• Tidak ada hasil yang ditemukan

yayasan akrab pekanbaru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "yayasan akrab pekanbaru"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA

Volume 8 Nomor 2 Edisi Mei 2023 (226-239)

226 PENGUATAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA DESA

DALAM PELAKSANAAN PEMERINTAHAN DAN PEMBANGUNAN DI DESA AKETOBOLOLO KECAMATAN OBA TENGAH

--- Muhammad Fazry

Dosen Universitas Nuku

(Naskah diterima: 1 April 2023, disetujui: 28 April 2023) Abstract

In relation to Aketobololo Village, Oba Tengah District, based on the results of the initial survey, the researchers found the following phenomena: First, village development is carried out in a sectoral manner, so there is no guarantee of the continuity of the development program. Second, the human resources in the village, both officials and the community, have contributed greatly to the slow implementation of various village development efforts. Limited funding sources, both from the village and from the Regency/City, Province and National, are another major factor causing the slow development process. . In this study, researchers used a type of qualitative descriptive research which in this study according to Sugiyono (2013: 06) "descriptive research is research conducted on independent variables, that is, without making comparisons or combining with other variables". Data expressed in the form of words, sentences, schemes and pictures. Where the purpose of descriptive research is to make a descriptive, description or systematic, factual and accurate regarding the facts and characteristics as well as the relationship between the phenomena that occur. So the writer concludes that qualitative descriptive research is to describe and find the widest possible information about the object of research research. The objectives of this research are to find out and do: (1) Strengthen the Role of the Village Head in implementing government management in Aketobololo Village, Oba Tengah District, and (2) find out the supporting and inhibiting factors in implementing development in Aketobololo Village, Central Oba District.

Keywords: Government, Leadership, Policy and Service.

Abstrak

Dalam kaitannya dengan Desa Aketobololo Kecamatan Oba tengah, berdasarkan hasil survey awal peneliti menemukan fenomena-fenomena bahwa: Pertama, pembangunan desa yang dilaksanakan bersifat sektoral sehingga tidak ada jaminan kelangsungan program pembangunan tersebut. Kedua, sumber daya manusia di desa, baik aparat maupun masyarakatnya memberikan kontribusi besar terhadap lambatnya berbagai upaya pelaksanaan pembangunan desa itu, keterbatasan sumber pendanaan, baik dari desa maupun dari Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional, merupakan faktor utama lain yang menyebabkan lambatnya proses pembangunan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang mana dalam Penelitian ini menurut Sugiyono (2013:06) “penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan atau menggabungkan dengan variabel lain”. Data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, skema dan gambar.

(2)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA

Volume 8 Nomor 2 Edisi Mei 2023 (226-239)

227 Dimana tujuan penelitian deskriptif adalah membuat deskriptif, gambaran atau secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang terjadi.

Jadi penulis menyimpulkan penelitian deskriptif kualitatif adalah mengambarkan dan mencari informasi seluas-luasnya tentang objek riset penelitian. Adapun tujuan dalam penelitia ini yaitu untuk mengetahui dan melakukan : (1) Penguatan Peran Kepala Desa dalam pelaksanaan pengelolaan pemerintahan di Desa Aketobololo Kecamatan Oba Tengah, dan (2) mengetahui faktor penunjang dan penghambat dalam pelaksanaan pembangunan di Desa Aketobololo Kecamatan Oba Tengah.

Katakunci: Pemerintah, Kepemimpinan, Kebijakan dan Pelayanan.

I. PENDAHULUAN

ebagaimana diketahui bahwa pada umumnya penyelenggaraan pem- bangunan desa merupakan manifestasi sistem demokrasi di tingkat desa sehingga proses penyelenggaraannya dilaksanakan atas dasar prinsip “dari, oleh, dan untuk rakyat”. Salah satu tugas kepala desa yang disebutkan yaitu mengko- ordinasikan pembangunan desa secara partisipatif untuk mencapai tujuan pembangunan di perlukan koordinasi dan kesungguhan dari aparat dalam melaksanakan tugas-tugas pembangunan dan menggerakan masyarakat untuk turut serta berperan dalam merencanakan, melaksanakan, merealisasikan dan mengawasi kegiatan pembangunan sarana umum desa. Keberhasilan Kepala Desa di dalam memberikan pelayanan dan pengayoman kepada masyarakat pada akhirnya nanti akan memberikan tingkat keberhasilan pada tingkat pemerintahan dan tingkat pembangunan yang lebih tinggi.

