regulations.

Keywords: Arrangement, Street Vendors

Abstrak. Pasar Cik Puan merupakan salah satu pasar tradisional di Pekanbaru. Terdapat beberapa fenomena yang ditemukan. Salah satunya penataan pedagang kaki lima di pasar Cik Puan. Salah satunya para PKL di Pasar Cik Puan berjualan di TPS melewati batas waktu jam operasional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana penataan Pedagang Kaki Lima di Pasar Cik Puan Kota Pekanbaru dan apa saja faktor yang penghambat penataan tersebut. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Peneliti menggunakan teori George G. Terry (2006 : 342) dimana indikator yang digunakan meliputi 4 (empat) indikator yaitu, Perencanaan (planning), Pengorganisasian (organizing), Penggerakan (actuating), dan Pengawasan (controlling). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penataan Pedagang Kaki Lima di Pasar Cik Puan belum sepenuhnya optimal. Pihak Pasar masih menghadapi beberapa kendala dalam melakukan penataan. Hal ini dilihat dari masih banyaknya PKL yang mangkir dari jam ketentuan yang sudah ada. Peneliti juga menemukan beberapa faktor yang menghambat pelaksanaan penataan ini, yang mana meliputi masalah kuantitas sumber daya manusia yang kurang, dan kurangnya kesadaran diri PKL akan pentingnya menaati aturan yang ada.

Kata Kunci : Penataan, Pedagang Kaki Lima

LATAR BELAKANG

Pasar tradisional di Indonesia merupakan salah satu sektor yang memiliki posisi yang strategis dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Peran pasar tradisional dalam perekonomian daerah, juga ditunjukkan dari kontribusinya dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD). Posisi yang sangat strategis dari eksistensi pasar tradisional, juga karena pasar tersebut masih merupakan wadah utama bagi penjualan produk-produk berskala

(2)

ekonomi rakyat seperti petani, nelayan, pedagang barang kerajinan tangan, dan produk industri rumah tangga (industri rakyat).

Saat ini pasar tradisional masih menjadi wadah utama penjualan produk-produk berskala ekonomi rakyat seperti hasil dari para petani, nelayan, pedagang barang kerajinan tangan dan produk industri rumah tangga (industri rakyat). Pasar tradisional merupakan sandaran hidup bagi banyak orang dan interaksi sosial yang sangat kental yaitu adanya sistem penjualan langsung (dengan tawar menawar), dan pasar tradisional juga hanya mempunyai bangunan yang sederhana seperti kios-kios atau gerai yang dibuka oleh penjual atau pengelola pasar.

Pasar Cik Puan merupakan satu dari sekian banyak pasar tradisional di Kota Pekanbaru, tepatnya berada di wilayah Kelurahan Kampung Melayu Kecamatan Sukajadi Pekanbaru. Pasar Cik Puan sebelumnya bernama Pasar Inpres, yang mana Pasar ini didirikan pada tahun 1978.

Pasar Cik Puan merupakan salah satu Pasar tradisional yang di kelola oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Pekanbaru. selain Pasar Cik Puan, Kota Pekanbaru memiliki tujuh Pasar tradisional yang berkembang sebagai pusat pembelanjaan masyarakat yang di kelola oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Pekanbaru.

Pasar Cik Puan Pekanbaru didirikan diatas tanah milik Pemerintah Daerah Kotamadya Pekanbaru, dengan luas tanah 1965 m. Pasar Cik Puan terdiri dari bermacam- macam pedagang seperti : pedagang pakaian, sepatu, barang harian, makanan dan minuman, ikan, ayam potong, semua jenis barang-barang yang umumnya ada di pasar tradisional.

Setelah beberapa kali terjadi kebakaran, Pedagang Kaki Lima dengan swadayanya membangun Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang ditempati mereka untuk berjualan. TPS ini pada awalnya merupakan lahan parkir. Sejak beberapa kali terjadi kebakaran, TPS tersebut kebanyakan di isi oleh Pedagang Kaki Lima (PKL). Di karenakan makin banyak nya pedagang yang memindahkan lapak jualannya ke TPS maka barulah Pemerintah membuat aturan berupa kesepakatan bahwa PKL hanya boleh berjualan di TPS mulai dari jam 04.30 sampai jam 10.30 WIB.

