• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vol. 04, No. 03, April 2016 - Universitas Udayana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Vol. 04, No. 03, April 2016 - Universitas Udayana"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 04, No. 03, April 2016

t i k e t k e r e t at o k o b a g u s b e r i t a b o l a t e r k i n i a n t o n n b A n e k a K r e a s i R e s e p M a s a k a n I n d o n e s i ar e s e p m a s a k a n m e n g h i l a n g k a n j e r a w a t v i l l a d i p u n c a k r e c e p t e n b e r i t a h a r i a n g a m e o n l i n eh p d i j u a l w i n d o w s g a d g e t j u a l c o n s o l ev o u c h e r o n l i n eg o s i p t e r b a r u b e r i t a t e r b a r u w i n d o w s g a d g e t t o k o g a m ec e r i t a h o r o r

Table of Contents

Articles

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN TERKAIT IKLAN YANG MENYESATKAN DITINJAU BERDASARKAN UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN KODE ETIK PERIKLANAN INDONESIA

PDF

I Gusti Ayu Indra Dewi Dyah Pradnya Para, Desak Putu Dewi Kasih

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI TERHADAP ASURANSI PEKERJA YANG MENDERITA SAKIT KARENA ADANYA KESENGAJAAN

PDF

Gede Wisnu Yoga Mandala, I Wayan Suarbha

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA KSU.TUMBUH KEMBANG, PEMOGAN, DENPASAR SELATAN

PDF

(2)

Gde Dianta Yudi Pratama, I Ketut Westra, Ni Putu Purwanti

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DENGAN ADANYA PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM) PEWARNA

PDF

Ni Made Sri Uttami Dharmaningsih, Ni Putu Purwanti

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA DISABILITAS TERHADAP HAK MEMPEROLEH PEKERJAAN

PDF

Yuni Ratnasari, Made Suksma Prijandhini Devi Salain

KEDUDUKAN HUKUM DIREKSI TERHADAP PENGELOLAAN PERSEROAN TERBATAS YANG BELUM BERSTATUS BADAN HUKUM

PDF

Sang Made Satya Dita Permana, I Wayan Wiryawan, I Ketut Westra

PERJANJIAN GADAI YANG DIJAMIN DENGAN BARANG YANG BERASAL DARI HASIL KEJAHATAN : STUDI PADA PT.

PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SESETAN

PDF

Aditya Surya Bratha, Ngakan Ketut Dunia, A.A. Ketut Sukranatha

LARANGAN PENGGUNAAN TENAGA PROFESIONAL KESEHATAN SEBAGAI MODEL IKLAN

PDF

Ni Putu Janitri, Made Suksma Prijandhini Devi Salain

KEABSAHAN ELECTRONIC MONEY DI INDONESIA PDF

Ruth Juliana Sihombing, Nyoman Mas Ariyani

TANGGUNG JAWAB PT. GARUDA TERHADAP PENUMPANG ATAS TERTUNDANYA PENERBANGAN (DELAY)

BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT ANGKUTAN UDARA

PDF

Bobby Ferdinal Purwanto, Ngakan Ketut Dunia, Ni Putu Purwanti

PENGATURAN PROSPEKTUS PENAWARAN WARALABA DALAM PERJANJIAN WARALABA

PDF

Calvin Smith Houtsman Sitinjak, Desak Putu Dewi Kasih, I Made Udiana

PERALIHAN HAK MILIK ATAS SAHAM DALAM TRANSAKSI EFEK MELALUI SCRIPLESS TRADING DI PASAR MODAL

PDF

Anak Agung Sintya Iswari, I Made Sarjana

(3)

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DARI PELAKU USAHA YANG TUTUP TERKAIT DENGAN PEMBERIAN LAYANAN PURNA JUAL/GARANSI

PDF

I Dewa Gde Agung Oka Pradnyadana, Putu Gede Arya Sumerthayasa

AKIBAT HUKUM DARI WANPRESTASINYA DEVELOPER DALAM PERJANJIAN KERJASAMA DALAM BIDANG PEMBANGUNAN, PENGEMBANGAN, PEMASARAN DAN PENJUALAN TOWN HOUSE YANG BERTEMPAT DI KABUPATEN BADUNG

