• Tidak ada hasil yang ditemukan

“Waktu bagaikan pedang. Jika engkau tidak memanfaatkannya dengan baik (untuk memotong), maka ia akan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "“Waktu bagaikan pedang. Jika engkau tidak memanfaatkannya dengan baik (untuk memotong), maka ia akan "

Copied!
106
0
0

Teks penuh

KEWENANGAN ORANG TUA MEMAKSA ANAKNYA MENIKAH DI USIA MUDA, DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Desa Cirebon Baru Kecamatan Seberang Musi Kabupaten Kepahiang). Pemahaman orang tua terhadap pemikiran mazhab Syafi’i (2) Tinjauan hukum positif terhadap kewenangan orang tua dalam memaksa anaknya yang sudah dewasa muda untuk menikah di Desa Cirebon Kecamatan Seberang Musi Kabupaten Kepahiang.

PENUTUP

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Aguspa Hernita, 22 tahun, dan Firdaus Daniel, 25 tahun, yang terpaksa menikah karena keinginannya disertai tekanan dari orang tua Agu, pernikahan mereka dilangsungkan pada tahun 2015. Siti Maulana, 24 tahun dan 26 tahun- Satria Purnomo tua, menikah dalam keadaan terpaksa karena orang tua Siti menyukai Satria Purnomo dan menikah pada tahun 2016.

Rumusan Masalah

Mengapa orang tua lebih mengedepankan kewenangannya dalam memaksa anaknya yang sudah dewasa muda untuk menikah di Desa Cirebon Kecamatan Seberang Musi Kabupaten Kepahiang. Bagaimana Tinjauan Hukum Positif Kewenangan Orang Tua dalam Memaksa Anak Muda Menikah di Desa Cirebon Kecamatan Seberang Musi Kabupaten Kepahiang.

Batasan Masalah

Bagaimana ulasan Kompilasi Hukum Islam tentang Kewenangan Orang Tua Memaksa Anak Mudanya untuk Menikah di Desa Cirebon Kecamatan Seberang Musi Kabupaten Kepahiang.

Tujuan Masalah

Kegunaan Penelitian

  • Secara Teoritis
  • Secara Praktis

Dalam pelaksanaannya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi kerangka acuan dan landasan bagi peneliti selanjutnya. Semoga penelitian ini dapat menjadi informasi dan wawasan bagi masyarakat dan akademisi khususnya mahasiswa Fakultas Syariah.

Penelitian Terdahulu

Tesis, “Perjodohan Paksa Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di Desa Bantar Barang Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga)”. Azwandi, “Perspektif Kedewasaan Pernikahan dalam Hukum Islam dan Hukum Positif di Indonesia” (Universitas Islam Raden Intan Lampung, 2019) file:///C:/Users/ACER/Downloads SM.pdf.

Metode Penelitian

  • Jenis dan Pendekatan Penelitian
  • Waktu dan Lokasi Penelitian
  • Subjek/Informan Penelitian
  • Sumber dan Teknik Pengumpulan Data a. Sumber Data
  • Data Primer
  • Data Sekunder
  • Wawancara
  • Observasi
  • Dokumentasi
  • Teknik Analisis Data

Dalam memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk menganalisis permasalahan penelitian, diperlukan sumber data yang dapat memberikan masukan berupa data dan informasi terkait orang tua yang menikahkan paksa anaknya. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti, peneliti akan menganalisis atau memilih data-data utama yang berkaitan dengan topik yang akan memberikan gambaran yang jelas dan dapat mengumpulkan data yang akurat.

Sistematika Penulisan

  • Pengertian Orang Tua
  • Hak dan Kewajiban Orang Tua

Orang tua merupakan orang pertama dan terutama bagi anak-anaknya, karena dari merekalah anak pertama kali menerima dan mengetahui sesuatu. Orang tua juga bisa diartikan sebagai orang tua yang telah memberi arti pada kehidupan kita. Jadi orang tua adalah orang-orang yang bersatu dalam suatu ikatan suci membentuk suatu keluarga yang meliputi ayah, ibu dan anak.

Orang tua merupakan orang pertama yang dikenal oleh anaknya, orang tua mempunyai banyak peranan yaitu membesarkan, mengasuh dan melindungi serta menjadikan anaknya sukses dunia dan akhirat. Hal ini sangatlah tepat karena tidak ada seorang pun yang hati nuraninya dapat mengingkari pengorbanan dan jasa orang tuanya tanpa batas.

Konsep Anak Dewasa Muda

Berdasarkan pendapat tokoh-tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa masa dewasa awal merupakan masa dimana individu siap berperan dan bertanggung jawab serta menduduki jabatan dalam masyarakat, masa untuk bekerja, terlibat dalam hubungan sosial di masyarakat. dan terjalinnya hubungan dengan lawan jenis. Menurut Erickson mengenai hubungan dekat dan intim, mengungkapkan sekitar delapan tahap perkembangan manusia dan periode ke-3 dari hubungan intim ini berada pada tahap keenam, yaitu periode yang dikenal dengan istilah intimacy versus isolasi, yaitu tahap yang dialami individu pada tahun-tahun awal. . masa dewasa dimana individu harus menghadapi tugas perkembangan membentuk hubungan intim dengan orang lain. Sehingga individu dewasa awal tidak dapat menjalankan tugas perkembangannya secara maksimal dan kehidupannya tidak berjalan dinamis, sehingga tidak dapat membina hubungan intim dengan orang lain.