Sebagai tokoh dilingkungannya,maka seorang kepala desa juga mengemban tugas membangun mental masyarakat desa, baik dalam bentuk menumbuhkan maupun mengembangkan semangat-semangat pem- bangunan.

Dalam kaitannya dengan Desa Aketobololo Kecamatan Oba tengah, berdasarkan hasil survey awal peneliti menemukan fenomena-fenomena bahwa:

Pertama, pembangunan desa yang dilaksanakan bersifat sektoral sehingga tidak ada jaminan kelangsungan program pembangunan tersebut. Kedua, sumber daya manusia di desa, baik aparat maupun masyarakatnya memberikan kontribusi besar terhadap lambatnya berbagai upaya pelaksanaan pembangunan desa itu, keterbatasan sumber pendanaan, baik dari desa maupun dari Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional, merupakan faktor utama lain yang menyebabkan lambatnya proses pembangunan di Desa Aketobololo

S

(3)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA

Volume 8 Nomor 2 Edisi Mei 2023 (226-239)

228 Kecamatan Oba Tengah. Berbagai persoalan

yang melingkupi penyelenggaraan peme- rintahan dan pembangunan desa serta peran kepala desa, badan permusyawaratan desa dan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, sehingga hal inilah yang mendorong peneliti untuk mengkaji lebih jauh berbagai persoalan tersebut.

II. KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Peran dan Kepemimpinan Kepemimpinan (Leadership) adalah kemampuan seseorang (yaitu pemimpin atau leader) untuk mempengaruhi orang lain (yaitu yang dipimpin atau pengikut pengikutnya).Sehingga orang lain tersebut bertingkah-laku sebagaimana kehendaki oleh pemimpin tersebut. Kadangkala dibedakan antara kepemimpinan sebagai kedudukan dan kepemimpinan sebagai suatu proses social (Koentjaraningrat dalam Purnama, 2017;6-7).

Sebagai kedudukan, kepemimpinan merupakan suatu kompleks dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang dapat dimiliki oleh seseorang atau suatu badan. Sebagai salah satu proses sosial, kepemimpinan meliputi segala tindakan yang dilakukan seseorang atau sesuatu badan yang menyebabkan gerak dari warga masyarakat (Soerjono Soekanto dalam Purnama, 2017;6-7). Menurut Wahjosumijo

(dalam Purnama, 2017;7) dalam praktek organisasi kata memimpin mengandung konotasi : “menggerakkan, mengarahkan, membina, melindungi, memberi teladan, memberikan dorongan, memberikan bantuan dan sebagainya”. Dari kata tersebut dapat dirumuskan memimpin mengandung makna yang luas yaitu “Kemampuan untuk menggerakkan segala sumber daya yang ada sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.

Masalah kepemimpinan sama tuanya dengan sejarah manusia. Dalam kepemim- pinan dibutuhkan manusia karena adanya keterbatasan dan kelebihan tertentu pada manusia. Apakah orang-orang dalam masyarakat atau organisasi tidak dapat menjalankan tugas atau fungsinya tanpa adanya seorang pemimpin? Pemimpin diperlukan, sedikitnya terdapat empat macam alasan: (a) karena banyak orang memerlukan figur pemimpin, (b) dalam beberapa situasise oarang pemimpin perlu tampil mewakili kelompoknya, (c) sebagai tempat pengambilan resiko bila terjadi tekanan terhadap kelomponya dan (d) sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan (Purnama, 2017;8).

(4)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA

Volume 8 Nomor 2 Edisi Mei 2023 (226-239)

229 2.2 Konsep Pelaksanaan Pemerintahan

Dan Pembangunan Desa

Menurut Mahfud (2001;66) pemerintahan dalam arti luas didefenisikan sebagai seluruh organ kekuasaan didalam negara, yaitu legislatif, eksekutif dan yudikatif, bahkan dalam arti luas pemerintahan diartikan sebagai pelaksana tugas seluruh badan-badan, lembaga-lembaga dan petugas-petugas yang diserahi wewenang untuk mencapai tujuan negara. Tetapi dalam arti sempit pemerintah hanya mencakup organisasi fungsi-fungsi yang menjalankan tugas pemerintahan (eksekutif) yang bisa dilakukan kabinet dan aparat-aparat dari tingkat pusat sampai kedaerah. pada pasal 23 Undang-Undang nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Pemerintah Desa disebutkan sebagai penyelenggara pemerintahan di Desa.

