• Tidak ada hasil yang ditemukan

Visual Expression of Objects on a Study Table in Macro Still Life Photography

N/A
N/A
kiana kalasna

Academic year: 2025

Membagikan "Visual Expression of Objects on a Study Table in Macro Still Life Photography"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Fenomen: Jurnal Fenomena Seni

Vol. 1, No. 1, 2025, pp. 01-09 eISSN 2963-5799

https://journal.isi.ac.id/index.php/fenomen

EKSPRESI VISUAL BENDA YANG TERDAPAT PADA MEJA BELAJAR DALAM FOTOGRAFI MAKRO STILL LIFE

Ridwan Naufal Ferdiyanto a,1,*, Raga Andika b,2, M. Aulia Rahman c,3, Ghalif Putra Sadewa d,4

a, b, c, Program Studi S-1 Fotografi, Fakultas Seni Media Rekam, Institut Seni Indonesia Yogyakarta

1 [email protected]*; 2 [email protected]; 3 [email protected]

* Penulis Koresponden

ABSTRAK

Fotografi makro still life adalah teknik fotografi yang memotret benda mati dari jarak dekat dengan perbesaran rasio 1:1 atau lebih, dengan penyajian yang membuatnya seakan hidup. Penciptaan ini bertujuan untuk mengeksplorasi estetika dan emosi dalam objek-objek sederhana melalui pendekatan fotografi makro still life, sehingga mendapatkan perspektif baru terhadap benda sehari-hari. Metode penciptaan karya terdiri dari beberapa tahapan, yaitu eksplorasi konsep, persiapan alat dan teknik, eksekusi pemotretan, serta penyuntingan atau editing. Penggunaan kamera Sony A9 dengan lensa FE 28-70mm OSS dikombinasikan dengan extension tube untuk pengambilan gambar makro dengan biaya yang lebih terjangkau.

Pencahayaan menggunakan flash eksternal yang ditambahkan dengan penghalang kertas berbentuk kerucut untuk mengarahkan cahaya secara terfokus dan mempertegas tekstur objek. Hasil penciptaan menunjukkan bahwa objek sehari-hari yang umumnya dianggap biasa dapat menampilkan karakter unik dan estetika visual melalui teknik makro still life. Fotografi makro still life membuat pengalaman visual yang berbeda dengan memperlihatkan tekstur, bentuk, serta refleksi cahaya. Melalui eksplorasi ini, fotografi makro menjadi sarana dokumentasi detail kecil, juga sebagai ekspresi visual yang mampu membangkitkan rasa kagum, nostalgia, maupun refleksi bagi penikmatnya.

Visual Expression of Surrounding Objects in Macro Still Life Photography

Macro still life photography is a photographic technique that captures inanimate objects at close range with a magnification ratio of 1:1 or greater, presenting them in a way that makes them appear lifelike. This study aims to explore the aesthetics and emotions in simple objects through a macro still life photography approach, providing a new perspective on surrounding objects.

The creation method consists of several stages: concept exploration, preparation of equipment and techniques, execution of the photoshoot, and post-processing or editing. The use of a Sony A9 camera with an FE 28 -70mm OSS lens combined with an extension tube allows for macro photography at a more affordable cost. Lighting is achieved using an external flash with a cone - shaped paper diffuser to direct light more precisely and enhance the texture of the objects. The research findings indicate that commonly perceived ordinary objects can reveal unique characteristics and visual aesthetics through macro still life techniques. Macro still life photography creates a distinct visual experience by highlighting texture, form, and light reflection. Through this exploration, macro photography serves not only as a means of documenting small details but also as a form of visual expression that evokes a sense of wonder, nostalgia, and reflection for its viewers.

Kata kunci fotografi makro still life eksplorasi fotografi ekspresi objek sehari-hari

Keywords macro photography still life

exploration fine art photography everyday objects

(2)

1. Pendahuluan

Dalam kehidupan sehari-hari, berbagai benda mengelilingi lingkungan sekitar kita namun kurang mendapatkan perhatian. Tanpa disadari jika diamati lebih dekat, setiap benda memiliki karakter, tekstur, dan detail yang unik dan berbeda. Fotografi makro sebagai salah satu sudut pandang baru dalam melihat dunia kecil yang tersembunyi di sekitar kita.