Berdasarkan pendapat-pendapat gambar di atas dapat kita simpulkan bahwa tugas perkembangan pada masa dewasa awal adalah terbentuknya hubungan yang lebih dekat, akrab dengan orang lain, penerimaan dan tanggung jawab terhadap kehidupannya. Ketertarikan pribadi pada masa remaja terbawa hingga dewasa; (b) minat rekreasional, yang diartikan sebagai kegiatan yang memberikan penyegaran atau memulihkan kekuatan dan kesegaran rohani setelah lelah bekerja atau kegelisahan batin; (c) minat sosial, yaitu pada masa dewasa awal tidak dapat lagi menikmati pergaulan secara spontan seperti dulu, ketika saya masih bersekolah.

Konsep Kawin a. Pengertian Kawin

  • Kawin Paksa Dalam Hukum Islam dan Hukum Positif
  • Syarat dan Rukun Perkawinan Menurut UU No.1 Tahun 1974 dan KHI tentang perkawinan

Sesuai dengan UU Perkawinan no. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 mendefinisikan perkawinan sebagai: “ikatan jasmani dan rohani antara seorang laki-laki dan seorang perempuan sebagai suami istri dengan tujuan membentuk suatu keluarga, rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa”. 1 Tahun 1974 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang merupakan sumber hukum positif bagi umat Islam di Indonesia menganut asas atau asas kesukarelaan dalam diri. Pasal 1 Bab 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 menyatakan bahwa perkawinan merupakan suatu perkawinan yang bersifat lahiriah dan batiniah. ikatan antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan mewujudkan keluarga bahagia dan kekal berdasarkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan juga mengatur tentang asas atau asas yang berkaitan dengan perkawinan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan perkawinan. Syarat Perkawinan Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 mengatur bahwa perkawinan harus berdasarkan persetujuan kedua calon mempelai yang akan dikawinkan.

Batasan Minimal Usia Pernikahan

Al-Marâghy mengartikan seperti dikutip Mustofa, kalimat wasalihin, laki-laki atau perempuan yang mampu menikah dan menjalankan hak-hak suami istri, seperti bisa bekerja, mempunyai harta dan lain sebagainya. Menurut Hanafi, tanda bâlig bagi laki-laki ditandai dengan mimpi dan keluarnya mani, sedangkan bagi wanita dengan haid, namun jika keduanya tidak ada tanda-tandanya, maka ditandai dengan satu tahun, masing-masing 18 tahun. laki-laki dan 17 tahun untuk perempuan. Menurut Imam Malik, bâlig ditandai dengan tanda keluarnya sperma secara mutlak dalam keadaan ilusi atau tidur, atau ditandai dengan tumbuhnya sebagian bulu pada anggota badan.

Menurut Imam Syafi’i, batas baligh adalah 15 tahun bagi laki-laki dan 9 tahun bagi perempuan. Berangkatnya Hambali, bagi laki-laki ditandai dengan adanya mimpi atau bisa juga dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Batas Usia Pernikahan Menurut Yurisprudensi 1. Peran Mahkamah Agung

  • Urutan Wali Nikah

Surat Edaran Menteri Pertanian dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4/SE/I/2015 tentang Batasan Usia Orang Dewasa Dalam Rangka Pelayanan Pertanahan. Adanya kedua upaya tersebut setidaknya dapat memberikan acuan mengenai batasan usia kedewasaan dalam melakukan perbuatan hukum. Untuk melakukan tindakan hukum di bidang pertanahan, silakan merujuk pada Surat Edaran Menteri Pertanian dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4/SE/I/2015 yang menentukan batasan usia seseorang dalam kerangka tersebut. pelayanan pertanahan 47 F. Perwalian menurut kompilasi hukum Islam.

Sekelompok kerabat dari saudara kandung atau pihak ayah serta keturunan laki-lakinya. Artinya tuanku sendiri, laki-laki boleh mengawini perempuan yang berada di bawah perwaliannya jika perempuan itu mau menerimanya, perempuan di sini pada dasarnya adalah budak-budak yang berada di bawah kekuasaannya.

Deskripsi Wilayah Penelitian

Kependudukan

Di bawah ini Anda dapat melihat kondisi penduduk Desa Cirebon Baru berdasarkan jumlah penduduk, jenis kelamin, dan umur. Untuk mengetahui lebih detail komposisi penduduk Desa Cirebon Baru Kecamatan Seberang Musi Kabupaten Kepahiang berdasarkan kelompok umur yang ada dapat diambil dari data pada tabel yang disajikan pada informasi berikut.