Selanjutnya pada pasal 25 disebutkan bahwa pemerintah Desa adalah kepala Desa (atau yang disebut dengan nama lain), dan dibantu oleh perangkat Desa, Adapun perangkat Desa terdiri dari Sekretaris Desa, Pelaksana Kewilayaan Dan Pelaksana Teknis.

Berdasarkan Undang-Undang nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan oleh pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan

Desa (BPD) dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat atau Desa.

Dalam hal ini, merujuk pada paragraf 2 pasal 14 ayat (1) Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, bahwa pemimpin pemerintah desa adalah kepala desa yang bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan kema- syarkatan. Dengan demikian hubungan kepala desa dengan badan permusyawaratan desa adalah hubungan kemitraan dan unsure koordinasi dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan dalam sistim penyelenggraan pemerintahan di desa

Kepala desa dipilih langsung oleh penduduk desa warga Negara Republik Indonesia yang syarat selanjutnya dan tata cara pemilihan diatur oleh Peraturan Daerah yang berpedoman kepada peraturan pemerintah. Calon kepala desa yang memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan kepala desa ditetapkan sebagai kepala desa terpilih.

2.3 Tugas, Wewenang, Hak dan Kewajiban Kepala Desa

Dalam menjalankan wewenang, fungsi dan tugas pimpinan kepaladesa yaitu dengan menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dan merupakan penyelenggaraan dan

(5)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA

Volume 8 Nomor 2 Edisi Mei 2023 (226-239)

230 tanggung jawab utama di bidang

pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintah desa, urusan pemerintah umum, termasuk pembinaan ketentraman dan ketertiban sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan menumbuhkan serta mengembangkan jiwa gotong royong masyarakat sebagai sendi pelaksanaan pemerintah desa.

Dalam melaksanakan kepemim- pinannya, kepala desa memiliki tugas, wewenang, hak dan kewajiban sebagai berikut: Menurut UU No. 6 tahun 2014 pasal 26 ayat (1) seorang kepaladesa bertugas menyelenggarakan pemerintah desa, melaksanakan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan desa. Adapun wewenang kepala desa menurut UU No.6 tahun 2014 pasal26 ayat (2) adalah Pertama, Memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Kedua Mengangkat dan memberhentikan perangkat Desa, Ketiga Memegang kekuasaan pengelolaan keuangan dan Aset Desa, Keempat Menetapkan Peraturan Desa, Kelima Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, Keenam Membina kehidupan masyarakat

Desa, Ketujuh Membina ketentraman dan ketertibaan masyarakat Desa, Kedepan Membina dan meningkatkan perekonomian Desa serta mengintegrasikannya agar mencapai perekonomian skala produktif untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat Desa, Kesembilan Mengembangkan sumber pendapatan Desa, dan yang Kesepuluh Mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian kekayaan negara guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa

III. METODE PENELITIAN 2.4 Daerah Penelitian

Daerah penelitian merupakan tempat yang akan meneliti permasalahan sesuai dengan judul yang telah ditetapkan. Penelitian dilakukan di Desa Aketobololo Kecamatan Oba Tengah Kota Tidore Kepulauan.

Dipilihnya lokasi ini karena berdasarkan fenomena yang terjadi bahwasanya peranan Kepala Desa dalam penyelenggaraan pembangunan di Desa Aketobololo belum terlaksana dengan baik dan jauh dari harapan masyarakat selama ini.

2.5 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Penelitian ini menurut Sugiyono (2013:06)

“penelitian deskriptif adalah penelitian yang

(6)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA

Volume 8 Nomor 2 Edisi Mei 2023 (226-239)

231 dilakukan terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa

membuat perbandingan atau menggabungkan dengan variabel lain”. Data yang dinyatakan dalam bentuk kata ,kalimat, skema dan gambar.

Dimana tujuan penelitian deskriptif adalah membuat deskriptif, gambaran atau secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang terjadi.Jadi penulis menyimpulkan penelitian deskriptif kualitatif adalah mengambarkan dan mencari informasi seluas- luasnya tentang objek riset. Dengan teknik dan alat pengumpulan data yakni.Dokumentasi, Observasi dan Wawancara yang dilakukan dengan informan penelitian.

