• Tidak ada hasil yang ditemukan

WARTA Update Perkembangan Terkini Seputar Satu Data Indonesia INDONESIA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "WARTA Update Perkembangan Terkini Seputar Satu Data Indonesia INDONESIA "

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Buletin Edisi Januari-Maret 2022

Data Satu

WARTA Update Perkembangan Terkini Seputar Satu Data Indonesia INDONESIA

Tata Kelola Data, Tugas Bersama dalam

Transformasi Digital yang Perlu Diselesaikan

Wawancara Pakar

Provinsi Banten Dorong Penerapan Prinsip Satu Data Indonesia

Satu Data Indonesia di Daerah

Webinar Satu Data

Indonesia: Kemampuan Portal Satu Data

Indonesia dan

Interoperabilitas Data

Kegiatan Satu Data Indonesia

(2)

Tata Kelola Data, Tugas Bersama dalam Transformasi Digital yang Perlu Diselesaikan

02

Provinsi Banten Dorong Penerapan Prinsip Satu Data Indonesia

07

Rapat Koordinasi Penyusunan Pre-list dan Mekanisme Aliran Data SDGs ke SDI

08

Rencana Aksi Satu Data Indonesia, Kunci

Penyelenggaraan Satu Data Indonesia secara Nasional

09

Integrasi Data Kementerian Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) ke dalam Portal SDI

11

Webinar Satu Data Indonesia: Kemampuan Portal Satu Data Indonesia dan Interoperabilitas Data

12

Buletin Edisi Januari-Maret 2022

Data Satu

WARTA Update Perkembangan Terkini Seputar Satu Data Indonesia INDONESIA

(3)

Tata Kelola Data, Tugas Bersama dalam Transformasi Digital yang Perlu Diselesaikan

Pertengahan Agustus 2020 lalu, presiden Jokowi menyelenggarakan rapat terbatas mengenai perencanaan transformasi digital dengan memanfaatkan momentum covid-19 dalam melakukan percepatan transformasi digital demi mengantisipasi dan menyiapkan terjadinya perubahan struktur cara kerja, cara beraktifitas, cara berkonsumsi, cara belajar, maupun cara bertransaksi yang sebelumnya dilakukan secara offline, menjadi online dan digital.

Kementerian Komunikasi dan Informatika melihat arahan presiden sebagai hal yang tidak boleh terlewatkan dan harus diupayakan secara optimal melalui bingkai besar agenda Percepatan Transformasi Digital. Dilatarbelakangi atas urgensi pentingnya Transformasi Digital, Sekretariat Satu Data Indonesia Tingkat Pusat melakukan wawancara dengan Dedy Permadi, Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Digital dan Sumber Daya Manusia yang juga menjabat sebagai Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.

Transformasi Digital mendorong Pemerintah untuk bergerak cepat dan melakukan perubahan dalam beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang kedepannya dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat.

Bagaimana persiapan, potensi dan peluang Indonesia dalam transformasi digital?

Seiring dengan perkembangan Revolusi Industri 4.0 beserta tantangannya, digitalisasi bangsa menjadi sangat penting untuk diupayakan oleh Pemerintah Indonesia. Pandemi COVID-19 semakin mengamplifikasi kebutuhan adopsi teknologi digital guna memastikan roda produktivitas sosial maupun ekonomi terus bergulir secara tangguh dan adaptif terhadap dinamika pengendalian situasi pandemi

Valuasi sektor ekonomi digital Indonesia diprediksi dapat mencapai angka 124 miliar Dolar Amerika Serikat atau setara dengan 1.781 triliun rupiah pada tahun 2025 dengan Laju Pertumbuhan Majemuk Tahunan (Compound Annual Growth Rate/CAGR) sebesar 20 persen dari tahun 2021 hingga tahun 2025 (Google, Temasek, dan Bain, 2021). Bahkan di tahun 2030 mendatang, sektor ekonomi digital Indonesia diprediksi dapat mencapai angka 4.531 triliun rupiah pada tahun 2030 (Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, 2021).