Mata Pencaharian

Agama

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa 99,9% penduduk Desa Cirebon Kecamatan Seberang Musi Kabupaten Kepahiang beragama Islam. Namun masyarakat Desa Cirebon, Kecamatan Seberang Musi, Kabupaten Kepahiang tidak terpengaruh agama Kristen. Masih memegang teguh keyakinannya, warga Desa Cirebon, Kecamatan Seberang Musi, Kabupaten Kepahiang khususnya mengamalkan ajaran Islam.

Sarana dan Tingkat Pendidikan Masyarakat

Kecamatan Seberang Musi Kabupaten Kepahiang terdapat 5 unit pendataan yang dapat dibagi sebagai berikut.

Pemerintahan

Kondisi Sosiologis Masyarakat Desa Cirebon Baru Kecamatan Seberang Musi Kabupaten Kepahiang

Hal ini terlihat pada kehidupan masyarakat desa yang berlandaskan konsep kerukunan sehingga muncul nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupannya. Sebelum menjelaskan adat istiadat masyarakat, terlebih dahulu dijelaskan pengertian adat istiadat. Masyarakat Desa Cirebon juga mempunyai adat istiadat yang tidak bisa ditinggalkan karena mempunyai nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong, seperti: Pernikahan. Dalam kaitannya dengan perkawinan, adat istiadat masyarakatnya adalah selalu saling tolong menolong, hal ini terlihat ketika ada anggota masyarakat yang melangsungkan perkawinan, maka para tetangga disekitarnya akan dengan senang hati ikut membantu menyiapkan keperluan untuk saat itu. pernikahan. Hal ini dilakukan para remaja sebagai bentuk gotong royong dan rasa kepedulian terhadap sesama warga desa.

Sesuai adat masyarakat Desa Cirebon, mereka diundang terlebih dahulu dalam acara tersebut, selain kerabat dekatnya yang berada di desa lain. Misalnya keluarga yang akan menikah berasal dari Desa Cerebon, maka keluarga dari Desa Cerebon yang akan diundang terlebih dahulu.

Fenomena Kawin Paksa di Desa Cirebon Baru Kecamatan Seberang Musi Kabupaten Kepahiang

  • Aguspa
  • Siti Maulana
  • Pendapat Masyarakat Mengenai Kawin Paksa

Sehubungan dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Sultan Harahap yang merupakan orang tua Aguspa. 60 Sultan Harahap, Wawancara Salah satu orang tua yang dipaksa menikah, di Desa Cirebon, 23 Juli 2021 pukul 16.00 WIB. Mengenai komentar di atas, peneliti mewawancarai Bapak. Arfan selaku orang tua Susti Dianti yang memaksa anaknya menikah dengan komentar berikut ini.

Saya menikah dengan Samsir karena orang tua mereka terus memaksa saya untuk menikah dengan Samsir. Mengenai komentar di atas, peneliti mewawancarai Bapak. Samsir selaku orang tua Sulistiant yang memaksa anaknya menikah memberikan komentar berikut.

ANALISIS

  • Alasan orang tua mengedepankan otoritasnya dalam memaksa kawin anaknya usia dewasa muda di Desa Cirebon Kecamatan Seberang Musi
  • Tinjauan Hukum Positif terhadap otoritasnya dalam memaksa kawin anaknya usia dewasa muda di Desa Cirebon Kecamatan Seberang Musi
  • Tinjauan Komplikasi Hukum Islam Terhadap Otoritas Orang Tua dalam Memaksa Kawin Anaknya Usia Muda Di Desa Cirebon
  • KESIMPULAN
  • SARAN

Orang tua yang memaksa anaknya menikah sudah menjadi tradisi turun temurun masyarakat Desa Cirebon Baru, Kecamatan Seberang Musi, Kabupaten Kepahiang. Tinjauan Komplikasi Hukum Islam Terhadap Kewenangan Orang Tua Dengan Memaksa Anak Kecilnya Menikah Di Desa Cirebon Dengan Memaksa Anak Kecilnya Menikah Di Desa Cirebon Kecamatan Seberang Musi Kabupaten Kepahiang. Alasan orang tua menghadirkan kewenangan memaksa anaknya yang masih muda untuk menikah di Desa Cirebon, Kecamatan Seberang Musi, Kabupaten Kepahiang, seperti kekhawatiran orang tua agar anaknya tidak menikah, memiliki pendamping yang tidak bertanggung jawab, mendekatkan hubungan keluarga, dan sikap orang tua. Pemahaman Makna Mazhab Syafi'i i.

Pertimbangan hukum positif terhadap kewenangan orang tua dalam memaksa anak dewasa muda untuk menikah di Desa Cirebon Kecamatan Seberang Musi Kabupaten Kepahiang. Tinjauan Kumpulan Hukum Islam tentang Kewenangan Orang Tua dalam Memaksa Pernikahan Anak Muda di Desa Cirebon Kecamatan Seberang Musi Kabupaten Kepahiang.

Gambar

Tabel 4.1  Pendidikan Formal

Referensi

Dokumen terkait

2019, 26:15-21 17 centroids in the selected bands were exported into Excel for cumulative percentage analysis RESULTS The national Risk Locator Indicator RLI for oral cellulitis was