• Tidak ada hasil yang ditemukan

Volume 5 Nomor 1 Maret 2011m - OJS UNPATTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Volume 5 Nomor 1 Maret 2011m - OJS UNPATTI"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

Diasumsikan di sini bahwa semua perubahan konsentrasi BOD dan DO di sungai merupakan sampel yang representatif dan bukan longitudinal untuk model difusi, yang tidak dipertimbangkan di sini. Pertimbangkan β(t,l) dan δ(t,l), masing-masing, sebagai konsentrasi BOD dan defisit DO (untuk derajat kejenuhan) yang ada pada bagian sederhana sungai yang berpusat di l pada waktu t. Nilai BOD dan DO dalam.. dengan memperhatikan hal-hal berikut. Di sini yang dimaksud dengan pembahasan adalah masukan BOD dan DO, tidak termasuk perubahan kecepatan aliran sungai.

Konsentrasi BOD dan defisit DO dipandang perlu dikaji ulang, bahwa sepanjang pergerakan dengan volume air sederhana merupakan model sistem 1D yang mengikuti bentuk. Hal ini dapat dengan mudah dilihat, karena bantuan respon impuls (impuls respon) sistem 2D dalam kaitannya dengan satu dimensi, dimana ortona positif atau koordinat berkurang dimana pesan impuls BOD dan DO ditampilkan dengan bantuan a diagonal. . Berdasarkan model ini, informasi penting dapat diperoleh ketika kedua spesies hidup dalam keseimbangan sebagai suatu ekosistem dan ketika diketahui kondisi awal jumlah masing-masing spesies.

Ini memberikan salah satu contoh interaksi termudah yang terjadi ketika dua spesies bersaing untuk mendapatkan sumber makanan yang sama. Setidaknya ada dua spesies yang bersaing dalam satu populasi dan keduanya bersaing dalam beberapa cara. Terkadang kedua spesies tersebut tidak hanya berada dalam satu populasi, tetapi juga dalam satu ekosistem, yang kemudian akan digambarkan dengan model populasi masing-masing spesies dengan sistem persamaan.

Pada bagian ini kita akan membahas dua spesies berbeda, satu spesies disebut Predator dan spesies lainnya disebut Prey.

0,25)(−0,4) = 0 Yang akan memberikan nilai eigen,

Beberapa teknik analisis multivariat dengan menggunakan data HBAT antara lain analisis faktor, analisis diskriminan, dan juga beberapa metode analisis regresi. Tujuan pemilihan model regresi terbaik biasanya untuk tujuan peramalan dan pencegahan tingginya biaya perolehan informasi dari variabel atau variabel, mengingat penerapan analisis regresi telah banyak digunakan dalam bisnis dan pemasaran. Penelitian regresi linier berganda untuk keperluan peramalan telah banyak dilakukan, antara lain Supriyono (2007) membandingkan logika fuzzy dengan regresi berganda sebagai alat peramalan, Pujiati (2005) melakukan analisis regresi berganda untuk mengetahui hubungan antara beberapa kegiatan promosi dengan penjualan produk.

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi analisis data bagi perusahaan yang bergerak di bidang bisnis dan pemasaran untuk meningkatkan bisnisnya dan bagi para ahli statistik untuk memperdalam konsep analisis regresi linier berganda, khususnya untuk memilih model regresi terbaik. Analisis yang akan dilakukan terhadap data penelitian adalah regresi linier berganda untuk mencari model terbaik antara suatu variabel respon dan 13 variabel prediktor dengan menggunakan metode bertahap. Uji awal yang digunakan adalah untuk melihat apakah terdapat korelasi antara variabel respon dengan variabel prediktornya.

Scatterplot antara variabel respon dan variabel prediktor merupakan alat yang dapat digunakan untuk melihat apakah terdapat hubungan yang signifikan antar variabel dalam plot. Secara visual plot antara variabel respon dengan masing-masing variabel prediktor dapat dilihat pada Gambar 1.

Tahap 1: Melihat nilai korelasi terbesar antara variabel respon dengan masing-masing variabel prediktor dalam

Melihat nilai korelasi parsial antara model pada tahap 1 dengan masing-masing variabel prediktor yang

Melihat nilai korelasi parsial antara model pada tahap 2 dengan masing-masing variabel prediktor yang

Melihat nilai korelasi parsial antara model pada tahap 3 dengan masing-masing variabel prediktor yang

Melihat nilai korelasi parsial antara model pada tahap 4 dengan masing-masing variabel prediktor yang

Melihat nilai korelasi parsial antara model pada tahap 5 dengan masing-masing variabel prediktor yang

Persamaan Keadaan Gas Ideal

Hubungan istimewa ini disebut persamaan keadaan zat yang dimaksud (Sears dan Zemansky, terjemahan 1962 Soedarjana dan Achmad, 1994:406). Gas ideal didefinisikan sebagai pecahan dari seluruh tumbukan yang terjadi antar atom yang bersifat elastis sempurna, dimana gaya tarik menarik antar molekul diabaikan karena sangat kecil (Anonim, 2010:2). Untuk merepresentasikan hukum gas ideal, dibuat diagram pVT tiga dimensi (tiga dimensi) secara grafis, seperti disajikan pada Gambar 1 (Frauenfelder dan Huber, 1966: 313).