PDF

I Putu Donny Laksmana Putra, I Nyoman Darmadha, I Nyoman Bagiastra

ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DI INDONESIA TERKAIT CACAT TERSEMBUNYI PADA PRODUK MINUMAN BOTOL

PDF

A. A. Sagung Istri Ristanti, I Gede Putra Ariana

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN PENGGUNA JASA PARKIR DITINJAU DARI PERATURAN DAERAH NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAN PERPARKIRAN DI KOTA DENPASAR

PDF

I Komang Cri Khrisna, I Ketut Markeling, I Made Dedy Priyanto

PENANAMAN MODAL (INVESTASI) TERKAIT

PENGEMBANGAN MASYARAKAT LOKAL DI INDONESIA

PDF

Gitarus Apriliandini, I Nyoman Wita

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA PEREMPUAN PADA MALAM HARI DI HOTEL KELAS MELATI (STUDI PADA HOTEL JAYAGIRI DENPASAR)

PDF

Feranika Anggasari Jayanti, I Made Udiana

JAMINAN SOSIAL TERHADAP PEKERJA KONTRAK PADA HOTEL BALI MANDIRA BEACH RESORT & SPA

PDF

I Gde Made Widia Sastra Nayaka, I Made Sarjana, I Made Dedy Priyanto

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP JANGKA WAKTU

PEMBAYARAN UPAH KERJA LEMBUR BAGI PEKERJA TETAP

PDF

Wulan Yulianita, Kadek Sarna

AKIBAT HUKUM BAGI DEBITUR YANG TELAH

MENANDATANGANI PERJANJIAN STANDAR KREDIT PADA BPR TATA ANJUNG SARI DENPASAR

PDF

(4)

Zuraida Saroha Handayani, Dewa Gde Rudy, Ni Putu Purwanti

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA DALAM PEREDARAN JAJANAN ANAK (HOME INDUSTRY) YANG TIDAK TERDAFTAR DALAM DINAS KESEHATAN

PDF

Komang Rina Ayu Laksmiyanti, I Gede Putra Ariana

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP PENJUALAN KOSMETIK YANG TIDAK DISERTAI DENGAN KEJELASAN LABEL PRODUK DI DENPASAR

PDF

Luh Putu Budiarti, I Gede Putra Ariana

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP PENJUALAN KOSMETIK YANG TIDAK DISERTAI DENGAN KEJELASAN LABEL PRODUK DI DENPASAR

PDF

Luh Putu Budiarti, I Gede Putra Ariana

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) KANTOR CABANG UNIT (KCU) SINGARAJA

PDF

I Made Adi Dwi Pranatha, Putu Purwanti, A. A. Gede Agung Dharmakusuma

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) KANTOR CABANG UNIT (KCU) SINGARAJA

PDF

I Made Adi Dwi Pranatha, Putu Purwanti, A. A. Gede Agung Dharmakusuma

PENERAPAN PENDEKATAN RULES OF REASON DALAM MENENTUKAN KEGIATAN PREDATORY PRICING YANG DAPAT MENGAKIBATKAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

PDF

Ni Luh Putu Diah Rumika Dewi, I Dewa Made Suartha

AKIBAT HUKUM ATAS PELANGGARAN MEREK OLEH PIHAK YANG BUKAN PEMEGANG LISENSI

PDF

Indriana Nodwita Sari, I Made Udiana

AKIBAT HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA YANG MENJUAL MAKANAN KADALUWARSA

PDF

Gek Ega Prabandini, I Made Udiana

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU PDF

I Made Aditia Warmadewa, I Made Udiana

AKIBAT HUKUM TERHADAP PEMBELI YANG MELAKUKAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI SEPEDA MOTOR

(5)

A. A. Istri Prami Yunita, I Made Udiana

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA

PDF

Anak Agung Gede Mahendra, I Gusti Ayu Puspawati, Ida Bagus Putu Sutama

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAH HAK ATAS TANAH DENGAN ADANYA SERTIFIKAT GANDA HAK ATAS TANAH

PDF

Anissa Aulia, I Made Udiana

KEDUDUKAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU) SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS PERSAINGAN USAHA YANG INDEPENDEN

PDF

Dewa Ayu Reninda Suryanitya, Ni Ketut Sri Utari

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HASIL KARYA CIPTA OGOH-OGOH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TANTANG HAK CIPTA