Fotografi makro adalah teknik pengambilan gambar yang menghasilkan foto dengan rasio perbesaran 1:1, artinya ukuran gambar pada sensor kamera sama dengan ukuran asli objek yang difoto, dengan kata lain objek kecil ditampilkan dalam ukuran sebenarnya pada hasil foto (Syopyan & Sari, 2021). Dalam kajian lain, Setyanto mengungkapkan bahwa fotografi makro adalah salah satu jenis fotografi yang menekankan pengambilan gambar objek berukuran kecil dari jarak sangat dekat, umumnya genre ini mengeksplorasi berbagai subjek berukuran mini, seperti serangga, bunga, daun, serta benda-benda kecil lainnya yang memiliki tekstur menarik (Setyanto, 2023). Sementara itu, Syafriyandi dalam jurnalnya menjelaskan bahwa kata "makro" berarti "besar", namun dalam fotografi makro, objek yang difoto justru berukuran sangat kecil, oleh karena itu, lensa yang dirancang khusus untuk memotret objek kecil disebut lensa makro (Syafriyandi, 2017).

Memotret benda kecil menjadi lebih mudah ketika benda tersebut tidak bergerak atau termasuk dalam kategori still life. Fotografi still life adalah genre fotografi yang sudah berkembang sejak abad ke-19, dalam genre ini objek yang digunakan berupa benda mati, tetapi melalui pencahayaan yang tepat, komposisi grafis, bentuk dan tekstur, objek tersebut bisa terlihat lebih hidup (Zen et al., 2021). Handoko menyatakan, bahwa saat ini fotografi still life merupakan salah satu bidang fotografi yang banyak digunakan dan diminati oleh fotografer di seluruh dunia, dengan berbagai variasi teknik dan gaya foto. Genre fotografi ini juga sangat populer, baik untuk media ekspresi maupun tujuan lainnya (Handoko, 2017).

Fotografi makro berkembang sejak awal abad ke-20 sebagai bagian dari fotografi ilmiah untuk mendokumentasikan detail kecil yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang, teknik ini semakin maju terutama dalam kedokteran dan biologi, pada 1950-an lensa makro mulai diproduksi memperluas penggunaannya ke industri dan seni, seiring perkembangan teknologi, fotografi makro selain sains juga untuk keperluan komersial dan seni ekspresi sehingga bisa sebagai bentuk eksplorasi visual lain (Sari & Oktaviani, 2021). Fotografi makro memiliki berbagai fungsi, salah satunya digunakan dalam genre fotografi ekspresi. Fotografi ekspresi adalah bentuk fotografi yang menekankan pada ungkapan batin, perasaan, atau gagasan seorang seniman, sehingga fotografer dapat mengekspresikan perasaan dan gagasan melalui karya mereka (Amalia Fasiha, 2023). Dalam konteks fotografi makro, fotografer bebas mengatur visual untuk mengekspresikan emosi atau ide, dengan kebebasan yang semakin luas karena detail kecil dari suatu objek, sehingga menghasilkan karya yang lebih ekspresif dan sesuai dengan karakter serta identitas pribadi fotografer.

Penciptaan ini menekankan pada visualisasi dunia kecil dari benda-benda yang ada di meja belajar melalui pendekatan fotografi makro still life. Dengan teknik ini, benda-benda biasa dapat menjadi visual yang lebih menarik dan ekspresif, sehingga narasi visual dapat membuat rasa kagum, nostalgia, maupun refleksi bagi penikmatnya. Fotografi ini lebih mengeksplorasi estetika dan emosi yang terkandung dalam benda-benda tersebut dengan teknik makro, sejalan dengan gaya still life dan fotografi ekspresi. Melalui pendekatan ini, penciptaan ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa keindahan tidak selalu ditemukan dalam sesuatu yang besar atau mencolok, tetapi juga dalam hal-hal kecil yang sering terabaikan. Dengan sudut pandang yang berbeda, benda-benda sederhana dapat menjadi subjek yang menarik dan memiliki daya visual yang tidak biasa.