Dalam laporan Bank Dunia yang dirilis tahun 2021, terdapat tiga fokus utama yang perlu diprioritaskan oleh Indonesia guna mengoptimalkan potensi teknologi digital melalui semangat inklusivitas, yakni:

WawancaraPakar

Buletin Edisi Januari-Maret 2022

Data Satu

WARTA Update Perkembangan Terkini Seputar Satu Data Indonesia INDONESIA

(4)

a. Meningkatkan konektivitas digital dan universalisasi akses dengan upaya optimalisasi spektrum untuk pita lebar seluler, penguatan mekanisme pemakaian bersama akan infrastruktur aktif dan pasif, serta penguatan persaingan usaha di sepanjang rantai nilai pita lebar.

b. Memastikan bahwa ekonomi digital memberikan manfaat untuk seluruh masyarakat digital dengan upaya bottlenecking pada titik kritikal, yakni titik pengembangan layanan dan infrastruktur logistik, pengembangan keterampilan digital, serta adopsi layanan keuangan dan pembayaran digital bagi unbanked dan underbanked population; serta

c. Pemanfaatan media digital pada layanan dan interaksi antara masyarakat dan negara. Hal ini dapat diupayakan melalui langkah pengembangan kerangka identitas digital nasional, reorientasi akan posisi strategis e-Government pada agenda transformasi digital nasional, serta penerapan kebijakan tata kelola data secara sinergis dan komprehensif.

Pemerintah Indonesia berupaya untuk menghadirkan manfaat transformasi digital yang dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

Presiden Joko Widodo telah memberikan arahan percepatan transformasi digital di Indonesia pada Agustus tahun 2020 lalu yang segera direspon oleh Kementerian Kominfo melalui empat kebijakan strategis, yakni; Memperluas cakupan akses infrastruktur digital, Mendorong penguatan adopsi teknologi, Meningkatkan talenta digital, dan

Kementerian Kominfo juga telah menyusun Peta Jalan Indonesia Digital 2021- 2024 sebagai pedoman strategis yang memandu perjalanan transformasi digital bangsa bagi seluruh pemangku kepentingan di Indonesia, baik oleh Pemerintah, pelaku industri, maupun masyarakat umum. Peta Jalan ini berfokus pada empat sektor strategis, yakni sektor;

Infrastruktur Digital (Digital Infrastructure), Pemerintahan Digital (Digital Government), Ekonomi Digital (Digital Economy); dan Masyarakat Digital (Digital Society).

Komponen apa yang perlu dipersiapkan dalam mendukung Transformasi Digital dan bagaimana data dapat mendukung inisiatif Pemerintah dalam menyukseskan Transformasi Digital?

Keempat sektor strategis dalam agenda transformasi digital nasional pada Peta Jalan Indonesia Digital 2021-2024, [merujuk pada poin 1.5] menjadi komponen utama untuk didorong agar selaras dengan perkembangan suatu ekosistem perekonomian baru yang muncul di era digital saat ini, yakni perekonomian berbasis data (data-driven economy).

Utilisasi data hadir menciptakan efisiensi ekonomi sehingga mendorong pertumbuhan yang bersifat eksponensial terhadap iterasi pembelajaran maupun pengalaman, di mana iterasi tersebut memperkaya informasi untuk mempertajam proses pengambilan keputusan secara lebih efektif.

(5)

Utilisasi data ini tidak hanya bermanfaat pada pengambilan keputusan di sektor ekonomi digital, namun juga di sektor pemerintahan digital serta sektor masyarakat digital karena turut membentuk pola interaksi dan budaya masyarakat di ruang digital.

Sedangkan sektor infrastruktur digital menjadi faktor prasyarat akan terciptanya ekosistem digital yang andal, aman, dan inklusif.

Perekonomian berbasis data sendiri memiliki lima karakteristik yang khas, yakni; Kondisi asimetri informasi akibat kesenjangan akses data di antara para pelaku ekosistem.

Entitas yang memiliki akses pada big data akan meraih information advantage yang lebih besar daripada entitas yang tidak memiliki akses tersebut, pengadopsian machine learning sebagai bagian dari inovasi artificial intelligence yang berpotensi menciptakan basis informasi yang melebihi kapasitas pikiran manusia – meskipun tidak melebihi kapasitas mesin yang digunakan, peningkatan konsentrasi pasar yang dipicu oleh kondisi asimetri informasi [merujuk pada poin 2.3.1] sehingga berpotensi meningkatkan konsentrasi pasar dan menurunkan tingkat persaingan pasar. Hadirnya bentuk perdagangan dan pertukaran nilai baru di mana data muncul sebagai objek yang bernilai untuk diperdagangkan - data is the new oil.

Akuisisi data direkam menggunakan platform real-time seperti media sosial, mesin pencari, dan lain- lain, di mana moda akuisisi ini tidak dapat dilakukan oleh moda perekaman konvensional lainnya seperti jejak data faktur atau kuitansi, serta Adanya risiko sistemik baru terhadap perekonomian.

Hal ini terestimasi sebagai kondisi di mana potensi penciptaan kekayaan/keuntungan yang dihasilkan oleh utilisasi data pada ekosistem digital memengaruhi kondisi perekonomian secara sistemik jika terjadi kejadian malfungsi maupun malpraktik pada data-driven economy (Centre for Governance Innovation, 2018).

