Weekly
Market Overview
Wealth Management Division
4 September 2023
3.80
1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00
0 200 400 600 800 1,000
Jan-21 Jul-21 Jan-22 Jul-22 Jan-23 Jul-23 Nonfarm Payroll (L) Unemployment Rate (R)
Exhibit 2: PCE Price Index, Fed Rate, UST 10YR (%) Exhibit 1: Nonfarm Payroll & Unemployment Rate
Saat ini, beberapa pelaku pasar menilai bahwa US Treasury (UST) merupakan “screaming buy” bagi investor karena yield berada di kisaran tertinggi dalam 15 tahun terakhir. Yield berpotensi melanjutkan penurunan ke depannya apabila The Fed mulai menurunkan suku bunga. Bagaimana dampaknya terhadap suku bunga BI dan pergerakan yield obligasi Indonesia?
Key Highlights:
1. Weakening Job Market. Data ketenagakerjaan AS yang dirilis pekan lalu menunjukkan pelemahan.
Unemployment rate naik ke 3,80% (prev. 3,50%) meskipun masih berada di kisaran terendah dalam 50 tahun terakhir. Nonfarm payroll yang mengukur jumlah tenaga kerja di sektor swasta tumbuh 187.000, lebih rendah dibandingkan beberapa bulan sebelumnya dimana pertumbuhan tenaga kerja dapat mencapai 200.000 - 300.000 (Exhibit 1). JOLTS Job Openings berada di 8,83 juta, merupakan level terendah sejak Mei 2021. Tingkat pertumbuhan upah juga mengalami penurunan dimana average hourly earnings naik 4,30% YoY, lebih rendah dari ekspektasi dan bulan sebelumnya di 4,40% YoY.
2. Fed Rate Expectation. Rilis data ketenagakerjaan tersebut meredam kekhawatiran pelaku pasar setelah Powell memberikan pernyataan yang cukup hawkish di Jackson Hole. The Fed yang mempertahankan pendekatan data dependent diperkirakan dapat tetap menahan suku bunga melihat data ketenagakerjaan yang mulai melemah. Ditambah lagi, PCE Price Index yang digunakan sebagai indikator inflasi oleh The Fed dirilis di level 3,30% YoY di bulan Juli 2023 (exp. 3,30% YoY). Optimisme pelaku pasar tercermin dari ekspektasi bahwa suku bunga The Fed akan tetap berada di level 5,50% hingga akhir tahun 2023 dan dapat mulai diturunkan di H1-2024.
3. US Treasury Yield. Yield US Treasury (UST) 10 tahun turun ke 4,18% setelah sempat menyentuh level tertinggi dalam 16 tahun terakhir di 4,25% per 18 Agustus 2023 (Exhibit 2). Ekspektasi suku bunga The Fed telah berada di puncak dan berpotensi diturunkan ke depannya membuat yield mulai turun.
Ditambah lagi, UST yang merupakan safe haven asset saat ini mampu memberikan yield yang cukup menarik sehingga investor kembali memburu UST dan membukukan inflow yang signifikan ke pasar obligasi AS. Yield UST dapat turun lebih lanjut apabila The Fed mulai menurunkan suku bunga.
Screaming Buy?
4.18 5.50
3.28
-2.00 0.00 2.00 4.00 6.00
2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020 2022 UST 10YR Yield Fed Fund Rate PCE Price Index
%
187 in thousand
Weekly
Market Overview
Wealth Management Division
4 September 2023
Bagaimana Dengan Suku Bunga BI dan Pergerakan Yield Obligasi Indonesia?
• BI Rate: No Hike? Suku bunga The Fed yang diperkirakan telah mencapai terminal rate di 5,50%
meminimalisir urgensi BI untuk kembali menaikkan suku bunga. Ditambah lagi, inflasi Indonesia tetap berada dalam target BI (Aug-23: 3,27% YoY) dan stabilitas IDR terjaga (+2,15% YTD 1-Sep-23). Ke depannya, BI dapat tetap menahan suku bunga di 5,75% dan menjadikan kenaikan suku bunga sebagai opsi terakhir untuk menjaga stabilitas IDR mengingat beberapa regulasi seperti DHE dan SRBI telah diberlakukan dan BI dapat melakukan intervensi langsung untuk menopang pergerakan IDR.
