• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of STATUS UNSUR HARA MAKRO PADA INCEPTISOL YANG DITANAMI PAKCOY (Brassica rapa L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of STATUS UNSUR HARA MAKRO PADA INCEPTISOL YANG DITANAMI PAKCOY (Brassica rapa L.)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

http://jtsl.ub.ac.id 231

STATUS UNSUR HARA MAKRO PADA INCEPTISOL YANG DITANAMI PAKCOY ( Brassica rapa L.)

Status of Macro Nutrients in Inceptisols Planted with Pakcoy ( Brassica rapa L.)

Ardli Swardana*, Fadila Nurul Iman, Jenal Mutakin

Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Garut, Jl. Raya Samarang, Jl. Hampor Kecamatan No.52A, Mekarwangi, Kec. Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat 44151

* Penulis korespondensi: ardli@uniga.ac.id

Abstrak

Kegiatan budidaya pakcoy (Brassica rapa L.) salah satunya membutuhkan tanah yang mempunyai kesuburan tanah yang bagus. Salah satu parameter kesuburan tanah yang penting untuk pertumbuhan tanaman pakcoy adalah ketersediaan unsur hara makro. Inceptisol merupakan tanah yang cukup luas dan berpotensi untuk dikembangkan, namun memiliki masalah dalam hal kesuburan tanah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mempelajari status hara makro pada Inceptisol yang ditanami tanaman pakcoy. Penelitian dilakukan di Desa Kertanegla, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya pada Bulan Januari- Februari 2022. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah analisis kuatitatif deskriptif dari unsur hara makro dari hasil analisis tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai yang terukur untuk hara nitrogen sebesar 0,1%, nilai fosfor sebesar 21 mg 100 g-1, dan kalium sebesar 41 mg 100 g-1. Berdasarkan nilai tersebut status hara makro di lokasi penelitian, yaitu status hara nitrogen adalah rendah, fosfor adalah sedang, dan kalium adalah tinggi.

Kata kunci : analisis tanah, hara makro, inceptisols, pakcoy, sifat kimia tanah

Abstract

One of the activities of cultivating pakcoy (Brassica rapa L.) requires soil that has good fertility. One of the important soil fertility parameters for pakcoy plant growth is the availability of macro nutrients. Inceptisol is a soil that is quite extensive and has the potential to be developed but has problems in soil fertility. The purpose of this study was to determine the macronutrient status of inceptisol planted by pakcoy. The research was conducted in Kertanegla Village, Bojonggambir District, Tasikmalaya Regency, in January- February 2022. The method used in this study was a descriptive quantitative analysis of macro nutrients from soil analysis results. The results showed that the measured value for nitrogen was 0.1%, phosphorus value was 21 mg 100 g-1, and potassium was 41 mg 100 g-1. Based on these values, the macronutrient status at the study site, namely the nutrient status of nitrogen, was low, phosphorus was medium, and potassium was high.

Keywords : Inceptisol, macro nutrients, pakcoy, soil analysis, soil chemical properties

Pendahuluan

Tanah merupakan salah satu bagian dari lahan/sumberdaya lahan yang menjadi tempat hidup bagi tanaman maupun makhluk hidup lainnya (Nganji dan Jawang, 2022). Tanah di setiap lokasi mempunyai karakteristik fisik, kimia dan biologi yang berbeda (Ferdinan et al., 2013; Tufaila

dan Alam, 2014). Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa tanah di suatu lokasi mempunyai tingkat kesuburan yang berbeda dengan tanah di tempat lainnya (Dhaliwal dan Singh, 2013).

Kegiatan budidaya tanaman dapat menyebabkan berkurangnya atau bahkan hilangnya unsur hara esensial di dalam tanah. Hal ini karena adanya

(2)

http://jtsl.ub.ac.id 232 serapan hara oleh tanaman dan minimnya

pengembalian ke lahan pertanian. Hal demikianlah yang menyebabkan penurunan kualitas lahan atau kesuburan tanah (Susila, 2013). Tanah yang subur merupakan tanah yang dapat menyediakan hara bagi tanaman di atasnya (Harista dan Soemarno, 2017). Suatu tanah yang mempunyai ketersediaan hara yang cukup, maka produktivitas tanaman juga akan optimal karena kebutuhan tanaman akan hara tercukupi (Mpapa, 2016).