2.6 Teknik Pengumpulan Data 2.6.1 Wawancara (interveiw)

Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi dan sebagainya, yang dilakukan dua pihak yaitu pewawancara dan yang diwawancarai (Bungin, 2001:108). Dalam penelitian deskriptif kualitatif, wawancara biasanya dilakukan secara mendalam, wawancara mendalam menjadi alat utama yang dikombinasikan dengan observasi dilapangan (Bungin, 2001:108). Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara mendalam

terhadap pemerintah desa dan masyarakat desa Aketobololo yang berhubungan dengan peranan Kepala Desa Aketobololo dalam pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan publik.

2.6.2 Pengataman (observasi)

Ruslan (dalam Septiana Nur Utami,2011:9) mengklasifikasikan observasi dengan tiga cara, pertama bertindak sebagai partisipan atau nonpartisipan, kedua observasi dapat dilakukan secara terang terangan dihadapan responden atau dengan melakukan penyamaran mengenai kehadirannya di hadapan responden. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan obsevasi partisipasi dan menggunakan wawancara model baku terbuka terhadap pemerintah desa dan masyarakat desa Aketobololo yang berhubungan dengan peranan kepala desa dalam pelaksanaan pembangunan di lokasi penelitian.

2.7 Sumber Data

Dalam penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu :

a. Data sekunder

Data sekunder merupakan data penunjang yang diperolah daru literatur, artikel dan catatan-catatan. Sugiyono mengunggkapkan bahwa data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada

(7)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA

Volume 8 Nomor 2 Edisi Mei 2023 (226-239)

232 pengumpul data misalnya lewat orang lain

atau lewat dokumen (Sugiyono, 2009:225).

Dalam penelitian ini data sekunder di dapatkan dari tabel statistik, buku peraturan desa, dokumen-dokumen, dan sebagainya yang ada kaitannya dengan permasalahan yang diteliti di lokasi penelitian.

b. Data primer

Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data Sugiyono, 2009:225). Jadi data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari khalayak yang ditetapkan sebagai informan.

Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari pemerintah desa dan masyarakat di lokasi penelitian.

2.8 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2009:81).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik penentu sampel dengan pertimbangan tertentu atau sampel bertujuan. Sampel ini tepat digunakan untuk penelitian kualitatif atau penelitian yang tidak melakukan generalisasi (Sugiyono, 2009:85). Hal yang sama juga dikatakan Pawito (dalam Septiana Nur Utami, 2011:12) bahwa sifat metode sampling dari penelitian kualitatif adalah puposive sampling. Dalam penelitian ini

sampel bertujuan untuk mewakili informasi yaitu diambil dari kepala desa, beberapa perangkat desa dan masyarakat mengenai kegiatan komunikasi kepala desa Aketobololo dalam memberikan motivasi swadaya pembangunan fisik Desa Aketobololo.

2.10 Validitas Data

Validitas menunjukan sampai sejauh mana data yang diperoleh telah secara akurat mewakili realitas atau gejala yang diteliti, Pawito (dalam Septiana Nur Utami, 2011:13).

Validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik trianggulasi data.

Bungin mengatakan bahwa triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dan dari berbagai teknik pengumpulan data (Bungin, 2001:96). Pawito (dalam Septiana Nur Utami, 2011:13) mengemukakan beberapa macam teknik triangulasi, yaitu : (1) triangulasi data. (b) triangulasi metode, (c) triangulasi teori dan (d) triangulasi peneliti.

Dari keempat macam triangulasi diatas yang dikemukakan Septiana, hanya triangulasi data yang digunakan dalam penelitian ini.

Triangulasi data digunakan untuk mengetahui data yang diperoleh.

2.11 Teknik Analisis Data

(8)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA

Volume 8 Nomor 2 Edisi Mei 2023 (226-239)

233 Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif kualitatif dengan mengumpulkan,

menyusun, menganalisis dan

menginterpretasikan suatu data. Setelah itu data yang telah dikumpulkan lalu diolah secara kualitatif. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Miles dan Huberman (dalam Septiana Nur Utama, 2011:13-14) menguraikan tahapan teknik analisis data yang disebut interactive model yaitu tahap reduksi data, penyajian data dan verivikasi (penarikan dan pengujian simpulan).