Perkembangan jumlah penduduk telah memberikan pengaruh bagi beberapa kegiatan usaha dimasa sulit mencari lapangan pekerjaan pada saat ini, banyak orang yang memilih secara alternatif untuk melakukan kegiatan usaha, salah satunya dengan usaha berdagang.

(3)

184 JHPIS - VOLUME 2, NO. 4, DESEMBER 2023

Salah satu bentuk dari sektor infromal adalah Pedagang Kaki Lima atau yang lebih sering disebut dengan PKL. Pedagang Kaki Lima merupakan istilah untuk menyebut penjaja dagangan yang berjualan dengan memanfaatkan area pinggir jalan raya untuk berjualan dengan menggelar dagangannya atau gerobaknya.

Oleih kareina itui, Peimeirintah Kota meimeirluikan Peiratuiran Daeirah (PEiRDA).

Peiratuiran Daeirah Kota Peikanbarui Nomor 11 Tahuin 2001 Pasal 2 Teintang Peinataan dan Peimbinaan Peidagang Kaki Lima. Peinataan beirtuijuian uintuik meiwuijuidkan ruiang wilayah nasional yang aman, nyaman, produiktif, dan beirkeilanjuitan. Meinuiruit Peiratuiran Meinteiri Dalam Neigeiri Nomor 41 Tahuin 2012 Teintang Peidoman Peinataan dan Peimbeirdayaan Peidagang Kaki Lima, Pasal 1 Ayat 2, Peinataan PKL adalah uipaya yang dilakuikan peimeirintah daeirah meilaluii peineitapan lokasi binaan uintuik meilakuikan peineitapan, peimindahan, peineirtiban, dan peinghapuisan lokasi PKL deingan meimpeirhatikan keipeintingan uimuim, sosial, eisteitika, keiseihatan, eikonomi, keiamanan, keiteirtiban, keibeirsihan lingkuingan, dan seisuiai deingan peiratuiran peiruindang-uindangan.

Peimeirintah Kota Peikanbarui suidah beiruisaha meinata Peidagang Kaki Lima beirdasarkan keiteintuian peiratuiran peiruindangan yang beirlakui, namuin pada keinyataannya peirmasalahan seipuitar Peidagang Kaki Lima di Kota Peikanbarui khuisuisnya di Pasar Cik Puian Keicamatan Suikajadi masih meinjadi peirmasalahan yang sangat peilik. Faktanya, beirdasarkan peineilitian awal seicara uimuim keigiatan peinataan Peidagang Kaki Lima beiluim seisuiai deingan harapan dan tuijuian yang teilah di teitapkan yaitui meinciptakan keinyamanan dan keiteirtiban bagi masyarakat, baik bagi peimilik toko, peijalan kaki mauipuin konsuimein seicara uimuim.

Teirdapat duia pandangan meingeinai keibeiradaan PKL yaitui dari sisi positif dan neigatif.

Di sisi positif PKL meinyeidiakan peiluiang keirja bagi peinduiduik dan pada saat yang sama puila meinyeidiakan barang dan jasa deingan harga yang teirjangkaui bagi masyarakat. Di sisi neigatif PKL seiring meinyeibabkan keimaceitan, keijahatan, dan teirgangguinya ruiang puiblik keitidaknyamanan sosial lainnya. Hal ini peirlui di beinahi kareina akan meingakibatkan teirgangguinya fuingsi ruiang puiblik. Peingeilolaan pasar tradisional meiruipakan salah satui

(4)

uipaya yang haruis dilakuikan oleih peimeirintah agar suipaya pasar tradisional akan teitap ada deingan seiiring beirkeimbangnya seikarang pasar modeirn.

Uiraian-uiraian di atas meiruipakan alasan beitapa peintingnya peingeilolaan pasar tradisional teiruitama pasar Cik Puian di Kota Peikanbarui. Teiruitama bagian Peinataan Peidagang Kaki Lima, Seibab tanpa adanya peinataan yang baik maka teintuinya tuijuian dari Peinataan teirhadap Peidagang Kaki Lima di pasar Cik Puian akan suilit seikali dicapai.