Pada tahun 2025, akan terdapat 181 zettabytes data yang terproduksi di seluruh dunia, tiga kali lipat lebih banyak dari volume data yang dihasilkan dunia pada tahun 2020, yakni 64,2 zettabytes (Statista, 2021).

Pada tahun 2025 pula, 80 persen data akan berada di tangan sektor privat/perusahaan, 49 persen data dunia akan berada di lingkungan cloud public, dan hampir 30 persen data dunia tersebut akan bersifat real time (World Economic Forum, 2021).

Dari segi pemanfaatan, data sendiri dapat dikategorikan ke dalam dua tipe, yakni (1) Data sebagai public goods yang digunakan untuk tujuan komersial, serta (2) Data sebagai kompas dimana data dapat dimanfaatkan demi kepentingan publik seperti penyusunan dan evaluasi kebijakan maupun program publik, khususnya dalam mengawal agenda transformasi digital bangsa agar tetap melindungi kepentingan nasional.

Data sebagai kompas tercermin pada langkah Pemerintah, melalui Bank Indonesia (BI) dalam memanfaatkan data transaksi e-commerce dengan menggunakan solusi pengawasan machine-to-machine (M2M) berbasis real-time yang dihimpun secara anonim.

Data tersebut dimanfaatkan sebagai kompas kinerja Pemerintah, seperti memperoleh pola baru yang berkembang di dalam negeri, aliran masuk produk- produk luar negeri ke Indonesia guna menjaga tingkat persaingan pasar domestik yang sehat, serta memasukan perhitungan transaksi e-commerce ke dalam perhitungan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebagai pilar konsumsi.

Dalam mewujudkan kebijakan data yang efektif guna memperkuat resiliensi dan daya saing pasar dalam proses bertransformasi secara digital, diperlukan harmonisasi terhadap paling tidak 5 lima aspek, yakni;

Standardisasi big data value chain guna menciptakan ekuilibrium kekuatan akan penguasaan data di pasar (Centre for Governance Innovation, 2019), Mendorong kompetisi, Memastikan adanya insentif dalam pengumpulan dan pemrosesan data, Mendorong investasi dalam keamanan siber demi menciptakan stabilitas, serta Mengutamakan privasi individu (International Monetary Fund, 2019).

Tata kelola data yang kuat sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi masifnya produksi data yang semakin terdesentralisasi ini.

Di samping itu, fenomena merger kekuatan- kekuatan besar pelaku ekonomi digital juga memberikan tantangan terkait dominasi penguasaan data yang memengaruhi iklim kompetisi pasar.

Di sisi lain, regulasi dalam praktik akuisisi data juga perlu terus disempurnakan untuk mencegah terjadinya aktivitas pengambilan data yang mengancam privasi dari pemilik data.

(6)

Pengelolaan data membutuhkan sumber daya manusia yang mumpuni untuk mendukung Transformasi Digital, apakah Indonesia sudah cukup memiliki sumber daya manusia unggul dalam mendukung transformasi digital dan bagaimana upaya pemerintah dalam mewujudkannya?

Saat ini, kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia untuk mendukung transformasi digital masih perlu ditingkatkan. Potensi SDM/talenta digital yang dimiliki Indonesia sebenarnya sangat besar, yaitu mencapai kisaran 212 juta pengguna internet atau setara dengan 76,8 persen dari total populasi (Internet World Stats dan KataData, 2021). Namun, kontribusi pekerja dengan keterampilan digital diperkirakan hanya sekitar 6 persen dari PDB Indonesia saat ini. Dengan adanya skenario percepatan dari Pemerintah untuk meningkatkan keterampilan digital, diperkirakan kontribusi pekerja dengan keterampilan digital ini dapat mencapai kisaran 16 persen dari PDB Indonesia di tahun 2030 (Alphabeta, 2021).

Studi lain menunjukkan, sekitar 42 persen talenta digital mulai khawatir akan dampak automasi terhadap pekerjaan mereka. Sehingga, sekitar 60 persen talenta digital bersedia untuk mengikuti pelatihan bahkan untuk pekerjaan yang benar – benar baru, agar mereka bisa tetap kompetitif di era digital (BCG, 2021).

Kecakapan di tingkat C-level untuk memahami pemanfaatan teknologi yang berpengaruh pada bisnisnya juga tidak kalah penting. Dampak dari C-level yang memahami pemanfaatan teknologi ini adalah pendapatan dan keuntungan yang lebih tinggi, masing – masing diperkirakan sekitar 48 persen dan 15 persen dibandingkan dengan kompetitor (MIT Sloan Management Review, 2021).

