Weekly
Market Overview
Wealth Management Division
9 October 2023
Exhibit 2: Market Expectation Towards Fed Rate Exhibit 1: US Treasury 10YR Real Yield (%)
Rilis data ketenagakerjaan AS yang masih relatif solid serta risiko kenaikan harga minyak akibat meningkatnya tensi geopolitik Israel – Palestina meningkatkan ekspektasi suku bunga higher for longer sehingga DXY (USD Index) bertahan tinggi dan yield UST naik ke kisaran tertinggi sejak tahun 2007. Bagaimana dampaknya terhadap pergerakan IDR dan yield obligasi pemerintah Indonesia (FR)?
Key Highlights:
1. Mixed Job Data. Data ketenagakerjaan AS bulan September 2023 yang dirilis di pekan lalu memberikan sinyal yang mixed. JOLTS job openings dirilis naik ke 9,61 juta (prev 8,92 juta), nonfarm payroll mengalami kenaikan ke 336.000 (prev 227.000), dan unemployment rate bertahan rendah di 3,80%
(prev 3,80%). Di sisi lain, ADP nonfarm employment dirilis jauh lebih rendah dibandingkan ekspektasi di 89.000 (exp 153.000) dan average hourly earnings yang menggambarkan tingkat pertumbuhan upah mulai melambat ke 0,20% MoM (exp 0,30% MoM). Pasar ketenagakerjaan AS yang masih relatif solid turut berdampak positif pada daya beli masyarakat sehingga inflasi dikhawatirkan persisten tinggi.
2. High Geopolitical Tension. Tekanan inflasi juga datang dari ekspektasi kenaikan harga minyak akibat meningkatnya ketegangan antara Palestina dan Israel. Pasalnya, konflik tersebut terjadi di sekitar wilayah penghasil dan eksportir minyak utama bagi pasar global. Apabila hal ini terus berlanjut secara berkepanjangan, maka terdapat potensi pengurangan pasokan atau transportasi minyak dunia sehingga turut berdampak pada kenaikan inflasi.
3. Closer To Recession? Kedua faktor risiko di atas membuat suku bunga The Fed harus dipertahankan higher for longer sehingga volatilitas di pasar obligasi meningkat. Sebagai acuan, yield US Treasury 10YR naik ke 4,80%, menyentuh level tertinggi sejak tahun 2007 sehingga membuat real yield turut naik ke 1,14% (avg 10YR: -0,43%) per 6 Oktober 2023 (Exhibit 1). Tingginya real yield meningkatkan insentif bagi pemilik modal untuk menabung sehingga perputaran uang menjadi lambat dan mempercepat proses terjadinya resesi. Oleh karenanya, ruang The Fed untuk menaikkan suku bunga secara agresif juga semakin terbatas demi menjaga pertumbuhan ekonomi. Pelaku pasar masih melihat bahwa suku bunga telah mencapai terminal rate (5,50%) dan akan mulai diturunkan di H2-2024 (Exhibit 2).
Tug of War
72.88%
57.57%
27.12%
36.74%
0.00% 5.70%
Nov-23 Dec-23
5,50% 5,75% 6,00% current Fed rate: 5,50%
1.14
-6.00 -3.00 0.00 3.00
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 pre-COVID level
Weekly
Market Overview
Wealth Management Division
9 October 2023
Bagaimana Dampaknya Terhadap Pergerakan IDR dan Yield FR?
• Strong USD Index = Weaker IDR. Penguatan USD Index dalam beberapa pekan terakhir menekan pergerakan IDR hingga menembus level 15.610 per 6 Oktober 2023. Secara YTD, IDR masih menjadi best performing currency di Asia namun telah melemah sebesar 0,27% terhadap USD. Kondisi makroekonomi Indonesia yang kuat, inflasi yang telah berada dalam target BI, cadangan devisa yang tinggi, serta APBN yang masih tercatat surplus menjustifikasi BI untuk tetap menahan suku bunga di 5,75% meskipun selisih suku bunga BI dan The Fed semakin menyempit. Kebijakan DHE, SRBI, serta intervensi langsung BI diharapkan masih dapat menjaga stabilitas IDR ke depannya tanpa harus kembali menaikkan suku bunga.
