• Tidak ada hasil yang ditemukan

WATER QUALITY FOR RAISING FISH FARMING LAKE MANINJAU IN KUBU BARU VILLAGE AGAM REGENCY WEST SUMATERA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "WATER QUALITY FOR RAISING FISH FARMING LAKE MANINJAU IN KUBU BARU VILLAGE AGAM REGENCY WEST SUMATERA "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

WATER QUALITY FOR RAISING FISH FARMING LAKE MANINJAU IN KUBU BARU VILLAGE AGAM REGENCY WEST SUMATERA

OLEH:

Friska Rendani*, Erna Juita**, Elvi Zuriyani**

*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

*Dosen Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

Water is a natural resource that is essential for life on earth. The source of the water there is obtained from groundwater, springs, rivers, lakes, and sea water. The quality of water is water that meets the quality standards that vary depending on the destination user. While water is a basic requirement in fish farming.

In the waters of the lake ecosystem are abiotic and biotic factors (producers, consumers, and decomposers) are forming a mutual relationship and mutual influence. Waters of the lake is one of the freshwater ecosystems that exist on the surface of the earth.

This study aims to determine the water quality of Lake Maninjau for fish farming cages. The method used is descriptive analysis with the aim of making a picture of systematic factual and accurate information regarding the feasibility of water quality based on physical parameters (odor, color, and temperature) qualifies standards, biological, and chemical (pH, DO, fofat, NH3). Research location in Lake Maninjau in Kubu Baru village by establishing three sample points, namely: Upper section (sample A), the middle (sample B), the downstream section (sample C) qualifies standards. Based on the results: (1) in terms of physical water quality (odor, color, temperature) has met the standards for fish farming cages, (2) the quality of water contained in the biological 75MPN / 100ml coliform bacteria, which means suitable for fish farming cages , (3) water quality in terms of chemical properties (pH, DO, phosphate, NH 3) for pH and dO are not suitable for fish farming cages because of its high content of pH and dO, while for phosphate and NH3 unsuitable for fish farming because it does not exceed Karamba quality standards.

Keyword: physical water, biological, water chemical

PENDAHULUAN Latar Belakang

Air adalah sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan dibumi.

Sumber air tersebut ada yang diperoleh dari air tanah, mata air, sungai, danau, dan air laut.

Sumber di bumi berasal dari suatu siklus dimana tenaga matahari merupakan sumber panas yang mampu menguapkan air. Air yang baik berada di darat maupun laut akan menguap oleh panas matahari.

(3)

Danau Maninjau adalah danau di Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam, propinsi Sumatera Barat. Danau Maninjau adalah danau vulkanik yang berada pada ketinggian 461,50 meter diatas permukaan laut. Pemanfaatan sumber daya air danau Maninjau hingga saat ini terutama adalah untuk Pembangkit Tenaga Listrik Air (PLTA) dengan kapasitas terpasang 66MW.

Keramba Jaring Apung adalah sarana pemeliharaan ikan atau biota air yang mengapung diatas air. Fungsi dari karamba jaring apung ini adalah untuk pembibitan atau budidaya ikan dan biota laut. Budidaya ikan adalah salah satu cara untuk mengembangbiakkan baik di kolam sawah sebagai mini padai maupun dengan karamba.

Budidaya ikan karamba sangat berperan dalam membantu melestarikan sumber air di perairan umum, karena penangkapan yang dilakukan secara terus menerus akan mengganggu kelestarian di perairan umum. Menurut Samadi (2009: 13) “Kondisi dan kualita air di perairan umum secara langsung akan mempengaruhi kehidupan ikan dan mikro organisme yang hidup di dalamnya”

Rendahnya kualitas air suatu perairan dapat menghambat pertumbuhan ikan dan bisa menyebabkan kematian pada ikan.

Menurut Rusyanti (2012) air merupakan sumber penting dalam kehidupan manusia dan menyokong kepada sistem kehidupan global. Manusia memerlukan air untuk menjalankan aktifitas harian seperti pertanian, perikanan, perindustrian, dan sebagainya.