(3)

Penciptaan karya fotografi makro still life dalam penelitian ini mengacu pada beberapa teori yang relevan dengan eksplorasi visual benda sehari-hari. Teori utama yang mendasari penciptaan karya ini meliputi teori fotografi makro, fotografi still life, dan fotografi ekspresi.

Dalam praktiknya, fotografi makro memerlukan alat seperti lensa makro. Sebagai alternatif yang lebih terjangkau, extension tube dapat digunakan untuk mendapatkan perbesaran yang serupa. Extension tube adalah alat tambahan yang dipasang di antara bodi kamera dan lensa, secara prinsip alat ini berfungsi untuk meningkatkan jarak antara lensa dan sensor kamera, sehingga memungkinkan pembesaran objek yang sama atau bahkan lebih besar (Sb, 2012).

Menurut Wibowo dalam jurnalnya menjelaskan, bahwa perlensaan dalam fotografi berfungsi untuk mengatur perspektif, kedalaman, serta ketajaman gambar, di mana penggunaan lensa tertentu, seperti lensa makro untuk detail ekstrem atau lensa telefoto untuk kompresi jarak, disesuaikan dengan kebutuhan estetika dan teknis dalam penciptaan karya fotografi (Wibowo, 2020).

Selain itu, penciptaan karya ini juga berkaitan dengan eksplorasi cahaya dan teknik pencahayaan dalam fotografi makro. Penggunaan cahaya terarah dengan flash eksternal yang dimodifikasi bertujuan untuk mempertegas tekstur dan karakter unik dari objek. Konsep ini sejalan dengan prinsip pencahayaan dalam fotografi still life, dimana peran cahaya dalam membentuk kesan visual yang diinginkan. Tjin dalam bukunya Lighting Itu Mudah menjelaskan bahwa dalam fotografi makro, pencahayaan dapat dikontrol dengan berbagai teknik untuk mengarahkan cahaya secara lebih terfokus, salah satu metode yang dapat digunakan adalah dengan modifikasi aksesoris pencahayaan, seperti penggunaan reflektor atau alat bantu seperti kerucut kertas untuk membatasi penyebaran cahaya, sehingga detail dan tekstur objek dapat lebih terlihat dengan jelas tanpa bayangan berlebihan (Tjin, 2011).

2. Metode

Metodologi penciptaan karya ini mencakup beberapa tahapan utama, yaitu eksplorasi konsep, persiapan alat dan teknik, eksekusi pemotretan, serta tahap penyuntingan atau editing.

A. Eksplorasi Konsep

Tahap awal dalam penciptaan karya ini adalah menentukan konsep visual yang akan diangkat. Konsep ini mengacu pada eksplorasi estetika benda sehari-hari melalui pendekatan fotografi makro still life dengan elemen ekspresi visual yang menarik.

B. Persiapan Alat dan Teknik

Pemotretan dilakukan menggunakan kamera Sony A9 dengan lensa FE 28- 70mm OSS, yang dimodifikasi dengan extension tube untuk perbesaran lebih dekat atau mengurangi minimum jarak fokus ke subjek. Penggunaan extension tube bertujuan untuk mendapatkan detail objek makro dengan lebih terjangkau, meskipun kualitasnya tidak sebaik lensa makro khusus yang sebenarnya. Dalam aspek pencahayaan, digunakan flash eksternal yang dimodifikasi dengan penghalang kertas berbentuk kerucut. Modifikasi ini bertujuan untuk mengarahkan cahaya secara terfokus pada objek, sehingga detail tekstur lebih menonjol dan refleksi cahaya tidak menyebar secara berlebihan.

C. Eksekusi Pemotretan

Pemotretan dilakukan dengan memperhatikan komposisi dan sudut pencahayaan untuk menghasilkan efek visual yang sesuai dengan konsep yang direncanakan. Teknik high contrast lighting digunakan untuk memperlihatkan tekstur kasar objek, sementara sudut pencahayaan yang tepat membuat efek reflektif yang menarik. Pemotretan dilakukan dalam kondisi pencahayaan yang sudah diatur untuk memastikan detail dan eksposur yang tepat.