Reduksi data merupakan upaya-upaya yang dilakukan peneliti selama proses analisis data dan tidak terpisahkan dari analisis data.

Langkah-langkah dalam reduksi data adalah sebagai berikut : (a) editing, pengelompokan dan meringkas data, (b) peneliti menyusun kode dan catatan mengenai berbagai hal termasuk yang berkaitan dengan aktivitas serta proses sehingga peneliti dapat menemukan tema, kelompok dan pola data (Pawito dalam Septiana Nur Utami, 2011:14). Penyajian data meliputi langkah-langkah mengorganisasi data atau mengelompokkan data. Sementara pada tahap verifikasi, peneliti mempertimbangkan pola data yang ada atau kecenderungan dari data yang telah dibuat.

IV. HASIL PENELITIAN

Sebelum menguraikan hasil penelitian perlu kirannya peneliti lampirkan struktur pemerintahan desa aketobololo sebagimana tertera pada table diatas. Tata-tata kelola pemerintahan merupakan wujud dalam proses pembenahan sebuah sistem organisasi untuk menuju kearah yang lebih baik. Selain itu suatu upaya yang dilakukan oleh sebuah organisasi untuk mencapai target, tujuan dan sasaran yang telah direncanakan sebelumnya.

Karena secara subtansial upaya peningkatan kinerja lebih dititik beratkan pada proses input dan output yang di landaskan pada sebuah prosedur mindset atau dengan kata lain transformasi sektor pemerintahan yang mengubah fokus akuntabilitas dari orientasi input oriented accountability terutama berupa outcomes. berikut adalah beberapa indkator dari tatakelola pemerintahan yang baik seperti Partisipasi, Transparansi dan, Koordinasi.

Oleh karena itu, kaitannya dengan upaya-upaya peningkatan pelaksanaan tata kelola pemerintahan dalam meningkatkan kineja kepala Desa Aketobololo maka berikut hasil wawancara peneliti dengan Bapak Ilham Ibrahim, selaku Sekretaris Desa sebagai berikut:

(9)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA

Volume 8 Nomor 2 Edisi Mei 2023 (226-239)

234 Menurut Bapak ( Sekretaris Desa )

Bagaimana peran Kepala Desa dalam Pemerintahan di Desa Aketobololo ?

Selama kurang lebih empat tahun ini bentuk upaya yang kami lakukan itu adalah yang pertama melakukan pelayanan yang baik dan maksimal terhadap masyarakat dalam bentuk apapun dan setidaknya meminta usul atau saran dari berbagai tokoh masyarakat dari masing-masing dusun atau ketua-ketua RT dan RW itu sendiri terkait dengan keputusan- keputusan yang dikelurkan oleh Kepala Desa.

Kami juga meneyepakati bersama kepala desa bahwa kami berupaya melakukan rembuk warga terlebih dahulu. Rencananya kedepan akan dilakukan rembuk warga sekaligus melakukan evaluasi pelaksanaan pembangunan dan memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar bentuk partisipasi masyarakat kedepannya nanti lebih baik lagi dari sebelumnya.Yang kedua menyangkut hubungan aparatur desa dengan kepala desa maupun secara kelembagaan akan kami jalin silahturahim yang lebih intens lagi dengan BPD agar semua bisa bersatu kembali.(wawncara penulis pada tanggal 04 september 2020 pada pukul 16.00.WIT).

Dari uraian di atas maka menurut hemat peneliti bahwa penerapan manajemen

dalam meningakatkan pelaksanaan fungsi manajemen pada dasarnya adalah merubah mindset yang mengarah pada sektor untuk mengubah fokus akuntabilitas yang transparansi

2.12 Faktor-Faktor Pendukung dan

Penghambat Terciptanya Pemerintahan Yang Baik.

a. Faktor-faktor pendukung adalah faktor yang mendukung keberhasilan peme- rintahan good governance baik dalam hal komitmen bekerja untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat baik dalam segi infrastruktur maupun pemberdayaan dan pembinaan demi mendapatkan kepercayaan masyarakat.

b. Faktor-faktor Penghambat adalah rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem pemerintahan yang dijalankan sehingga berdampak pada lemahnya sebuah birokrasi hal ini juga berdampak pada gagalnya sitem pemerintahan.

