• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PERAN BUDAYA PENDIDIKAN DALAM MENUMBUHKAN NILAI-NILAI MORAL

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "View of PERAN BUDAYA PENDIDIKAN DALAM MENUMBUHKAN NILAI-NILAI MORAL"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

DALAM MENUMBUHKAN NILAI

Culture in education is a culture that is buil

characteristics used by education providers with the values

and employees in these educational institutions. In educational systems, culture is important to consider matching to the aim of education

character values. Thus institutions can graduate generations who are aware that the social values are so important in their live. Thus, with the creation of this awareness, generations of humans are awakened to uphold moral values the social order of society. Moral values are so important and inevitably internalized in each individual in order to be actualized in the practice of life.

Therefore, developing the future or young generation that has good characters is our responsibility. Educ

of a nation. Education aims to produce intellectual achievement by growing and maintaining personality. This article discusses how educational culture can play a role in influencing and contributing t

Keywords: Culture, Education, Moral Values

Budaya dalam pendidikan adalah budaya yang dibangun di atas institusi yang memiliki karakteristik tertentu yang digunakan oleh penyelenggara pendidikan dengan nilai-nilai yang d

tersebut. Dalam sistem pendidikan, budaya penting diperhatikan kesesuaiannya dengan tujuan pendidikan yang mengandung nilai

demikian institusi dapat meluluskan generasi yang sadar b

sosial begitu penting dalam kehidupan mereka. Dengan terciptanya kesadaran tersebut, maka terbangunlah generasi manusia yang akan menjunjung tinggi nilai-nilai moral dalam tatanan sosial masyarakat. Nilai

penting dan mau tidak mau terinternalisasi dalam diri setiap individu untuk diaktualisasikan dalam praktik kehidupan. Oleh karena itu, membangun masa

PERAN BUDAYA PENDIDIKAN

DALAM MENUMBUHKAN NILAI-NILAI MORAL

Arif Ma’mun Rifa’i Institut Agama Islam Ngawi

Abstract

Culture in education is a culture that is built on institutions that have certain characteristics used by education providers with the values adopted by teachers and employees in these educational institutions. In educational systems, culture is important to consider matching to the aim of education with contain character values. Thus institutions can graduate generations who are aware that the social values are so important in their live. Thus, with the creation of this awareness, generations of humans are awakened to uphold moral values

cial order of society. Moral values are so important and inevitably internalized in each individual in order to be actualized in the practice of life.

Therefore, developing the future or young generation that has good characters is our responsibility. Education is an effort to maintain the noble moral values of a nation. Education aims to produce intellectual achievement by growing and maintaining personality. This article discusses how educational culture can play a role in influencing and contributing to growing moral values.

Culture, Education, Moral Values

Abstrak

Budaya dalam pendidikan adalah budaya yang dibangun di atas institusi yang memiliki karakteristik tertentu yang digunakan oleh penyelenggara pendidikan nilai yang dianut oleh guru dan pegawai di institusi pendidikan tersebut. Dalam sistem pendidikan, budaya penting diperhatikan kesesuaiannya dengan tujuan pendidikan yang mengandung nilai-nilai karakter. Dengan demikian institusi dapat meluluskan generasi yang sadar bahwa nilai sosial begitu penting dalam kehidupan mereka. Dengan terciptanya kesadaran tersebut, maka terbangunlah generasi manusia yang akan menjunjung tinggi nilai moral dalam tatanan sosial masyarakat. Nilai-nilai moral begitu tidak mau terinternalisasi dalam diri setiap individu untuk diaktualisasikan dalam praktik kehidupan. Oleh karena itu, membangun masa

297

t on institutions that have certain adopted by teachers and employees in these educational institutions. In educational systems, culture with contain character values. Thus institutions can graduate generations who are aware that the social values are so important in their live. Thus, with the creation of this awareness, generations of humans are awakened to uphold moral values in cial order of society. Moral values are so important and inevitably internalized in each individual in order to be actualized in the practice of life.

Therefore, developing the future or young generation that has good characters ation is an effort to maintain the noble moral values of a nation. Education aims to produce intellectual achievement by growing and maintaining personality. This article discusses how educational culture can

Budaya dalam pendidikan adalah budaya yang dibangun di atas institusi yang memiliki karakteristik tertentu yang digunakan oleh penyelenggara pendidikan ianut oleh guru dan pegawai di institusi pendidikan tersebut. Dalam sistem pendidikan, budaya penting diperhatikan kesesuaiannya nilai karakter. Dengan ahwa nilai-nilai sosial begitu penting dalam kehidupan mereka. Dengan terciptanya kesadaran tersebut, maka terbangunlah generasi manusia yang akan menjunjung tinggi nilai moral begitu tidak mau terinternalisasi dalam diri setiap individu untuk diaktualisasikan dalam praktik kehidupan. Oleh karena itu, membangun masa

(2)

Arif Ma’mun Rifa’i

88 | Vol. 16, No. 1 Maret 2

depan atau generasi muda yang memiliki karakter baik adalah tanggung jawab kita. Pendidikan merupakan upaya memelihara ni

bangsa. Pendidikan bertujuan untuk menghasilkan prestasi intelektual dengan menumbuhkan dan memelihara kepribadian. Artikel ini membahas bagaimana budaya pendidikan dapat berperan dalam mempengaruhi dan berkontribusi dalam menumbuhkan nilai

Kata Kunci : Kultur, Edukasi, Nilai Moral

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan merupakan proses perubahan suatu kondisi ke kondisi lain yang lebih baik, dengan demikian pendidikan dipandang sebagai upaya yang sangat penting dal kontribusinya bagi peradaban manusia. Pendidikan juga merupakan faktor, dan sarana utama dalam menjembatani pembentukan pribadi manusia. Dalam peranya pendidikan berjalan dengan sistem terencana dalam membentuk dan menumbuhkan nilai nilai pada kepribadian manusia. Untuk mencapai tujuan pendidikan, pemerintah indonesia membuat strandarisasi dalam pendidikan sebagaimana disebutkan dalam Permendiknas peraturan pemerintah pendidikan nasional tentang Standar dalam mengelola pendidikan oleh satuan dikdas dan dikmen menyatakan bahwa Setiap satuan pendidikan harus memenuhi pengelolaan yang standar yang telah dirumuskan sesuai dengan undang

nasional. terdapat enam aspek dalam Pelaksanaan Rencana Kerja dijabarkan menjadi sepuluh materi kegiatan, meliputi:1. Pedoman Sekolah ; 2. Struktur Organisasi Sekolah; 3. Pelaksanaan Kegiatan Sekolah; 4. Bidang Kesiswaan; 5. Bidang Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran; 6. Bidang Sarana dan Prasarana; 7. Bidang Keuangan dan Pembiayaan; 8. Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan; 9.

Peranserta Masyarakat dan Kemitraan Sekolah; 10. Bidang Budaya dan Lingkungan Sekolah.154

Keberhasilan dari pendidikan dapat didukung oleh banyak faktor, diantara faktor yang sangat berdampak pada pendidikan adalah kurikulum. Kurikulum dalam perspektif nilai mengakomodasi pertemuan nilai moral dari masing

terdapat Pertemuan antara budaya yang melekat baik pada pendidik maupun peserta didik, pertemuan budaya yang terda

keluarga serta budaya lingkungan. Dengan pertemuan antar budaya diarahkan melalui kurikulum agar menjadi budaya positif. Indikator budaya yang positif dapat ditengarai dengan munculnya perilaku dan kebia

sekolah. Dalam arti luas budaya positif sekolah berkenaan dengan keadaan kondusifitas berjalanya program sekolah oleh warga sekolah sebagai refleksi kepuasan kerja secara professional, menjunjung nilai

dan pemenuhan keberhasilan belajar siswa, tenaga kependidikan dan kinerja guru.

154 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Oleh Satuan Pendidikan Dasar Menengah.

155 Maisyaroh, Membangun Budaya dan Iklim Sekolah Di Era Global 2016), hlm. 595.

Vol. 16, No. 1 Maret 2022

depan atau generasi muda yang memiliki karakter baik adalah tanggung jawab kita. Pendidikan merupakan upaya memelihara nilai-nilai moral luhur suatu bangsa. Pendidikan bertujuan untuk menghasilkan prestasi intelektual dengan menumbuhkan dan memelihara kepribadian. Artikel ini membahas bagaimana budaya pendidikan dapat berperan dalam mempengaruhi dan berkontribusi

buhkan nilai-nilai moral.