• FR: Supported By Domestic. Suku bunga BI yang telah berada di puncak, pergerakan IDR yang relatif stabil, serta dukungan investor terutama domestik yang tetap tinggi ditengah penerbitan yang terus dikurangi menopang pergerakan yield FR. Dalam jangka panjang, yield berpotensi turun (harga naik) apabila BI mulai menurunkan suku bunga.
• INDON: Following UST Lead. Berbeda dengan FR, yield INDON berpotensi turun lebih signifikan apabila yield UST turun seiring dengan The Fed yang mulai menurunkan suku bunga dan CDS Indonesia tetap bertahan rendah. Yield INDON saat ini berada pada level yang sangat menarik dimana yield INDON 10 tahun berada di kisaran tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
Dampak Terhadap:
1. USD/IDR. Dalam sepekan, DXY (USD Index) menguat 0,15% ke 104,24 per 1 September 2023.
Tingginya yield UST yang merupakan risk free asset sedikit banyak menarik inflow ke AS sehingga USD menguat. IDR turut menguat 0,24% ke 15.240 per 1 September 2023. Beberapa regulasi seperti DHE dan SRBI serta intervensi langsung dari BI diharapkan dapat terus menjaga stabilitas IDR.
2. INDON (Indonesia Government USD Bonds). Dalam sepekan, yield INDON 10YR turun 12 bps dan ditutup di level 5,43% per 1 September 2023. Penurunan yield INDON sejalan dengan penurunan yield UST ke 4,18% dan CDS 5YR Indonesia ke 79 bps. Yield UST turun karena data ketenagakerjaan AS yang cenderung melemah membuat pelaku pasar kembali memperhitungkan bahwa 5,50% merupakan puncak dari kenaikan suku bunga The Fed.
3. FR (Indonesia Government IDR Bonds). Dalam sepekan, yield FR 10YR turun 13 bps dan ditutup di level 6,39% per 1 September 2023. Turunnya yield FR terjadi seiring dengan penurunan yield UST, CDS Indonesia, dan penguatan IDR. Walaupun tercatat outflow investor asing sebesar IDR 3,20 triliun dalam sepekan, dukungan dari investor domestik yang relatif tinggi ditengah penerbitan yang dikurangi terus menopang pergerakan yield.
4. Pasar Saham AS (DJIA, S&P500, dan Nasdaq). Dalam sepekan, pasar saham AS menguat dimana DJIA +1,43%, S&P500 +2,50%, dan Nasdaq +3,25%. Katalis positif datang dari ekspektasi soft landing dan suku bunga The Fed yang sudah berada di puncak. Walaupun demikian, ruang kenaikan pasar saham AS sudah relatif terbatas melihat aksi profit taking rentan terjadi.
5. IHSG (Pasar Saham Indonesia). Dalam sepekan, pasar saham Indonesia (IHSG) menguat 1,19% dan ditutup di level 6.977 per 1 September 2023. Kenaikan dikontribusikan oleh sektor basic materials,
Weekly
Market Overview
Wealth Management Division
4 September 2023
World Commodities Currencies
Foreign Trading Activity
Fixed Income Equity
Per 1 September 2023
Currencies Last Close % 1D % 5D % YTD US Dollar Index 104.24 0.60 0.15 0.69
GBP/USD 1.2590 (0.65) 0.10 4.20
EUR/USD 1.0780 (0.58) (0.15) 0.70
AUD/USD 0.6456 (0.43) 0.81 (5.24)
NZD/USD 0.5945 (0.37) 0.63 (6.38)
USD/JPY 146.22 0.47 (0.15) 11.52
USD/HKD 7.8443 0.03 0.01 0.55
USD/KRW 1,318.75 (0.29) (0.47) 4.21
USD/CNY 7.2663 0.10 (0.29) 5.33
USD/SGD 1.3527 0.11 (0.25) 0.99
USD/IDR 15,240.00 0.07 (0.36) (2.11)
JCI Sectoral Last Close % 1D % 5D % YTD
Financial 1,416.23 (0.27) 0.31 0.09