Oleh karena itu, kaitannya dengan Faktor-Faktor pendukung dan penghambat terciptanya pemerintahan yang baik dalam peningkatan pelaksanaan pembangunan demi terciptanya birokrasi yang baik di Desa Aketobololo maka berikut hasil wawancara

(10)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA

Volume 8 Nomor 2 Edisi Mei 2023 (226-239)

235 peneliti dengan bapak Muhza Ali, selaku

kepala desa sebagai berikut:

Menurut Bapak (Kepala Desa) apa saja faktok-faktor pendukung dan penghambat terciptanya pemerintahan yang baik di Desa Aketobolo ?

Secara peribadi maupun institusi desa merupakan pemerintahan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat sehingga banyak hambatan dan cobaan bahkan pujian sekalipun sering kami lalui di Desa Aketobololo, namun menjadi seorang pemimpin di desa harus mengedepankan kepentingan masyarakat walaupun terkadang apa yang sudah di rencanakan oleh pemerintah desa atau program yang siap di jalankan harus dihentikan atau di klaim oleh sekelompok masyarakat. Untuk faktor-faktor pendukung yang saya dapati yaitu masih adanya sebagian masyarakat yang mendukung program pemerintah yang sudah direncanakan dan kinerja bawahan yang selalu siap melayani kepentingan umum. (wawancara peneliti pada tanggal 04 september 2020 pada pukul 18.00.WIT).

Dari hasil wawancara diatas maka menurut peneliti bahwa Faktor-Faktor pendukung dan penghambat terciptanya pemerintahan yang baik perlu adanya good

governance atau tata kelola pepemrinatahan yang baik merupakan sebuah cara untuk menghadirkan dampak positif yang sebesar- besarnya bagi masyarakat baik dalam hal transparansi atau keterbukaan.

2.13 Peran Kepala Desa dalam Pelaksanaan Pembangunan

Lembaga Pemerintah Desa sebagai birokrasi pemerintahan yang memiliki kewenangan penuh dalam mengatur keberlangsungan kesejahteraan masyarakat desa. Hal ini tentu menjadi peran aktif kepala desa selaku pimpinan di desa sangat di butuhkan oleh masyarakat karena masyarakat mempertanyakan manfaat pelayanan instansi pemerintah. Suatu hal yang penting untuk mengukur keberhasilan satu organisasi dalam mencapai tujuannya. Setiap organisasi penting untuk selalu melakukan penilaian terhadap kinerja pemimpinnya hal tersebut dapat di jadikan sebagai input bagi perbaikan dan peningkatan kinerjanya di kemudian hari.

Namun Keberhasilan pembangunan di desa pada saat ini bukan hanya tanggung jawab aparat pemerintah desa khusunya kepala desa saja melainkan tanggung jawab masyarakat untuk menetukan pembangunan desanya yang sesuai dengan kebutuhan dan adat istiadat yang ada, dimana masing-masing

(11)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA

Volume 8 Nomor 2 Edisi Mei 2023 (226-239)

236 individu harus dapat melaksanakan fungsinya

masing-masing untuk melakukan pengawasan terhadap manajemen kinerja aparatur pamarintah di desa dengan efektif. Oleh karena itu kaitannya dengan peran kepala desa dalam pembangunan di desa Aketobololo maka berikut hasil wawancara peneliti dengan Bapak Ilham Ibrahim, S.IP, selaku sekretaris desa Aketobololo sebagai berikut:

Menurut Bapak ( Sekretaris Desa ) Bagaimana peran Kepala Desa dalam Pembangunan di Desa Aketobololo ?

Mengenai peran kepala desa selama ini secara organisasi pemerintahan baik keputusan ataupun kebijakan kepala Desa untuk pembangunan Desa sudah Sesuai dengan peraturan yang berlaku. Namun apa mau dikata segala sesuatu yang dilakukan oleh kepala desa dianggap tidak sesuai oleh masyarakat karena saya melihat setiap masyarakat yang ada di desa aketobololo memiliki cara berpikir yang berbeda ada pro dan kontra, dan itulah pemimpin pasti ada yang suka dan tidak suka. Namun pada prinsipnya atas nama institusi pemerintahan kami tetap melaksanakan sesuai dengan yang di perintahkan oleh undang-undang dan peraturan yang berlaku (wawancara penulis

pada tanggal 01 september2020 pukul 09.00 WIT)