Kultur, Edukasi, Nilai Moral

LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan merupakan proses perubahan suatu kondisi ke kondisi lain yang lebih baik, dengan demikian pendidikan dipandang sebagai upaya yang sangat penting dal kontribusinya bagi peradaban manusia. Pendidikan juga merupakan faktor, dan sarana utama dalam menjembatani pembentukan pribadi manusia. Dalam peranya pendidikan berjalan dengan sistem terencana dalam membentuk dan menumbuhkan nilai nilai pada

epribadian manusia. Untuk mencapai tujuan pendidikan, pemerintah indonesia membuat strandarisasi dalam pendidikan sebagaimana disebutkan dalam Permendiknas peraturan pemerintah pendidikan nasional tentang Standar dalam mengelola pendidikan oleh ikdas dan dikmen menyatakan bahwa Setiap satuan pendidikan harus memenuhi pengelolaan yang standar yang telah dirumuskan sesuai dengan undang

nasional. terdapat enam aspek dalam Pelaksanaan Rencana Kerja dijabarkan menjadi ri kegiatan, meliputi:1. Pedoman Sekolah ; 2. Struktur Organisasi Sekolah; 3. Pelaksanaan Kegiatan Sekolah; 4. Bidang Kesiswaan; 5. Bidang Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran; 6. Bidang Sarana dan Prasarana; 7. Bidang

ayaan; 8. Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan; 9.

Peranserta Masyarakat dan Kemitraan Sekolah; 10. Bidang Budaya dan Lingkungan Keberhasilan dari pendidikan dapat didukung oleh banyak faktor, diantara faktor pada pendidikan adalah kurikulum. Kurikulum dalam perspektif nilai mengakomodasi pertemuan nilai moral dari masing-masing individu. Minimal terdapat Pertemuan antara budaya yang melekat baik pada pendidik maupun peserta didik, pertemuan budaya yang terdapat pada lembaga pedidikan sekolah, pendidikan di keluarga serta budaya lingkungan. Dengan pertemuan antar budaya diarahkan melalui kurikulum agar menjadi budaya positif. Indikator budaya yang positif dapat ditengarai dengan munculnya perilaku dan kebiasaan dengan nilai-nilai positif di kalangan anggota sekolah. Dalam arti luas budaya positif sekolah berkenaan dengan keadaan kondusifitas berjalanya program sekolah oleh warga sekolah sebagai refleksi kepuasan kerja secara professional, menjunjung nilai moral, keefektifan dalam segala hal dalam pendidikan, dan pemenuhan keberhasilan belajar siswa, tenaga kependidikan dan kinerja guru.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Oleh Satuan Pendidikan Dasar Menengah.

Membangun Budaya dan Iklim Sekolah Di Era Global, (Malang:Universitas Negeri Malang,

depan atau generasi muda yang memiliki karakter baik adalah tanggung jawab nilai moral luhur suatu bangsa. Pendidikan bertujuan untuk menghasilkan prestasi intelektual dengan menumbuhkan dan memelihara kepribadian. Artikel ini membahas bagaimana budaya pendidikan dapat berperan dalam mempengaruhi dan berkontribusi

Pendidikan merupakan proses perubahan suatu kondisi ke kondisi lain yang lebih baik, dengan demikian pendidikan dipandang sebagai upaya yang sangat penting dalam kontribusinya bagi peradaban manusia. Pendidikan juga merupakan faktor, dan sarana utama dalam menjembatani pembentukan pribadi manusia. Dalam peranya pendidikan berjalan dengan sistem terencana dalam membentuk dan menumbuhkan nilai nilai pada

epribadian manusia. Untuk mencapai tujuan pendidikan, pemerintah indonesia membuat strandarisasi dalam pendidikan sebagaimana disebutkan dalam Permendiknas peraturan pemerintah pendidikan nasional tentang Standar dalam mengelola pendidikan oleh ikdas dan dikmen menyatakan bahwa Setiap satuan pendidikan harus memenuhi pengelolaan yang standar yang telah dirumuskan sesuai dengan undang-undang secara nasional. terdapat enam aspek dalam Pelaksanaan Rencana Kerja dijabarkan menjadi

ri kegiatan, meliputi:1. Pedoman Sekolah ; 2. Struktur Organisasi Sekolah; 3. Pelaksanaan Kegiatan Sekolah; 4. Bidang Kesiswaan; 5. Bidang Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran; 6. Bidang Sarana dan Prasarana; 7. Bidang

ayaan; 8. Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan; 9.

Peranserta Masyarakat dan Kemitraan Sekolah; 10. Bidang Budaya dan Lingkungan Keberhasilan dari pendidikan dapat didukung oleh banyak faktor, diantara faktor pada pendidikan adalah kurikulum. Kurikulum dalam perspektif

masing individu. Minimal terdapat Pertemuan antara budaya yang melekat baik pada pendidik maupun peserta pat pada lembaga pedidikan sekolah, pendidikan di keluarga serta budaya lingkungan. Dengan pertemuan antar budaya diarahkan melalui kurikulum agar menjadi budaya positif. Indikator budaya yang positif dapat ditengarai nilai positif di kalangan anggota sekolah. Dalam arti luas budaya positif sekolah berkenaan dengan keadaan kondusifitas berjalanya program sekolah oleh warga sekolah sebagai refleksi kepuasan kerja secara moral, keefektifan dalam segala hal dalam pendidikan, dan pemenuhan keberhasilan belajar siswa, tenaga kependidikan dan kinerja guru.155

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Negeri Malang,

(3)

Peran Budaya Pendidikan

Banyaknya ditemui kebiasaan sikap dan karakter cenderung pada nilai tertentu dalam pendidikan merupakan cermin baga

bekerja serta berperan dalam memberi warna dan corak dalam membentuk mereka. Moral merupakan suatu nilai hakikat kepribadian yang dimiliki seseorang yang melekat dalam kehidupan seseorang bersama lingkungan sosial s

mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang tertib dan harmonis.

dimasyarakat menjadi kunci utama kehidupan yang harmonis serta tertib meskipun nilai moral berangkat dari konvensi bersama pada sebuah komunitas itu.

nilai-nilai moral dalam tatanan sosial maka dalam makalah ini membahas tentang peran budaya pendidikan dalam menumbuhkan nilai

B. PENDIDIKAN

Definisi dan pengertian pendidikan sebagaimana dijelaskan Dalam undang

Republik Indonesia no. 20/2003 disebutkan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar serta terencana guna mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.157 Dalam menjalankan pendidikan diperlukan sistem yang direncanakan guna mengatur semua yang terlib

hal ini menjadi strategi penting dikarenakan ranah pendidikan sangatlah luas dan komplek diantaranya mencakup aspek kepribadian.

dalam rangka mengembangkan

kata lain, pada hakikatnya pendidikan tidak hanya berlangsung di dalam kelas, namun juga berlangsung pula diluar kelas. Karena Pendidikan bukan hanya bersifat formal saja158, melainkan mencakup pula pend

Hal yang sangat penting dari sebuah pendidikan adalah adalah bagaimana sebuah tujuan pendidikan dikonsepkan kedalam visi dan misi yang kemudian berjalan dan berproses untuk mewujudkan tujuan tersebut. Suatu keniscayaan kebe

diperoleh dengan proses yang menyimpang dan tidak sejalan mengarah pada tujuan yang dicanangkan, artinya faktor yang yang dapat menentukan perkembangan dan perubahan manusia dalam pendidikan diantaranya adalah bagaimana sebuah pendidik berproses. Kesuksesan sebuah proses pendidikan dapat menjadikan pendidikan yang berkualitas dan hal ini sangat diperlukan guna mencapai tujuan pendidikan dalam membentuk peserta didik sebagai obyek utama yang berkualitas dan berkarakter . mengingat pentingnya akan fungsi pendidikan diperlukan dukungan dari keseluruhan komponen pendidikan. Sebagaimana amanat sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat 3 UU RI No. 20 / 2003, tentang Sistim Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa Keseluruhan komponen pendi

tujuan Pendidikan Nasiona. hal ini berarti bahwa pemerintah, tenaga pendidik, orang tua

156 Djurendra A. Imam Muhni, Moral dan Religi,

157 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

158 Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan p endidikan tinggi. Lihat Peraturan Pemerintah Republik

Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat (2)

Peran Budaya Pendidikan Dalam Menumbuhkan Nilai

Vol. 16, No. 1 Maret 2022 | Banyaknya ditemui kebiasaan sikap dan karakter cenderung pada nilai tertentu dalam pendidikan merupakan cermin bagaimana faktor faktor yang mempengaruhinya bekerja serta berperan dalam memberi warna dan corak dalam membentuk mereka. Moral merupakan suatu nilai hakikat kepribadian yang dimiliki seseorang yang melekat dalam kehidupan seseorang bersama lingkungan sosial secara harmonis dan seimbang untuk mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang tertib dan harmonis.

dimasyarakat menjadi kunci utama kehidupan yang harmonis serta tertib meskipun nilai moral berangkat dari konvensi bersama pada sebuah komunitas itu. Mengingat pentingnya nilai moral dalam tatanan sosial maka dalam makalah ini membahas tentang peran budaya pendidikan dalam menumbuhkan nilai-nilai moral

Definisi dan pengertian pendidikan sebagaimana dijelaskan Dalam undang

ublik Indonesia no. 20/2003 disebutkan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar serta terencana guna mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk atan spiritual keagamaan, kepribadian, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Dalam menjalankan pendidikan diperlukan sistem yang direncanakan guna mengatur semua yang terlibat dalam pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan, hal ini menjadi strategi penting dikarenakan ranah pendidikan sangatlah luas dan komplek diantaranya mencakup aspek kepribadian. Pendidikan merupakan suatu proses aktivitas dalam rangka mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia seumur hidup. Dengan kata lain, pada hakikatnya pendidikan tidak hanya berlangsung di dalam kelas, namun juga berlangsung pula diluar kelas. Karena Pendidikan bukan hanya bersifat formal

, melainkan mencakup pula pendidikan informal dan non formal.