(4)

D. Penyuntingan atau Editing

Tahap akhir dalam proses penciptaan karya ini adalah seleksi foto dan penyuntingan atau editing menggunakan perangkat lunak pengolah gambar. Seleksi foto dilakukan untuk memilih hasil terbaik yang sesuai dengan konsep yang telah direncanakan, memastikan kesesuaian antara visual dan makna yang ingin disampaikan. Proses editing mencakup penyesuaian warna, kontras, ketajaman dalam gambar. Editing dilakukan dengan tetap mempertahankan karakter objek dan tidak merubah foto asli. Melalui metodologi ini, penciptaan karya fotografi makro still life diharapkan mampu memvisualkan fotografi makro dengan detail kecil yang sering terabaikan secara tidak biasa serta membuat perspektif baru terhadap benda di dalam konteks fotografi ekspresi.

3. Tinjauan Karya

Gambar 1 Close-Up Lembaran Buku Sumber:

https://c1.wallpaperflare.com/preview/48/328/839/card-paper-texture-old.jpg Gambar 1 merupakan sebuah foto lembaran buku dengan pola horizontal yang tidak rata sehingga tekstur yang dihasilkan tampak kasar dengan ketajaman merata di seluruh bidang gambar. Hal ini menunjukkan kemungkinan penggunaan aperture kecil (angka f besar) untuk mempertahankan kedalaman bidang yang luas. Pendekatan ini menonjolkan kualitas visual dari permukaan kertas secara menyeluruh, memungkinkan penonton untuk mengamati serat dan struktur fisik lembaran tersebut secara detail. Pola horizontal yang tidak teratur membuat visual yang menarik, seolah meggambarkan perjalanan atau alur pemikiran dalam lembaran buku itu sendiri. Warna netral dan pencahayaan lembut memperkuat kesan alami serta menambah dimensi ekspresi yang tenang.

(5)

Gambar 2 Self-portrait of a Macrophotographer in a Ball of a Ballpoint Pen. Simply Amazing

Sumber: https://imgur.com/gallery/self-portrait-of-macrophotographer-ball-of-ballpoint- pen-simply-amazing-d9q3O

Gambar 2 karya yang berjudul “Self-portrait of a Macrophotographer in a Ball of a Ballpoint Pen. Simply Amazing” menampilkan ujung sebuah pena yang difoto dalam skala ekstrem makro, dengan bola pena digunakan untuk self-portrait pengkarya, sehingga dapat berfungsi sebagai cermin yang merefleksikan bayangan dirinya. Acuannya adalah memotret ujung pena dengan detail untuk mendapatkan bola dari ujung pena. Foto ini menyajikan potret diri melalui pantulan pada bola logam di ujung pena bolpoin, sebuah pendekatan kreatif dalam fotografi potret diri. Penggunaan lensa atau teknik makro memungkinkan detail halus pada bola pena tertangkap dengan jelas, termasuk distorsi visual yang unik akibat kelengkungannya. Dominasi warna emas kuning kecoklatan dari badan pena membuat kesan yang hangat, sementara pantulan di dalamnya menghadirkan spektrum warna yang lebih luas namun terdistorsi. Pencahayaan, meskipun sumbernya tak langsung terlihat.

menciptakan highlight yang membuat dimensi pada bola pena. Komposisi memusatkan perhatian pada bola pena di tengah frame, menjadikan pantulan fotografer sebagai visual utama yang terbingkai oleh bentuk lingkaran bola pena. Fokus yang tajam pada pantulan.

Karya ini melampaui sekadar perbesaran objek kecil dalam fotografi makro, menampilkan ide konseptual dan kemampuan melihat potensi dalam diri.

(6)

Gambar 3 Windows Keyboard

Sumber: https://images.pexels.com/photos/4567339/pexels-photo-4567339.jpeg Gambar 3 merupakan sebuah foto tombol keyboard bergambar logo Windows yang menjadi fokus utama yang diambil menggunakan teknik close-up atau makro sehingga detail permukaan tombol terlihat jelas. Penempatan komposisi di tengah dengan dominasi warna hitam dan logo windows berwarna putih. Penggunaan cahaya low-key bersifat lembut namun directional (terarah), menonjolkan tekstur material tombol dan membuat simbol Windows tampak bersinar sedikit. Fokusnya tajam tepat di bagian logo, sementara sekelilingnya memiliki efek blur yang dalam. Foto ini bisa merepresentasikan hubungan manusia dengan teknologi, rutinitas sehari-hari di era komputer, atau bahkan ketergantungan pada sistem operasi.