PDF

I Wayan Agus Pebri Paradiska, Anak Agung Sri Indrawati, Ida Ayu Sukihana

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA JASA PENGIRIMAN BARANG DALAM HAL KETERLAMBATAN SAMPAINYA BARANG

PDF

A. A. A. Nadia Andina Putri, Nyoman Mas Ariyani

RISALAH LELANG SEBAGAI AKTA OTENTIK PENGGANTI AKTA JUAL BELI DALAM LELANG

PDF

Ni Kadek Ayu Ena Widiasih, I Made Sarjana

RISALAH LELANG SEBAGAI AKTA OTENTIK PENGGANTI AKTA JUAL BELI DALAM LELANG

PDF

Ni Kadek Ayu Ena Widiasih, I Made Sarjana

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM PERJANJIAN PENGIKATAN JUAL – BELI APARTEMEN MELALUI PEMESANAN

PDF

I Gusti Ayu Agung Winda Utami Dewi, I Made Dedy Priyanto, Kadek Sarna

PENGATURAN PENGALIHAN JAMINAN FIDUSIA DI INDONESIA

PDF

Ni Putu Nugrahaeni, Gde Made Swardhana

PENGATURAN PENGALIHAN JAMINAN FIDUSIA DI INDONESIA

PDF

Ni Putu Nugrahaeni, Gde Made Swardhana

SAHAM PERSEROAN TERBATAS SEBAGAI OBJEK JAMINAN GADAI

PDF

(6)

I Gede Arya Kusuma, I Made Dedy Priyanto, I Nyoman Bagiastra

UPAYA BANK DALAM PENYELAMATAN DAN PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH

PDF

I Made Jaya Nugraha, I Made Udiana

IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM PRAKTIK PERBANKAN SYARIAH PADA BANK NEGARA INDONESIA YOGYAKARTA

PDF

Ni Kadek Anindya Anggita Sary, I Ketut Suardita, I Made Dedy Priyanto

IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM PRAKTIK PERBANKAN SYARIAH PADA BANK NEGARA INDONESIA YOGYAKARTA

PDF

Ni Kadek Anindya Anggita Sary, I Ketut Suardita, I Made Dedy Priyanto

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGATURAN MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

PDF

I Made Bayu Wiguna, I Dewa Made Suartha

ASPEK HUKUM PEMBERIAN KREDIT DENGAN JAMINAN OBLIGASI NEGARA RITEL

PDF

Gusti Ayu Putu Intan Pratiwi, Nyoman Mas Ariyani

EKSEKUSI KREDIT MACET TERHADAP HAK TANGGUNGAN PDF

I Dewa Ayu Sri Arthayani, I Gusti Agung Ayu Dike Widhiaastuti

KEGIATAN USAHA FOTOKOPI DALAM KA ITANNYA DENGAN PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA

PDF

Finna Wulandari, I Made Udiana

KEDUDUKAN KREDITUR PEMEGANG HAK TANGGUNGAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

PDF

Mitia Intansari, I Made Walesa Putra

KEBERADAAN RAHASIA DAGANG BERKAITAN DENGAN PERLIDUNGAN KONSUMEN

PDF

I Gede Komang Wisma Vebriana, Ni Ketut Sri Utari

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL SEBAGAI JAMINAN FIDUSIA PDF

Ida Bagus Anindya Jaya Keniten, I Wayan Wiryawan, I Nyoman Bagiastra

(7)

KETIDAKSESUAIAN PENCANTUMAN UKURAN YANG TERDAPAT PADA KEMASAN DENGAN PRODUK ASLINYA (STUDI PADA MINI MART DI SESETAN DENPASAR)

PDF

Komang Prayuda Devi Kurniawati, I Gede Putra Ariana

PELAKSANAAN TUGAS TIM LIKUIDASI DALAM HAL MASA KERJA TIM LIKUIDASI LAMPAU WAKTU

PDF

Rizka Rahmawati, Putu Gede Arya Sumerthayasa

PENGATURAN DAN PROSEDUR PENDAFTARAN HAK CIPTA BERBASIS ONLINE

PDF

Ni Made Asri Mas Lestari, I Made Dedy Priyanto, Ni Nyoman Sukerti

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA TRANSPORTASI ONLINE UBER DAN GRAB DI INDONESIA

PDF

Putu Bagus Raditya Permana Putra, I Gede Putra Ariana

HAK ANAK TIRI TERHADAP WARIS DAN HIBAH ORANG TUA DITINJAU DARI HUKUM WARIS ISLAM

PDF

Putu Ari Sara Deviyanti, Made Suksma Prijandhini Devi Salain

(8)

1

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU Oleh :

I Made Aditia Warmadewa I Made Udiana

Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

ABSTRAK

Tulisan ini berjudul akibat hukum wanprestasi dalam perjanjian baku.

