• Tidak ada hasil yang ditemukan

Yani Marlina NIM.160.106.008 - etheses UIN Mataram

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Yani Marlina NIM.160.106.008 - etheses UIN Mataram"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

PERMASALAHAN GURU DALAM MENERAPKAN AUTENTIC ASSESSMENT PADA KURIKULUM 2013 PADA KELAS 1 MIN 2 DI KOTA MATARAM PADA TAHUN PELAJARAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kendala yang dialami guru dalam melakukan penilaian autentik pada kurikulum 2013 di kelas I MIN 2 Kota Mataram dan (2) upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala yang muncul dalam melakukan penilaian autentik pada kurikulum 2013 MIN 2 Mataram di kelas.

Tabel 1  Perbedaan dan Persamaan dari Penelitian yang Relevan, 10  Tabel 2               Data Peserta Didik, 45
Tabel 1 Perbedaan dan Persamaan dari Penelitian yang Relevan, 10 Tabel 2 Data Peserta Didik, 45

LatarBelakangMasalah

Muhammad Yaumi berpendapat bahwa penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan secara terus menerus oleh guru dalam proses pembelajaran dan mengarah pada kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan3. Tentunya ketika melakukan penilaian autentik pada kurikulum 2013, guru harus mampu mengevaluasi secara holistik kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan dalam hal ini.

RumusanMasalah

Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di MIN 2 Kota Mataram mengenai kesulitan guru dalam melakukan penilaian autentik, maka peneliti mengajukan judul penelitian dengan judul “Permasalahan Guru dalam Penerapan Penilaian Autentik pada Kurikulum 2013 di Kelas 1 MIN 2 Kota Mataram Tahun Pelajaran Kota Aram Tahun Pelajaran 2019/2020. tahun ajaran 2019/2020.

Untuk mengetahui upaya guru mengatasi kendala yang muncul dalam pelaksanaan penilaian autentik pada kurikulum 2013 di kelas I MIN 2 Kota Mataram tahun pelajaran 2019/2020. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk meminimalisir kendala dalam pelaksanaan penilaian autentik pada kurikulum 2013 di kelas I MIN 2 Kota Mataram. Ruang lingkup penelitian ini berkaitan dengan permasalahan guru dalam pelaksanaan penilaian autentik pada kurikulum 2013 di kelas I MIN 2 Kota Mataram berupa kendala yang dialami guru dalam melaksanakan penilaian autentik dan upaya guru mengatasi kendala yang muncul.

Penilaian autentik dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengumpulkan karya siswa (portofolio), karya (produk), tugas (proyek), prestasi (performance). 40Makruf Rijal, “Permasalahan Guru Dalam Penerapan Penilaian Autentik Pada Kurikulum 2013 Di SD Waru Al-Muslim Sidowarjo”, Jurnal PendidikanNusantara, Vol. Melalui observasi non partisipan ini peneliti mengumpulkan data permasalahan guru dalam melaksanakan penilaian autentik ditinjau dari kendala yang dialami guru dan upaya guru mengatasi kendala yang dihadapi dalam melaksanakan penilaian autentik pada kurikulum 2013 di Kelas I MIN 2 Kota Mataram.

Adapun yang telah peneliti lakukan sebagai observer dalam penelitian ini yaitu observasi permasalahan pelaksanaan penilaian autentik berupa kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan penilaian autentik kurikulum 2013 di kelas I MIN 2 Kota Mataram dan upaya guru mengatasi kendala yang muncul. Proses penyajian data dapat dilakukan dengan menampilkan data terkait permasalahan guru dalam melaksanakan penilaian autentik pada kurikulum 2013 di kelas I MIN 2 Kota Mataram yaitu kendala yang dihadapi guru dalam melakukan penilaian autentik dan upaya guru mengatasi kendala yang muncul.

TujuandanManfaatPenelitian

RuangLingkupdanSettingPenelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2019/2020 yang akan bertempat di MIN 2 Kota Mataram yang berlokasi di Karang Baru Kota Mataram.

TelaahPustaka

Rosita Dwi Penelitian yang dilakukan oleh Rosita Dwi mengkaji pengembangan instrumen penilaian autentik, sedangkan peneliti mengkaji kesulitan guru dalam melaksanakan penilaian autentik berupa hambatan dan upaya yang diperlukan untuk mengatasi hambatan tersebut. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rizhal Hendi Restanto, beliau mengkaji tentang penguatan keterampilan penilaian autentik pada guru, dan peneliti mengkaji kesulitan guru dalam melaksanakan penilaian autentik berupa hambatan dan upaya untuk mengatasinya.