4. Hasil dan Pembahasan

Dalam penciptaan karya yang berjudul "Ekspresi Visual Benda yang terdapat pada Meja Belajar dalam Fotografi Makro Still Life", eksplorasi terhadap benda-benda kecil sehari-hari menjadi fokus utama. Karya ini bertujuan untuk mendapatkan perspektif baru terhadap benda mati yang sering diabaikan melalui pendekatan fotografi makro dengan teknik still life.Peralatan menggunakan kamera Sony A9 yang dikombinasikan dengan lensa FE 28-70mm OSS. Meskipun lensa ini merupakan lensa kit atau bawaan kamera, penggunaannya didukung dengan extension tube sebagai aksesoris tambahan untuk memperpendek jarak minimum fokus terhadap subjek. Dengan teknik ini, detail terkecil dari objek dapat terlihat dengan jelas. Serta flash eksternal yang dimodifikasi dengan kertas berbentuk kerucut dengan tujuan agar cahaya flash tidak menyebar luas.

Dengan pendekatan fotografi ekspresi, setiap objek dalam karya ini, meskipun divisualisasikan sebagai benda mati, tetap merepresentasikan makna dan perasaan tertentu sesuai dengan cara sudut pandang pengkarya. Melalui eksplorasi ini, karya fotografi makro yang dihasilkan diharapkan dapat memberikan pengalaman visual yang unik serta mengubah cara pandang terhadap benda-benda sehari-hari. Dengan teknik makro still life, objek-objek sederhana dapat disajikan dengan perspektif yang berbeda dan lebih menarik, menciptakan karya yang tidak biasa dan memiliki nilai estetika yang tinggi.

(7)

Gambar 4 Lembaran Buku Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 6 menampilkan lembaran buku yang difoto dalam skala makro, memperlihatkan detail serat kertas. Menggunakan teknik fotografi makro still life, objek ini dipotret dari jarak sangat dekat, menampilkan tekstur serta pola tulisan secara detail. Dalam konteks fotografi ekspresi, buku atau lembaran yang sering dianggap remeh, namun bagi pengkarya memiliki keistimewaan. Lembaran buku, walaupun terlihat sederhana dan kerap diabaikan, lebih dari sekadar media baca. Berbentuk menyerupai batang korek api kayu, memiliki kesempatan besar yang menunggu untuk disulut. Buku mengajarkan bahwa pengetahuan dan emosi seringkali tersembunyi dalam hal-hal paling hening dan sederhana.

Secara teknis, foto ini menggunakan extension tube untuk mendapatkan detail lebih dekat tanpa lensa makro khusus. Pencahayaan dilakukan dengan flash eksternal dan penghalang kertas berbentuk kerucut agar cahaya lebih fokus ke permukaan kertas, memperlihatkan serat dan tekstur. Kamera Sony A9 dengan lensa FE 28-240mm OSS digunakan, ditambah extension tube. Bukaan f/8 bertujuan untuk seluruh detail tetap tajam dengan penggunaan kekuatan pencahayaan seminimal mungkin, dengan ISO 400 dan shutter speed 1/60 detik untuk eksposur seimbang.

(8)

Gambar 5 Titik Pena Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 5 menampilkan ujung sebuah pena yang difoto dalam skala ekstrem makro, menampilkan bola pena dengan detail yang sangat jelas. Menggunakan teknik fotografi makro still life, objek ini dipotret dari jarak sangat dekat, sehingga struktur serta tekstur pada permukaan ujung pulpen dapat dilihat dengan jelas. Dalam konteks fotografi ekspresi, ujung pena ini memiliki berbagai arti dan makna, tergantung bagaimana persepsi orang melihatnya.