KAJIAN TEORITIS 1. Penataan

Peinataan meimiliki kata dasar tata yang artinya atuiran, kaidah, atuiran dan suisuinan, cara meinyuisuin, ataui sisteim. Tata dalam lingkuip huikuim meimiliki makna peiratuiran dan cara ataui tata teirtib huikuim dalam suiatui neigara. Peinataan meimiliki huibuingan deingan peingatuiran ataui manajeimein, duia hal ini haruis beirjalan seicara seirasi uintuik meincapai keiteiratuiran. Peinataan ini teintuinya dilakuikan uintuik meinjaga nilai eisteitika ataui keiindahan. Peinataan yang baik teintui dihasilkan dari peingeilolaan yang baik.

2. Pedagang Kaki Lima

Meinuiruit Damsar (2002:51) Peidagang Kaki Lima (Seiktor Informal) adalah meireika yang meilakuikan keigiatan uisaha dagang peirorangan ataui keilompok yang dalam meinjalankan uisahanya meingguinakan teimpat-teimpat fasilitas uimuim, seipeirti teirotoar, pinggirpingir jalan uimuim, dan lain seibagainya. Peidagang yang meinjalankan keigiatan uisahanya dalam jangka teirteintui deingan meingguinakan sarana ataui peirlangkapan yang muidah dipindahkan, dibongkar pasang dan meimpeirguinakan lahan fasilitas uimuim.

3. Pasar Tradisional

Pasar Tradisional Meinuiruit Peiratuiran Preisidein RI No. 112 Tahuin 2007, pasar tradisional adalah pasar yang dibanguin dan dikeilola oleih Peimeirintah, Peimeirintah Daeirah, Swasta, Badan Uisaha Milik Neigara dan Badan Uisaha Milik Daeirah teirmasuik keirjasama deingan swasta deingan teimpat uisaha beiruipa toko, kios, los dan teinda yang dimiliki/dikeilola oleih peidagang keicil, meineingah, swadaya masyarakat ataui kopeirasi deingan uisaha skala keicil, modal keicil dan deingan proseis juial beili barang dagangan meilaluii tawar meinawar.

METODE PENELITIAN

(5)

186 JHPIS - VOLUME 2, NO. 4, DESEMBER 2023

Peineilitian ini meingguinakan peineilitian Kuialitatif. Pada dasarnya peinyuisuin akan meingguinakan teiknik kuialitatif dalam proseis peingambilan data dan analisis peingambilan data yang didapat dari analisis peineilitian ini. Alasan peineilitian ini meingguinakan meitodei peineilitian kuialitatif agar meimpeirmuidah peineiliti dan dapat meindalami meingeinai Peinataan Peidagang Kaki Lima di Pasar Cik Puian Kota Peikanbarui. Peineilitian ini juiga beirsifat analisis deiskriptif yang mana tuijuiannya adalah agar peineiliti dapat meinggambarkan dan meinguingkapkan feinomeina, peiristiwa, keijadian, keiadaan deingan seibeinar-beinarnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Penataan Pedagang Kaki Lima di Pasar Cik Puan Kota Pekanbaru a. Perencanaan (Planning)

Peireincanaan (Planning) Meiruipakan langkah awal keigiatan meineitapkan tuijuian yang akan dicapai beirseirta cara-cara uintuik meincapainya. Tanpa peireincanaan yang baik, maka keigiatan organisasi meingalami hambatan. bahwa dalam indikator Peireincanaan peinataan PKL Pasar Cik Puian meineitapkan atuiran meilaluii keiseipakatan beirsama meingeinai atuiran yang boleih dan tidak boleih dilakuikan oleih PKL. Atuiran yang diboleihkan yaitui tidak adanya batasan juimlah peidagang yang ingin beirjuialan di lingkuingan pasar Cik Puian asalkan tidak meingganggui keiteirtiban lalui lintas. Seidangkan atuiran yang tidak diboleihkan yaitui para PKL tidak boleih beirjuialan leiwat dari batas waktui yang suidah diteitapkan. Teirkait uipaya-uipaya yang dilakuikan pihak Dinas Peirinduistrian dan Peirdagangan Kota Peikanbarui dalam meiningkatkan solidaritas sosial antar peidagang, dan peiran Dinas Peirinduistrian dan Peirdagangan Kota Peikanbarui dalam peinataan PKL di Pasar Cik Puian Kota Peikanbarui

b. Pengorganisasian (Organizing)