KerangkaTeori

  • Konsep Kurikulum 2013
  • Penilaian Autentik Pada Kurikulum 2013
  • Problematika Guru Dalam Pelaksanaan PenilaianAutentik Pada
  • Upaya Guru Dalam Mengatasi Problematika Pelaksanaan

Artinya guru menggunakan instrumen yang berbeda dan mempresentasikan kompetensi yang diukurnya saat melakukan penilaian autentik. Uraian di atas menjelaskan kelebihan penilaian autentik dan kekurangan penilaian autentik antara lain sebagai berikut:

Metode Penelitian

  • PendekatanPenelitian
  • KehadiranPeneliti
  • LokasiPenelitian
  • Sumber Data
  • ProsedurPengumpulan Data
  • TeknikAnalisis Data
  • PengecekanKeabsahan Data

Mengenai jenis sumber data yang diperoleh peneliti dalam penelitian ini terdapat 2 jenis sumber data, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. a) Sumber data primer. Sumber data primer dalam penelitian ini merupakan sumber data yang diperoleh langsung oleh peneliti subjek penelitian melalui wawancara.Jenis data yang diperoleh peneliti melalui sumber primer adalah permasalahan guru dalam pelaksanaan penilaian autentik di kelas I MIN 2 Kota Mataram berupa keterbatasan yang dialami guru dan upaya guru mengatasi kendala yang muncul dalam pelaksanaan penilaian autentik pada kurikulum 2013 jenis data pada kurikulum 2013 diperoleh jenis data. dokumen penilaian autentik atau arsip penilaian autentik.

Untuk mencapai hal tersebut, peneliti tentunya menggunakan metode yang berbeda dalam proses pengumpulan data agar data yang diperoleh benar-benar valid. Jenis data yang peneliti peroleh melalui metode wawancara adalah permasalahan guru dalam mengimplementasikan penilaian autentik pada kurikulum 2013 berupa. Sehingga metode dokumentasi dapat dikatakan sebagai pelengkap data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi.

50 Dalam mereduksi data, peneliti mencermati, membandingkan dan merangkum hal-hal penting dari data yang diperoleh dari berbagai informan seperti guru, kepala sekolah dan siswa Sehingga data yang diperoleh terkait permasalahan guru dalam pelaksanaan penilaian autentik pada kurikulum 2013 di kelas I MIN 2 Kota Mataram benar-benar data yang akurat dan utuh. Apabila kesimpulan yang diperoleh peneliti masih bersifat sementara dan tidak didukung bukti sementara dan tidak didukung bukti mengenai kesimpulan tersebut, maka peneliti harus kembali ke lapangan agar data yang diperoleh tentang permasalahan guru berupa kendala dan upaya guru mengatasi kendala yang muncul dalam pelaksanaan penilaian otentik pada kurikulum 2013 pada kurikulum 2013, tetapi kesimpulan Kota, kesimpulan Kota, tetapi kesimpulan Kota, kesimpulan data kredibel. Triangulasi sumber adalah menggali kebenaran informasi melalui berbagai sumber. Oleh karena itu triangulasi sumber merupakan kegiatan membandingkan data yang diperoleh dari sumber yang berbeda 53 Dalam penelitian ini peneliti mengecek keabsahan data dari berbagai informan mengenai data permasalahan guru dalam penerapan penilaian autentik pada kurikulum 2013 di kelas I MIN 2 Kota Mataram.

Sistematika Pembahasan

Ruwaida selaku guru kelas I-A menjelaskan bahwa keterbatasan yang dihadapi guru dalam menilai kompetensi adalah: Upaya guru mengatasi keterbatasan penilaian kompetensi sikap siswa kelas I MIN 2 Kota Mataram. Peneliti : Keterbatasan apa yang Bapak/Ibu alami dalam proses perencanaan asesmen kompetensi pengetahuan.

Peneliti : Apa keterbatasan yang kamu miliki dalam melakukan asesmen pengetahuan. Peneliti : Kendala apa saja yang Ibu alami dalam proses pengolahan asesmen kompetensi pengetahuan. Peneliti : Kendala apa yang bapak hadapi saat melakukan asesmen kompetensi keahlian.