Hal yang sangat penting dari sebuah pendidikan adalah adalah bagaimana sebuah tujuan pendidikan dikonsepkan kedalam visi dan misi yang kemudian berjalan dan berproses untuk mewujudkan tujuan tersebut. Suatu keniscayaan keberhasilan dari tujuan diperoleh dengan proses yang menyimpang dan tidak sejalan mengarah pada tujuan yang dicanangkan, artinya faktor yang yang dapat menentukan perkembangan dan perubahan manusia dalam pendidikan diantaranya adalah bagaimana sebuah pendidik berproses. Kesuksesan sebuah proses pendidikan dapat menjadikan pendidikan yang berkualitas dan hal ini sangat diperlukan guna mencapai tujuan pendidikan dalam membentuk peserta didik sebagai obyek utama yang berkualitas dan berkarakter . pentingnya akan fungsi pendidikan diperlukan dukungan dari keseluruhan komponen pendidikan. Sebagaimana amanat sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat 3 UU RI No. 20 / 2003, tentang Sistim Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa Keseluruhan komponen pendidikan memiliki keterkaitan secara terpadu guna mencapai tujuan Pendidikan Nasiona. hal ini berarti bahwa pemerintah, tenaga pendidik, orang tua

Moral dan Religi, (Yogyakarta: Kanisius, 1994), hlm. 35.

UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan p endidikan tinggi. Lihat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat (2)

Dalam Menumbuhkan Nilai-Nilai Moral

Vol. 16, No. 1 Maret 2022 | 89 Banyaknya ditemui kebiasaan sikap dan karakter cenderung pada nilai tertentu imana faktor faktor yang mempengaruhinya bekerja serta berperan dalam memberi warna dan corak dalam membentuk mereka. Moral merupakan suatu nilai hakikat kepribadian yang dimiliki seseorang yang melekat dalam ecara harmonis dan seimbang untuk mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang tertib dan harmonis.156 Moralitas dimasyarakat menjadi kunci utama kehidupan yang harmonis serta tertib meskipun nilai Mengingat pentingnya nilai moral dalam tatanan sosial maka dalam makalah ini membahas tentang peran

Definisi dan pengertian pendidikan sebagaimana dijelaskan Dalam undang-undang ublik Indonesia no. 20/2003 disebutkan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar serta terencana guna mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk atan spiritual keagamaan, kepribadian, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Dalam menjalankan pendidikan diperlukan sistem yang direncanakan guna at dalam pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan, hal ini menjadi strategi penting dikarenakan ranah pendidikan sangatlah luas dan komplek Pendidikan merupakan suatu proses aktivitas seluruh aspek kepribadian manusia seumur hidup. Dengan kata lain, pada hakikatnya pendidikan tidak hanya berlangsung di dalam kelas, namun juga berlangsung pula diluar kelas. Karena Pendidikan bukan hanya bersifat formal Hal yang sangat penting dari sebuah pendidikan adalah adalah bagaimana sebuah tujuan pendidikan dikonsepkan kedalam visi dan misi yang kemudian berjalan dan rhasilan dari tujuan diperoleh dengan proses yang menyimpang dan tidak sejalan mengarah pada tujuan yang dicanangkan, artinya faktor yang yang dapat menentukan perkembangan dan perubahan manusia dalam pendidikan diantaranya adalah bagaimana sebuah pendidikan itu berproses. Kesuksesan sebuah proses pendidikan dapat menjadikan pendidikan yang berkualitas dan hal ini sangat diperlukan guna mencapai tujuan pendidikan dalam membentuk peserta didik sebagai obyek utama yang berkualitas dan berkarakter . pentingnya akan fungsi pendidikan diperlukan dukungan dari keseluruhan komponen pendidikan. Sebagaimana amanat sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat 3 UU RI No. 20 / 2003, tentang Sistim Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa dikan memiliki keterkaitan secara terpadu guna mencapai tujuan Pendidikan Nasiona. hal ini berarti bahwa pemerintah, tenaga pendidik, orang tua

Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat (2)

(4)

Arif Ma’mun Rifa’i

90 | Vol. 16, No. 1 Maret 2

murid, siswa serta masyarakat merupakan suatu sistim yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain untuk mencapai t

Secara substansial, pendidikan tidak terbatas pada pengembangan intelektual manusia saja, artinya tidak hanya meningkatkan kecerdasan saja, melainkan mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia. Kepribadian dirumuskan kedalam bentuk-bentuk kepribadian yang di canangkan oleh pemerintah sebagaimana tertera dalam Pusat Kurikulum Nasional dalam Ismail, telah mengidentifikasi 18 karakter yang bersumber agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: (1) religius, (2)jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5)kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air,(12) menghargai prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta dam ai, (15) gemar memba

lingkungan, (17) peduli sosial, (18) tanggung jawab C. NILAI MORAL

Secara etimologis “moral” berasal dari bahasa Latin, yaitu kata “mos” yang berarti:

kebiasaan, adat istiadat, cara, tingkah laku serta kelakuan. Dalam Bahasa Indonesia

“moral” diartikan sebagai (1) ajaran tentang baik dan buruk yang diterima secara umum mengenai sikap, perbuatan, kewajiban, dan sebagainya, (2) kondisi mental yang menjadikan orang memiliki keberanian, semangat, gairah, disiplin dan sebagainya, (3) ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerit.

merupakan cerminan dari tatanan yang disepakati dalam sebuat komunitas di mana sekelompok orang tinggal sehingga dengan moral seseorang berani melakukan sesuatu dan sebaliknya juga ber

harmoni.

Emile Durkheim mengatakan bahwa moral dapat diartikan sebagai norma

yang menetapkan perilaku seseorang sehingga dapat mengerti apa yang harus dilakukan pada suatu saat, bahkan dapat mem

bertindak.161 Sehingga seseorang melakukan sesuatu didasarkan pada nilai

sebagai pertimbanganya dalam bertindak serta menjadi refleksi moral yang dianut. Dahlan menjelaskan bahwa moralitas merupakan k

menerima nilai-nilai atau prinsip

(a) seruan berbuat baik kepada orang lain, memelihara keamanan, ketertiban, kebersihan serta memelihara hak orang lain, dan (b)

minuman keras dan berjudi. Seseorang dapat dikatakan memiliki moral, apabila tindakan dan prilakunya sesuai dengan konvensi nilai

masyarakata atau kelompok sosialnya.

Nilai atau (dalam bahasa Inggris)

atau taksiran”163, sedangkan dalam KBBI makna kata nilai adalah, (1) Harga dalam arti

159 Ismail, Muhammad Ilyas. (2012). Pendidikan Karakter: Suatu Pendekatan Nilai. Makassar, Alauddin University Press.

160 Departemen Pendidikan Nasiona

161 Zulkifli, Psikologi Perkembangan

162 Djawad Dahlan, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja 132.

163 Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris

Vol. 16, No. 1 Maret 2022

murid, siswa serta masyarakat merupakan suatu sistim yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional.