Permasalahannya yaitu mengenai akibat hukum apabila debitur melakukan wanprestasi dalam suatu perjanjian baku. Metode penulisan yang dipergunakan adalah metode penelitian normatif. Perjanjian baku dapat berlaku sebagai perjanjian yang mempunyai kekuatan hukum sebagimana diatur dalam pasal 1320 dan 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang selanjutnya disebut KUHPerdata. Kesimpulannya debitur wanprestasi diwajibkan membayar ganti kerugian yang telah diderita oleh kreditur, kreditur dapat menuntut pemutusan/pembatalan perikatan melalui hakim, resiko beralih kepada debitur sejak terjadi wanprestasi, debitur wajib memenuhi perjanjian jika masih dapat dilakukan atau pembatalan disertai tuntutan ganti rugi, debitur wajib membayar biaya perkara jika diperkarakan di muka Pengadilan. Ini diatur di dalam pasal 1234, 1237, 1266, dan 1267 KUHPerdata.

Kata Kunci : Perjanjian Baku, Wanprestasi, Debitur ABSTRACK

The title of this article legal consequences of default in the standard contract. The problem is about the legal consequences if the debtor in default in a standard contract.

Writing method used is the method of normative research. Standard contract can apply as an agreement that has the force of law that has been regulated in Article 1320 and 1338 Book of the Law of Civil Law, hereinafter called the Civil Code. The conclusion of the debtor in default is obliged to pay compensation that has been suffered by the creditor, the creditor can demand the termination/ cancellation of the engagement by the judge, the risk is transferred to the debtor since the event of default, the debtor is obliged to fulfill the agreement if they do or cancellation of a claim for compensation, the debtor shall pay fees advance the case if sued in court. This is set forth in articles 1234, 1237, 1266, and 1267 of the Civil Code.

Keywords : Standard Contract, Non-Performance, Debtor I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hubungan bisnis dalam pelaksanaannya tentunya didasarkan pada suatu perjanjian atau kontrak. Perjanjian atau kontrak merupakan serangkaian kesepakatan yang dibuat oleh para pihak untuk saling mengikatkan diri. Dalam lapangan kehidupan sehari-hari seringkali

(9)

2

dipergunakan istilah perjanjian, meskipun hanya dibuat secara lisan saja, tetapi dalam dunia usaha perjanjian adalah suatu hal yang sangat penting karena menyangkut bidang usaha yang digeluti. Mengingat akan hal tersebut dalam hukum perjanjian merupakan suatu bentuk manifestasi adanya kepastian hukum. Oleh karena itu dalam prakteknya setiap perjanjian dibuat secara tertulis agar diperoleh suatu kekuatan hukum, sehingga tujuan kepastian hukum dapat terwujud. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata), ditentukan dan diberikan pengertian mendasar mengenai sebuah perjanjian sebagaimana ditentukan dalam pasal 1313 KUHPerdata memberikan definisi “Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih”.

Menurut Mariam Darus Badrulzaman, dengan semakin majunya teknologi yang dapat memudahkan hubungan antar manusia di dunia, meletakkan Indonesia dalam jaringan yang mudah dicapai atau dijamah oleh kebiasaan (perdagangan) yang dipergunakan di bagian dunia lain. Masuknya perusahaan asing ke Indonesia juga membawa serta berbagai bentuk perjanjian, salah satu diantaranya adalah perjanjian standard (perjanjian baku) yang dipergunakan di dalam perjanjian pemberian jasa dan sebagainya.1

Pada kenyataannya perjanjian baku hanya merupakan suatu pernyataan sepihak yaitu pernyataan dari pihak yang merasa lebih berkepentingan terhadap perbuatan hukum yang akan ditimbulkan dari adanya perjanjian itu yang didasarkan atas kehendak pelaku usaha saja.

1.2 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui akibat hukum dari perjajian baku apabila debitur melakukan wanprestasi dalam perjanjian baku.

II. ISI MAKALAH

2.1 METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang dipergunakan dalam penulisan ini adalah penelitian hukum normatif atau penelitian hukum doctrinal yaitu penelitian yang menekankan pada metode deduktif sebagai pegangan utama dan metode induktif sebagai data penunjang, analisis

1 Mariam Darus Badrulzaman, 1989, Perjanjian Kredit Bank, Alumni Bandung, hal. 30.

(10)

3

normtif ini terutama menggunakan bahan-bahan kepustakaan dan peraturan perundang- undangan sebagai sumber bahan penelitiannya.