Sebagai alat untuk menulis dan mencatat, bagi pengkarya ini tetap menyimpan cerita atau story, dan tulisan, serta ekspresi yang pernah dituangkan. Bola pena yang kecil namun berperan besar dalam menulis menggambarkan proses kreatif yang mengalir, terkadang lancar, terkadang terhenti. Layaknya titik awal dari banyak kisah, ujung pena ini tetap memiliki nilai istimewa bagi pengkarya. Lebih dari sekadar alat tulis, pena ini menjadi elemen visual yang merefleksikan perjalanan ide dan ekspresi, bahkan hingga detail terkecilnya. Hal ini selaras dengan konsep eksplorasi visual dalam fotografi makro, di mana benda-benda sehari-hari dapat memberikan perspektif baru yang tidak kasatmata.

Secara teknis, karya foto ini menggunakan teknik fotografi makro dengan extension tube untuk memperoleh detail lebih dekat ke subjek, sebagai alternatif terjangkau tanpa harus menggunakan lensa makro khusus. Pencahayaan dilakukan menggunakan flash eksternal yang telah dimodifikasi dengan penghalang kertas berbentuk kerucut. Penghalang ini berfungsi untuk mengarahkan cahaya agar tidak menyebar luas, tetapi lebih fokus ke ujung pena, sehingga tekstur bola pena lebih terlihat. Pemotretan menggunakan kamera Sony A9 dengan lensa FE 28-70mm OSS, yaitu lensa bawaan kamera yang telah ditambahkan dengan extension tube. Bukaan f/18 digunakan untuk memperluas area fokus, memastikan bola pena tetap tajam di seluruh permukaannya. Pengaturan lainnya, seperti ISO 100 dan shutter speed 1/200 detik, disesuaikan agar menghasilkan eksposur yang seimbang tanpa mengorbankan detail objek.

(9)

Gambar 6 Keyboard Laptop Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 6 menampilkan tombol enter dari keyboard laptop yang diifoto dalam skala makro, yang memungkinkan pengambilan detail pada permukaan dan tipografi tombol serta memperlihatkan tekstur dan material tombol keyboard tersebut. Dalam konteks fotografi ekspresi, tombol enter dimaknai sebagai simbol tindakan, keputusan, atau transisi. Foto ini bisa ditempatkan sebagai karya yang mengajak audiens untuk berhenti sejenak dan merenungi arti dari tindakan kecil dengan dampak besar.

Secara teknis, karya foto ini menggunakan teknik fotografi makro dengan extension tube untuk memperoleh detail lebih dekat ke subjek, sebagai alternatif terjangkau tanpa harus menggunakan lensa makro khusus. Pencahayaan dilakukan menggunakan flash eksternal yang telah dimodifikasi dengan penghalang kertas berbentuk kerucut. Penghalang ini berfungsi untuk mengarahkan cahaya agar tidak menyebar luas, tetapi lebih fokus ke keyboard laptop, sehingga tekstur tulisan keyboard lebih terlihat. Tombol “Enter” tidak ditempatkan di tengah secara simetris, melainkan sedikit miring dan menyamping, menciptakan dinamika visual yang lebih menarik. Pemotretan menggunakan kamera Sony A9 dengan lensa FE 28-240mm OSS, yaitu lensa bawaan kamera yang telah ditambahkan dengan extension tube. Bukaan f/8 digunakan untuk memperluas area fokus, memastikan keyboard tetap tajam di seluruh permukaannya. Pengaturan lainnya, seperti ISO 100 dan shutter speed 1/100 detik, disesuaikan agar menghasilkan eksposur yang seimbang tanpa mengorbankan detail objek.

(10)

5. Kesimpulan

Penciptaan ini menunjukkan bahwa fotografi makro still life dapat menjadi pendekatan yang lebih mudah dalam mengeksplorasi benda-benda kecil di sehari-hari kita. Melalui teknik makro, objek yang sering diabaikan dapat diperlihatkan perspektif baru dengan visual yang tidak biasa. Penggunaan extension tube sebagai alternatif lensa makro telah membuktikan lebih efektif untuk memotret detail kecil dengan biaya yang lebih terjangkau. Selain itu, modifikasi pencahayaan dengan penghalang berbentuk kerucut mampu mengontrol arah cahaya sehingga menghasilkan efek visual yang lebih terfokus.