Secara substansial, pendidikan tidak terbatas pada pengembangan intelektual manusia saja, artinya tidak hanya meningkatkan kecerdasan saja, melainkan mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia. Kepribadian dirumuskan kedalam

bentuk kepribadian yang di canangkan oleh pemerintah sebagaimana tertera dalam Pusat Kurikulum Nasional dalam Ismail, telah mengidentifikasi 18 karakter yang bersumber agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: (1) religius, (2)jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5)kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air,(12) menghargai prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta dam ai, (15) gemar memba

lingkungan, (17) peduli sosial, (18) tanggung jawab159

Secara etimologis “moral” berasal dari bahasa Latin, yaitu kata “mos” yang berarti:

kebiasaan, adat istiadat, cara, tingkah laku serta kelakuan. Dalam Bahasa Indonesia al” diartikan sebagai (1) ajaran tentang baik dan buruk yang diterima secara umum mengenai sikap, perbuatan, kewajiban, dan sebagainya, (2) kondisi mental yang menjadikan orang memiliki keberanian, semangat, gairah, disiplin dan sebagainya, (3) silaan yang dapat ditarik dari suatu cerit.160 Moral muncul dari individu merupakan cerminan dari tatanan yang disepakati dalam sebuat komunitas di mana sekelompok orang tinggal sehingga dengan moral seseorang berani melakukan sesuatu dan sebaliknya juga berani menjauhi sesuatu demi kehidupan dengan tatanan yang

Emile Durkheim mengatakan bahwa moral dapat diartikan sebagai norma

yang menetapkan perilaku seseorang sehingga dapat mengerti apa yang harus dilakukan pada suatu saat, bahkan dapat mempertimbangkan apa yang akan dilakukan sebelum

Sehingga seseorang melakukan sesuatu didasarkan pada nilai

sebagai pertimbanganya dalam bertindak serta menjadi refleksi moral yang dianut. Dahlan menjelaskan bahwa moralitas merupakan kemauan untuk melakukan peraturan, dan nilai atau prinsip-prinsip moral. adapun Nilai-nilai moral itu diantaranya:

(a) seruan berbuat baik kepada orang lain, memelihara keamanan, ketertiban, kebersihan serta memelihara hak orang lain, dan (b) larangan membunuh, berzina, mencuri, minum minuman keras dan berjudi. Seseorang dapat dikatakan memiliki moral, apabila tindakan dan prilakunya sesuai dengan konvensi nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh masyarakata atau kelompok sosialnya.162

atau (dalam bahasa Inggris) value diartikan sebagai “harga”, penghargaan, , sedangkan dalam KBBI makna kata nilai adalah, (1) Harga dalam arti

Ismail, Muhammad Ilyas. (2012). Pendidikan Karakter: Suatu Pendekatan Nilai. Makassar, Alauddin Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, hlm. 929.

Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005). Hlm. 137.

Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm.

Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia, 2005), hlm. 616.

murid, siswa serta masyarakat merupakan suatu sistim yang tidak dapat dipisahkan satu Secara substansial, pendidikan tidak terbatas pada pengembangan intelektual manusia saja, artinya tidak hanya meningkatkan kecerdasan saja, melainkan mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia. Kepribadian dirumuskan kedalam bentuk kepribadian yang di canangkan oleh pemerintah sebagaimana tertera dalam Pusat Kurikulum Nasional dalam Ismail, telah mengidentifikasi 18 karakter yang bersumber agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: (1) religius, (2)jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5)kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air,(12) menghargai prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta dam ai, (15) gemar membaca, (16) peduli

Secara etimologis “moral” berasal dari bahasa Latin, yaitu kata “mos” yang berarti:

kebiasaan, adat istiadat, cara, tingkah laku serta kelakuan. Dalam Bahasa Indonesia al” diartikan sebagai (1) ajaran tentang baik dan buruk yang diterima secara umum mengenai sikap, perbuatan, kewajiban, dan sebagainya, (2) kondisi mental yang menjadikan orang memiliki keberanian, semangat, gairah, disiplin dan sebagainya, (3) Moral muncul dari individu merupakan cerminan dari tatanan yang disepakati dalam sebuat komunitas di mana sekelompok orang tinggal sehingga dengan moral seseorang berani melakukan sesuatu ani menjauhi sesuatu demi kehidupan dengan tatanan yang Emile Durkheim mengatakan bahwa moral dapat diartikan sebagai norma-norma yang menetapkan perilaku seseorang sehingga dapat mengerti apa yang harus dilakukan pertimbangkan apa yang akan dilakukan sebelum Sehingga seseorang melakukan sesuatu didasarkan pada nilai-nilai moral sebagai pertimbanganya dalam bertindak serta menjadi refleksi moral yang dianut. Dahlan emauan untuk melakukan peraturan, dan nilai moral itu diantaranya:

(a) seruan berbuat baik kepada orang lain, memelihara keamanan, ketertiban, kebersihan larangan membunuh, berzina, mencuri, minum- minuman keras dan berjudi. Seseorang dapat dikatakan memiliki moral, apabila tindakan

nilai moral yang dijunjung tinggi oleh diartikan sebagai “harga”, penghargaan, , sedangkan dalam KBBI makna kata nilai adalah, (1) Harga dalam arti

Ismail, Muhammad Ilyas. (2012). Pendidikan Karakter: Suatu Pendekatan Nilai. Makassar, Alauddin , hlm. 929.

, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm.

, (Jakarta: PT Gramedia, 2005), hlm. 616.

(5)

Peran Budaya Pendidikan

taksiran harga, (2) harga uang, (3) angka kepandaian, biji, (4) banyak sedikitnya isi, (5) sifat-sifat atau karakter (hal

kemanusiaan164. Nilai merupakan pijakan seseorang

individu atau kelompok sosial dapat membuat keputusan mengenai apa yang dibutuhkan atau sebagai usaha yang i

Nilai muncul dan melekat saat sebuah prestice dari hasil tindakan yang secara bersama dianggap menopang eksistensi pranata sosial dalam sebuah komunitas untuk kehidupan yang harmonis, Dengan demikian, nilai merupakan pernghargaan baik da individu maupun kelompok sosial yang kemudian dapat dikonvensikan serta dijunjung tinggi, yang memberikan mewarna serta menjiwai tindakan seseorang. Nilai bukan hanya sekedar keyakinan, namun nilai selalu menyangkut aspek tindakan. Dalam perspektiv kebutuhan nilai dipandang sebagai “keharusan” dalam keinginan yang menjadi dasar bagi suatu keputusan yang diambil oleh seseorang. Nilai merupakan kenyataan yang tidak dapat dipisahkan dari peran manusia sebagai makhluk sosial. Dalam melakukan tindakan, seseorang akan dibarengi dengan seperangkat nilai, baik nilai hasil kesepakatan kelompok sosial yang tertulis maupun yang belum tertulis. Dengan kata lain nilai menjadi prinsip dan cita cita yang mengarahkan dan melandasi kehidupan manusia.

Nilai moral merupakan penilaiaan terhadap tindakan yang secara umum diyakini oleh anggota masyarakat tertentu sebagai yang salah atau yang benar. Sedangkan, nilai nilai moral merupakan sesuatu hal dan perbuatan yang bukan hanya disampaikan melalui pelajaran yang khusus, a

suatu lembaga.166 Artinya peserta didik selalu diberikan pendidikan atau nilai moral setiap pelaksanaan disemua mata pelajaran dan di luar jam pelajaran agar selalu melekat dalam kepribadiannya. Sementara Sjarkawi menyatakan bahwa nilai memiliki 3 prinsip yang paling dasar yaitu prinsip kemerdekaan, prinsip kesamaan dan prinsip saling menerima.

Artinya landasan berfikir dan tindakan manusia berdasarkan 3 prinsip tersebut untuk menghasilkan perilaku yang baik.

tindakannya menunjukkan perilaku yang dimata masyarakat menunjukkan perilaku baik.

Menurut Kholberg dalam syarkhawi menjelakan bahwa perkembangan moral banyak dipengaruhi oleh keadaan moralita

Keadaan paling menentukan moralitas seseorang didapat pada lingkungan rumah dan sekolah, karena moral lebih banyak dipengaruhi oleh perlembangan intelektual yang didapat dari lingkungan keluarga dan sekolah.