Kementerian Kominfo, selaku leading sector dalam akselerasi transformasi digital Indonesia, telah menyusun Peta Jalan Indonesia Digital 2021-2024 untuk memanfaatkan peluang dan menjawab kebutuhan – kebutuhan ini.Untuk tingkat dasar, melalui Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD), Kementerian Kominfo hingga tahun 2021 kemarin telah memberikan pelatihan kepada 12,3 juta orang. Pelatihan yang diberikan mengacu kepada 4 pilar utama, yakni digital skills, digital culture, digital ethics, dan digital safety. Di tahun 2022, Kementerian Kominfo menargetkan untuk memberikan pelatihan dasar ini kepada 5,5 juta orang peserta dan terbuka untuk masyarakat umum.

Untuk tingkat menengah, melalui Digital Talent Scholarship (DTS), sebanyak 131 ribu orang telah mendapatkan pelatihan di tahun 2021. Topik pelatihan yang diberikan pun beragam, seperti cloud computing, artificial intelligence, big data analytics, digital marketing, dan berbagai kecakapan digital teknis lainnya. Di tahun 2022, Kementerian Kominfo menargetkan memberikan pelatihan kepada 200 ribu orang. Peserta DTS juga dapat memperoleh sertifikasi global, khususnya untuk peserta yang memiliki minat dan menunjukkan performa yang baik.

Untuk tingkat lanjutan, sebanyak 306 orang pemimpin dari sektor publik maupun privat (C-level) telah dibekali pendidikan eksekutif terkait kepemimpinan digital di tahun 2021 melalui program Digital Leadership Academy (DLA) yang bekerja sama dengan Harvard University, University of Oxford, National University of Singapore (NUS), serta Tsinghua University.

(7)

Tata kelola data di Indonesia masih menjadi tugas bersama yang harus segera diselesaikan.

Kebutuhan pengelolaan data yang komprehensif sangat krusial tidak hanya untuk menunjang proses pengambilan kebijakan, namun juga untuk menghadirkan pemerintahan yang efisien, dan beroperasi secara optimal.

Terlebih, agenda transformasi digital yang diamanatkan oleh Presiden Joko Widodo semakin menekankan pentingnya tata kelola data yang saat ini diejawantahkan melalui inisiatif Satu Data Indonesia (SDI) dan didukung oleh pembangunan Pusat Data Nasional (PDN) yang saling terkait.

Kementerian Kominfo secara khusus diamanatkan untuk mendukung implementasi kebijakan di tiga aspek, yaitu; Integrasi Pusat Data Nasional, government hub, dan jaringan intraPemerintah, Pengembangan layanan interoperabilitas data beserta pedoman implementasinya, dan Pengembangan interoperabilitas serta integrasi Portal Satu Data Indonesia.

Keseluruhannya dilakukan sebagai tindak lanjut amanat Perpres No. 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (Perpres SPBE) dan Perpres No. 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia (Perpres SDI).

Ketiganya merupakan elemen penting dalam tata kelola data, apalagi sesuai Pepres SDI, inisiatif Satu Data akan menjadi single source of truth untuk beragam data pemerintahan.

Implementasi SPBE dan SDI nantinya juga saling terkait. Integrasi pusat data lintas instansi akan distandardisasi menjadi satu kesatuan Referensi Data Nasional yang akan diselenggarakan pada PDN untuk mendukung terwujudnya SPBE yang terpadu.

Kehadiran SPBE yang terintegrasi dapat menghadirkan implementasi e-Government yang baik.

Saat ini Kementerian Kominfo tengah menyusun pedoman/kebijakan terkait domain arsitektur infrastruktur SPBE Nasional yang meliputi PDN, Jaringan Intra Pemerintah dan Sistem Penghubung Layanan Pemerintah, arsitektur aplikasi SPBE Nasional, serta ketentuan teknis dan tata kelola SPBE.

Ke depan, pemutakhiran kebijakan, pengadaan instrumen teknis serta kolaborasi yang semakin kuat dengan pemangku kebijakan lain tentu amat diperlukan untuk menghadirkan tata kelola data digital yang mampu mewujudkan Indonesia Terkoneksi: Makin Digital, Makin Maju!

Di tahun 2022, target peserta DLA meningkat menjadi sebanyak 400 orang dengan rencana penambahan kerja sama dengan mitra universitas baru di tahun 2023, yaitu: Massachusetts Institute of Technology (MIT); University of Cambridge; Imperial College London; dan Cornell University.

Apa pesan dan kesan serta harapan Bapak Dedy terkait tata kelola data di Indonesia?