Inceptisol merupakan tanah yang mempunyai luasan 52 juta ha (Kasno, 2009). Keberadaannya yang luas ini berpotensi untuk dikembangkan untuk kegiatan budidaya pertanian. Namun demikian, dalam upaya dikembangkan untuk kegiatan pertanian, tanah ini mempunyai beberapa masalah antara lain rendahnya tingkat kesuburan tanah (Damanik et al., 2011).

Pakcoy (Brassica rapa L.) merupakan jenis tanaman yang banyak dikembangkan di Indonesia, Filipina, Malaysia, dan Thailand (Setiawan, 2017;

Ernanda et al., 2022). Tanaman ini mempunyai kandungan protein, lemak, beberapa vitamin, dan karbohidrat (Widadi, 2003). Habitat pakcoy berada di dataran tinggi maupun di daratan rendah (Haryanto et al., 1995). Data produksi tanaman pakcoy menurut BPS (2020) mengalami penurunan dari tahun 2017-2019. Hal ini dimungkinkan karena kondisi lingkungan, salah satunya lahan yang tidak sama karakteristik sifatnya. Untuk itu, perlu adanya penelitian tentang uji kesuburan tanah di lokasi penanaman pakcoy agar produksi dan produktivitas pakcoy dapat stabil.

Tingkat kesuburan tanah ini perlu diukur dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas tanaman secara optimal dan meminimalisasi tingkat degradasi lahan karena penggunaan secara terus menerus. Beberapa metode yang dapat dilakukan untuk analisis tingkat kesuburan tanah antara lain gejala kekurangan/defisiensi hara, analisis jaringan tanaman, uji biologis dan uji analisis tanah (Munawar, 2011). Metode analisis tanah merupakan metode yang telah banyak dilakukan karena hal ini dapat digunakan sebagai acuan rekomendasi pemupukan saat awal penanaman.

Metode analisis tanah salah satunya mengukur adanya unsur hara makro tanah. Kebutuhan unsur hara makro untuk kebutuhan tanaman sangat dibutuhkan dalam jumlah banyak jika dibandingkan dengan unsur hara mikro. Beberapa penelitian telah dilakukan dalam hal uji analisis tanah terhadap berbagai lahan. Kumar dan Paliyal (2017) meneliti status hara makro pada berbagai lahan dengan hasil penelitian status hara nitrogen (N) adalah rendah,

sedangkan fosfor (P) dan kalium (K) dalam status sedang. Nganji dan Jawang (2022) meneliti tentang status hara makro di lahan pertanian di Kabupaten Sumba Timur dengan hasil status N, P, dan K di lokasi penelitian statusnya berturut-turut adalah sedang, tinggi dan sangat tinggi. Yuliastrin (2016) meneliti status hara makro pada lahan yang ditumbuhi tanaman bintangur menyatakan bahwa status hara makro P di lahan tersebut termasuk sangat rendah, sedangkan hara makro N, K, kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan sulfur (S) tergolong sangat tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, belum ditemukannya penelitian status hara makro pada tanah yang ditanami tanaman hortikultura. Selain itu, dengan pertimbangan adanya penelitian mengenai ketersediaan unsur hara makro di dalam tanah dapat menekan penggunaan pupuk yang diaplikasikan ke tanah.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status hara makro pada lahan yang ditanami tanaman pakcoy.

Bahan dan Metode

Penelitian dilakukan pada lahan yang mempunyai jenis tanah Incepticols. Lokasi penelitian berada di Desa Kertanegla, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya. Waktu dilaksanakan penelitian ini adalah dari Bulan Januari-- Februari 2022.

Bahan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah sampel tanah terganggu, kantong plastik, kertas label, dan bahan kimia untuk analisis laboratorium. Alat yang digunakan antara lain cangkul, kamera, dan alat tulis. Sampel tanah diambil secara komposit dilakukan secara komposit pada 5 titik, yang kemudian dicampur dan dijadikan 1 sampel. Pengambilan sampel dilakukan secara acak.

Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah kuantitaif deskriptif berupa status hara makro dari hasil analisis tanah secara laboratorium.

Parameter yang diamati dan diukur adalah N, P, dan K. Hal ini karena ketiga unsur ini paling dibutuhkan oleh tanaman untuk menunjang kehidupannya (Tuhuteru, 2018). Parameter beserta metode pengukuran disajikan pada Tabel 1. Analisis sampel tanah di lakukan di Laboratorium Fakultas Pertanian, Universitas Garut. Dari hasil analisis tanah tersebut kemudian dinilai statusnya berdasarkan acuan dari Pusat Penelitian Tanah (1983), seperti disajikan pada Tabel 2.