Namun nilai yang lebih akurat dapat diperoleh dengan mengukur cepat rambat bunyi dalam gas bertekanan rendah dan mengekstrapolasi nilainya hingga tekanan nol atau batas tekanan mendekati nol (Zemansky dan Dittman, 1982 terjemahan Liong.

Jumlah Mol

Mengamati alat suntik, seperti alat suntik berbentuk silinder dan bola, menggunakan rumus gas ideal berdasarkan hukum Boyle-Mariotte dan hukum Gay-Lussac untuk mendapatkan jumlah mol udara yang terkandung dalam alat suntik dan bola, kemudian setelah dianalisis perbandingan volumenya. dari spuit diperoleh volume awal sebelum piston dipasang adalah dua kali volume akhir. Hal ini berlaku jika suhu dan tekanan awal lebih besar dari suhu dan tekanan akhir selama proses lintasan. Jadi, semakin rendah suhu dan tekanan selama selesainya proses piste, maka rasio volume spuit akan semakin rendah.

Jadi hasil kali volume dan tekanan, meskipun hampir konstan pada suhu tertentu, sedikit berubah seiring perubahan tekanan. Jadi dalam hal ini telah dianalisis bahwa jumlah mol udara dalam spuit pada suhu konstan adalah 0,019 mol. Sedangkan jumlah mol udara dalam bola (bola bekas dikatakan nol mutlak) dengan tetapan volume adalah 0,023 mol.

Ada perbedaan yang sangat kecil antara jumlah mol udara dalam semprit dan bola, dan peningkatan jumlah mol menjadi dua digit setelah koma menghasilkan jumlah mol, n = 0,02 mol. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil penelitian membuktikan bahwa dua media yang berbeda (silinder dan bola) memberikan jumlah mol yang sama. Penerapan hukum Boyle-Mariotte dalam menentukan jumlah mol seperti ini dapat diterapkan pada media lain seperti ban sepeda/mobil, bola basket atau bola, dan sebagainya.

Secara khusus, bentuk eksponensial digunakan dalam konstruksi fungsi khusus untuk menentukan distribusi probabilitas. Oleh karena itu, permasalahan yang disajikan dalam makalah ini adalah menyusun bentuk perkiraan distribusi kehidupan masa depan dalam bentuk kombinasi eksponensial dan kemudian menunjukkan keakuratan hasil perkiraan tersebut secara numerik. Secara umum bentuk kombinasi eksponensial merupakan bentuk kombinasi dari fungsi kepadatan probabilitas yang berdistribusi eksponensial.

Salah satu sifat penting dari kombinasi eksponensial adalah ia mempunyai bentuk padat dalam himpunan distribusi probabilitas di atas 0,. Metode perkiraan distribusi probabilitas menggunakan sifat-sifat polinomial Jacobi adalah bentuk konstruktif dari perkiraan distribusi probabilitas. Hasil yang diperoleh dari pendekatan distribusi probabilitas ini adalah suatu fungsi distribusi yang terdiri dari barisan-barisan yang berbentuk kombinasi eksponensial, dimana barisan-barisan tersebut merupakan barisan yang konvergen.

Kombinasi Eksponensial dari Aproksimasi Distribusi Peluang

Karena tqx adalah cdf dari variabel acak T, maka tpx adalah ccdf dari T, yang dapat ditulis sebagai FT t. Berdasarkan teori polinomial Jacobi bergeser yang diberikan pada bagian sebelumnya, teori ini dapat diterapkan pada distribusi probabilitas atas. Jumlah terpotong dari deret yang diperoleh dengan menggunakan metode ini bukanlah fungsi distribusi sebenarnya.

Fungsi yang diperoleh dengan metode ini mungkin kurang dari 0 atau lebih besar dari 1, atau fungsi tersebut mungkin turun dalam beberapa interval.

Implementasi Numerik

Hasil yang diberikan dalam makalah ini dapat digunakan untuk menghitung nilai anuitas hidup berkelanjutan (bentuk eksak) dan anuitas hidup stokastik. J., 2010, Anuitas Hidup Berdasarkan Kombinasi Eksponensial dari Perkiraan Distribusi Masa Hidup Mendatang, Tesis pada Program Studi Magister Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

PEDOMAN PENULISAN

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Hubungan Suhu Udara dengan Jumlah Flush, Jumlah Cabang, Jumlah Daun, dan Diameter Batang Tabel 2, 3, dan 4 menunjukkan korelasi antara suhu udara dengan jumlah flush, jumlah cabang,

Volume 1 Issue 2 Volume 1, Issue 2, 2004 Article 4 12-31-2004 HUBUNGAN ANTARA KONSERVATISME AKUNTANSI DENGAN HUBUNGAN ANTARA KONSERVATISME AKUNTANSI DENGAN KONFLIK