(8)

Provinsi Banten Dorong Penerapan Prinsip Satu Data Indonesia

Serang -Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Banten menyelenggarakan Forum Satu Data Indonesia Tingkat Provinsi yang mengundang Kabupaten/Kota pada Selasa, 15 Maret 2022. Penyelenggaraan forum dilandasi atas semangat perlunya penyediaan data berkualitas, mendukung keterpaduan sistem database sektoral, penyeragaman kode referensi dan data induk.

Mahdani, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Banten menggaris bawahi bahwa dari segi kelembagaan perlu diperjelas lagi unit kerja pengelola data dan melakukan penguatan sumber daya manusia pengelola data.

Dody Herlando, Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Banten menyepakati, Standarisasi metadata memegang peran penting dalam tata kelola data karena saat ini masih ditemui perbedaan data statistik dan geospasial antar instansi, serta kesulitan dalam pencarian data pemerintah. Metadata berperan penting dalam mengukur kematangan penyelenggaraan kegiatan statistik, memberikan program pembinaan statistik yang tepat sasaran berdasarkan kebutuhan,

memudahkan memahami dan mengelola data, menghindari duplikasi kegiatan dan meningkatkan efisiensi anggaran, mencegah kesalahan dalam penyampaian data, serta mencegah kesalahan penggunaan dan interpretasi data.

Pada tahun 2021, telah dilakukan implementasi Penyusunan Metadata Statistik OPD Provinsi Banten melalui penyelenggaraan Sosialisasi Penyusunan Metadata Statistik, Coaching Clinic, Penyusunan Metadata Statistik, Pemeriksaan dan Penetapan Metadata Statistik.

Kolaborasi yang baik di tingkat pusat dan daerah menjadi kunci penyelenggaraan Satu Data Indonesia yang terarah dan harmonis. Percepatan Implementasi Satu Data Indonesia di tingkat Daerah dapat didorong melalui partisipasi aktif dalam forum Satu Data Indonesia, koordinasi yang baik dan harmonis antara pembina data di pusat dan daerah, penguatan kelembagaan dan kapasitas SDM pengelola SDI, penyusunan pedoman dan regulasi, pengembangan portal dan sistem informasi, serta pelaksanaan konsolidasi data di pusat dan daerah.

Melalui Forum Satu Data Indonesia Provinsi Banten, Hari Dwi Korianto, Direktur Sistem dan Prosedur Pemantauan, Evaluasi, & Pengendalian Pembangunan, Kementerian PPN/Bappenas selaku Sekretaris Sekretariat Satu Data Indonesia Tingkat Pusat menyampaikan bahwa daerah dapat menyusun Rencana Aksi Satu Data Indonesia dengan tujuan sebagai komplementer Kebijakan Rencana Aksi Satu Data Indonesia dengan memastikan bahwa Rencana Aksi terkait tidak bertentangan dengan amanat Perpres No. 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia.

PenyelenggaraanSatuDataIndonesiadiDaerah

(9)

Rapat Koordinasi Penyusunan Pre-list dan Mekanisme Aliran Data SDGs ke SDI

Jakarta - Salah satu tahapan penting dalam penyelenggaraan Satu Data Indonesia sesuai amanat dalam Peraturan Presiden no. 39 tahun 2019, pasar 26 adalah perencanaan data, dimana secara lebih lanjut pelaksanaan perencanaan data didefinisikan sebagai kegiatan penentuan daftar data yang disepakati sebagai data prioritas oleh instansi pusat dan daerah.

Hal ini yang melatarbelakangi diselenggarakannya Rapat Koordinasi Penyusunan Pre-list dan Mekanisme Aliran Data SDGs ke Satu Data Indonesia. Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan pre-list data bersumber dari indikator SDGs yang akan ditetapkan menjadi Data Prioritas Satu Data Indonesia, serta merunut mekanisme aliran pengumpulan data indikator SDGs yang akan menjadi pre-list dalam Portal Satu Data Indonesia.

Wahyu Andiranto, Manajer Bidang Perencanaan, Analisis, dan Pemanfaatan Data menyampaikan salah satu dukungan Satu Data Indonesia untuk proses bisnis data SDGs adalah penyediaan Dummy Table yang diakomodir sebagai Daftar Data yang dibutuhkan atau Daftar Data yang akan dikumpulkan sesuai Perpres no. 39 tahun 2019.

Harapannya melalui dummy table teridentifikasi dengan jelas standar data dan metadata sesuai ketentuan pembina data, serta data yang disepakati sebagai data prioritas.

Manajer Monitoring dan Evaluasi, Sekretariat Nasional SDGs, Kementerian PPN/Bappenas Gantjang Amannullah menyampaikan perlu dilakukan penyeragaman indikator SDGS dari sekretariat SDGs Nasional dan Sekretariat SDI. Secara lebih rinci, Gantjang menjelaskan mengenai alur manajemen data tematik SGDs.