(3)

http://jtsl.ub.ac.id 233 Tabel 1. Parameter sifat kimia tanah beserta metode

pengukurannya

No Parameter Satuan Metode

1 N total % Kjeldahl

2 P2O5 mg 100 g-1 Olsen 3 K2O mg 100 g-1 HCl 25%

Hasil dan Pembahasan

Hasil analisis tanah difokuskan pada hara makro tanah yang sangat dibutuhkan tanaman. Unsur hara makro tersebut adalah nitrogen, fosfor dan kalium.

Hasil analisis tanah terhadap ketiga unsur tersebut disajikan pada Tabel 3.

Tabel 2. Kriteria penilaian sifat kimia tanah

No Parameter Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1 Nitrogen < 0,10 0,10-0,20 0,21-0,50 0,51-0,75 >0,75

2 P2O5 <10 10-20 21-40 41-60 >60

3 K2O <10 10-20 21-40 41-60 >60

Tabel 3. Hasil analisis tanah dan status hara makro di lokasi penelitian

No Parameter Nilai terukur Status hara

1 N total 0,1 % Rendah

2 P2O5 21,00 mg 100 g-1 Sedang

3 K2O 41,00 mg 100 g-1 Tinggi

Nitrogen

Hasil pengukuran unsur hara N di lokasi penelitian sebesar 0,1 %. Berdasarkan kriteria penilaian sifat kimia tanah menurut Pusat Penelitian Tanah (1983) nilai yang terukur mempunyai status hara rendah.

Hasil ini sesuai dengan pernyataan Setyorini et al.

(2010) bahwa secara umum kandungan nitrogen tanah dalam tanah adalah rendah. Rendahnya hara makro N di dalam tanah karena N merupakan hara yang mudah tercuci (Kotu et al., 2015). Pernyataan tersebut sesuai dengan Hardjowigeno (2007) dan Shunfeng et al. (2013), menyatakan bahwa hilangnya N di dalam tanah dapat terjadi melalui karena diserap oleh tanaman, digunakan oleh mikroorganisme, dan perubahan bentuk N di dalam tanah. Damanik et al. (2011) menyatakan bahwa bentuk N anorganik dapat berubah di dalam tanah melalui mekanisme tercuci, hilang karena terbawa aliran permukaan/hujan, dan volatilisasi. Hakim et al. (1986) menyebutkan bahwa hilangnya N pada tanah lebih banyak hilang dalam bentuk gas (volatilisasi) daripada tercuci. Hanafiah (2005) juga menyatakan hilangnya N tersedia dalam tanah baik melalui volatilisasi maupun pencucian karena N tersebut tidak diakumalasi oleh tanaman ataupun mikroorganisme dalam tanah. Selain alasan-alasan tersebut, ketersediaan unsur N di dalam tanah berkaitan dengan jumlah bahan organik di dalam tanah (Sutanto, 2002; Yuniarti et al., 2019). Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa tanah

yang mempunyai kandungan bahan organik tinggi, maka kandungan N juga tinggi.

Fosfor

Hasil pengukuran unsur hara P di lokasi penelitian sebesar 21 mg 100 g-1. Berdasarkan Kriteria Penilaian dari Pusat Penelitian Tanah (1983) menunjukkan bahwa nilai tersebut termasuk kategori sedang. Nilai yang terukur dapat dikatakan masih sesuai dengan kondisi Inceptisol di mana pada umumnya jenis tanah ini mempunyai tingkat kesuburan yang rendah. Nilai fosfor di tanah pada umumnya adalah rendah (Whitehead, 2000).

Rendahnya Namun demikian, nilai fosfor di lokasi penelitian bernilai sedang dimungkinkan karena adanya pemupukan pada periode tanam sebelumnya yang belum tercuci atau terikat oleh unsur lain. Selain itu, dimungkinkan juga P di lokasi penelitian berbentuk P yang tidak segera tersedia (Manurung et al., 2017). Berdasarkan hasil yang terukur dapat dikatakan bahwa tidak terjadi kekurangan P pada tanah penelitian atau P dalam kondisi tersedia.

Kalium

Hasil pengukuran unsur hara makro K di lokasi penelitian sebesar 41 mg 100 g-1. Nilai kalium tersebut menurut Pusat Penelitian Tanah (1983) menunjukkan bahwa nilai tersebut tergolong tinggi.