Jadi nilai moral merupakan suatu hal yang berproses dalam pembentukannya dilakukan seseorang dalam hal ini adalah Guru dan Orang tua sejak usia dini dalam upaya membentuk suatu nilai-nilai yang menimbulkan suatu perilaku yang baik bagi kehidupan berkeluarga, bermasyarakat dan beribadah kepada tuhan. Tingkatan usia bukanlah jaminan tingkat moralitas seseorang karena banyak dijumpai bahwa orang dewasa masih ada pada

164 Departemen Pendidikan Nasional, Pustaka Utama, 2008), hlm. 963.

165 Al-Mighwar, Psikologi Remaja

166 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam

167 Zuriah, Nurul, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti Dalam Perspektif Perubahan, 2007), hlm. 106.

168 Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak,

Peran Budaya Pendidikan Dalam Menumbuhkan Nilai

Vol. 16, No. 1 Maret 2022 | taksiran harga, (2) harga uang, (3) angka kepandaian, biji, (4) banyak sedikitnya isi, (5)

sifat atau karakter (hal-hal) yang penting atau memiliki nilai guna bagi . Nilai merupakan pijakan seseorang yang denganya memungkinkan individu atau kelompok sosial dapat membuat keputusan mengenai apa yang dibutuhkan atau sebagai usaha yang ingin dicapai.165

Nilai muncul dan melekat saat sebuah prestice dari hasil tindakan yang secara bersama dianggap menopang eksistensi pranata sosial dalam sebuah komunitas untuk kehidupan yang harmonis, Dengan demikian, nilai merupakan pernghargaan baik da individu maupun kelompok sosial yang kemudian dapat dikonvensikan serta dijunjung tinggi, yang memberikan mewarna serta menjiwai tindakan seseorang. Nilai bukan hanya sekedar keyakinan, namun nilai selalu menyangkut aspek tindakan. Dalam perspektiv ebutuhan nilai dipandang sebagai “keharusan” dalam keinginan yang menjadi dasar bagi suatu keputusan yang diambil oleh seseorang. Nilai merupakan kenyataan yang tidak dapat dipisahkan dari peran manusia sebagai makhluk sosial. Dalam melakukan tindakan, seorang akan dibarengi dengan seperangkat nilai, baik nilai hasil kesepakatan kelompok sosial yang tertulis maupun yang belum tertulis. Dengan kata lain nilai menjadi prinsip dan cita cita yang mengarahkan dan melandasi kehidupan manusia.

pakan penilaiaan terhadap tindakan yang secara umum diyakini oleh anggota masyarakat tertentu sebagai yang salah atau yang benar. Sedangkan, nilai nilai moral merupakan sesuatu hal dan perbuatan yang bukan hanya disampaikan melalui pelajaran yang khusus, akan tetapi moral harus tersirat dalam semua program kurikulum Artinya peserta didik selalu diberikan pendidikan atau nilai moral setiap pelaksanaan disemua mata pelajaran dan di luar jam pelajaran agar selalu melekat dalam ementara Sjarkawi menyatakan bahwa nilai memiliki 3 prinsip yang paling dasar yaitu prinsip kemerdekaan, prinsip kesamaan dan prinsip saling menerima.

Artinya landasan berfikir dan tindakan manusia berdasarkan 3 prinsip tersebut untuk yang baik.167 Dikatakan bermoral jika seseorang itu dalam setiap tindakannya menunjukkan perilaku yang dimata masyarakat menunjukkan perilaku baik.

Menurut Kholberg dalam syarkhawi menjelakan bahwa perkembangan moral banyak dipengaruhi oleh keadaan moralitas dirumah, sekolah dan lingkungan masyarakat.

Keadaan paling menentukan moralitas seseorang didapat pada lingkungan rumah dan sekolah, karena moral lebih banyak dipengaruhi oleh perlembangan intelektual yang didapat dari lingkungan keluarga dan sekolah.168

Jadi nilai moral merupakan suatu hal yang berproses dalam pembentukannya dilakukan seseorang dalam hal ini adalah Guru dan Orang tua sejak usia dini dalam upaya nilai yang menimbulkan suatu perilaku yang baik bagi kehidupan a, bermasyarakat dan beribadah kepada tuhan. Tingkatan usia bukanlah jaminan tingkat moralitas seseorang karena banyak dijumpai bahwa orang dewasa masih ada pada

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), hlm. 963.

Psikologi Remaja (Bandung: Pustaka Setia, 2006), hlm. 134.

Paradigma Pendidikan Islam, Cet. Ke-4, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 215.

Pendidikan Moral dan Budi Pekerti Dalam Perspektif Perubahan, (Jakarta: Bina Aksara, Pembentukan Kepribadian Anak, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hlm. 39-40.

Dalam Menumbuhkan Nilai-Nilai Moral

Vol. 16, No. 1 Maret 2022 | 91 taksiran harga, (2) harga uang, (3) angka kepandaian, biji, (4) banyak sedikitnya isi, (5) hal) yang penting atau memiliki nilai guna bagi yang denganya memungkinkan individu atau kelompok sosial dapat membuat keputusan mengenai apa yang dibutuhkan Nilai muncul dan melekat saat sebuah prestice dari hasil tindakan yang secara bersama dianggap menopang eksistensi pranata sosial dalam sebuah komunitas untuk kehidupan yang harmonis, Dengan demikian, nilai merupakan pernghargaan baik dari individu maupun kelompok sosial yang kemudian dapat dikonvensikan serta dijunjung tinggi, yang memberikan mewarna serta menjiwai tindakan seseorang. Nilai bukan hanya sekedar keyakinan, namun nilai selalu menyangkut aspek tindakan. Dalam perspektiv ebutuhan nilai dipandang sebagai “keharusan” dalam keinginan yang menjadi dasar bagi suatu keputusan yang diambil oleh seseorang. Nilai merupakan kenyataan yang tidak dapat dipisahkan dari peran manusia sebagai makhluk sosial. Dalam melakukan tindakan, seorang akan dibarengi dengan seperangkat nilai, baik nilai hasil kesepakatan kelompok sosial yang tertulis maupun yang belum tertulis. Dengan kata lain nilai menjadi prinsip pakan penilaiaan terhadap tindakan yang secara umum diyakini oleh anggota masyarakat tertentu sebagai yang salah atau yang benar. Sedangkan, nilai- nilai moral merupakan sesuatu hal dan perbuatan yang bukan hanya disampaikan melalui

kan tetapi moral harus tersirat dalam semua program kurikulum Artinya peserta didik selalu diberikan pendidikan atau nilai moral setiap pelaksanaan disemua mata pelajaran dan di luar jam pelajaran agar selalu melekat dalam ementara Sjarkawi menyatakan bahwa nilai memiliki 3 prinsip yang paling dasar yaitu prinsip kemerdekaan, prinsip kesamaan dan prinsip saling menerima.

Artinya landasan berfikir dan tindakan manusia berdasarkan 3 prinsip tersebut untuk Dikatakan bermoral jika seseorang itu dalam setiap tindakannya menunjukkan perilaku yang dimata masyarakat menunjukkan perilaku baik.

Menurut Kholberg dalam syarkhawi menjelakan bahwa perkembangan moral s dirumah, sekolah dan lingkungan masyarakat.

Keadaan paling menentukan moralitas seseorang didapat pada lingkungan rumah dan sekolah, karena moral lebih banyak dipengaruhi oleh perlembangan intelektual yang Jadi nilai moral merupakan suatu hal yang berproses dalam pembentukannya dilakukan seseorang dalam hal ini adalah Guru dan Orang tua sejak usia dini dalam upaya nilai yang menimbulkan suatu perilaku yang baik bagi kehidupan a, bermasyarakat dan beribadah kepada tuhan. Tingkatan usia bukanlah jaminan tingkat moralitas seseorang karena banyak dijumpai bahwa orang dewasa masih ada pada

, (Jakarta: PT Gramedia

4, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 215.

(Jakarta: Bina Aksara, 40.

(6)

Arif Ma’mun Rifa’i

92 | Vol. 16, No. 1 Maret 2

tahap konvensional.169 Kematangan Moralitas tidak dapat dipandang karena tingkatan usia, namun usia setidaknya dapat menjadi parameter kematangan berfikir dalam menentukan sikap serta memilih nilai

bersifat absolut karena terdapat kuat dan lemahnya faktor external yang dapat mempengaruhi pola berfiki

Berdasarkan paparan diatas dapat dibuat kesimpulan bahwa perkembangan moral ditentukan oleh keadaan, pelajaran, dan pengalaman seseorang yang ia dapat dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Keberhasilan orang yang dikatakan bermoral tergantung dari keadaan di tiga lingkungan tersebut. Dalam sekolah siswa dapat dikatakan bermoral jika memiliki akhlak terpuji yaitu segala sikap dan perilaku siswa yang baik. Perilaku ini dilahirkan oleh sifat

manusia yang diberikan tuhan sebagai mana tertera dalam aturan agama yang dianutnya.

D. BUDAYA

Budaya dapat dipandang sebagai keseluruhan sikap dan pola perilaku serta pengetahuan yang merupakan kebiasaan serta diwariskan dan dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat tertentu. Dari perspektif ini budaya mencakup tiga hal yakni sikap, pola perilaku, dan pengetahuan.

sosial masyarakat tertentu yang diterapkan dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Dengan demikian budaya

dari tiga hal tersebut bahwa budaya dapat mencakup kepercayaan, hukum, adat istiadat

melibatkan banyak hal dalam kehidup

dimiliki bersama dan berkembang oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Terbentuknya budaya berdasar pada unsur yang kompleks dan rumit seperti bahasa, sistem pol

perkakas, dan karyaseni.