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Upaya guru dalam mengatasi kendala dalam pelaksanaan penilaian

Kendala yang dialami guru dalam pelaksanaan penilaianautentik

Upaya guru dalam mengatasi kendala yang muncul dalam

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan petikan hasil wawancara yang dilakukan peneliti di atas, dapat disimpulkan bahwa kendala yang dialami guru dalam melaksanakan asesmen otentik kompetensi pengetahuan adalah banyaknya lembar kerja siswa yang harus disediakan, dan kemampuan siswa yang bervariasi, artinya ada siswa yang tidak mampu menulis, ada yang kemampuan guru gagap dalam membaca sedikit. Berdasarkan beberapa petikan wawancara di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kendala utama dalam proses pelaksanaan asesmen kompetensi keterampilan autentik adalah terkait dengan keterbatasan waktu yang tersedia untuk menilai jumlah siswa yang besar dan rubrik asesmen yang akan disediakan tidak sedikit. Mengenai upaya yang saya lakukan untuk mengatasi kendala yang ada pada penilaian pengetahuan, saya biasanya memantau siswa yang tidak pandai membaca dan menulis.

Dalam upaya saya untuk mengatasi kendala yang sering muncul dalam proses asesmen kompetensi pengetahuan, biasanya saya sering mengadakan kelas membaca bagi siswa yang belum lancar membaca.” 80. Dari pernyataan beberapa informan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yang muncul dalam penilaian kompetensi pengetahuan melalui pemantauan dan pemberian pelajaran tambahan kepada siswa yang tidak dapat membaca dan menulis. Berdasarkan kutipan wawancara dengan berbagai narasumber di atas tentang upaya guru dalam mengatasi kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan asesmen kompetensi keahlian autentik yaitu guru harus menyediakan atau mengatur waktu yang tersedia agar waktu yang tersedia dapat memenuhi asesmen kompetensi keahlian, khususnya asesmen kompetensi proyek atau unjuk kerja keterampilan tidak dapat menggunakan waktu yang sedikit, sehingga guru harus memberikan batasan waktu kepada siswa pada saat melakukan asesmen.

2013. Berdasarkan hasil temuan data peneliti, jumlah siswa pada setiap kelas (kelompok belajar) cukup besar, sehingga hal ini dapat mempengaruhi dan menjadi penghambat pelaksanaan asesmen kompetensi sikap autentik, karena dengan demikian proses pembelajaran menjadi tidak efektif. Dua kendala dalam penilaian kompetensi pengetahuan siswa adalah penilaian pengetahuan yang dilakukan oleh guru untuk mengukur sejauh mana tingkat pencapaian atau kemampuan siswa dalam pengetahuan pengetahuan88. Data detail berdasarkan hasil wawancara tentang kendala yang dihadapi guru dalam penilaian pengetahuan autentik antara lain jumlah lembar kerja siswa yang harus diserahkan dan kemampuan siswa yang berbeda-beda, artinya ada siswa yang tidak bisa menulis, ada yang gagap dalam membaca, sehingga guru sedikit kesulitan dalam menilai pengetahuan.

Maka dari penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa permasalahan guru dalam melakukan penilaian autentik pada kurikulum 2013 di kelas I MIN 2 Kota Mataram berupa kendala yang dialami guru dalam pelaksanaan penilaian autentik pada kurikulum 2013, diantaranya jumlah siswa yang banyak di setiap kelas (format penilaian dan hasil karya siswa tidak tersedia di kelas), tidak intensif dalam melakukan penilaian, dan siswa kurang lancar dalam membaca dan menulis. Keterbatasan dalam asesmen keterampilan antara lain waktu yang terbatas disertai dengan jumlah siswa yang cukup banyak sehingga menyulitkan dalam melakukan asesmen keterampilan, terutama pada saat menilai jenis proyek.

Saran

Peneliti : Kendala apa saja yang Ibu hadapi dalam melakukan proses pengolahan asesmen kompetensi keahlian. 32. Kendala apa saja yang Bapak/Ibu hadapi dalam melakukan proses pengolahan asesmen kompetensi keahlian. Upaya apa yang telah Anda lakukan untuk mengatasi kendala yang muncul dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengolahan asesmen kompetensi keahlian.

Gambar 1. Wawncara dengan Ibu Ruwaida
Gambar 1. Wawncara dengan Ibu Ruwaida

Gambar

Tabel 1  Perbedaan dan Persamaan dari Penelitian yang Relevan, 10  Tabel 2               Data Peserta Didik, 45
Gambar 1. Wawncara dengan Ibu Ruwaida
Gambar 2. Wawncara dengan Ibu Hasbiyah

Referensi

Dokumen terkait

This step of practicing to write on a moving table and then later re-arranging the text and reviewing the text was supported by Akerson and Young (2005) who