• Higher UST Yield = Higher FR Yield.Kenaikan yield UST ditengah narasi suku bunga higher for longer dan tingginya risiko fiskal di AS turut meningkatkan volatilitas FR. Yield FR 10YR naik ke kisaran 7,00%
meskipun kondisi internal Indonesia relatif baik dan permintaan terutama dari investor domestik tetap tinggi ditengah penerbitan yang terus dikurangi. Dalam jangka pendek, volatilitas mungkin dapat berlanjut selama data ekonomi AS belum menunjukkan pelemahan yang substansial sehingga suku bunga harus tetap ditahan tinggi. Dalam jangka panjang, yield FR dapat turun ketika BI mulai menurunkan suku bunga seiring dengan The Fed yang mulai menurunkan suku bunga.
Dampak Terhadap:
1. USD/IDR. Dalam sepekan, DXY (USD Index) bertahan tinggi di level 106,04 per 6 Oktober 2023. Data ketenagakerjaan AS yang mixed serta ekspektasi kenaikan inflasi ditengah tingginya harga minyak membuat suku bunga The Fed higher for longer sehingga menopang penguatan USD. Sementara itu, dalam sepekan IDR melemah 1,00% dan ditutup di 15.610 per 6 Oktober 2023. BI mulai melakukan intervensi untuk mencegah pelemahan IDR yang terlalu signifikan.
2. INDON (Indonesia Government USD Bonds). Dalam sepekan, yield INDON 10YR naik 20 bps dan ditutup di level 6,11% per 6 Oktober 2023. Kenaikan yield INDON terjadi seiring dengan kenaikan yield UST 10YR ke 4,80% dan CDS 5YR Indonesia ke 100 bps. Volatilitas kembali meningkat di pasar obligasi global seiring dengan lonjakan harga minyak dan ekspektasi inflasi, narasi suku bunga The Fed higher for longer, dan tingginya risiko fiskal di AS.
3. FR (Indonesia Government IDR Bonds). Dalam sepekan, yield FR 10YR naik 10 bps dan ditutup di level 7,01% per 6 Oktober 2023. Kenaikan yield FR dipicu oleh kenaikan yield UST 10YR, CDS 5YR Indonesia, dan outflow investor asing yang mencapai IDR 3,17 triliun dalam sepekan. Walaupun kondisi fundamental Indonesia baik, volatilitas eksternal memberikan tekanan terhadap pergerakan yield.
4. Pasar Saham AS (DJIA, S&P500, dan Nasdaq). Dalam sepekan, pasar saham AS ditutup mixed dengan DJIA -0,30%, S&P500 +0,48%, dan Nasdaq +1,60%. Di satu sisi, kuatnya data ketenagakerjaan meningkatkan ekspektasi suku bunga higher for longer. Namun, data ketenagakerjaan yang kuat juga mengindikasikan ekonomi AS yang relatif kuat sehingga menjadi katalis positif untuk pasar saham.