Pengetahuan yang erat kaitanya dengan pendidikan melihat bahwa karakter peserta didik berdasar dari budaya baik budaya warisan maupun budaya yang dipelajari. Karena pada hakikatnya inti dari

membentuk karakter peserta didik. Jika memang demikian tugas lembaga pendidikan yang membawa misi kebudayaan adalah sebagai proses pewarisan kebudayan dan membantu peserta didik dalam menentukan p

memposisikan diri dalam tatanan sosial.dengan demikian setidaknya

mencakup dua hal utama, yaitu: Pertama,bersifat reflektif, bahwa pendidikan merupakan cermin dari kebudayaan yang ada dan sedan

progresif, bahwa pendidikan berusaha melakukan inovasi dan pembaharuan agar kebudayaan yang ada dapat mencapai kemajuan baik di desain maupun terjadi asimilasi secara natural. Kebudayaan bersifat reflektif dan p

dipisahkan dalam pendidikan.

Secara luas peran budaya dalam kehidupan dipandang bahwa kebudayaan memiliki posisi penting dalam membentuk dan mengarahkan perilaku manusia secara utuh. Perilaku

169 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam

170 https://penerbitbukudeepublish.com/materi/pengertian

Vol. 16, No. 1 Maret 2022

Kematangan Moralitas tidak dapat dipandang karena tingkatan sia setidaknya dapat menjadi parameter kematangan berfikir dalam menentukan sikap serta memilih nilai-nilai suatu tindakan meskipun kematangan ini tidak bersifat absolut karena terdapat kuat dan lemahnya faktor external yang dapat mempengaruhi pola berfikirnya.

Berdasarkan paparan diatas dapat dibuat kesimpulan bahwa perkembangan moral ditentukan oleh keadaan, pelajaran, dan pengalaman seseorang yang ia dapat dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Keberhasilan orang yang dikatakan ntung dari keadaan di tiga lingkungan tersebut. Dalam sekolah siswa dapat dikatakan bermoral jika memiliki akhlak terpuji yaitu segala sikap dan perilaku siswa yang baik. Perilaku ini dilahirkan oleh sifat-sifat mahmudah yang merupakan sifat dasar

yang diberikan tuhan sebagai mana tertera dalam aturan agama yang dianutnya.

Budaya dapat dipandang sebagai keseluruhan sikap dan pola perilaku serta pengetahuan yang merupakan kebiasaan serta diwariskan dan dimiliki oleh suatu tertentu. Dari perspektif ini budaya mencakup tiga hal yakni sikap, pola perilaku, dan pengetahuan. Semuanya merupakan refleksi kebiasaan dari kelompok masyarakat tertentu yang diterapkan dan diwariskan dari generasi ke generasi.

daya sangatlah kompleks karena mencakup 3 hal pokok tersebut.

dari tiga hal tersebut bahwa budaya dapat mencakup ilmu pengetahuan, moral, kepercayaan, hukum, adat istiadat , Sehingga dipandang bahwa kompleksitas budaya

dalam kehidupan manusia serta merupakan suatu cara hidup yang dimiliki bersama dan berkembang oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Terbentuknya budaya berdasar pada unsur yang kompleks dan rumit seperti bahasa, sistem politik dan agama, pakaian, adat istiadat, perkakas, dan karyaseni.

Pengetahuan yang erat kaitanya dengan pendidikan melihat bahwa karakter peserta didik berdasar dari budaya baik budaya warisan maupun budaya yang dipelajari. Karena pada hakikatnya inti dari proses pendidikan adalah bagaimana peran dari budaya dalam membentuk karakter peserta didik. Jika memang demikian tugas lembaga pendidikan yang membawa misi kebudayaan adalah sebagai proses pewarisan kebudayan dan membantu peserta didik dalam menentukan peranya sebagai makhluk sosial serta mendidik untuk memposisikan diri dalam tatanan sosial.dengan demikian setidaknya

mencakup dua hal utama, yaitu: Pertama,bersifat reflektif, bahwa pendidikan merupakan cermin dari kebudayaan yang ada dan sedang berlangsung sementara yang Kedua,bersifat progresif, bahwa pendidikan berusaha melakukan inovasi dan pembaharuan agar kebudayaan yang ada dapat mencapai kemajuan baik di desain maupun terjadi asimilasi secara natural. Kebudayaan bersifat reflektif dan progressive keduanya tidak dapat dipisahkan dalam pendidikan.

Secara luas peran budaya dalam kehidupan dipandang bahwa kebudayaan memiliki posisi penting dalam membentuk dan mengarahkan perilaku manusia secara utuh. Perilaku

Paradigma Pendidikan Islam, hlm. 169-171.

epublish.com/materi/pengertian-budaya/di akses 1 februari 2021

Kematangan Moralitas tidak dapat dipandang karena tingkatan sia setidaknya dapat menjadi parameter kematangan berfikir dalam nilai suatu tindakan meskipun kematangan ini tidak bersifat absolut karena terdapat kuat dan lemahnya faktor external yang dapat Berdasarkan paparan diatas dapat dibuat kesimpulan bahwa perkembangan moral ditentukan oleh keadaan, pelajaran, dan pengalaman seseorang yang ia dapat dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Keberhasilan orang yang dikatakan ntung dari keadaan di tiga lingkungan tersebut. Dalam sekolah siswa dapat dikatakan bermoral jika memiliki akhlak terpuji yaitu segala sikap dan perilaku siswa yang merupakan sifat dasar yang diberikan tuhan sebagai mana tertera dalam aturan agama yang dianutnya.

Budaya dapat dipandang sebagai keseluruhan sikap dan pola perilaku serta pengetahuan yang merupakan kebiasaan serta diwariskan dan dimiliki oleh suatu tertentu. Dari perspektif ini budaya mencakup tiga hal yakni sikap, kebiasaan dari kelompok masyarakat tertentu yang diterapkan dan diwariskan dari generasi ke generasi.

kompleks karena mencakup 3 hal pokok tersebut. 170 ilmu pengetahuan, moral, dipandang bahwa kompleksitas budaya suatu cara hidup yang dimiliki bersama dan berkembang oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Terbentuknya budaya berdasar pada unsur yang itik dan agama, pakaian, adat istiadat, Pengetahuan yang erat kaitanya dengan pendidikan melihat bahwa karakter peserta didik berdasar dari budaya baik budaya warisan maupun budaya yang dipelajari. Karena proses pendidikan adalah bagaimana peran dari budaya dalam membentuk karakter peserta didik. Jika memang demikian tugas lembaga pendidikan yang membawa misi kebudayaan adalah sebagai proses pewarisan kebudayan dan membantu eranya sebagai makhluk sosial serta mendidik untuk memposisikan diri dalam tatanan sosial.dengan demikian setidaknya kebudayaan mencakup dua hal utama, yaitu: Pertama,bersifat reflektif, bahwa pendidikan merupakan g berlangsung sementara yang Kedua,bersifat progresif, bahwa pendidikan berusaha melakukan inovasi dan pembaharuan agar kebudayaan yang ada dapat mencapai kemajuan baik di desain maupun terjadi asimilasi rogressive keduanya tidak dapat Secara luas peran budaya dalam kehidupan dipandang bahwa kebudayaan memiliki posisi penting dalam membentuk dan mengarahkan perilaku manusia secara utuh. Perilaku

(7)

Peran Budaya Pendidikan dalam sebuah komunitas didasark

disebagian negara terdiri dari berbagai macam corak seperti di Indonesia yang terdiri dari berbagai ragam suku dan agama. Kekhasan di sebuah komunitas banyak tidak dimiliki oleh komunitas lain sehingga hal i

Di era sekarang sering terjadi gesekan antara etnis , kelompok dan agama hal ini mencerminkan bahwa makna nilai

pergeseran dapat terjadi karena masyarakat dipe

menyebabkan masyarakat memiliki paradigma serta sistematika berfikir yang bergeser dari kesadaran berbudaya dengan menjunjung nilai

arah dekonstruktif nilai

dikatakan bahwa budaya etnis dan agama yang telah berlangsung sejak berabad silam dipandang sempit dan kurang berarti dalam menumbuhkan perpaduan antar budaya yang mengusung dan mempersatukan paradigma.

komplek dan rumit jika tidak ada wadah yang menjembataninya untuk merubah paradigma dan cara berfikir terhadap nilai

dapat mengakomodasi hal tersebut adalah lembaga pendidikan. melalui lembaga pendidikan dapat membangun berfikir kritis dan berkualitas karena lemahnya kualitas berpikir secara baik akan memengaruhi hasil kesimpulan dalam memberikan penilaian serta pandangan terhadap sesuatu yang baru.