Data yang dihitung oleh BPS mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten dan kota, serta data sektoral yang dikeluarkan oleh Kementerian/Lembaga akan dihimpun dalam bentuk indikator, sedangkan data campuran antara Kementerian/Lembaga dan BPS dimintakan dalam bentuk variabel pembentuk indikator.

Saat ini BPS telah menyediakan indikator SDGs dan melakukan pemeriksaan ulang data prioritas sebagaimana termaktub dalam Peraturan Presiden no. 39 tahun 2019, bahwa pemeriksaan Data Prioritas dilakukan secara berlapis melalui Walidata dan Pembina Data. Pudji Ismartini, Direktur Diseminasi Statistik, Badan Pusat Statistik menambahkan bahwa saat ini BPS juga menyusun Standar Data dan Metadata yang sudah tercantum dalam Portal SDGs yang mana nantinya Portal Satu Data Indonesia akan bertindak sebagai single source of truth.

PenyelenggaraanSatuDataIndonesiaTingkatPusat

(10)

Bogor - Rencana Aksi Satu Data Indonesia, sebagaimana termaktub dalam Peraturan Presiden No. 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia memuat rencana program dan kegiatan terkait Satu Data Indonesia yang mencakup pengembangan sumber daya manusia, penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan Satu Data Indonesia, kegiatan terkait pengumpulan, pemeriksaan, dan penyebarluasan data, serta kegiatan lain yang mendukung tercapainya Data sesuai prinsip Satu Data Indonesia.

Pada Senin-Selasa, 14-15 Maret 2022 diselenggarakan Rapat Koordinasi Teknis Penajaman Output dan Sasaran Rencana Aksi Satu Data Indonesia 2022-2024 sebagai tindak lanjut dari kesepakatan pada Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Forum Satu Data Indonesia Tingkat Pusat yang diselenggarakan pada 7 Maret 2022 lalu, sekaligus dimaksudkan untuk meneruskan proses revisi dan finalisasi Matriks Rencana Aksi Satu Data Indonesia sebelum didistribusikan formulir Matriks kepada seluruh walidata Kementerian/Lembaga.

Terdapat enam agenda penting yang menjadi pembahasan pada Rapat Koordinasi Teknis yang mengundang anggota Kelompok Kerja Forum Satu Data Indonesia Tingkat Pusat dan beberapa Kementerian/Lembaga yang disertakan. Hal ini disampaikan oleh Oktorialdi, Staf Ahli Menteri PPN Bidang Pemerataan dan Kewilayahan selaku Koordinator Sekretariat Satu Data Indonesia Tingkat Pusat. Adapun enam agenda penting dimaksud meliputi; 1) Rencana Program dan Kegiatan Satu Data Indonesia, 2) Penyusunan Program dan Kegiatan Satu Data Indonesia, 3) Pengusulan Program dan Kegiatan Satu Data Indonesia oleh Walidata, 4) Penetapan Rencana Aksi, dan 5) Program dan Kegiatan dalam Rencana Aksi Satu Data Indonesia.

Melalui kegiatan tersebut, disepakati Visi dan Misi Rencana Aksi Satu Data Indonesia dan Program Rencana Aksi Satu Data Indonesia yang meliputi implementasi standar dan penguatan prinsip Satu Data Indonesia, perluasan kolaborasi dan penguatan implementasi kebijakan Satu Data Indonesia, pengembangan infrastruktur dan platform data dan

Rencana Aksi Satu Data Indonesia, Kunci Penyelenggaraan Satu Data Indonesia secara Nasional

PenyelenggaraanSatuDataIndonesiaTingkatPusat

(11)

simulasi dan dorongan percepatan Satu Data Indonesia, serta pemanfaatan data dalam mendukung agenda Pembangunan Nasional. Forum turut membahas perlunya keterlibatan Satu Data Indonesia dalam isu strategis implementasi SDI yang mencakup regsosek, sektor kesehatan, penurunan stunting, UMKM, bansos, dan transformasi digital, serta perlunya peran dan kontribusi Satu Data Indonesia dalam penyusunan RPJMN dan RPJPN 2025-2024.

Turut hadir Staf Ahli OBTI Kementerian Keuangan, Sudarto yang menekankan pentingnya Satu Data Indonesia dan perlunya penguatan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan.

Sebagai bagian dari Kelompok Kerja Keuangan Negara, Sudarto menggarisbawahi beberapa hal, pertama mengapresiasi atas berjalannya integrase KRISNA dan SAKTI yang harapannya dapat memperbaiki perencanaan dan penganggaran.