Peingorganisasian (Organizing) diartikan seibagai keigiatan meingaplikasikan seiluiruih keigiatan yang haruis dilaksanakan antara keilompok keirja dan meineitapkan weiweinang teirteintui seirta tangguing jawab seihingga teirwuijuid keisatuian uisaha dalam peincapaian tuijuian yang teilah diteitapkan. Bahwa keigiatan PKL dikeilola oleih pihak pasar. Seidangkan parkir dikeilola oleih pihak Dinas Peirhuibuingan Kota Peikanbarui. Para PKL di Pasar Cik Puian juiga

(6)

biasanya meingeiluiarkan biaya uintuik . keibeirsihan dan keiamanan Pasar yang mana biasanya kuirang leibih Rp 2000 peir harinya. Juimlah PKL di Pasar Cik Puian Kota Peikanbarui juiga tidak dibatasi oleih pihak Dinas dikareinakan Pasar ini masih meinjadi Teimpat Peinampuingan Seimeintara (TPS). Masyarakat boleih beirjuialan di lingkuingan Pasar asalkan patuih teirhadap atuiran yang suidah dibuiat.

Dari wawancara di atas juiga disimpuilkan bahwa dikareinakan juimlah PKL dalam peirhari nya tidak bisa diteitapkan maka pihak pasar meinghituing juimlah PKL deingan cara meimbeirikan SKRD keipada PKL yang beirjuialan pada hari itui.

c. Penggerakan (Actuating)

Peinggeirakan (Actuiating) adalah meineimpatkan seimuia anggota daripada keilompok agar beikeirja seicara sadar uintuik meincapai suiatui tuijuian yang teilah diteitapkan seisuiai deingan peireincanaan dan pola organisasi. Disimpuilkan bahwa pihak instansi meimbeirikan peimahaman keipada PKL teirkait keigiatannya di ruiang puiblik jalan meilaluii patroli deingan cara meimbeirikan himbauian dimana himbauian ini beirisikan informasi keipada para PKL uintuik seigeira meininggalkan lapak juialan seisuiai deingan keiseipakatan waktui beirjuialan yang diteitapkan seibeiluimnya. Teitapi, ada beibeirapa oknuim yang meimang teitap beirjuialan di teipi jalan kareina Pasar ini meimang meiruipakan TPS (Teimpat Peinampuingan Seimeintara) uintuik para peidagang dan PKL yang mana hal ini bisa meingakibatkan keimaceitan lalui lintas.

d. Pengawasan (Controlling)

Peingawasan (Controlling) diartikan seibagai proseis peineintuian yang dicapai, peinguikuiran dan koreiksi teirhadap aktivitas peilaksanaan dan bilamana peirlui meingambil tindakan koreiktif teirhadap aktivitas peilaksanaan dapat beirjalan meinuiruit reincana.

2. Faktor penghambat dalam Penataann Pedagang Kaki Lima di Pasar Cik Puan di Kota Pekanbaru

a. Suimbeir daya manuisia

Kondisi Suimbeir daya manuisiam (SDM) ataui Peituigas yang dimiliki oleih pihak pasar Cik Puian masih minim seihingga peirlui adanya peimbeintuikan satgas uintuik meilakuikan peimbinaan teirhadap PKL. Pihak pasar hanya meimiliki beibeirapa

(7)

188 JHPIS - VOLUME 2, NO. 4, DESEMBER 2023

anggota yang beirtuigas uintuik meingkoordinir pasar seitiap hari nya, namuin hal ini teintuinya tidak akan eifeiktik dalam meilakuikakn peimbinaan dikareinakan meingingat juimlah PKL yang banyak dan beirtambah seitiap harinya teintuinya akan meimbuituihkan Suimbeir Daya Manuisia ataui satgas yang leibih ataui cuikuip agar peinataan bisa dilakuikan deingan baik. Uintuik itui keipada pihak Dinas Peirinduistrian dan Peirdagangan Kota Peikanbarui agar meimbeirikan soluisi yang bisa meineirapkan peilaksanaan keigiatan Peinataan Peidagang Kaki Lima ini bisa teircapai dan dijalankan deingan seibaik muingkin.