E. PERAN BUDAYA DALAM MENUMBUHKAN NILAI MORA

Pendidikan dengan mengusung afektif karakter merupakan pendidikan yang mengusung penumbuhan serta menanamkan kebaikan akhlak watak, tabiat, dan kepribadian. Kepribadian seseorang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang dipercaya kemudian digunakan sebagai landasan untuk bersikap, menentukan cara pandang, berpikir, serta bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, norma, dan moral, seperti berani bertindak, jujur, dapat dipercaya, dan memiliki rasa hormat kepada orang lain. Interaksi yang dilakukan oleh seseorang dengan orang lain dapat menjadi refleksi bagaimana karakter suatu karakter kelompok sosial masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pengembangan karakter suatu bangsa dapat dilakukan melalui unsur terkecil yaitu pada pengembangan karakter individu.

Manusia sebagai makhluk sosial hidup dalam lingkungan sosial dengan nilai budaya corak tertentu, oleh karena itu pengembangan karakter individu seseorang hanya dapat dimulai dari lingkungan sosial dan budaya yang berangkutan di

Hal itu berarti bahwa pengembangan karakter bangsa dan budaya berpijak pada proses keterpaduan antara sosial dan budaya. kedua hal tersebut terdapat dalam proses pendidikan dengan merajut peserta didik dari lingkungan budaya masyarakat,

budaya bangsa. Budaya bangsa merupakan budaya suatu kelompok yang denganya manusia yang dianggap memiliki identitas secara bersama, dan mempunyai kesamaan bahasa, agama, ideologi, sejarah dan budaya.

Budaya dalam pendidikan merupakan pondasi ya

antar nilai dari orang-orang yang terlibat dalam pendidikan dalam hal ini ialah kepala sekolah/madrasah sebagai pemimpin, guru

sekolah/madrasah tersebut serta peserta didik. Nilai

Peran Budaya Pendidikan Dalam Menumbuhkan Nilai

Vol. 16, No. 1 Maret 2022 | dalam sebuah komunitas didasarkan pada nilai-nilai luhur warisan para pendahulu disebagian negara terdiri dari berbagai macam corak seperti di Indonesia yang terdiri dari berbagai ragam suku dan agama. Kekhasan di sebuah komunitas banyak tidak dimiliki oleh komunitas lain sehingga hal ini menjadi ciri dan karakter suatu komunitas.

Di era sekarang sering terjadi gesekan antara etnis , kelompok dan agama hal ini mencerminkan bahwa makna nilai-nilai budaya telah mengalami pergeseran. Penyebab pergeseran dapat terjadi karena masyarakat dipengaruhi oleh sesuatu hal sehingga menyebabkan masyarakat memiliki paradigma serta sistematika berfikir yang bergeser dari kesadaran berbudaya dengan menjunjung nilai-nilai budaya yang ada sebelumnya ke arah dekonstruktif nilai-nilai luhur. Dalam perspektif manajemen pendidikan dapat dikatakan bahwa budaya etnis dan agama yang telah berlangsung sejak berabad silam dipandang sempit dan kurang berarti dalam menumbuhkan perpaduan antar budaya yang mengusung dan mempersatukan paradigma. hal-hal seperti in

komplek dan rumit jika tidak ada wadah yang menjembataninya untuk merubah paradigma dan cara berfikir terhadap nilai-nilai budaya. Salah satu wadah yang efektif dan dapat mengakomodasi hal tersebut adalah lembaga pendidikan. melalui lembaga pendidikan dapat membangun berfikir kritis dan berkualitas karena lemahnya kualitas berpikir secara baik akan memengaruhi hasil kesimpulan dalam memberikan penilaian serta pandangan terhadap sesuatu yang baru.

PERAN BUDAYA DALAM MENUMBUHKAN NILAI MORAL

Pendidikan dengan mengusung afektif karakter merupakan pendidikan yang mengusung penumbuhan serta menanamkan kebaikan akhlak watak, tabiat, dan kepribadian. Kepribadian seseorang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan an digunakan sebagai landasan untuk bersikap, menentukan cara pandang, berpikir, serta bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, norma, dan moral, seperti berani bertindak, jujur, dapat dipercaya, dan memiliki rasa hormat kepada orang ksi yang dilakukan oleh seseorang dengan orang lain dapat menjadi refleksi bagaimana karakter suatu karakter kelompok sosial masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pengembangan karakter suatu bangsa dapat dilakukan melalui unsur terkecil yaitu

mbangan karakter individu.

Manusia sebagai makhluk sosial hidup dalam lingkungan sosial dengan nilai budaya corak tertentu, oleh karena itu pengembangan karakter individu seseorang hanya dapat dimulai dari lingkungan sosial dan budaya yang berangkutan dimana dia tinggal.

Hal itu berarti bahwa pengembangan karakter bangsa dan budaya berpijak pada proses keterpaduan antara sosial dan budaya. kedua hal tersebut terdapat dalam proses pendidikan dengan merajut peserta didik dari lingkungan budaya masyarakat,

budaya bangsa. Budaya bangsa merupakan budaya suatu kelompok yang denganya manusia yang dianggap memiliki identitas secara bersama, dan mempunyai kesamaan bahasa, agama, ideologi, sejarah dan budaya.

Budaya dalam pendidikan merupakan pondasi yang dibangun dari hasil pertemuan orang yang terlibat dalam pendidikan dalam hal ini ialah kepala sekolah/madrasah sebagai pemimpin, guru-guru, para karyawan yang ada dalam sekolah/madrasah tersebut serta peserta didik. Nilai-nilai tersebut dibangun oleh pikiran Dalam Menumbuhkan Nilai-Nilai Moral

Vol. 16, No. 1 Maret 2022 | 93 nilai luhur warisan para pendahulu disebagian negara terdiri dari berbagai macam corak seperti di Indonesia yang terdiri dari berbagai ragam suku dan agama. Kekhasan di sebuah komunitas banyak tidak dimiliki

ni menjadi ciri dan karakter suatu komunitas.

Di era sekarang sering terjadi gesekan antara etnis , kelompok dan agama hal ini nilai budaya telah mengalami pergeseran. Penyebab ngaruhi oleh sesuatu hal sehingga menyebabkan masyarakat memiliki paradigma serta sistematika berfikir yang bergeser nilai budaya yang ada sebelumnya ke f manajemen pendidikan dapat dikatakan bahwa budaya etnis dan agama yang telah berlangsung sejak berabad-abad silam dipandang sempit dan kurang berarti dalam menumbuhkan perpaduan antar budaya hal seperti ini akan semakin komplek dan rumit jika tidak ada wadah yang menjembataninya untuk merubah nilai budaya. Salah satu wadah yang efektif dan dapat mengakomodasi hal tersebut adalah lembaga pendidikan. melalui lembaga pendidikan dapat membangun berfikir kritis dan berkualitas karena lemahnya kualitas berpikir secara baik akan memengaruhi hasil kesimpulan dalam memberikan penilaian

Pendidikan dengan mengusung afektif karakter merupakan pendidikan yang mengusung penumbuhan serta menanamkan kebaikan akhlak watak, tabiat, dan kepribadian. Kepribadian seseorang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan an digunakan sebagai landasan untuk bersikap, menentukan cara pandang, berpikir, serta bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, norma, dan moral, seperti berani bertindak, jujur, dapat dipercaya, dan memiliki rasa hormat kepada orang ksi yang dilakukan oleh seseorang dengan orang lain dapat menjadi refleksi bagaimana karakter suatu karakter kelompok sosial masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pengembangan karakter suatu bangsa dapat dilakukan melalui unsur terkecil yaitu Manusia sebagai makhluk sosial hidup dalam lingkungan sosial dengan nilai budaya corak tertentu, oleh karena itu pengembangan karakter individu seseorang hanya mana dia tinggal.

Hal itu berarti bahwa pengembangan karakter bangsa dan budaya berpijak pada proses keterpaduan antara sosial dan budaya. kedua hal tersebut terdapat dalam proses pendidikan dengan merajut peserta didik dari lingkungan budaya masyarakat, sosial, dan budaya bangsa. Budaya bangsa merupakan budaya suatu kelompok yang denganya manusia yang dianggap memiliki identitas secara bersama, dan mempunyai kesamaan ng dibangun dari hasil pertemuan orang yang terlibat dalam pendidikan dalam hal ini ialah kepala guru, para karyawan yang ada dalam rsebut dibangun oleh pikiran

(8)

Arif Ma’mun Rifa’i

94 | Vol. 16, No. 1 Maret 2

seluruh komponen yang ada dalam sebuah pendidikan sehingga terjadi inkulturasi didalamnya, warna nilai yang terdapat dalam lembaga pendidikan berkontribusi erat dalam membentuk budaya pada komponen komponen pendidikan. Sedangk

moral merupakan nilai kebaikan yang tercermin dari program pendidikan bukan hanya disampaikan melalui pelajaran yang khusus, akan tetapi moral harus tersirat dalam semua program kurikulum sebuah lembaga pendidikan. Artinya peserta didik sela

pendidikan atau nilai moral setiap pelaksanaan disemua mata pelajaran dan di luar jam pelajaran agar selalu melekat dalam kepribadiannya.