Hal senada juga di sampaikan oleh kepala Desa Aketobololo bapak Muhza Ali yaitu:

Menurut Bapak (Kepala Desa) Bagaimana peran Kepala Desa dalam Pembangunan di Desa Aketobololo ?

saya kira kami pemerintah desa sudah bekarja sesuai dengan fungsinya, kami juga terus berkomunikasi dengan baik sampai saat ini.

meskipun dari lembaga BPD yang tidak harmonis komunikasi di internal kelembagaan mereka, di antaranya Ketua BPD Bapak Jaenal Senen dengan Sekretaris BPD Bapak Edi S Hori yang terkadang sering silang pendapat dalam setiap forum-forum resmi musdes atau sesering juga terjadi perdebatan antara ketiga anggpta BPD dalam hal ini saudari Esterlina Kasalahuhe denga saudari Astuti Nurdin yang tidak sejalan denga apa yang di rencanakan oleh Ketua BPD dan Sekretaris. Hal ini karena kita bisa melihat bahwa factor dari semua itu adalah kurang mengedepankan saling percaya antara pimpinan BPD dan anggota yang ada.

(wawancara penulis pada tanggal 02 september 2020 pukul 10,00.WIT)

Hasil wawancara di atas tergambar bahwa minimnya kinerja kepala Desa adalah

(12)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA

Volume 8 Nomor 2 Edisi Mei 2023 (226-239)

237 akibat dari minimnya pembinaan dan

pelatihan dari pihak-pihak yang berkompeten.

Semisalnya pihak kecamatan dan DPMD Kota Tidore Kepulauan oleh karena itu menurut hemat peneliti pelaksanaan peningkatann peran kepala desa adalah suatu ukuran bahwa pelaksanaan kinerja adalah proses pengamatan dari pada proses seluruh kegiatan oleh para stakeholders untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah di tentukan sebelumnya. Efektifitas pelaksanaan peran kepala desa dalam penelitian ini dilihat melalui indikator kinerja antara lain dasar hukum, yaitu pelaksanaan peran kepala desa menurut ketentuan peraturan yang berlaku dalam melaksanakan fungsinya untuk kepentingan masyarakat dan pemerintah desa.

2.14 Hambatan-Hambatan dalam Pembangunan di Desa Aketobololo

Hambatan merupakan suatu hal yang sering terjadi pada suatu organisasi sebab itu dalam meningkatkan peran kepala desa maka kemampuan dan pengalaman individu merupakan suatu harapan untuk mewujudkan cita-cita masyarakat di desa. Oleh karena itu kaitanya dengan hambatan dalam kinerja kepala desa di Desa Aketobololo maka, menurut Bapak Muhza Ali selaku kepala Desa

Aketobololo sebagai berikut: Menurut Bapak ( Kepala Desa ) hambatan-hambatan apa saja yang dalam melaksanakan pembangunan di desa ?

Terkait dengan kendala ini saya pikir banyak sekali kendala yang menyangkut kebijakan yang kami laukkan di lapangan yakni:. (1).

terkait dengan pandangan, pemikiran dan pemahaman masyarakat, sehingga ada hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan masyarakat mengira bahwa itu adalah sesuatu yang harus dilakukan karena itu tanggung jawab kami, akan tetapi aspirasi dan keluhan dari masyarakat kami terus melayani. (2).

masyarakat kurang pro aktif dengan kurang melibatkan diri dalam pembangunan di desa dan mungkin masyarakat belum terlalu faham dengan kerja-kerja di dalam pemerintah desa itu sendir, dan (3). BPD selaku mitra pemerintah desa harus mampu memberikan informasi dan sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan perencanaan pembangunan di desa apalagi BPD merupakan perpanjang tangan dari masyarakat.Saya kira tiga hal itu yang menjadi kendala bagi kami selama ini..(wawancara penulis pada tanggal 04 september 2020 pada Dari hasil wawancara di atas dapat dijelaskan bahwa kendala-kendala pelaksanaan pembangunan desa di pengaruhi

(13)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA

Volume 8 Nomor 2 Edisi Mei 2023 (226-239)

238 oleh faktor sosialisasi sehingga mempengaruhi

tingkat pemahaman masyarakat yang masih kurang mengenai peran kepala desa.