2.2 HASIL DAN PEMBAHASAN

2.2.1. AKIBAT HUKUM APABILA DEBITUR MELAKUKAN WANPRESTASI DALAM SUATU PERJANJIAN BAKU

Abdul Kadir Muhammad mengatakan bahwa perjanjian adalah suatu persetujuan dengan mana satu orang atau lebih saling mengikatkan diri untuk melaksanakan sesuatu hal dalam lapangan harta kekayaan.2 Sedangkan yang dimaksud dengan kontrak baku adalah suatu kontrak tertulis yang dibuat hanya oleh salah satu pihak dalam kontrak tersebut, bahkan sering kali kontrak tersebut sudah tercetak (boilerplate) dalam bentuk formulir- formulir tertentu oleh salah satu pihak.3

Dengan dipergunakannya perjanjian baku, yang menunjukkan kecenderungan semakin bermanfaatnya perjanjian baku tersebut dalam kehidupan masyarakat pada setiap kontrak/perjanjian yang dilakukannya. Perlu diketahui dalam setiap perjanjian yang dilakukan, pastilah akan menimbulkan suatu akibat hukum, dan untuk memberikan rasa kepastian dan penyelesaian secara yuridis formal dari akibat hukum yang timbul dari perjanjian baku tersebut, maka diperlukan adanya suatu aturan hukum sebagai dasar berlakunya perjanjian baku itu sendiri.

Di dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen juga telah mengatur mengenai ketentuan pencantuman klausula baku, yang dijelaskan di dalam pasal 18 Ayat (1) yang menyatakan bahwa : “Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan untuk diperdagangkan dilarang membuat atau mencantumkan klausula baku pada setiap dokumen dan/atau perjanjian apabila: a) menyatakan pengalihan tanggungjawab pelaku usaha; b) menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali barang yang dibeli konsumen; c) menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali uang yang dibayarkan atas barang

2 Abdulkadir Muhammad, 1982, Hukum Perikatan, Alumni, Bandung, hal. 17.

3 Munir Fuady, 2003, Hukum Kontrak, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hal. 76.

(11)

4

dan/atau jasa yang dibeli oleh konsumen; d) menyatakan pemberian kuasa dari konsumen kepada pelaku usaha baik secara langsung, maupun tidak langsung untuk melakukan segala tindakan sepihak yang berkaitan dengan barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran; e) mengatur perihal pembuktian atas hilangnya kegunaan barang atau pemanfaatan jasa yang dibeli oleh konsumen; f) memberi hak kepada pelaku usaha untuk mengurangi manfaat jasa atau mengurangi harta kekayaan konsumen yang menjadi obyek jual beli jasa; g) menyatakan tunduknya konsumen kepada peraturan yang berupa aturan baru, tambahan, lanjutan dan/atau pengubahan lanjutan yang dibuat sepihak oleh pelaku usaha dalam masa konsumen memanfaatkan jasa yang dibelinya; h) menyatakan bahwa konsumen memberi kuasa kepada pelaku usaha untuk pembebanan hak tanggungan, hak gadai, atau hak jaminan terhadap barang yang dibeli olch konsumen secara angsuran.”

Namun perjanjian baku yang beredar dalam masyarakat, dalam pandangan banyak pihak, masih banyak yang merugikan masyarakat dengan klausula baku (standard) yang ada di dalamnya. Isi perjanjian standar umumnya berat sebelah, dan banyak menguntungkan si pembuatnya.4 Pihak penyusun kontrak/perjanjian (kreditur) dengan persyaratan-persyaratannya mempunyai kedudukan yang lebih kuat bila dibandingkan dengan pihak lain yang pada umumnya berada dalam posisi lemah (debitur). Pihak lainnya atau lawannya biasanya tidak ada pilihan lain dan akan menerima begitu saja syarat-syarat yang diajukan oleh penyusun kontrak (kreditur).

Dengan demikian kedudukan debitur dalam perjanjian baku sangatlah lemah dikarenakan pihak debitur tidak memiliki kesempatan untuk bernegosiasi/ merundingkan klausula baku yang sifatnya berat sebelah dan lebih menguntungkan pihak pelaku usaha (kreditur), sebab kedudukan ekonomi kreditur lebih tinggi dibandingkan dengan debitur.