Kondisi eksternal, kondisi lingkungan dan budaya Madrasah Labil Kondisi Lingkungan

Eksternal Fokus Sekolah/

Madrasah Internal

Inovatif, Adaptif, Bekerja Keras, dan Peduli terhadap orang lain

Inisiatif, Kebersamaan, Tanggungjawab, Ra

dan Komitmen Terhadap Lembaga

Budaya dalam pendidikan sangatlah beragam dan sangatlah luas kajianya Mulai dari budaya oleh komponen pelaku pendidikan ya

proses pra pendidikan dan pasca pendidikan . Budaya diatur serta diarahkan guna menumbuhkan nilai dapat dihipotesakan tentang esensinya bahwa

lembaga sekolah khususnya sangat penting dan itu sangat dibutuhkan guna menciptakan lingkungan madrasah yang lebih harmonis lagi apabila budaya yang diterapkan didalam suatu lembaga pendidikan it

dan kebiasaan yang baik pula tentunya.

Madrasah/sekolah mempunyai nilai

dalam pelaksanaan pendidikan yang dilakukannya. Nilai

dalam contoh berikut: Jujur, Adil, Mandiri, Bekerja keras, Melayani, Peduli, Inovatif.

Nilai-nilai tersebut digunakan untuk melandasi visi sekolah/ madrasah yang mengarah kepada keunggulan. Jujur digunkan untuk melandasi pekerjaan orang

terbuka, mengembangkan managemen berbasis fakta, dan menghindari gaya kerja untuk menghasilkan hasil yang instan, tetapi justru dapat memunculkan permasalahan baru yang lebih kompleks. Adil digunakan untuk mendasari kerja yang dapat memuaskan semua orang, memberikan pemahaman kepada orang

memprediksi dampak dari apa yang dilakukannya. Mandiri digunakan untuk mendorong orang-orang dalam organisasi untuk mampu bekerja dengan mengambil inisiatif, bertanggungjawab atas kualitas pekerjaa

171 Muhaimin, dkk. Manajemen Pendidikan

172 Muhammad Joko Susilo, Strategi Menciptakan Budaya Sekolah yang kondusif melalui paradigma sekolah-sekolah unggul muhammadiyah,

2019 Pukul 01:40.

Vol. 16, No. 1 Maret 2022

seluruh komponen yang ada dalam sebuah pendidikan sehingga terjadi inkulturasi didalamnya, warna nilai yang terdapat dalam lembaga pendidikan berkontribusi erat dalam membentuk budaya pada komponen komponen pendidikan. Sedangk

moral merupakan nilai kebaikan yang tercermin dari program pendidikan bukan hanya disampaikan melalui pelajaran yang khusus, akan tetapi moral harus tersirat dalam semua program kurikulum sebuah lembaga pendidikan. Artinya peserta didik sela

pendidikan atau nilai moral setiap pelaksanaan disemua mata pelajaran dan di luar jam pelajaran agar selalu melekat dalam kepribadiannya.

Kondisi eksternal, kondisi lingkungan dan budaya Madrasah171 Labil Kondisi Lingkungan Stabil

Inovatif, Adaptif, Bekerja Keras, dan Peduli terhadap orang lain

Disiplin, Jujur, Hubungan yang sederhana antara orang dan Bagian, dan Berwawasan Luas

Inisiatif, Kebersamaan, Tanggungjawab, Rasa Memiliki, dan Komitmen Terhadap

Kerja sama, Saling Pengertian, Semangat Persatuan, Taat asas, Memotivasi, dan Membimbing

Budaya dalam pendidikan sangatlah beragam dan sangatlah luas kajianya Mulai dari budaya oleh komponen pelaku pendidikan yang dilakukan setiap harinya sampai pada proses pra pendidikan dan pasca pendidikan . Budaya-budaya dalam dampaknya budaya diatur serta diarahkan guna menumbuhkan nilai-nila moral peserta didik. Jadi, setidaknya dapat dihipotesakan tentang esensinya bahwa bahwa peranan budaya didalam suatu lembaga sekolah khususnya sangat penting dan itu sangat dibutuhkan guna menciptakan lingkungan madrasah yang lebih harmonis lagi apabila budaya yang diterapkan didalam suatu lembaga pendidikan itu budaya yang menerapkan nilai dan kebiasaan yang baik pula tentunya.172

Madrasah/sekolah mempunyai nilai-nilai yang telah mengembangkan kemandirian dalam pelaksanaan pendidikan yang dilakukannya. Nilai-nilai tersebut dapat dirumuskan h berikut: Jujur, Adil, Mandiri, Bekerja keras, Melayani, Peduli, Inovatif.

nilai tersebut digunakan untuk melandasi visi sekolah/ madrasah yang mengarah kepada keunggulan. Jujur digunkan untuk melandasi pekerjaan orang-orang bekerja secara mengembangkan managemen berbasis fakta, dan menghindari gaya kerja untuk menghasilkan hasil yang instan, tetapi justru dapat memunculkan permasalahan baru yang lebih kompleks. Adil digunakan untuk mendasari kerja yang dapat memuaskan semua n pemahaman kepada orang-orang dalam organisasi agar mampu memprediksi dampak dari apa yang dilakukannya. Mandiri digunakan untuk mendorong orang dalam organisasi untuk mampu bekerja dengan mengambil inisiatif, bertanggungjawab atas kualitas pekerjaannya, dan menanggung resiko atas hasil kerja

Manajemen Pendidikan, hlm. 55.

Strategi Menciptakan Budaya Sekolah yang kondusif melalui paradigma sekolah unggul muhammadiyah, ( Jyogyakarta: 27 Agustus 2016) diakses pada tanggal 23 Januari

seluruh komponen yang ada dalam sebuah pendidikan sehingga terjadi inkulturasi didalamnya, warna nilai yang terdapat dalam lembaga pendidikan berkontribusi erat dalam membentuk budaya pada komponen komponen pendidikan. Sedangkan nilai-nilai moral merupakan nilai kebaikan yang tercermin dari program pendidikan bukan hanya disampaikan melalui pelajaran yang khusus, akan tetapi moral harus tersirat dalam semua program kurikulum sebuah lembaga pendidikan. Artinya peserta didik selalu diberikan pendidikan atau nilai moral setiap pelaksanaan disemua mata pelajaran dan di luar jam

171

Disiplin, Jujur, Hubungan yang sederhana antara orang dan Bagian,

Kerja sama, Saling Pengertian, Semangat Persatuan, Taat asas, Memotivasi, dan Membimbing

Budaya dalam pendidikan sangatlah beragam dan sangatlah luas kajianya Mulai ng dilakukan setiap harinya sampai pada budaya dalam dampaknya budaya nila moral peserta didik. Jadi, setidaknya bahwa peranan budaya didalam suatu lembaga sekolah khususnya sangat penting dan itu sangat dibutuhkan guna menciptakan lingkungan madrasah yang lebih harmonis lagi apabila budaya yang u budaya yang menerapkan nilai-nilai nilai yang telah mengembangkan kemandirian

nilai tersebut dapat dirumuskan h berikut: Jujur, Adil, Mandiri, Bekerja keras, Melayani, Peduli, Inovatif.

nilai tersebut digunakan untuk melandasi visi sekolah/ madrasah yang mengarah orang bekerja secara mengembangkan managemen berbasis fakta, dan menghindari gaya kerja untuk menghasilkan hasil yang instan, tetapi justru dapat memunculkan permasalahan baru yang lebih kompleks. Adil digunakan untuk mendasari kerja yang dapat memuaskan semua orang dalam organisasi agar mampu memprediksi dampak dari apa yang dilakukannya. Mandiri digunakan untuk mendorong orang dalam organisasi untuk mampu bekerja dengan mengambil inisiatif, nnya, dan menanggung resiko atas hasil kerja

Strategi Menciptakan Budaya Sekolah yang kondusif melalui paradigma ogyakarta: 27 Agustus 2016) diakses pada tanggal 23 Januari

Referensi

Dokumen terkait

Instructional Design Guidelines: Level 5 is exciting for instructors since it allows one's teaching ideas to impact students anywhere in the world.. It also fosters

Berdasarkan paparan data di atas, dapat disimpulkan bahwa peran guru baik sebagai motivator, fasilitator, dan pembimbing dalam mengembangkan keterampilan berbahasa siswa kelas rendah di