Berdasarkan penjelasan yang dapat dijelaskan bahwa dengan berubahnya paradigma pembangunan di era reformasi saat ini yaitu dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat, selain itu pemerintah desa juga tidak memiliki kemampuan untuk memberdayakan masyarakat agar turut berpartisipasi dalam proses perencanaan pembangunan yang merupakan tanggung jawab bersama. untuk ikut menentukan pembangunan daerahnya sesuai dengan kebutuhan dan adat istiadat yang di akui dan di hormati dalam sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia.

Keberhasilan pembangunan di Desa Aketobololo saat ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah desa saja melainkan tanggung jawab bersama oleh karena itu ketidak harmonisan antara BPD dengan masyarakat maupun sebaliknya termasuk minimnya pengetahuan, pengalaman maupun berbeda pandangan baik masyarakat maupun BPD harus mencari solusinya serta harus membangun silaturahmi lebih baik lagi.

Karena apabila hal tersebut berlanjut akan mempengaruhi proses pelaksanan fungsi dan

peranan dalam meningkatkan kinerja kepala desa.

V. KESIMPULAN

1. Berdasarkan dari hasil pembahasan yang telah peneliti uraikan terkait dengan Penguatan Peran Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Pelaksanaan Pemerintahan Dan Pembangunan Di Desa Aketobololo Kecamatan Oba Tengah, dengan ini menarik kesimpulan bahwa keberhasilan pemerintahan dan pembangunan di desa pada saat ini bukan hanya tanggung jawab aparat pemerintah desa khusunya kepala desa saja melainkan tanggung jawab masyarakat untuk menentukan pembangunan desanya yang sesuai dengan kebutuhan dan adat istiadat yang ada, dimana masing-masing individu harus dapat melaksanakan fungsinya masing- masing untuk melakukan pengawasan terhadap manajemen kinerja aparatur pemerintah desa.

2. Hal ini patut di sadari bahwa pemerintahan dan pembangunan sudah di warnai semangat reformasi yang mengedepankan pengontrolan sebagai bagian dari proses yang di harapkan. Untuk itu diperlukan kesamaan dan keseragaman akan visi dan misi bahwa kinerja kepala desa dapat di

(14)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA

Volume 8 Nomor 2 Edisi Mei 2023 (226-239)

239 lakukan secara maksimal apabila ada

pengawasan bersama oleh seluruh lapisan masyarakat termasuk di dalamnya pihak- pihak yang berkompeten di tingkat desa yaitu BPD guna terwujudnya masyarakat yang maju, mandiri, sejahtera dan berkeadilan.

DAFTAR PUSTAKA

Artika Yasinda, 2017. Peranan Kepala Desa Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Pada Kegiatan Gotong Royong Di Desa Gedung Gumanti Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Hadi, 2000, Metodologi Penelitian, Yogyakarta, Andi Yogyakarta.

Kurnia, Deska. 2019. Peranan Kepala Desa Dalam Pelaksanaan Pembangunan Di Desa Kubang Jaya Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. Skripsi.

Universitas Islam Riau.

Lobolo, 2007, Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta.

Mahfud MD, 2001, Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Okta Hendrik,2013. Peran Kepala Desa Dalam Penyelenggaraan Pembangunan Desa Tanjung Keranjang Kecamatan Malinau Kota Kabupaten Malinau. E- Journal Ilmu Pemerintahan. FISIP UNMUL.

Purnama, Iwan. 2017. Peranan Kepemimpinan Kepala Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Fisik Desa (Studi Desa Pendere Saril Kecamatan Bebesen

Kabupaten Aceh Tengah. Skripsi.

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Medan Area.

Paramitha Rusadi. 2011. Fungsi Kepala Desa Dalam Pelaksanaan Pembangunan Di Kecamatan Kerumutan Kabupaten Pelalawan. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Sarpin.”Tanpa Tahun”. Peran Kepala Desa Dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus Di Desa Genjor Kecamatan Sugihwaras Kabupaten Bojonegoro. Jurnal Ilmu Administrasi Negara.

Sondang P. Siagian. 2012. Administrasi Pembangunan Konsep, Dimensi,dan Strateginya.Jakarta: Bumi Aksara.

Sondang P. Siagian. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia,. Edisi I, Catatan Ketiga Belas, Jakarta: Bumi Aksara Undang-Undang Republik Indonesia No. 6

Tahun 2014 Undang-Undang Desa Kelurahan dan Kecamatan. Yogyakarta : Pustaka Mahardika

Referensi