5. IHSG (Pasar Saham Indonesia). Dalam sepekan, IHSG melemah -0,74% dan ditutup di level 6.889.
Weekly
Market Overview
Wealth Management Division
9 October 2023
World Commodities Currencies
Foreign Trading Activity
Fixed Income Equity
Per 6 Oktober 2023
Currencies Last Close % 1D % 5D % YTD US Dollar Index 106.04 (0.27) (0.12) 2.44
GBP/USD 1.2237 0.37 0.31 1.27
EUR/USD 1.0586 0.34 0.12 (1.11)
AUD/USD 0.6386 0.25 (0.76) (6.27)
NZD/USD 0.5990 0.40 (0.13) (5.67)
USD/JPY 149.32 0.55 (0.03) 13.88
USD/HKD 7.8316 0.01 0.01 0.38
USD/KRW 1,350.00 (0.04) 0.04 6.68
USD/CNY 7.2980 - - 5.79
USD/SGD 1.3651 (0.14) (0.08) 1.91
USD/IDR 15,610.00 (0.03) 1.00 0.27
JCI Sectoral Last Close % 1D % 5D % YTD Financial 1,395.21 (0.09) (0.40) (1.39) Consumer Non Cyclical 766.67 (0.41) 0.78 6.99 Infrastructure 905.55 (0.47) (0.40) 4.25 Basic Material 1,263.59 1.66 (3.02) 3.90
Energy 2,008.24 0.71 (5.79) (11.90)
Consumer Cyclical 868.53 0.88 0.21 2.07 Technology 4,352.09 1.68 0.38 (15.69) Healthcare 1,493.14 1.07 4.42 (4.59)
Property 721.68 0.22 0.07 1.47
Industrial 1,144.73 (0.57) (3.49) (2.52) Transportation 1,803.19 0.68 (2.65) 8.50 Equity Indices Last Close % 1D % 5D % YTD Dow Jones 33,407.58 0.87 (0.30) 0.79 S&P 500 4,308.50 1.18 0.48 12.22
Nasdaq 13,431.34 1.60 1.60 28.33
FTSE 100 Index 7,494.58 0.58 (1.49) 0.57 Euro STOXX 600 444.93 0.82 (1.17) 4.72
SSE Composite Index 3,110.48 - - 0.69
Nikkei 225 30,994.67 (0.26) (2.71) 18.78 Hang Seng 17,485.98 1.58 (1.82) (11.60)
Kospi 2,408.73 0.21 (2.29) 7.71
IDX Composite 6,888.52 0.20 (0.74) 0.55 Indonesia (LQ45) 946.51 0.19 (0.65) 1.00 Indonesia (IDXSMC) 331.00 0.58 (1.93) (5.74) Government Bond Yield Last Yield (%) 1D (bps) 5D (bps) YTD (bps)
IndoGB 5Y (IDR) 6.79 (6.00) 22.60 59.00 IndoGB 10Y (IDR) 7.01 (2.80) 9.80 7.20 IndoGB 20Y (IDR) 7.17 (4.20) 12.20 5.30 IndoGB 5Y (USD) 5.69 (3.10) 11.70 100.50 IndoGB 10Y (USD) 6.11 0.50 19.80 130.90 IndoGB 30Y (USD) 6.26 0.40 24.80 88.90
US Treasury 5Y 4.76 7.14 14.76 75.27 US Treasury 10Y 4.80 8.24 22.98 92.61 US Treasury 30Y 4.97 7.75 26.84 100.46 Indo CDS (USD) 5Y 99.53 (0.57) 6.59 (0.05)
Commodities Last Price % 1D % 5D % YTD
WTI Oil 82.79 0.58 (8.81) 3.15
Brent Oil 84.58 0.61 (8.26) (1.55)
Gold 1,833.01 0.70 (0.84) 0.49
Natural Gas 3.34 5.43 13.96 (25.41)
Coal 138.50 (0.36) (13.49) (65.73)
Nickel 18,336.00 0.48 (0.87) (38.68)
Copper 362.75 2.13 (2.94) (4.80)
CPO 3,562.00 (0.11) (3.44) (14.60)
Asset Class 1D WTD MTD YTD
Equity (0.03) (0.01) (0.01) (4.86)
Fixed Income (2.01) (3.17) (3.17) 58.44
Weekly
Market Overview
Wealth Management Division
9 October 2023
Country Data Previous Forecast Release Date*
US
PPI September 2023 (YoY) 1,60% 1,60% 11-Oct-23
Core PPI September 2023 (YoY) 2,20% 2,30% 11-Oct-23
CPI September 2023 (YoY) 3,70% 3,60% 12-Oct-23
Core CPI September 2023 (YoY) 4,30% 4,10% 12-Oct-23
Initial Jobless Claims 207K 210K 12-Oct-23
EU Industrial Production August 2023 (YoY) -2,20% -3,50% 12-Oct-23
China
FX Reserves September 2023 USD 3,16 Tn USD 3,13 Tn 8-Oct-23
Outstanding Loan Growth (YoY) 11,10% 11,20% 11-Oct-23
CPI September 2023 (YoY) 0,10% 0,20% 13-Oct-23
PPI September 2023 (YoY) -3,00% -2,40% 13-Oct-23
Trade Balance September 2023 USD 68,30 Bn USD 70,00 Bn 13-Oct-23
Japan Current Account August 2023 JPY 2,77 Tn JPY 3,09 Tn 10-Oct-23
PPI September 2023 (YoY) 3,20% 2,30% 12-Oct-23
Indonesia
Consumer Confidence September 2023 125,20 - 9-Oct-23
Retail Sales (YoY) 1,60% - 11-Oct-23
Proyeksi Data Ekonomi
Data Rilis Minggu Ini