Kedua, dukungan terhadap Registrasi Sosial – Ekonomi yang mana penting untuk menyediakan system terintegrasi tanpa mengurangi kewenangan di Kementerian/Lembaga, dan terakhir adalah pentingnya pemanfaatan sistem yang sudah ada untuk meminimalisir pembangunan aplikasi yang sama.

Rachmat Mardiana, Direktur

Ketenagalistrikan, Telekomunikasi dan Informatika, Kementerian PPN/Bappenas selaku anggota Kelompok Kerja Interoperabilitas dan Portal Satu Data Indonesia menyampaikan bahwa saat ini telah dilakukan proses integrase ke Pusat Data Nasional bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Pencarian dan pengumpulan data yang bersifat eksponensial sejalan dengan kapasitas pusat data, di mana dalam jumlah tertentu dapat bersifat linear dan eksponensial. Integrasi pusat data penting untuk mengembangkan Big Data yang berimplikasi pada pemberian layanan micro as a service, platform as a service, dan software as a service.

Tahapan pembangunan Satu Data Indonesia berlangsung hingga 2045 dengan tujuan akhir memiliki, mengelola, dan memanfaatkan sistem tata kelola data nasional, harapannya tahun 2022 menjadi pijakan dalam penguatan kebijakan dan ekosistem data dan integrasi beberapa aplikasi sebagai bagian dari pemanfaatan skala masif yang ditargetkan dapat terlaksana tahun 2024.

(12)

Integrasi Data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) ke dalam Portal SDI

Jakarta - Hingga saat ini masih banyaknya tantangan dalam pencapaian kesetaraan gender di Indonesia, ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan standar hidup dapat dilihat melalui Indeks Pembangunan Gender (IPG). Presiden Jokowi juga mengakui kesetaraan gender sebagai permasalahan pembangunan. Kesetaraan Gender menjadi salah satu agenda dalam pembangunan nasional. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN 2004 – 2009), terdapat 38 program responsif gender, dibandingkan pada periode sebelumnya yang berisi 19 program RPJM 2000-2004.

Apabila berbicara mengenai ketersediaan data pengarustamaan gender, hingga saat ini data dimaksud belum tersedia, oleh karenanya, proses pengintegrasian data dalam Portal Satu Data Indonesia belum bisa dilakukan. Data yang saat ini tersedia merupakan data perlindungan perempuan dan anak dari Badan Pusat Statistik yang belum cukup menggambarkan kondisi terkini anak dan perempuan karena belum sesuai standar perhitungan data KemenPPPA, karena semua data yang terhimpun dan akan diintegrasikan diolah sendiri oleh KemenPPPA.

Contoh kecil dari perbedaan penghitungan antara BPS dan KemenPPPA itu bisa dilihat dari Batasan anak di bawah umur, BPS memilah anak di bawah umur ke dalam beberapa kategori/klasifikasi, sementara KemenPPPA mendefinisikan anak di bawah umur sebagai anak yang berusia di bawah 18

perlindungan. Yang terpenting adalah data anak tidak bisa diolah hanya berdasarkan publikasi dan penghitungan dari BPS, harus diolah berdasarkan dari data umur tunggal. Harapannya, data-data yang akan diintegrasikan dalam Portal Satu Data Indonesia sudah terbagi dalam jenis kelamin perempuan dan laki-laki dikarenakan terjadi kesenjangan indeks pembangunan keduanya.

Data KemenPPPA yang disajikan adalah kebijakan yang sudah dibuat terkait Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, data yang digunakan yang berasal dari internal maupun eksternal disajikan dalam aplikasi yang di rilis oleh KemenPPPA yang disebut SIGA. Berbeda dengan kasus kekerasan pada anak dan wanita, KemenPPPA merilis khusus aplikasi SIMFONI PPPA. Data yang diolah adalah data perbulan dan selalu dimutakhirkan karena KemenPPPA mengingat urgensi dari pentingnya data kasus kekerasan pada anak dan wanita dan laporan mengenai kasus kekerasan pada anak dan wanita selalu ada setiap bulannya yang didominasi oleh kasus kekerasan oleh orang terdekat.

PenyelenggaraanSatuDataIndonesiaTingkatPusat

Ada beberapa data yang bisa dibagipakaikan setiap tahunnya seperti profil perempuan, anak (kondisi pemenuhan pendidikan dan kesehatan anak), Indeks Pembangunan Manusia, Indeks Pembangunan Gender, dan yang saat ini sedang dikembangkan adalah Indeks Perlindungan Anak. Kedepannya, diharapkan dengan terjadinya integrasi data dari KemenPPPA ke Portal Satu Data Indonesia dapat memudahkan masyarakat untuk mengakses data yang berhubungan dengan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

(13)

Webinar Satu Data Indonesia: Kemampuan Portal Satu Data Indonesia dan Interoperabilitas Data

Jakarta - Sekretariat Satu Data Indonesia Tingkat Pusat Kementerian PPN/Bappenas menggelar Webinar Satu Data Indonesia dengan mengusung tajuk Kemampuan Portal Satu Data Indonesia dan Interoperabilitas Data. Sebagaimana diamanatkan pada Peraturan Presiden No. 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia (SDI), penyebarluasan data merupakan salah satu tahapan penting dari penyelenggaraan SDI, meliputi kegiatan pemberian akses, pendistribusian, dan pertukaran data.