Protein adalah senyawa organic yang terdiri dari unsur C, H, O, N dan kadang- kadang mengandung unsur S, P sedangkan lemak tersusun oleh unsur C, H, O dan kadang- kadang P, N. Lemak dan protein penyebab terjadinya pencemaran terutama

protein yang berupa (NH4

+) atau amoniak (NH3), apabila zat ini terakumulasi akan menimbulkan bau busuk (Afriani, 2009).

Berdasarkan masalah diatas maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengatahui dan menganalisis: (1) kualitas air danau dari segi fisik (bau, warna, suhu), (2) kualitas air danau dari segi biologis, (3) kualitas air danau dari segi kimia (pH, DO, Fosfat, Amoniak).

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis Penelitian

Sesuai dengan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dijelaskan, maka jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Dengan tujuan membuat gambaran secara sistematis dan factual mengenai faktor faktor serta hubungan yang akan diteliti.

Alat dan Bahan Penelitian

Alat yangdigunakan dalam penelitian ini adalah: Botol aqua ukuran 1 liter sebanyak 3 buah, thermometer air, GPS untuk menentukan koordinat, kamera, spidol, buku, dll.

Sedangkan bahan yang digunakan adalah Peta Administrasi dan Peta Lokasi Penelitian.

Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Data Primer adalah data yang diambil secara langsung dari lapangan dan analisa laboratorium. Sedangkan Data Sekunder adalah data sumber acuan dan analisis yang diperoleh dari perpustakaan dan instansi yang terkait.

Tahap- tahap Penelitian

1. Tahap Pra Lapangan

Pada tahap pra lapangan ini meliputi:

a. Studi kasus yang dihubungkan dengan objek penelitian

(4)

b. Obeservasi pendahuluan pada daerah penelitian.

2. Tahap Lapangan

Pada tahap pelaksanaan ini dilakukan kerja dilapangan untuk mengumpulkan data. Kerja dilapangan dilakukan observasi dan pengambilan sampel.

3. Tahap Analisa Labor

Sampel yang diuji adalah pH, DO, Fosfat, Amoniak, dan biologis.

4. Tahap Pasca Lapangan

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang diperoleh dilapangan, setelah itu dilakukan pengolahan data dan pengujian dilakukan di laboratorium.

5. Tahap Analisa Hasil

Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan yang dilakukan dilapangan serta uji laboratorium menghasilkan data primer yang menjadi data dasar dalam penelitian. Data primer tersebut meliputi data kualitas dari segi fisik (warna, bau, suhu) dari segi biologis, dan segi kimia (pH, DO, Fosfat, Amoniak).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Kulitas Fisik Air Danau Maninjau dari Segi Bau, Warna, dan Suhu

1) Bau

Berdasarkan pengujian di lapangan mendapatkan hasil bahwa semua sampel di Desa Kubu Baru tidak berbau, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1 Pengukuran Bau Air Sampel Lokasi Bau Standar

Baku 1.

2.

3.

Bagian Hulu Bagian Tengah Bagian Hilir

Tidak Berbau Tidak Berbau Tidak Berbau

Tidak Berbau Tidak Berbau Tidak Berbau Sumber: pengolahan data primer, 2012

2) Warna

Hasil pengukuran nilai warna perairan danau maninjau desa Kubu Baru pada semua sampel penelitian tidak berwarna, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.2 Pengukuran Warna Air Sampel Lokasi Warna Standar

Baku 1.

2.

3.

Bagian Hulu Bagian Tengah Bagian Hilir

Tidak Berwarna Tidak Berwarna Tidak Berwarna

Tidak Berwarna Tidak Berwarna Tidak Berwarna Sumber: Peng

olahan Data Primer, 2012.

3) Suhu

Berdasarkan hasil pengukuran dilapangan bahwa suhu air danau maninjau di desa kubu baru memenuhi standar baku, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.3 Pengukuran Suhu Air Sampel Satuan Parameter Batas

(5)

Maximum 1.

2.

3.

Bagian Hulu Bagian Tengah Bagian Hilir

270 C 270 C 27,50 C

31,270 C 31,270 C 31,270 C

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2012.