Meskipun harganya relatif murah, penggunaan extension tube untuk fotografi makro memiliki beberapa kelemahan. Semakin banyak extension tube yang digunakan, semakin sedikit cahaya yang mencapai sensor kamera, sehingga dibutuhkan ISO yang lebih tinggi atau pencahayaan tambahan. Fokus atau depth of field menjadi sangat dangkal, sehingga menyulitkan untuk mendapatkan fokus yang presisi. Selain itu, jika menggunakan lensa dengan focal length pendek seperti 28mm atau 30mm untuk mendapatkan pembesaran yang lebih ekstrem, dapat timbul distorsi optik dan perspektif yang tidak diinginkan.

Dalam konteks fotografi ekspresi, karya-karya yang dihasilkan dapat memiliki makna dan emosi tergantung pada persepsi masing-masing. Lembaran buku, ujung pena, dan tombol keyboard yang difoto dengan pendekatan ini menggambarkan narasi serta pengalaman personal dari pengkarya.

Untuk penciptaan selanjutnya, eksplorasi dapat diperluas dengan menggunakan berbagai jenis objek lain yang memiliki nilai simbolis atau historis. Selain itu, pengembangan teknik pencahayaan dan pemanfaatan alat bantu lainnya dapat dieksplorasi lebih jauh untuk mendapatkan efek visual yang lebih variatif. Dengan pendekatan fotografi makro still life, bidang ini memiliki kesempatan besar untuk terus berkembang sebagai eksplorasi visual yang berbeda dan tidak biasa.

(11)

Referensi

Amalia Fasiha, R. (2023). Berkarya Dan Bercerita Melalui Fotografi Ekspresi. IMAJI: Film, Fotografi, Televisi, & Media Baru, 14(2), 130–135. https://doi.org/10.52290/i.v14i2.112 Handoko, A. (2017). Konsep Estetik Dalam Still Life Fotografi. Staffnew. Uny. Ac. Id, Staff. Uny.

Ac. Id, 1–16.

Sari, M. P., & Oktaviani, H. N. (2021). Pemanfaatan Fotografi Makro Sebagai Media Pembelajaran Dalam Ilmu Pengetahuan Alam. Spectā : Journal of Photography, Arts, and Media, 4(2), 93–

100. https://doi.org/10.24821/specta.v4i2.4408

Sb, A. (2012). Memotret Macro Itu Mudah & Murah. mediakita.

Setyanto, D. W. (2023). Penerapan Prinsip Nirmana Pada Penciptaan Karya Fotografi Makro.

Gestalt, 5(2), 83–94. https://doi.org/10.33005/gestalt.v5i2.144

Syafriyandi, S. (2017). Semut Rangrang (Oecophylla Smaragdina) Dan Bendabenda Berteknologi Dalam Fotografi Ekspresi. REKAM: Jurnal Fotografi, Televisi, Dan Animasi, 12(2), 107.

https://doi.org/10.24821/rekam.v12i2.1427

Syopyan, E. R., & Sari, M. P. (2021). Pengaruh Fotografi Makro sebagai Media Pembelajaran untuk Menarik Minat Peserta Didik dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Media Penelitian Pendidikan : Jurnal Penelitian Dalam Bidang Pendidikan Dan Pengajaran, 15(1), 81–88.

https://doi.org/10.26877/mpp.v15i1.8700 Tjin, E. (2011). Lighting Itu Mudah! Bukune.

Wibowo, S. (2020). Penggunaan Teknik Reverse Lens Dalam Pemotretan Fotografi Makro. Jurnal Ilmiah Publipreneur, 4(2), 18–28. https://doi.org/10.46961/jip.v4i2.101

Zen, A. P., Miraj, I. M., Yuningsih, C. R., Nugroho, A., & Sintowoko, D. A. W. (2021). Review Estetika Fotografi : Nilai Estetika Fotografi Still Life Pada Cover Majalah Casa, Indonesia.

Visualideas, 1(2), 40–45. https://doi.org/10.33197/visualideas.vol1.iss2.2021.703

Referensi

Dokumen terkait