Penyebarluasan data dilaksanakan oleh walidata melalui Portal SDI yang dapat diakses melalui data.go.id.

Oktorialdi, Staf Ahli Menteri PPN Bidang Pemerataan dan Kewilayahan, selaku Koordinator Sekretariat SDI Tingkat Pusat, Kementerian PPN/

Bappenas menuturkan bahwa penyediaan Portal SDI juga merupakan upaya dalam mendukung arahan presiden terkait perencanaan Transformasi Digital.

Saat ini Portal Satu Data masih dalam tahap pengembangan dan nantinya Portal akan memiliki tiga jenis akses pengguna, yaitu pengguna publik, pengguna Instansi Pemerintah terdaftar, dan pengguna Sekretariat SDI yang dapat menikmati fitur- fitur tertentu, seperti Open Data Publik,

Komunitas Ahli, Daftar Data, dan fitur lainnya sesuai jenis akses masing-masing.

Kunci terwujudnya bagi pakai data dan integrasi data tentunya tidak lepas dari peran Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam menyelenggarakan interoperabilitas data. Secara definitive, interoperabilitas data merupakan kemampuan sistem elektronik yang memiliki karakteristik berbeda untuk berbagi pakai data dan informasi secara terintegrasi sehingga data dapat dipastikan hanya satu, dan tidak terjadi duplikasi/input data yang sama.

Selanjutnya, salah satu prasyarat dalam bagi pakai data adalah data telah memiliki standar dan metadata yang telah disepakati dan ditetapkan bersama secara seragam, sehingga peran Pembina Data dalam hal ini Badan Pusat Statistik, Badan Informasi Geospasial, dan Kementerian Keuangan sangat penting dalam memastikan tersedianya Petunjuk Teknis Standar dan Metadata sebagai acuan dan pedoman Instansi Pemerintah dalam penyelenggaraan SDI, seperti yang telah dituangkan melalui Perban BPS no. 4 tahun 2020 dan Perban BPS no. 5 tahun 2020.

KegiatanSatuDataIndonesia

(14)

Di sisi lain, pemerintah juga perlu siaga dalam menghadapi ancaman kejahatan siber, termasuk kejahatan penyalahgunaan data. Badan Siber dan Sandi Negara bertugas menjamin keamanan ruang siber, sistem, dan informasi nasional serta membina kekuatan dan kemampuan keamanan siber melalui security assessment & continuous monitoring, recovery & response incident policy, dan penerapan IT security.

“Kesiapan Bagi Pakai Data sebagai kunci keterpaduan dan efisiensi membutuhkan standarisasi, metadata,

interoperabilitas, dan sumber daya manusia yang cukup dan terampil” Jelas Petrarca Karetji, Head of Pulse Lab Jakarta.

Secara lebih luas, nantinya bagi pakai data secara terbuka berimplikasi pada peningkatan dalam akses data, kemitraan, serta peningkatan dalam penggunaan data. Hal ini juga sejalan dengan tujuan awal dibentuknya Satu Data Indonesia, yaitu untuk mendukung terwujudnya perumusan kebijakan berbasis bukti.

(15)

Komik Satu Data

SatuDataIndonesia

(16)

IKUTI KAMI DI MEDIA SOSIAL!

#SobatData memiliki pertanyaan terkait penyelenggara Satu Data Indonesia? Hubungi kami di

sdi@bappenas.go.id

Penanggung Jawab

Oktorialdi

Tim Penyusun

1. Nurhadi Prasetyo 2. Anggie Aditya Murti 3. Finda Fadilla

4. Galih Yudhasena Trenggala

Kontributor

Dedy Permadi

Satu Data Indonesia - BAPPENAS

Jl. Taman Suropati No.2, Gedung Madiun, Lantai 4 Jakarta 10310

Telp. (021) 50927432 / Ext. 1808 +62 822-6000-7040

@data.go.id

Referensi

Dokumen terkait

For example, learning vocabulary through illustrated storybooks and learning through the surrounding environment or learning English through field trip methods or outside

Causing a debate by legal experts on the offense of criminal acts of corruption that ensnared the management of state-owned companies, there are parties who have explicitly stated that