2. Kualitas Biologis Air Danau Maninjau Di Desa Kubu Baru

Berdasarkan hasil pengukuran dilaboratorium maka dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.4 Pengukuran Biologis Air

Sampel Satuan Batas

Maximum 1.

2.

3.

75

MPN/100ML 75

MPN/100ML 75

MPN/100ML

5000 5000 5000

Sumber: Hasil Uji Laboratorium, 2014

3. Kualitas Kimia Air Danau

Maninjau dari Segi pH, DO, Fosfat, NH

3

1) pH

pH air dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan. pH air yang sangat rendah atau asam dapat menyebabkan kematian ikan.

Berdasarkan hasil pengukuran di laboratorium dimana hasil menunjukkan bahwa pH yang terdapat pada semua sampel terlalu tinggi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.5 Pengukuran pH Air Sampel Lokasi pH Standar

Baku 1.

2.

3.

Bagian Hulu Bagian Tengah Bagian Hilir

7,64 7,87 7,66

6,5-9,0 6,5-9,0 6,5-9,0

Sumber: Hasil uji

Laboratorium, 2014

2) DO

Oksigen terlarut (DO) memegang peranan penting bagi makhluk hidup. Bagi hewan air pemenuhan kebutuhan oksigen dipenuhi dengan oksigen yang terlarut dalam air. Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan di laboratorium hasil menunjukkan bahwa DO yang terdapat pada semua sampel terlalu tinggi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.6 Pengukuran DO Air Sampel Lokasi PO4 Standar Baku 1.

2.

Bagian Hulu Bagian

0,187 0,187

0,2 0,2

(6)

3. Tengah Bagian Hilir

0,187 0,2

Sumber: Hasil Uji Laboratorium, 2014

3) Fosfat

Fosfor merupakan unsur penting dalam suatu ekosistem air.

Zat- zat organic terutama protein mengandung gugus fosfor.

Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan di laboratorium dimana hasil menunjukkan pada semua sampel penelitian memenuhi standar baku, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.7 Hasil Pengukuran PO4

Sampel Lokasi Suhu Air Standar Baku 1.

2.

3.

Bagian Hulu Bagian Tengah Bagian Hilir

270 C 270 C 27,50 C

31,270 C 31,270 C 31,270 C

Sumber: Hasil Uji Laboratorium, 2014

4) NH

3

Amoniak berasal dari hasil pemecahan nitrogen organic dan nitrogen anorganik yang terdapat dalam tanah dan air dapat pula berasal dari dekomposisi bahan organic (tumbuhan dan biota akuatik yang telah mati) yang dilakukan oleh mikroba dan jamur.

Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan di laboratorium dimana hasil menunjukkan bahwa amoniak

yang terdapat pada semua sampel penelitian memenuhi standar baku untuk budidaya ikan karamba, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.8 Hasil Pengukuran NH

3

Air

Sampel Lokasi NH

3

Standar Baku 1.

2.

3.

Bagian Hulu Bagian Tengah Bagian Hilir

<0,014

<0,014

<0,014

0,255

0,255 0,255

Sumber: Hasil Uji Laboratoium, 2014

Pembahasan

Pembahasan yang dilakukan dalam penelitian ini bermaksud untuk mengetahui lokasi yang cocok untuk budidaya ikan karamba yang terdapat di Danau Maninjau Desa Kubu Baru yang ditinjau dari segi fisik, biologis, dan kimia.

Pertama, temuan dilapangan bahwa Bau Air pada semua sampel memenuhi syarat, karena bau air pada semua sampel memnuhi standar baku yaitu tidak berbau dan cocok untuk budidaya ikan karamba.

Warna Air Danau Maninjau Di Desa Kubu Baru semua sampel memenuhi persyaratan. Air yang terdapat di Desa Kubu Baru tidak berwarna dan sesuai dengan standar baku. Air dengan nilai warna lebih kecil dari 10Pt Co biasanya tidak memperhatikan warna yang jelas (Effendi, 2003).

(7)

Suhu Air Danau Maninjau Di Desa Kubu Baru untuk budidaya ikan karamba pada semua sampel memenuhi syarat, sesuai dengan standar baku. Maka untuk melakukan budidaya perikanan perlu disesuaikan antara jenis ikan dengan kondisi perairan.