Hal ini sesuai pernyataan Damanik et al. (2011),

(4)

http://jtsl.ub.ac.id 234 Yamani (2012) dan Razali dan Hanum (2017)

bahwa umumnya kandungan K di dalam tanah adalah cukup tinggi. Ketersediaan K yang tinggi di dalam tanah ini berlawanan dengan ketersediaan P (Hakim et al., 1986). Serupa dengan P, ketersediaan unsur K di lokasi penelitian dapat dikatakan telah tercukupi. Menurut Manurung et al. (2017), ketersediaan K di suatu lokasi merupakan ketersediaan yang dapat diserap tanaman dan yang dapat dipertukarkan. Nganji dan Jawang (2022) menambahkan bahwa ketersediaan K di dalam tanah dipengaruhi oleh tambahan input dari luar berupa pemberian bahan organik atau pupuk K dan dari adanya fiksasi K. Tingginya K di dalam tanah, dapat menyebabkan masalah, yaitu terhambatnya unsur hara lain, yaitu Ca dan Mg (Taberima dan Sarwom, 2016).

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa status hara di lokasi penelitian, yaitu untuk unsur hara makro nitrogen status haranya adalah rendah, unsur hara fosfor status haranya adalah sedang, dan status hara untuk unsur hara kalium adalah tinggi. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan pengukuran unsur hara lengkap ataupun ditambah sifat fisik tanah dan sifat kimia lainnya.

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada perangkat Desa Kertanegla, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, dan teknisi Laboratorium Fakultas Pertanian, Universitas Garut atas bantuannya di lapangan dan di laboratorium.

Daftar Pustaka

BPS (Badan Pusat Statistik). 2020. Statistik tanaman sayuran semusim Indonesia. Jakarta: BPS-Statistik Indonesia.

Damanik, M.M.B.D., Hasibuan, B.E., Fauzi, Sarifuddin, dan Hanum, H. 2011. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. Medan: USU Press.

Dhaliwal, S.S. and Singh, B. 2013. Depthwise distribution of macronutrients, micronutrients and microbial populations under different land use system. Asian Journal of Soil Science 8(2):404-411.

Ernanda, M.Y., Indrawati, A. dan Mardiana, S. 2022.

Respon pertumbuhan dan produksi tanaman pakcoy (Brassica rapa L.) terhadap pemberian pupuk organik kandang ayam dan pupuk organik cair (POC) urin sapi. Jurnal Ilmiah Pertanian 4(1):10-19, doi:10.31289/jiperta.v4i1.1191.

Ferdinan, F., Jamilah, dan Syarifudin. 2013. Evaluasi kesesuaian lahan sawah beririgasi di Desa Air Hitam Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara. Jurnal Online Agroekoteknologi 1(2):338-347, doi:10.32734/jaet.v1i2.1615.

Hakim, N., Nyapka, M.Y., Lubis, A.M., Nugroho, S.G., Diha, A., Hong, G.B. dan Bailey, H.H. 1986. Dasar- dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung.

Hanafiah, K.A. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada.

Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.

Harista, F.I. dan Soemarno. 2017. Sebaran status bahan organik sebagai dasar pengelolaan kesuburan tanah pada perkebunan tebu (Saccharum officinarum L.) lahan kering berpasir di PT. Perkebunan Nusantara X, Djengkol-Kediri. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan 4(2):609-620.

Haryanto, E., Tina, S., Rahayu, E. dan Sunarjono, H.

1995. Sawi dan Selada. Jakarta: Penebar Swadaya.

Kasno, A. 2009. Respon tanaman jagung terhadap pemupupuk kandang fosfor pada Typic Dystrudepts.

Jurnal Tanah Tropika 14(2):111-118.

Kotu, S., Rondonuwu, J.J., Pakasi, S. dan Titah, T. 2015.

Status unsur hara dan pH tanah di Desa Sea, Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa. Cocos:

Jurnal Ilmiah Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi 6(12), doi:10.35791/cocos.v6i12.8542.

Kumar, R. dan Paliyal, S.S. 2017. Macronutrient status of different land uses in soils of north western Himalayas, H.P-India. International Journal of Advance Research 5(6):1582-1586, doi:10.21474/IJAR01/4575.

Manurung, R., Gunawan, J., Hazriani, R. dan Suharmoko, J. 2017. Pemetaan status unsur hara N, P dan K tanah pada perkebunan kelapa sawit di lahan gambut. Jurnal Pedon Tropika 3(1):89-96, doi:10.26418/pedontropika.v3i1.23438.