Apabila si berutang (debitur) tidak melakukan apa yang dijanjikannya, maka dikatakan debitur melakukan wanprestasi, debitur alpa, lalai, atau ingkar janji, atau debitur juga melanggar perjanjian, bila debitur melakukan atau berbuat sesuatu yang tidak boleh dilakukannya. Wanprestasi berasal dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda

Wanprestatie”, artinya tidak memenuhi sesuatu yang diwajibkan seperti yang telah

4 Ibid., hal. 78.

(12)

5

ditetapkan dalam perikatan. Faktor penyebab wanprestasi ada dua kemungkinannya, yaitu faktor dari luar dan faktor dari dalam dari pihak. Faktor dari luar adalah peristiwa yang tidak diharapkan terjadi dan tidak dapat diduga akan terjadi ketika perjanjian dibuat. Faktor ini disebut keadaan memaksa, yang menghalangi pihak dalam perjanjian memenuhi kepada pihak lainnya. Pihak yang tidak memenuhi kewajiban itu tidak dapat dipersalahkan dan tidak dapat dikenal sanksi. Dalam hal ini tidak ada yang bertanggung jawab.

Akan tetapi, dalam perjanjian baku pengusaha dapat merumuskan syarat-syarat yang membebankan tanggung jawab kepada pihak konsumen. Syarat tersebut dirumuskan sedemikian rapi, sehingga dalam waktu relatif singkat konsumen tidak sempat memahaminya. Karena diperlukan, konsumen menerima saja perjanjian yang disodorkan kepadanya. Padahal dalam Pasal 1245 KUHPerdata ditentukan, “Jika karena keadaan memaksa debitur berhalangan memenuhi kewajibannya, debitur tidak diharuskan memikul beban kerugian”. Dengan penerimaan perjanjian yang disodorkan oleh pengusaha, konsumen mengesampingkan pasal ini, sehingga akhirnya ia memikul kerugian walaupun kerugian tersebut sebagai akibat dari keadaan memaksa.

Adapun akibat hukum bagi debitur yang telah melakukan wanprestasi dalam suatu perjanjian adalah hukuman atau sanksi hukum berikut ini :

a. Debitur diwajibkan membayar ganti kerugian yang telah diderita oleh kreditur (pasal 1234 KUHPerdata).

b. Apabila perikatan itu timbal balik. Kreditur dapat menuntut pembatalan/dapat dibatalkan perikatannya melalui hakim (pasal 1266 KUHPerdata ).

c. Dalam perikatan untuk memberikan sesuatu, resiko beralih kepada debitur sejak terjadi wanprestasi (pasal 1237 ayat 2 KUHPerdata).

d. Debitur diwajibkan memenuhi perikatan jika masih dapat dilakukan, atau pembatalan disertai pembayaran ganti kerugian (pasal 1267 KUHPerdata).

e. Debitur wajib membayar biaya perkara jika diperkarakan di muka Pengadilan Negeri, dan debitur dinyatakan bersalah.

(13)

6 III. KESIMPULAN

Akibat hukum dari debitur wanprestasi dalam perjanjian baku sama halnya dengan perjanjian pada umumnya, dimana debitur diwajibkan membayar ganti kerugian yang telah diderita oleh kreditur, kreditur dapat menuntut pemutusan/pembatalan perikatan melalui hakim, resiko beralih kepada debitur sejak terjadi wanprestasi, debitur wajib memenuhi perjanjian jika masih dapat dilakukan atau pembatalan disertai tuntutan ganti rugi, debitur wajib membayar biaya perkara jika diperkarakan di muka Pengadilan.

DAFTAR PUSTAKA Buku :

Abdulkadir Muhammad, 1982, Hukum Perikatan. Alumni Bandung.

Mariam Darus Badrulzaman, 1989, Perjanjian Kredit Bank, Alumni Bandung.

Munir Fuady, 2003, Hukum Kontrak, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.

Peraturan Perundang-Undangan :

KUHPerdata, di terjemahkan oleh Subekti dan R. Tjitrosudibio, 2003, Pradnya Paramita, Jakarta.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

Referensi

Dokumen terkait

Changes in American Farmer Application ~~~4 Approved Exploitation of National FFA Organization and/or Emblem - 7 - It was moved by Richard Black, seconded by Keith Simmons