Consumer Non Cyclical 752.73 (0.39) (0.20) 5.05 Infrastructure 905.85 (0.62) 2.93 4.28 Basic Material 1,223.90 1.86 3.66 0.64
Energy 2,066.21 1.54 1.63 (9.36)
Consumer Cyclical 903.13 0.05 (0.86) 6.14 Technology 4,446.82 0.50 2.81 (13.86) Healthcare 1,476.48 (0.03) 0.85 (5.65)
Property 751.21 (0.43) 0.30 5.62
Industrial 1,181.33 0.77 0.79 0.60
Transportation 1,786.33 (2.62) (5.97) 7.48 Equity Indices Last Close % 1D % 5D % YTD
Dow Jones 34,837.71 0.33 1.43 5.10
S&P 500 4,515.77 0.18 2.50 17.61
Nasdaq 14,031.81 (0.02) 3.25 34.06
FTSE 100 Index 7,464.54 0.34 1.72 0.17 Euro STOXX 600 458.13 (0.01) 1.49 7.82 SSE Composite Index 3,133.25 0.43 2.26 1.42 Nikkei 225 32,710.62 0.28 3.44 25.35
Hang Seng 18,382.06 - 2.37 (7.07)
Kospi 2,563.71 0.29 1.77 14.64
IDX Composite 6,977.65 0.35 1.19 1.85 Indonesia (LQ45) 966.96 0.49 1.07 3.18 Indonesia (IDXSMC) 338.86 0.29 0.38 (3.50) Government Bond Yield Last Yield (%) 1D (bps) 5D (bps) YTD (bps)
IndoGB 5Y (IDR) 6.16 (2.70) (19.50) (4.60) IndoGB 10Y (IDR) 6.39 0.90 (13.40) (55.20) IndoGB 20Y (IDR) 6.62 (1.20) (17.70) (49.30)
IndoGB 5Y (USD) 5.20 - (9.00) 51.50
IndoGB 10Y (USD) 5.43 (0.30) (11.60) 63.10 IndoGB 30Y (USD) 5.52 (0.40) (9.60) 14.90 US Treasury 5Y 4.30 4.17 (14.25) 29.19 US Treasury 10Y 4.18 7.07 (5.66) 30.40 US Treasury 30Y 4.29 8.29 0.95 33.06 Indo CDS (USD) 5Y 79.40 (1.84) (8.13) (20.17)
Commodities Last Price % 1D % 5D % YTD
WTI Oil 85.55 2.30 7.17 6.59
Brent Oil 88.55 1.98 5.48 3.07
Gold 1,940.06 (0.01) 1.31 6.36
Natural Gas 2.77 (0.11) 4.06 (38.21)
Coal 156.25 0.16 4.59 (61.34)
Nickel 20,917.00 4.00 1.34 (30.05)
Copper 381.25 1.06 1.34 0.05
CPO 3,910.00 1.30 1.30 (6.26)
Asset Class 1D WTD MTD YTD
Equity 0.50 (1.61) 0.50 (0.21)
Fixed Income 0.29 (3.20) (9.17) 75.70
Weekly
Market Overview
Wealth Management Division
4 September 2023
Country Data Previous Forecast Release Date*
US
Trade Balance July 2023 -USD 65,50 Bn -USD 65,80 Bn 6-Sep-23
S&P Global Composite PMI August 2023 52,00 50,40 6-Sep-23
S&P Global Services PMI August 2023 52,30 51,00 6-Sep-23
Initial Jobless Claims 228K 235K 7-Sep-23
EU
PPI July 2023 (YoY) -3,40% -7,80% 5-Sep-23
Retail Sales July 2023 (YoY) -1,40% -1,20% 6-Sep-23
Employment Change Q2-2023 (YoY) 1,60% 1,50% 7-Sep-23
GDP Q2-2023 (YoY) 1,10% 0,60% 7-Sep-23
Caixin Services PMI August 2023 54,10 53,60 5-Sep-23
China
Chinese Composite PMI 51,30 - 5-Sep-23
Trade Balance August 2023 USD 80,60 Bn USD 78,00 Bn 7-Sep-23
FX Reserves August 2023 USD 3,20 Tn USD 3,19 Tn 7-Sep-23
CPI August 2023 (YoY) -0,30% 0,10% 9-Sep-23
PPI August 2023 (YoY) -4,40% -3,10% 9-Sep-23
Japan FX Reserves August 2023 USD 1,25 Tn - 7-Sep-23
GDP Q2-2023 (YoY) 2,70% 6,00% 8-Sep-23
Indonesia FX Reserves August 2023 USD 137,70 Bn - 7-Sep-23
Consumer Confidence August 2023 123,50 - 8-Sep-23
Proyeksi Data Ekonomi
Data Rilis Minggu Ini
Macro Indicator 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023E
Gross Domestic Product (% YoY) 5,1 5,2 5,0 -2,1 3,7 5,3 5,2
GDP per capita (US$) 3.877 3.927 4.175 3.912 4.350 4.784 5.285
Consumer Price Index Inflation (% YoY) 3,6 3,1 2,7 1,7 1,9 5,5 2,7
BI 7 day Repo Rate (%) 4,25 6,00 5,00 3,75 3,50 5,50 5,75
USD/IDR Exchange Rate (end of year)** 13.433 14.390 13.866 14.050 14.262 15.568 15.173