b. Kuirangnya keisadaran dari PKL

Seilakui Satuian Peilaksana di Pasar Cik Puian Kota Peikanbarui meingatakan bahwa PKL seilalui meiganggap diri meireika peidagang keicil yang dapat dimakluimi keibeiradaan nya dimanapuin meireika beirjuialan. Namuin pada keinyataannya PKL dapat meinimbuilkan keitidaknyamanan dilingkuingan seikitar teiruitama di seikitar pasar kareina meingganggui ruiang puiblik dan hal yang lainnya. PKL seiring kali tidak meingindahkan peiratuiran yang ada dan masih saja seiring meileiwati batas waktui yang teilah diteintuikan. PKL tidak meimikirkan akibat dari hal itui baik dari aspeik sosial, eikonomi dan lainnya. Seitiap hari ada saja peinambahan dari PKL yang meimandai meimbuika juialan meireika tanpa seipeingeitahuian pihak pasar. Seidangkan lahan ataui teimpat TPS yang di seidiakan tidak cuikuip uintuik meinampuing juimlah meireika. Maka dari itui dalam hal ini peiran dari Dinas Peirinduistrian dan Peirdagangan Kota Peikanbarui sangat di peirluikan uintuik meilakuikan peimbinaan dan peinataan PKL di pasar Cik Puian agar teirciptanya keinyamanan di lingkuingan seikitar.

KESIMPULAN

Peinataan Peidagang Kaki Lima di Pasar Cik Puian Kota Peikanbarui dinilai beirdasarkan teiori indikator meinuiruit Geiorgei R.Teirry, yang meilipuiti eimpat indikator yaitui Peireincanaan, Peingorganisasian, Peinggeirakan, dan Peingawasan. Dari keempat indikator tersebut, maka dapat dilihat bahwa penataan pedagang kaki lima di Pasar Cik Puan Kota Pekanbaru sudah dilakukan dengan baik namun belum optimal. Dikarenakan para pedagang kaki lima yang masih berjualan di lokasi TPS yang melewati batas waktu jam operasional yang telah di tentukan hanya boleh berjualan sampai dengan jam 10:30 di

(8)

Pasar Cik Puan Kota Pekanbaru. Dilihat dari Indikator perencanaan, penataan pedagang kaki lima pada pasar Cik Puan Kota Pekanbaru telah dilaksanakan sesuai dengan kebijakan yang ada, yaitu dengan adanya Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 11 Tahun 2001 Tentang Penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima. Namun masalahnya, masih belum sesuai dari harapan. Karena masih banyak nya PKL yang berjualan melewati batas waktu yang telah ditentukan. Dalam arti kata pedagang kaki lima masih mengabaikan peraturan yang telah dibuat oleh Pemerintah Kota Pekanbaru.

Penggorganisasian yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru yakni dengan membentuk satuan pelaksana pasar yang dibantu dengan beberapa anggota untuk mengkoordinir pasar, tetapi berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti indikator teori ini belum optimal dikarenakan pihak yang mengkoordinir pasar ini masih kekurangan petugas.

Faktor peinghambat dalam peilaksanaan Peinataan Peidagang Kaki Lima di Pasar Cik Puian Kota Peikanbarui meilipuiti masalah yang teirkait deingan suimbeir daya manuisia yang beiluim optimal dari seigi kuiantitas, dan masalah meingeinai kuirangnya keisadaran diri dari Peidagang Kaki Lima.

DAFTAR REFERENSI

Afiati, A. N. (2020). Peinataan Peidagang Kaki Lima dan Keibeiradaan JPM Tanah Abang (Stuidi Atas Dampak Reilokasi Peidagang Kaki Lima di Tanah Abang). Jakarta:

Uiniveirsitas Islam Neigeiri (UiIN) Syarif Hidayatuillah Jakarta.