Kedua, temuan hasil uji laboratorium bahwa kualitas Biologis Air Danau Maninjau Di Desa Kubu Baru mengandung bahan organic yang tidak terlalu tinggi, sehingga tidak menghambat pertumbuhan mikroorganisme didalamnya.

Ketiga, temuan di lapangan dan laboratorium bahwa pH air Danau Maninjau Di Desa Kubu Baru dari semua sampel.

Sedangkan syarat untuk budidaya ika karamba dibutuhkan kisaran pH 6,5-9,0, maka pH air di Desa Kubu Baru tidak cocok untuk budidaya ikan.

DO air Danau Maninjau di desa Kubu Baru dari semua sampel, sedangkan syarat untuk budidaya ikan karamba standar baku mutu adalah 4. Dengan demikian kualitas air disana tidak cocok untuk budidaya ikan karamba.

Fosfat (PO4) air Danau Maninjau Di Desa Kubu Baru. Sedangkan syarat untuk budidaya ikan karamba 0,2, maka semua sampel pada desa kubu baru memenuhi standar baku dan cocok untuk budidaya ikan karamba.

Amoniak (NH3) air Danau Maninjau Di Desa Kubu Baru pada semua sampel. Sedangkan syarat untuk budidaya ikan karamba 0,255, dengan demikian semua sampel pada desa kubu baru memenuhi standar baku dan cocok untuk budidaya ikan karamba.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dideskripsikan, penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kualitas air danau maninjau di desa kubu baru untuk budidaya ikan keramba secara fisik (bau, warna, suhu)memenuhi syarat karena semua sampel yang diuji suhu air rata- rata 27- 27,50 C. warna air danau maninjau di desa kubu baru tidak berwarna, dan bau air danau maninjau di desa kubu baru tidak berbau.

2. Kualitas air danau maninjau di desa kubu baru untuk budidaya ikan karamba secara mikrobiologis, bahan organikya tidak terlalu tinggi.

3. Kualitas air danau maninjau di desa kubu baru untuk budidaya secara kimia meliputi pH, DO, Fosfat, NH3 Dari sampel yang diuji bahwa Fosfat dan NH3 cocok untuk budidaya ikan karamba, sedangkan pH dan DO tidak cocok untuk budidaya ikan karamba karena hasil pH dan DO melebihi standar baku.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah dan instansi yang terkait untuk memperhatikan dan meningkatkan keadaan ikan karamba masyarakat di Desa Kubu Baru dalam menjaga kualitas air danau maninjau.

2. Kepada masyarakat di Desa Kubu

Baru agar tetap melakukan

budidaya ikan karamba dengan

(8)

menjaga kelestarian danau maninjau agar tidak membuang sampah kesaluran air.

3. Untuk peneliti lanjutan sebagai bahan ilmiah.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Model Pengendalian Pencemaran Perairan di Danau Maninjau Sumatera Barat. Institut Pertanian Bogor.

Disadur dari

http://menyelamatkandanaulimboto.wordp ress.com diakses pada tanggal 18 Februari 2014.

Afriani, Rita. 2009. Meningkatkan Kualitas Air Danau Maninjau di Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam. Jurusan Geografi FIS UNP.

Padang.

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air.

Kanisus. Yogyakarta.

Rusyanti, Ab Aziz Dkk. 2012.

Pencemaran Air. Disadur dari http://pencemaran-

pencemaran.blogspot.com

Risdayati. 2007. Kualitas Air Tanah Dangkal Berdasarkan Penggunan Lahan Untuk Air Minum Paada Pemukiman Masyarakat Di Kenagarian Sirukam Kecamatan Payung Sekaki Kabupaten Solok. STKIP PGRI. Padang.

Samadi, Budi. 2009. Pembesaran Ikan Di Perairan Umum Dalam Keramba Jaring Apung. Bandung: Titian Ilmu.

UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Sumtera Barat. Padang.

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-faktor penting yang mendorong kemajuan BUMDes Guha Bau dalam pemberdayaan ekonomi desa mencakup: 1 Bumdes Guha Bau memiliki payung hukum landasan hukum yang kuat mulai dari awal