Trade Balance (US$ billion) 11,8 -8,5 -3,2 21,7 35,3 54,5 35,3
Current Account Balance (% GDP) -1,6 -3,0 -2,7 -0,4 0,3 1,0 -0,7
** estimation of Rupiah's fundamental exchange rate
*telah disesuaikan dengan waktu Indonesia
Weekly
Market Overview
Wealth Management Division
4 September 2023
Glossary
• Credit Default Swap (CDS): instrumen derivatif yang mencerminkan persepsi risiko investor asing terhadap investasinya di sebuah negara.
• Devisa Hasil Ekspor (DHE): kebijakan pemerintah untuk memulangkan dana hasil ekspor ke dalam negeri.
• Hawkish: kebijakan moneter ketat, biasanya ditandai dengan suku bunga tinggi.
• Inflow: aliran dana masuk.
• Nonfarm payroll: data ketenagakerjaan di AS selain sektor pertanian, pemerintah, rumah tangga, dan lembaga non-profit.
• Outflow: aliran dana keluar.
• PCE Price Index: indeks yang mengukur tingkat kenaikan rata-rata harga dari konsumsi domestik.
• Profit taking: aksi merealisasikan keuntungan.
• Safe haven asset: aset rendah risiko.
• Soft landing: kondisi dimana ekonomi melemah secara perlahan.
• Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI): surat berharga dalam mata uang IDR yang diterbitkan BI sebagai pengakuan utang berjangka pendek dengan underlying asset berupa SBN milik BI.
• Terminal rate: tingkat dimana suku bunga berhenti dinaikkan.
• The Fed: bank sentral AS.
• US Treasury (UST): obligasi pemerintah AS.
• Yield: imbal hasil.
Weekly
Market Overview
Wealth Management Division
EDITOR: Wealth Management Division DISCLAIMER: This report is for information only, and is not intended as an offer or solicitation with respect to the purchase or sale of any commodities, securities, or currencies. We deem that the information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. However, we do not guarantee their accuracy, and any such information may be incomplete or condensed. None of PT. Bank Central Asia Tbk (“BCA”), and/or its affiliated companies, and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. BCA, or any of its related companies or any individuals connected with BCA or BCA group accepts no liability for any direct, special, indirect, consequential, incidental damages or any other loss or damages of any kind arising from any use of the information herein (including any error, omission or misstatement herein, negligent or otherwise) or further communication thereof, even if the BCA or any other person has been advised of the possibility thereof. Opinion expressed is the analysts’ current personal views as of the date appearing on this material only, and subject to change without notice. It is intended for the use by recipient only and may not be reproduced or copied/photocopied or duplicated or made available in any form, by any means, or redistributed to others without written permission of PT Bank Central Asia Tbk.
All opinions and estimates included in this report are based on certain assumptions. Actual results may differ materially. In considering any investments you should make your own independent assessment and seek your own professional financial and legal advice.
SOURCE: Economic Banking & Industry Research of BCA Group, Bloomberg, Reuters, Bisnis Indonesia, Kontan, CME Group