Mpapa, B.L. 2016. Analisis kesuburan tanah tempat tumbuh pohon jati (Tectona grandis L.) pada ketinggian yang berbeda. Jurnal Agrista 20(3):11-18.

Munawar, A. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. Bogor: IPB Press.

Nganji, M.U. dan Jawang, U.P. 2022. Status hara makro primer tanah di lahan pertanian Kecamatan Tabundung Kabupaten Sumba Timur. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan 9(1):93-98, doi:10.21776/ub.jtsl.2022.009.1.10.

Pusat Penelitian Tanah. 1983. Term of Reference Survei Kapabilitas Kesuburan Tanah. Departemen Pertanian Bogor.

Razali, I.A. dan Hanum, H. 2017. Identifikasi status hara dan produksi padi pada lahan sawah terasering dan non terasering di Kecamatan Onan Runggu Kabupaten Samosir. Jurnal Agroteknologi 5(2):338- 347, doi:10.32734/jaet.v5i2.15454.

Setiawan, H.A. 2017. Pengaruh beberapa macam dan konsentrasi pestisida nabati dalam pengelolaan hama

(5)

http://jtsl.ub.ac.id 235 pada pakcoy. Disertasi Universitas Mercu Buana

Yogyakarta.

Setyorini, D., Rochayati, S. dan Las, I. 2010. Pertanian pada Ekosistem Lahan Sawah. Bogor: IPB Press.

Shunfeng, G., Xu, H., Ji, M. and Jiang, Y. 2013.

Characteristics of soil organic carbon, total nitrogen, and C/N Ratio in Chinese apple orchards. Open Journal of Soil Science 3:213-217, doi:10.4236/ojss.2013.35025.

Susila, K.D. 2013. Studi keharaan tanaman dan evaluasi kesuburan tanah di lahan pertanaman jeruk Desa Cenggiling, Kecamatan Kuta Selatan. Agrotrop 3(2):13-20.

Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik Pemasyarakatan dan Pengembangannya. Yogyakarta:

Kanisius.

Taberima, S. dan Sarwom, R. 2016. Status of macro and micro nutrients from deposited tailings in reclamation area, PT Freeport Indonesia, Timika.

Journal of Degraded and Mining Lands Management 3(3):565-576, doi:10.15243/jdmlm.2016.033.565.

Tufaila, M. dan Alam, S. 2014. Karakteristik tanah dan evaluasi lahan untuk pengembangan tanaman padi sawah di Kecamatan Oheo, Kabupaten Konawe Utara. Agriplus 24(2):184-194.

Tuhuteru, S. 2018. Efektifitas hara makro dan mikro terhadap pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.).

Jurnal Agroekotek 10(1):65-73,

doi:10.33512/j.agrtek.v10i1.5466.

Whitehead, D.C. 2000. Nutrient Elements in Grassland:

Soil-Plant-Animal Relationships. New York: CABI Publishing, doi:10.1079/9780851994376.0001.

Widadi. 2003. Pengaruh inokulasi ganda cendawan akar gada Plasmodiophora meloidogyne spp. terhadap Pertumbuhan pakcoy. UNS Surakarta.

Yamani, A. 2012. Analisis kadar hara makro tanah pada hutan lindung Gunung Sebatung di Kabupaten Kotabaru. Jurnal Hutan Tropis 12(2):181-187, doi:10.20527/jht.v13i2.1534.

Yuliastrin, A. 2016. Status hara makro tanah yang ditumbuhi populasi bintangur (Calophyllum spp.):

Studi kasus di hutan lindung Sei Tembesi dan Bukit Tiban, Batam. Jurnal Matematika, Sain, dan Teknologi 17(2):68-76.

Yuniarti, A., Damayani, M. dan Nur, D.M. 2019. Efek pupuk organik dan pupuk N,P,K terhadap C organik, N total, C/N, serapan N, serta hasil padi hitam Inceptisols. Jurnal Pertanian Presisi 3(2):90-105, doi:10.35760/jpp.2019.v3i2.2205.

Referensi

Dokumen terkait

which reads as follows: Create a clearly understandable; source text oriented Afrikaans translation of the Bible that is suitable for reading and use in church services, as well as

platensis+3 kg hidrogel Kandungan unsur hara makro POC hidrogel limbah diapers pada tahap awal pengomposan berdasarkan hasil uji laboratorium pupuk organik cair yang menggunakan