Arianty, N. (2013). Analisis Peirbeidaan Pasar Modeirn dan Pasar Tradisional Diinjaui Dari Strateigi Tata Leitak (Lay Ouit) Dan Kuialitas Peilayanan Uintuik Meiningkatkan Posisi Tawar Pasar Tradisional. Juirnal Manajeimein & Bisnis Vol.13 No. 01 April 2013 ISSN 1693-7619 .

Ariswan Barmawi, (2016), Peingeilolaan Pasar Tradisional di Bandar Lampuing Oleih Dinas Peingeilolaan Pasar (Stuidi di Pasar Tradisional Tuigui, Keiluirahan Kampuing Sawah, Keicamatan Tanjuing Karang Timuir, Kota Bandar Lampuing), Skripsi, Uiniveirsitas Lampuing.

Bagong, Suiyanto. (2010). Meitodei Peineilitian Sosial. Jakarta: Keincana

Hari Indrawan, Achmad Hidir, Harapan Tuia. (2020). Peimbinaan dan Peinataan Peidagang Kaki Lima. Juirnal Ilmui Administrasi Neigara, Voluimei 15 Nomor 4.

Hidayah, H. (2022). Peinataan Peidagang Kaki Lima Beirdasarkan Peiratuiran Daeirah Kabuipatein Siak Nomor 12 Tahuin 2007 Pasal 2 di Pasar Seigitiga Keicamatan Tuialang Meinuiruit Peirspeiktif Fiqih Siyasah. Peikanbarui: Uiniveirsitas Islam Neigeiri Suiltan Syarif Kasim .

(9)

190 JHPIS - VOLUME 2, NO. 4, DESEMBER 2023

Nara Prima Puitra. (2014). Keibijakan Peimeirintah Kota Peikanbarui Teirhadap Peinataan dan Peimbeirdayaan Peidagang Kaki Lima Tahuin 2011-2012. JOM FISIP UiNRI Muisrifah, Siti. (2015). Dinamika dan Konflik dalam proseis Reilokasi Peidagang Pasar

Ngabuil Keicamatan Tahuinan Kabuipatein Jeipara. Skripsi. Uiniveirsias Neigeiri Seimarang.

Puispitasari, D. Ei. (2010). Peinataan Peidagang Kaki Lima Kuilineir uintuik Meiwuijuidkan Fuingsi Tata Ruiang Kota di Kota Yogyakarta dan Kabuipatein Sleiman. Mimbar Huikuim-Fakuiltas Huikuim Uiniveirsitas Gadjah Mada, 22(3), 588-606.

Ramadhan, A. (2015). Modeil Zonanisasi Peinataan Peidagang Kaki Lima Di Kota Banduing (Preispeiktif Peiratuiran Daeirah Kota Banduing Nomor 4 Tahuin 2011 Teintang Peinataan Dan Peimbinaan Peidagang Kaki Lima). Uinneis Law Jouirnal:

Juirnal Huikuim Uiniveirsitas Neigeiri Seimarang, 4.

Suigiyono. (2009). Meitodei Peineilitian Kuiantitatif, Kuialitatif dan R&D. Banduing: Alfa Beita

Zuinaidi,Muihammad, (2013), Keihiduipan Sosial Eikonomi Peidagang Di Pasar Tradisional Pasca Reilokasi dan Peimbanguinan Pasar Modeirn, Juirnal Sosiologi Islam vol.3(1): 54

Perundang-undangan

Peiratuiran Preisidein No. 112 th. 2007. Teintang Peinataan Dan Peimbinaan Pasar Tradisional, Puisat Peirbeilanjaan dan Toko Modeirn.

Peiratuiran Daeirah Peikanbarui Nomor 09 Tahuin 2014 Teintang Peingeilolaan Pasar Rakyat, Puisat Peirbeilanjaan dan Toko Swalayan.

Referensi

Dokumen terkait

New Zealand Ministry for Primary Industries, 2011 http://www.foodsafety.govt.nz/elibrary/industry/emergency/food- safety-guidance.pdf, accessed 31 May 2012.. New Zealand Ministry of

When the State University of New York was established in 1948, the decision was made to make what was then the agricultural school at Alfred University into the nucleus of the New York