Macro Indicator 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023E
Gross Domestic Product (% YoY) 5,1 5,2 5,0 -2,1 3,7 5,3 5,1
GDP per capita (US$) 3.877 3.927 4.175 3.912 4.350 4.784 5.285
Consumer Price Index Inflation (% YoY) 3,6 3,1 2,7 1,7 1,9 5,5 2,6
BI 7 day Repo Rate (%) 4,25 6,00 5,00 3,75 3,50 5,50 5,75
USD/IDR Exchange Rate (end of year)** 13.433 14.390 13.866 14.050 14.262 15.568 15.535
Trade Balance (US$ billion) 11,8 -8,5 -3,2 21,7 35,3 54,5 32,8
Current Account Balance (% GDP) -1,6 -3,0 -2,7 -0,4 0,3 1,0 -0,7
** estimation of Rupiah's fundamental exchange rate
*telah disesuaikan dengan waktu Indonesia
Weekly
Market Overview
Wealth Management Division
9 October 2023
Weekly
Market Overview
Wealth Management Division
EDITOR: Wealth Management Division DISCLAIMER: This report is for information only, and is not intended as an offer or solicitation with respect to the purchase or sale of any commodities, securities, or currencies. We deem that the information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. However, we do not guarantee their accuracy, and any such information may be incomplete or condensed. None of PT. Bank Central Asia Tbk (“BCA”), and/or its affiliated companies, and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. BCA, or any of its related companies or any individuals connected with BCA or BCA group accepts no liability for any direct, special, indirect, consequential, incidental damages or any other loss or damages of any kind arising from any use of the information herein (including any error, omission or misstatement herein, negligent or otherwise) or further communication thereof, even if the BCA or any other person has been advised of the possibility thereof. Opinion expressed is the analysts’ current personal views as of the date appearing on this material only, and subject to change without notice. It is intended for the use by recipient only and may not be reproduced or copied/photocopied or duplicated or made available in any form, by any means, or redistributed to others without written permission of PT Bank Central Asia Tbk.
All opinions and estimates included in this report are based on certain assumptions. Actual results may differ materially. In considering any investments you should make your own independent assessment and seek your own professional financial and legal advice.
SOURCE: Economic Banking & Industry Research of BCA Group, Bloomberg, Reuters, Bisnis Indonesia, Kontan, CME Group
Glossary
• Credit Default Swap (CDS): instrumen derivatif yang mencerminkan persepsi risiko investor asing terhadap investasinya di sebuah negara.
• Devisa Hasil Ekspor (DHE): kebijakan pemerintah untuk memulangkan dana hasil ekspor ke dalam negeri.
• Nonfarm payroll: data ketenagakerjaan di AS selain sektor pertanian, pemerintah, rumah tangga, dan lembaga non-profit.
• Outflow: aliran dana keluar.
• Real yield: tingkat yield dikurangi inflasi.
• Resesi: sebuah kondisi dimana pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan, ditandai oleh pertumbuhan PDB yang terkontraksi selama 2 kuartal berturut-turut.
• Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI): surat berharga dalam mata uang IDR yang diterbitkan BI sebagai pengakuan utang berjangka pendek dengan underlying asset berupa SBN milik BI.
• Terminal rate: tingkat dimana suku bunga berhenti dinaikkan.
• The Fed: bank sentral AS.
• US Treasury (UST): obligasi pemerintah AS.
• Yield: imbal hasil.